Jebakan

Siang hari anak-anak Ammar sudah pulang dari sekolah. Mereka dengan lahapnya memakan menu makan siang yang sudah tersedia diatas meja makan.

Latifa dan Shirly juga telah ikut bergabung. Mereka memasang tampang cuek sembari mengambil lauk-pauk.

Kinan yang sudah sedari awal ikut menyiapkan menu makan siang, kini tengah menyuapi Shaka makan dan beberapa kali memperhatikan Lesya yang duduk didepannya yang juga sedang menghabiskan nasi di piringnya.

"Tante, papa kapan pulang?" Tanya Shaka tetap dengan kepolosannya.

"Mungkin besok atau lusa papa sudah pulang sayang." Jawab Kinan.

Latifa dan Shirly saling memandang seperti merencanakan sesuatu setelah tahu kapan jadwal Ammar akan kembali ke rumah.

"Kinan, sore ini kamu belanja ya ke supermarket! Kulkas sudah kosong!" Pinta Latifa pada Kinan.

Kinan yang malas berdebat meskipun itu bukan tugasnya menurut saja dengan mengiyakan permintaan Latifa.

Sehabis membereskan piring dan gelas sisa makan siang tadi. Kinan beranjak dan memutuskan untuk mandi dulu sebelum ke supermarket.

Shirly dan Latifa yang memang merencanakan sesuatu diruang keluarga mulai menjalankan aksinya.

******

Kinan sudah bersiap untuk pergi ke supermarket, ia akan berbelanja kebutuhan rumah seperti pinta Latifa.

"Mau berangkat ke supermarket mbak?" Tanya Minah pada Kinan.

"Iya bi Minah, aku pergi ya. Titip anak-anak ya bi" jawab Kinan.

Minah mengangguk dan seraya pergi menuju ruang keluarga dimana anak-anak sedang berkumpul.

Tapi ketika Kinan ingin keluar dari pintu belakang, tiba-tiba Shirly memanggilnya. Meskipun malas, Kinan tetap datang menghampiri Shirly yang ternyata berada di dapur.

"Ada apa?" Tanya Kinan tak ramah.

"Kamu sudah mau pergi?" Shirly balik bertanya.

Kinan mengangguk sembari ingin pergi dan malas menggubris Shirly.

"Tunggu dulu Kinan!" Shirly mencegah Kinan yang akan beranjak.

"Besok aku akan pulang ke Bali. Kerumah orangtuaku. Maka dari itu, sebelum aku pulang aku mau minta maaf sama kamu hari ini!"

"Aku tidak salah mendengar?" Jawab Kinan acuh.

Shirly menggeleng.

"Maaf ya Kinan, selama aku berada disini aku kurang sopan padamu. Padahal kamu sekarang adalah istri Ammar. Kamu mau kan menerima maafku?" Tawar Shirly lagi.

"Ck, kamu serius atas ucapanmu? Bukannya kamu memang tidak menyukaiku?" Kinan merasa ada yang janggal atas sikap Shirly.

Shirly mendekati Kinan yang berdiri didepan mini bar yang ada didapur.

"Kamu duduk dulu ya!" Ucap Shirly lembut sembari mendudukkan badan Kinan dikursi bar dengan memegang kedua pundak Kinan. Kinan merasa risih tapi tetap duduk melihat tingkah Shirly yang aneh.

"Sekali lagi aku minta maaf ya, aku harusnya menjaga sikap dirumah ini karena aku adalah pendatang disini. Maafkan aku ya?" Ujarnya yang berdiri didepan Kinan yang terduduk.

Kinan mengangguk.

"Ya sudah." Jawab Kinan ikhlas.

"Sebentar ya!" Shirly buru-buru menuju dapur-bersih dan mengambil sesuatu untuk ia hidangkan dihadapan Kinan.

