Kenapa dia bisa menelpon Mama Lastri, padahal baru saja aku mencoba menghubunginya, mungkin tak ada sinyal harus positif thingking Mey.
"Yaudah kamu hati-hati disana, jaga kondisimu, Mama tutup ya," ujar Lastri menutup ponselnya.
"Mey kamu sudah ditelepon sama Nick? kayanya dia senang banget dari nada bicaranya, happy banget kayanya"
"(Hening sejenak) Hmm ... sudah Ma tadi pagi Nick sudah telepon," jawab Mey bohong.
"Pasti dong, masa yayangnya gak dikasih kabar," ejek Lastri dan dijawab senyuman Meyra.
Didapur Meyra mencoba beberapa kali untuk menelpon Nick namun hasilnya nihil.
Nick bagaimana aku tidak berpikiran buruk jika begini Nick?, setidaknya kamu sms atau apa Nick, tak terasa airmatanya jatuh.
"Mbak?, Mbak nangis?" tanya Anti cemas.
"Gak kok tadi 'hmmm' Nick telepon, jadi agak melow." Meyra berusaha menyembunyikan kesedihannya.
"Wah pantas kangen ya, bucin banget," ledek Anti.
"Kamu ya," sambil mengejar Anti. Biar saja satu rumah menganggap demikian, Meyra bingung dengan statusnya sekarang.
Hari berganti hari dan bulan berganti bulan, tak terasa Nick sudah 2 bulan di kota Charli. Meyra sudah tak berharap lagi dihubungi oleh Nick. Dia percaya bahwa suatu hari nanti pasti Nick akan menghubunginya.
"Mbak Mey, Bik Jum bisa minta tolong?" sapa Bik Jum. Meyra memang lagi gak kuliah hari ini karena dosennya ada keperluan mendadak. Dia sedang membantu Man Slamet membersihkan parit depan garasi.
"Eala Jum gak ngerti orang sibuk apa? Mbak Mey masih bantuin aku lo!"
"Kamu kan bisa nyuruh Pardi, lagian ini kerjaan wong lanang (laki-laki) kok bisa nyuruh anak gadis gak malu," sewot Bik Jum.
"Bukan gitu Jum tadi Pardi di telepon istrinya katanya anaknya sakit, kalau aku yang ngerjain kamu tau sendiri pinggangku sering kumat," jawab Slamet ngeles.
"Alah wes tuwek (sudah tua) ya pensiun, satpam kok boyok'en (sakit pinggang)," ledek Jum lagi.
Sedari tadi Meyra yang menyaksikkan pertengkaran mereka hanya tertawa kecil, ini gak sekali dua kali dia menyaksikan adegan ini. Hampir tiap hari Meyra melihat adegan perdebatan antara Bik Jum dengan suaminya, Bik Jum dengan Anti sekarang dengan Man Slamet.
"Bik, jadi minta tolongnya?" sela Mey sambil tersenyum ringan..
"Oala Mbak hampir lupa gara-gara wong tuwek." Bik Jum melirik tajam kearah Man Slamet.
"Sudah-sudah, Bik Jum mau minta tolong apa? saya sudah selesai kok, tinggal Man Slamet telepon tukang sampahnya saja kesini buat angkutin sampah-sampahnya"
"Terimakasi banyak ya Mbak Mey, saya jadi gak enak"
"Kalau gak enak kasih vitsin," potong Bik Jum sambil menarik Meyra kearah pintu samping.
"Dasar gen**ng (Gil*)," maki Man Slamet.
"Ada apa Bik Jum?" tanya Mey heran.
"Bik Jum minta tolong, Mbak sama Anti antar ini ke tempat teman Nyonya Lastri, saya gak bisa karena Nyonya minta bantuin bersih-bersih kamar," mohon Bik Jum sambil menyodorkan sebuah paperbag entah isinya apa.
"Kenapa sama Anti Bik?, saya bisa sendiri kan ada ojol gak kawatir kesasar"
"Bahan makanan habis jadi Anti sekalian Bibik suruh mampir ke swalayan dekat kafe itu, sekalian jalan dan temanin Mbak Mey, daripada Mbak dimanfaatin sama 'bangkotan' tua itu lebih baik jalan-jalan sama Anti ya kan"
"Hidih Bibik kejam banget hahahaha"
"Yaudah, mana Anti sekarang Bik?"
"Dia lagi cuci piring, bentaran selesai, Bibik keatas dulu ya, makasi sebelumnya cantik"
Di Kafe
Lo**h inikan tempat Nick sama aku ...
Meyra sock dan melongo melihat tempat yang diantar driver ojol.
