"Mey, bisa gak kita diluar saja disini kurang nyaman," ujar Willy melihat sekeliling taman itu.
"Kenapa pak? kita cuma membahas materi yang bapak ajarkan kan? lagian disini cukup nyaman daripada diluar pak??," jawab Meyra menegaskan.
Meyra sudah cukup tau kalau asisten dosennya sering mencuri kesempatan saat memberi tugas bertubi-tubi kepadanya terlebih hanya dia yang sangat rumit dan mengharuskan untuk berinteraksi dengan si pembuat tugas tersebut.
"Mey, kan sudah aku bilang berkali-kali jangan panggil aku pak, umurku tak setua itu," ujar Willy menatap intens ke Meyra.
"Hanya diluar kampus aku bisa memanggil seperti itu, oke Willy bisa aku tau dimana salahku?" tanya Meyra yang akhirnya mengalah karena dia ingin secepatnya menyudahi percakapan mereka.
Nick yang sedari tadi menatap keduanya langsung kesal dan ingin rasanya menarik paksa Meyra saat itu juga.
"Hei..!!!, kenapa?" tanya Eben yang saat itu bingung melihat Nick dipojokan cendela. Dia baru tahu saat melihat arah tatapan Nick diluar cendela itu.
"Boleh juga Meyra ya Nick,cowoknya cakep juga," tutur Eben sambil mengunyah kacang bungkusnya.
"Cowok katamu, hehehe gak mungkin!!."Nick berdengus kesal.
"Lah apanya yang gak mungkin, Meyra cukup cantik kalau dilihat-lihat apalagi kalau diurai begitu 'beh' lihat tuh cowok daritadi gak ada henti-hentinya menatap Meyra," jawab Eben sengaja menggoda Nick.
Muka Nick yang sedari tadi dibuat senatural mungkin berubah menjadi merah padam menahan amarah cemburunya.
"Eheemm! kayanya ada yang cemburu??," ledek Eben duduk disebelah Nick.
"Apa??? cemburu?? hahahaha gila!!.. aku cuma penasaran apa yang mereka omongin gak lebih dari itu," jawab Nick spontan dan langsung pergi menuju kamarnya.
"Idih keliatan banget, Nick jatuh cinta wah jadi trending dikampus nehh." Eben tertawa melihat tingkah lucu Nick.
###
Esoknya..
"Apa!!!." Lastri hampir tak percaya dengan perkataan Bik Jum dan langsung naik ke lantai dua.
Dia memeriksa kamar Meyra. Anti pun juga bingung kenapa Meyra tak berpamitan dengannya. Dia berulang kali menelpon tapi ponsel Meyra dimatikan.
"Astaga Meyra!! kenapa begini??." Lastri kaget melihat selembar kertas diatas nakas dekat tempat tidur Meyra.
"Mbak Mey kemana bu?" tanya Bik Jum bingung melihat Nyonyanya nangis.
"Ini gara-gara Nick, anak itu kalau gak buat macam-macam gak mungkin ada kejadian begini." Tangisan Lastri semakin menjadi.
"Entah kemana itu anak Bik Jum, dia kan sebatang kara." Sejenak Lastri terdiam mendengar suara mobil Nick.
##
"Yakin mau nginep sini??," tanya Nick heran melihat Eben yang tiba-tiba ngotot mau menginap.
"Iya daripada besok kesiangan ke pasarnya, takut diterkam harimau kelaparan." Eben langsung tertawa mendengar kata-katanya sendiri. Dia tersenyum-senyum sendiri tak sabar ingin pergi ke pasar dengan Anti lagi.
Sebenarnya alasan Eben menginap selain takut kesiangan juga karena Anti. Gadis itu berhasil membuat penasaran Eben. Apapun yang disuruh Anti seperti memotong rumput, membuang sampah dan lain-lain Eben pasti langsung merespon walaupun harus diajari terlebih dahulu.
"Ehh Tante .." Eben menyapa Lastri yang baru tiba didepan mereka.
Plaakkkk!!!!!
"Ma, kenapa lagi?? aku salah apa Mah?." Nick tampak kesakitan dan memegang pipi kirinya yang sudah memerah itu.
"Kamu gak salah, kalian gak pernah salah cuma aku dan Ibumu (menunjuk ke arah Eben) yang salah karena melahirkan kalian," tutur Lastri.
"Lihat ini!!!!(menyodorkan kertas), lihat akibat ulah kalian dampaknya luar biasa untuk Meyra!!." Lastri yang terus menumpahkan amarahnya membuat Nick tampak bingung.
Nick berlari setelah selesai membaca surat itu, dia masuk ke kamar Meyra dan disana hanya ada Anti yang tampak melihat foto Mey.