"Ini sebagai permintaan maafku. Kemarin kamu kan sudah buatkan aku kue, ini aku buatkan kamu kue juga plus tehnya ." ujar Shirly sembari menyerahkan sepotong kue dalam piring kecil dan segelas teh hangat.

Kinan menatap Shirly tidak percaya. Kinan tidak menyangka perlakuan Shirly yang berubah 180 derajat. Padahal Kinan masih mengingat perlakuan wanita ini terhadapnya sampai Kinan menjulukinya "wanita ular."

"Ayo dicicipi Kinan. Sebentar lagi kamu kan harus ke supermarket!" Kata Shirly lagi.

Kinan yang merasa sudah ikhlas memaafkan Shirly, harus membuang pikiran negatif tentang wanita didepannya ini, yang kelihatannya sudah berniat sekali untuk meminta maaf sampai membuatkannya kue segala.

Kinan memotong kue itu dengan garpu kecil lalu memakannya. Setelah menghabiskan potongan kue itu, Kinan meminum teh yang juga sudah tersedia.

"Terimakasih Shirly" ucap Kinan Tulus.

Kinan mulai beranjak dan berjalan untuk meninggalkan dapur, ia harus segera berangkat sebelum hari semakin gelap.

Kinan melangkah, tapi sebelum dirinya benar-benar meninggalkan dapur itu, mendadak kepala Kinan terasa berdenyut. Lalu Kinan merasa mengantuk yang teramat sangat.

"Kamu kenapa Kinan?" Samar-samar Kinan mendengar suara Shirly yang heran dengan kondisi Kinan.

Tapi seketika itu juga pandangan Kinan berubah menjadi abu-abu dan dan tiba-tiba saja gelap. Lalu Kinan ambruk diambang pintu dapur.

Kinan pingsan tidak sadarkan diri. Shirly tersenyum melihat Kinan yang sudah masuk dalam perangkapnya.

Tiba-tiba Latifa datang dan menghampiri Shirly dan melihat Kinan yang sudah tergeletak didapur.

"Sekarang bagaimana?" Tanya Latifa dengan nada antusias.

"Tante tenang saja, ini biar jadi urusanku. Dia tidak akan sadar dalam waktu dekat. Teh nya sudah aku bubuhi obat tidur dengan dosis yang bisa menyebabkan ia nyenyak dalam waktu yang lama" ujar Shirly sambil tersenyum sinis.

Shirly menelepon beberapa orang suruhannya yang sebelumnya sudah diaturnya agar berada tak jauh dari luar rumah. Mereka yang akan membereskan Kinan.

Tak berselang lama, tubuh Kinan sudah masuk kedalam mobil yang dikuasai oleh orang-orang suruhan Shirly.

"Kalian buang dia ditempat yang tidak akan dicurigai orang!" Ujar Shirly pada dua orang lelaki suruhannya.

Lelaki yang satu sudah menghidupkan mesin mobil. Sedangkan yang satunya, setelah mendapat perintah langsung masuk kedalam mobil yang sama, yang juga ada Kinan tergolek didalamnya. Mereka segera menjalankan tugasnya.

Shirly menatap kepergian mobil itu dengan senyum mengembang.

"Akhirnya sesuai perkataanku, kau telah ku buang!" Ucap Shirly pada dirinya sendiri seraya dia menepuk-nepuk telapak tangannya seolah membersihkan debu yang menempel.

Shirly masuk kedalam rumah dari pintu belakang dan mendapati Latifa diambang pintu.

"Nggak ada yang curiga sama kedatangan orang-orangku kan tante?"

"Aman. Minah lagi sibuk sama anak-anak. Sedangkan Irah, tante suruh menyetrika pakaian diruang belakang!" Jawab Latifa.