"Gak salah tempat An?"
"Enggak tuh, ini tempatnya?, kenapa gak sesuai aplikasi Mbak?"
Sejenak berpikir, A**staga Mama Lastri kan pernah ngomong yang punya kafe itu teman dia, aduh kok bisa jadi pikun gini sih.
"Udah Mbak Mey disini aja saya kedalam antar ini dulu." pamit Anti meninggalkan Meyra diambang pintu kafe .
Meyra yang sedari tadi mengutak-atik ponselnya terhenti saat ada suara yang menyebut-nyebut namanya.
"Gimana itu anak ya, bisa-bisanya KKN duluan, pintar dia habis ambil hadiah langsung kabur dari pembokat kampung itu siapa ya namanya bro lupa," tanya Topas.
"Meyra kalau gak salah," ujar teman yang lain.
"Kayanya memang kita kasih umpan empuk sama Nick gila emang itu 'babu' langsung bilang 'yes', jangan-jangan memang sudah klepek-klepek dia sama Nick," ujar Eben.
"Selanjutnya siapa taruhannya bro, aku mau 'lah' kalau sasarannya 'babu' juga tapi uangnya disamain sama Nick atau dilebihin," tanya Topas bersemangat.
"Hahahahaha". Eben tertawa lepas.
Byurrr!!!
Anti langsung mengambil air didepan meja mereka dan menyiram Eben dengan keras. Eben sontak kaget langsung berberbalik ingin mengetahui siapa yang kurang ajar dengannya.
"Kamu udah gak waras hahh!!!, berani-beraninya kamu kurang ajar sama aku!! salah aku apa!!." ada kilatan marah dimata Eben karena sudah diperlakukan kurang ajar seperti itu.
♤♤
Flasback
Anti sudah mutar-mutar diparkiran mencari Meyra kemana-mana.
"Kemana Mbak Mey ini ..."
Tapi langkahnya terhenti saat melihat Meyra menatap sedih sekumpulan anak nongkrong didepannya. Sebenarnya dia ingin mengajak Meyra pergi saat itu juga, tapi langkahnya terhenti saat sekumpulan anak-anak itu saling mengejek dan memanggil Meyra dengan sebutan babu. Yang paling menyedihkan ternyata Meyra dijadikan taruhan mereka.
Anti sempat kaget dan gak percaya apa yang dia dengarkan. Sesekali menatap Meyra yang sudah menunduk dan menangis dibelakang mereka.cDia sudah gak tahan lagi saat laki-laki itu benar-benar menghancurkan harga diri Meyra lagi dan lagi.
Flasback End
♧♧
"Kenapa hah!!, kamu mau pukul aku??, mau bunuh aku!!! silahkan .. tapi ingat wahai kamu yang benar-benar kaya raya, kamu yang sudah mempermainkan hati semua wanita ingat kamu itu keluar dari rahim siapaaa hah!!! dari banci?????!!!!!bisa-bisanya kamu buat wanita jadi taruhanmu!!!," bentak Anti sambil memajukan mukanya.
"An, sudah-sudah ayo," ajak Meyra sambil terisak.
Eben yang mengetahui kalau dia teman Meyra akhirnya tersenyum mengejek.
"Owwh ternyata temannya 'babu', emang kenapa kamu mau apa sekarang?, kamu iri mau dijadikan taruhan juga? boleh-boleh." ledek Eben disambut gelak tawa teman-temannya.
"Kalian emang sampah, kalian emang gak pantas keluar dari rahim wanita, kalian cocoknya keluar dari dub*r binatang yang sesuai dengan watak kalian," ledek Anti tegas diiringi tawa ringan pengunjung kafe yang lain.
"Kamu!!." Eben sudah mengangkat tangan hendak menampar Anti tapi terhenti saat Anti dengan berani maju selangkah mendekat ke Eben.
"Kenapa mau tampar silahkan, biar semua tahu tuan kaya raya ini selain akalnya yang gak ada juga suka main tangan dengan wanita," ujar Anti yang memajukan pipinya, sadar kalau Eben cuma diam saja dia bertanya lagi, "Gak jadi tampar?"
"Kau berani sekali, kamu sadar kamu melawan siapa hah?," ancam Eben sambil mengepalkan tangannya yang tadinya hendak menampar Anti.
"Ben, ayo banyak orang yang ngelihat, pamor kamu bisa hancur!, banyak yang ngerekam lagi," ajak Topas yang melihat kekanan kiri sadar bahwa mereka jadi bahan tontonan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Uji Sujiono
muter2 mulu pusing
2020-05-08
0