"Mey..." panggil Nick mengira Anti adalah Meyra.
"Bukan Mas saya Anti, baru saja saya merasakan ada saudara yang tak pernah memandang kelas antara miskin dan kaya sekarang dia .. Mbak Meyra sudah pergi." Tutur Anti sedih dan menyodorkan pigura itu ke Nick.
"Baru terasa sakitnya Mas jika orang yang kita sayangi itu pergi, entah mas Nick merasakannya atau tidak," ujar Anti sebelum meninggalkan kamar itu.
Bruuuuuukk!!
Nick terduduk , entah kakinya terasa lemas sekali sehingga dia gak sanggup untuk berdiri.
K**enapa Mey, baru saja aku ingin mengenalmu lebih dalam baru saja jantung ini berdebar untukmu, baru saja aku belajar cara mencintaimu, maaf Mey maaaf perbuatanku emang tak pantas untuk dimaafkan, batin Nick terisak.
Nick sangat patah hati dia bingung harus bagaimana. Jika ada Meyra dihadapannya mungkin dia akan sujud sampai Meyra memaafkannya. Dia memutuskan untuk mengurung diri dikamarnya.
"Nick?? " sapa Eben bingung melihat raut muka temannya yang sangat kacau itu. Nick keluar dari kamar Meyra dan tidak menghiraukan sapaan Eben. Dia langsung masuk kamarnya dan dikunci.
Eben melihat itu jadi semakin merasa bersalah. Baru saja dia mau turun, dia melihat Anti dihadapannya.
"Jadi tuan kaya raya apakah kamu bisa merubah segalanya?, apa kamu bisa mencari nona Meyra sekarang?, apakah saat itu kamu tahu kalau dia yatim piatu?, tapi kayanya yang kamu lakukan sekarang percuma!!!!, sujudpun juga percuma nona sudah pergi dan aku harap ini pertemuan kita terakhir," ujar Anti bertubi-tubi, dia sudah muak dengan lelaki didepannya, tanpa mendengar jawaban Eben dia memutuskan untuk pergi.
"An please maafin aku, tolong jangan begitu An, aku akan usaha mencari Meyra aku janji tapi jangan kamu putuskan hubungan kita." Eben yang mencegah Anti turun.
"Hubungan? haaah!! kamu gak sakit (memegang dahi Eben, oooo maksud kamu hubungan antara majikan dan pembantu?, maaf Tuan kaya raya majikan saya cuma mereka yang ada disini," terang Anti berusaha melepaskan tangannya.
Eben patah hati mendengar kata-kata Anti. Dia gak mengira kalau perbuatannya membuat semua orang menjadi seperti ini.
"An, aku tak pernah menganggapmu rendah mungkin kemarin perbuatanku tak bisa dimaafkan tapi An, kamu sudah mengajariku banyak hal pleaseee An, semua boleh memakiku, boleh menyumpahiku yang penting kamu jangan pergi An." Mohon Eben mendekatkan diri ke Anti.
"Kenapa tuan? apakah kamu ingin menjadikanku taruhan lagi?, apa Mey belum cukup untukmu?" ujar Anti yang semakin emosi dengan perkataan Eben.
"An aku tulus, please jangan ungkit lagi taruhan atau semacamnya dan jangan panggil aku tuan." Eben yang semakin mencengkram tangan Anti.
"Maaf Eben, bisakah kamu melepaskan tanganku rasanya tak wajar dengan kelasmu yang memegang tangan seorang pembantu sepertiku," tatap Anti.
"Kenapa kalau aku tidak mau?, aku tak pernah menganggapmu rendah An, sudah berapa kali aku harus bilang hah!!"." Kali ini Eben agak keras.
"Aku sayang sama kamu An!! mungkin kamu bingung tapi ini yang aku rasa An." Akhirnya Eben melepaskan Anti dan memeluk gadis didepannya. Dia gak mau melihatkan airmatanya yang sudah merembes keluar karena menahan emosinya.
"Kamu?." Anti kaget luar biasa dengan pernyataan Eben yang terlihat sangat menyedihkan itu.
A**hh pasti aku dijebak lagi baru juga ketemu beberapa hari ini, dasar monster sial**n liat saja aku apa yang aku lakuin.
"Ben sudah, aku perlu waktu please jangan maksa." Anti berusaha melepaskan pelukan Eben, dia takut Ibu dan Bapaknya melihat apalagi Majikannya.
Eben terpaku melihat Anti turun kebawah, sekarang dia menyesal kenapa baru sekarang dia menyadari. Benar kata Topas hanya Anti yang membuatnya tak bisa tidur, dulu karena dia begitu bencinya dan sekarang dia begitu menyukainya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Bukan pembaca gelap
Aku nanti baca kok
2020-10-31
1