"Tadi pihak satpam komplek juga menelpon, menanyakan orang-orang itu yang akan berkunjung, tante sudah konfirmasi bahwa mereka orang untuk mengambil barang Ammar yang tertinggal. Maka mereka bisa masuk kesini dan tak akan dicurigai"

"Bagus lah tante, sekarang benalu dirumah tante sudah pergi dan kemungkinan akan sulit untuk kembali" jawab Shirly enteng.

Tante Latifa mengangguk senang tanpa menanyakan lagi apa yang akan dilakukan Shirly terhadap wanita yang amat dibencinya itu.

*******

Perjalanan dua orang suruhan Shirly berjalan mulus tanpa hambatan yang berarti. Mereka sedang berpikir akan membuang wanita ini dimana.

"Apa kita buang ke jurang saja, bos?" Tanya yang mengemudikan mobil.

"Jangan, kalau kejurang dan ditemukan oleh orang lain. Bisa-bisa terbongkar kedok kita!"

"Lalu kemana? Ini sudah mulai gelap"

"Kita buang saja didepan Club malam yang dipusat Kota. Kalaupun ada yang melihat, mereka akan menyangka gadis ini sedang mabuk dan tak akan mencurigai bahwa dia sudah dibuang."

"Ide bagus bos. Tapi kalau dia sadar dan langsung pulang bagaimana?"

"Kata mbak Shirly dia tidak mungkin sadar dengan cepat. Kalaupun besok dia sadar dan pulang kerumahnya, mbak Shirly sudah merencanakan hal lain agar dia pergi dengan sendirinya dari rumah itu!"

Mobil pun menuju Club malam yang memang sudah terkenal dipusat Kota. Hari masih terlalu dini untuk orang-orang yang akan menghabiskan malam di dalam Club itu, sehingga suasana diluar gedung itu pun masih terlihat sepi.

Dua orang suruhan itu dengan mudahnya meletakkan tubuh Kinan dipinggiran jalan yang mungkin akan sulit untuk dilihat orang-orang, jika tidak khusus berada diarea yang sama. Orang-orang akan lebih memilih lewat jalur depan ketimbang jalur ini.

Setelah selesai dengan tugasnya, mereka berdua pun meninggalkan area dimana tubuh Kinan tergeletak tanpa ada seorangpun yang tahu.

*******

Suara dentuman musik dari dalam Club bertalu-talu membuat siapa saja yang ada didalam Club itu bersemangat ingin menggoyangkan badan mengikuti irama musik.

Club tampak ramai mengingat ini adalah sabtu malam. Terlihat bartender dengan sigap memainkan perannya dengan baik. Tampak pula Dj yang sedang mengontrol alat didepannya untuk mengatur musik.

Banyak orang dengan penampilan yang beragam sedang meminum minumannya di sofa dan kursi-kursi yang tersedia.

Tamu mulai berdatangan, sebagian besar datang berpasangan. Bahkan ada satu pria yang menggandeng dua wanita.

Kepulan asap rokok menyembul dari beberapa meja yang telah terisi pengunjung.

Club yang cukup besar, terdapat panggung yang diatasnya sudah ada 6 sampai 7 orang wanita penari yang sudah berlenggak-lenggok sesuai irama musik.

Disudut ruangan VIP tampak tiga orang lelaki yang sepertinya sedang meminum minuman mereka tanpa adanya wanita disekitar mereka.

"Gue kabur dari rumah!" Ucap lelaki pertama sambil menyulut api rokok dimulutnya.

"Gila lo! Entar nyesel lo!" Jawab lelaki kedua sambil meneguk minumannya dalam sekali teguk.

"Eh si kunyuk! palingan entar lagi juga balik lo. Mana tahan lo nggak ngerasain fasilitas dirumah bokap lo!" Jawab lelaki ketiga tak mau ketinggalan.

"Bosen gue! bokap nyuruh gue kerja nerusin usahanya. udah tau anaknya nggak minat hal begituan. bingung nggak lo? " Jawab lelaki pertama.

Kedua temannya kompak menarik sudut bibirnya mendengar pernyataan lelaki pertama itu.

"Trus lo tinggal dimana?" Tanya lelaki kedua.

"Ya di apartment gue lah. Buat apa punya apartment kalo nggak ditinggalin, g*blok!"

"Hahahaa gila lo! Gue pikir kabur dari rumah nggak mau pakai fasilitas dari orangtua. Masih aja lo ternyata!" Lelaki ketiga geleng-geleng kepala melihat ulah kawan karibnya didunia dosa.

Mereka bertiga pun melanjutkan acara minum-minum didalam Club itu, sampai getaran handphone disaku celana lelaki pertama menghentikan aktifitasnya.

Lelaki itu buru-buru keluar dari dalam Club menuju kearah belakang untuk menjawab panggilan di handphonenya, karena suara dentuman musik akan mengganggu pendengarannya.

Terutama dia tak ingin seseorang yang menelponnya mengetahui keberadaannya yang tengah didalam Club malam.

Ketika sudah sampai di area belakang Club, dia buru-buru mengangkat panggilannya.

"Kenapa, Ma?" Jawabnya pada seorang yang telah menelponnya.

"Kamu dimana? Kamu jangan begini terus, nak!"

"Udah mama tenang aja. Aku nggak kemana-mana kok."

"Kamu tidur dimana malam ini?"

"Hmm, aku tidur di apartmen aja, ma. Tolong mama bilang sama papa jangan tarik fasilitas aku ma. Aku cuma mau sendiri dulu!"

"Kamu masih butuh sama papa mu tapi kamu mengabaikan keinginannya!"

Lelaki itu menelpon sambil mengedarkan pandangannya kebeberapa tempat, sampai ia menyadari sesuatu yang aneh. Seperti seseorang tergeletak dijalanan.

Dia mengabaikan suara diseberang telepon. Ia mengucek-ngucek matanya beberapa kali untuk memastikan apa yang dilihatnya.

"Ma, nanti aku telepon lagi ya!" Ucapnya. Tanpa persetujuan sang mama ia memutuskan panggilan telepon itu.

Dia beranjak menuju tempat dimana ia melihat seseorang sedang tergeletak tak berdaya.

"Astaga dia seorang gadis" ujarnya pada dirinya sendiri diantara sadar dan mabuknya.

Ia menelepon kedua temannya yang masih berada didalam Club agar keluar menemuinya diarea belakang.

Tak berapa lama, kedua lelaki itu datang dan kaget melihat apa yang ditemukan si lelaki pertama.

"Gila bro! Ini kok bisa nemu cewe cakep disini!" Ujar lelaki kedua.

"Diem lo, Nyet! Nggak bisa liat yang bening dikit lo!" Cetus lelaki pertama yang menemukan Kinan.

"Udah diem lo pada! Ini gimana, mau diapain?" Cerocos lelaki ketiga yang bingung harus berbuat apa.

"Yaudah, lo bawa mobil gue lewat jalanan itu terus bawa masuk ke area ini" pinta lelaki pertama pada lelaki kedua sambil melemparkan kunci mobilnya.

Setelah memastikan keadaan sekitar, dua lelaki itu masuk dalam mobil yang sama, diikuti lelaki pertama yang membopong tubuh Kinan untuk ikut masuk kedalam mobil itu.

"Terus mau dibawa kemana ini cewek?"

Mereka semua melempar pandangan. Masing-masing bingung harus membawa kemana gadis yang mereka temui ini.

"Bawa ke rumah sakit aja!" Celetuk lelaki kedua.

"Nggak bisa b*go! Nanti kita yang kena imbasnya!" Ujar lelaki ketiga.

"Dia masih hidup kan?" Sambung lelaki ketiga lagi.

Lelaki pertama yang posisinya memangku Kinan mengangguk. Ia lalu memperhatikan wajah Kinan dengan tatapan dalam.

"Nggak mungkin kerumah gue!" Ujar lelaki kedua.

"Apalagi rumah gue. Lo tau kan ntar gue bisa digor*k bokap gue, bawa cewek gini. pingsan pula!" Jawab Lelaki ketiga tak mau kalah.

Lalu mereka menatap kompak ke arah lelaki yang duduk dibelakang sedang memangku gadis yang mereka tolong.

"Di apartment lo aja. Lo kan sekarang tinggal diapartment, Nyuk!" Ujar keduanya sambung-menyambung kompak.

Lelaki pertama yang menjumpai tubuh Kinan itu pun mau tak mau mengiyakan.

Setelah sampai di Apartmentnya, mereka bertiga ikut masuk. Waktu sudah terlalu larut, tidak banyak orang yang melewati dan dijumpai mereka didalam lift atau sekitaran Apartment. Beruntung, satpam pun seolah sudah berapa dialam mimpi.

Mereka bertiga masuk kedalam Apartment itu sambil yang satu tetap membopong gadis yang mereka temui.

"Udah Nyuk! Gue tolongin sampe disini aja. Gue mau balik!" Ujar lelaki ketiga.

Lelaki kedua angkat tangan tanda menyerah dan mengikuti langkah lelaki ketiga yang sudah melangkah keluar apartment.

Lelaki pertama sang pemilik Apartment menatap malas kedua kawan sepen-dosa-nya.

Sepulang kedua temannya, Lelaki itu membawa gadis yang belum juga sadarkan diri itu untuk masuk kedalam kamar. Meletakkannya diatas ranjang dengan sangat hati-hati.

"lo cantik!" Ujarnya pada wanita yang terbaring lemah dihadapannya.

Dalam kondisi setengah mabuk, tangannya terulur menyibak rambut Kinan. Menyelipkannya dibalik telinga.

Dia melihat telinga gadis itu yang tampak kemerahan setelah tak sengaja tersentuh.

Tanpa sadar wajahnya mendekat begitu saja ke telinga Kinan, dan menngecupnya pelan.

Tapi sepertinya ulahnya itu memancing dirinya sendiri untuk terjebak dikubangan setan.

Lelaki itu menghirup dalam-dalam aroma rambut Kinan yang terasa harum di indera penciumannya.

Dan diantara sadar dan mabuknya, ia mulai tersulut gairah terhadap gadis yang tak berdaya didepannya ini.

Beberapa kali ia mendaratkan ciuman di bibir tipis Kinan. Sampai akhirnya dia tak bisa mengendalikan diri untuk tak menjamah tubuh gadis itu lebih jauh lagi.

.

.

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

???

???

waduh! seseorang tolong 😫😵

2022-10-04

1

meimei

meimei

aaaaich....rugi besar si Ammar....

2021-12-03

1

VANESHA ANDRIANI

VANESHA ANDRIANI

ketemu jodoh nih

2021-11-11

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Permintaan
3 Menikah
4 Di kamar yang sama
5 Berusaha memulai
6 Jebakan
7 Petaka satu malam
8 Kemurkaan
9 Mengandung?
10 Pertemuan
11 Histeria
12 Berobat
13 Alamat
14 Keberanian
15 Rumah Sakit Jiwa
16 Teman baru
17 Meminta bantuan
18 Lelaki dan Buket bunga
19 Mama
20 Panggilan Khusus
21 Buku harian
22 Nyaman bersamamu
23 Dugaan yang salah
24 Kambuh
25 Dalih
26 Pria dingin
27 Melarikan diri
28 Menuju Villa
29 Mencari Kinanty
30 Mimpi buruk
31 Kedatangan Ammar
32 Menyusun Rencana
33 Dimana Kinan?
34 Dejavu
35 Keberadaan Kinan
36 Kejujuran Rey
37 Bucin
38 Bujukan Ammar
39 Ingin kembali?
40 Penguntit
41 Pengakuan
42 Tawaran
43 Keputusan Kinan
44 Menemui Kinan
45 Solusi
46 Menunggu
47 Pilihan yang sulit
48 Syarat
49 Kembali ke rumah
50 Surat
51 Rencana Papa
52 Menyadari kesalahan
53 Berjarak
54 Gugatan
55 Perpisahan
56 Pulangnya Shirly
57 Kehidupan baru yang asing
58 Hangout
59 Karma untuk Shirly
60 Mona?
61 Konspirasi
62 Nyuk, Nyet, Dal..
63 London
64 Persekongkolan
65 Anakmu
66 Dia benar-benar ada disini
67 Berkeliling London
68 London Eye dan Big Ben
69 Mengurus kepulangan
70 Sambutan
71 Mengenaskan
72 Datangnya Ammar
73 Kebohongan
74 Persiapan
75 Hot News
76 Masa lalu
77 Garden Party
78 Gugup di malam pertama
79 Memeriksakan kandungan
80 Pertama kalinya
81 Hadiah pernikahan
82 Terjadi sesuatu?
83 Bulan Madu
84 Sunset in Bora Bora Island
85 Sepupu?
86 Menjelajahi Pulau
87 Takut Kehilangan
88 Menolong
89 Memecahkan masalah
90 Marah
91 Rumah Sakit
92 Permintaan maaf
93 Apartment
94 Hadiah untuk istri
95 Pertemuan kembali
96 Gadis yang kabur?
97 Kata maaf
98 Pesta
99 Baby Boo
100 Epilog
101 Bonus Chapter-1
102 Bonus Chapter-2
103 Bonus Chapter-3
104 Bonus Chapter-4
105 Bonus Chapter-5
106 Bonus Chapter-6
107 Bonus Chapter-7
108 PENGUMUMAN!!!
109 Beri Pendapat, Please!
110 SEASON II - DI BALIK SIKAP TIDAK PEDULI
111 SEASON II - Kedatangan Xander
112 SEASON II - Pemuda yang haus darah
113 SEASON II - Firasat buruk
114 SEASON II - Pertolongan
115 SEASON II - Pembahasan Konyol
116 SEASON II - Merintis usaha kembali
117 SEASON II - Telepon
118 SEASON II - Jalan-jalan
119 SEASON II - Perasaan aneh
120 SEASON II - Lanjutkan hidupmu
121 SEASON II - Aku akan menamainya begitu
122 SEASON II - Kau akan tahu siapa lawanmu
123 SEASON II - Tersulut Emosi
124 SEASON II - Semuanya sudah berakhir?
125 SEASON II - Sadar
126 SEASON II - Cemburu pada tempatnya
127 SEASON II - Menjenguk
128 SEASON II - Bantu aku membersihkan diri!
129 SEASON II - Membantumu
130 Holla
131 SEASON II - Karena itu bukan kamu
132 SEASON II - Kecemburuan
133 SEASON II - Tidak Romantis
134 SEASON II - Semuanya tidak mudah
135 SEASON II - Kehilangan
136 SEASON II - Menutupi sesuatu
137 SEASON II - Panti Asuhan
138 SEASON II - Sosok yang familiar
139 SEASON II - Kau benar-benar mencintaiku
140 SEASON II - Sesuatu yang sudah direncanakan
141 SEASON II - One fine day
142 SEASON II - END
143 PROMO
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Prolog
2
Permintaan
3
Menikah
4
Di kamar yang sama
5
Berusaha memulai
6
Jebakan
7
Petaka satu malam
8
Kemurkaan
9
Mengandung?
10
Pertemuan
11
Histeria
12
Berobat
13
Alamat
14
Keberanian
15
Rumah Sakit Jiwa
16
Teman baru
17
Meminta bantuan
18
Lelaki dan Buket bunga
19
Mama
20
Panggilan Khusus
21
Buku harian
22
Nyaman bersamamu
23
Dugaan yang salah
24
Kambuh
25
Dalih
26
Pria dingin
27
Melarikan diri
28
Menuju Villa
29
Mencari Kinanty
30
Mimpi buruk
31
Kedatangan Ammar
32
Menyusun Rencana
33
Dimana Kinan?
34
Dejavu
35
Keberadaan Kinan
36
Kejujuran Rey
37
Bucin
38
Bujukan Ammar
39
Ingin kembali?
40
Penguntit
41
Pengakuan
42
Tawaran
43
Keputusan Kinan
44
Menemui Kinan
45
Solusi
46
Menunggu
47
Pilihan yang sulit
48
Syarat
49
Kembali ke rumah
50
Surat
51
Rencana Papa
52
Menyadari kesalahan
53
Berjarak
54
Gugatan
55
Perpisahan
56
Pulangnya Shirly
57
Kehidupan baru yang asing
58
Hangout
59
Karma untuk Shirly
60
Mona?
61
Konspirasi
62
Nyuk, Nyet, Dal..
63
London
64
Persekongkolan
65
Anakmu
66
Dia benar-benar ada disini
67
Berkeliling London
68
London Eye dan Big Ben
69
Mengurus kepulangan
70
Sambutan
71
Mengenaskan
72
Datangnya Ammar
73
Kebohongan
74
Persiapan
75
Hot News
76
Masa lalu
77
Garden Party
78
Gugup di malam pertama
79
Memeriksakan kandungan
80
Pertama kalinya
81
Hadiah pernikahan
82
Terjadi sesuatu?
83
Bulan Madu
84
Sunset in Bora Bora Island
85
Sepupu?
86
Menjelajahi Pulau
87
Takut Kehilangan
88
Menolong
89
Memecahkan masalah
90
Marah
91
Rumah Sakit
92
Permintaan maaf
93
Apartment
94
Hadiah untuk istri
95
Pertemuan kembali
96
Gadis yang kabur?
97
Kata maaf
98
Pesta
99
Baby Boo
100
Epilog
101
Bonus Chapter-1
102
Bonus Chapter-2
103
Bonus Chapter-3
104
Bonus Chapter-4
105
Bonus Chapter-5
106
Bonus Chapter-6
107
Bonus Chapter-7
108
PENGUMUMAN!!!
109
Beri Pendapat, Please!
110
SEASON II - DI BALIK SIKAP TIDAK PEDULI
111
SEASON II - Kedatangan Xander
112
SEASON II - Pemuda yang haus darah
113
SEASON II - Firasat buruk
114
SEASON II - Pertolongan
115
SEASON II - Pembahasan Konyol
116
SEASON II - Merintis usaha kembali
117
SEASON II - Telepon
118
SEASON II - Jalan-jalan
119
SEASON II - Perasaan aneh
120
SEASON II - Lanjutkan hidupmu
121
SEASON II - Aku akan menamainya begitu
122
SEASON II - Kau akan tahu siapa lawanmu
123
SEASON II - Tersulut Emosi
124
SEASON II - Semuanya sudah berakhir?
125
SEASON II - Sadar
126
SEASON II - Cemburu pada tempatnya
127
SEASON II - Menjenguk
128
SEASON II - Bantu aku membersihkan diri!
129
SEASON II - Membantumu
130
Holla
131
SEASON II - Karena itu bukan kamu
132
SEASON II - Kecemburuan
133
SEASON II - Tidak Romantis
134
SEASON II - Semuanya tidak mudah
135
SEASON II - Kehilangan
136
SEASON II - Menutupi sesuatu
137
SEASON II - Panti Asuhan
138
SEASON II - Sosok yang familiar
139
SEASON II - Kau benar-benar mencintaiku
140
SEASON II - Sesuatu yang sudah direncanakan
141
SEASON II - One fine day
142
SEASON II - END
143
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!