Siang hari anak-anak Ammar sudah pulang dari sekolah. Mereka dengan lahapnya memakan menu makan siang yang sudah tersedia diatas meja makan.
Latifa dan Shirly juga telah ikut bergabung. Mereka memasang tampang cuek sembari mengambil lauk-pauk.
Kinan yang sudah sedari awal ikut menyiapkan menu makan siang, kini tengah menyuapi Shaka makan dan beberapa kali memperhatikan Lesya yang duduk didepannya yang juga sedang menghabiskan nasi di piringnya.
"Tante, papa kapan pulang?" Tanya Shaka tetap dengan kepolosannya.
"Mungkin besok atau lusa papa sudah pulang sayang." Jawab Kinan.
Latifa dan Shirly saling memandang seperti merencanakan sesuatu setelah tahu kapan jadwal Ammar akan kembali ke rumah.
"Kinan, sore ini kamu belanja ya ke supermarket! Kulkas sudah kosong!" Pinta Latifa pada Kinan.
Kinan yang malas berdebat meskipun itu bukan tugasnya menurut saja dengan mengiyakan permintaan Latifa.
Sehabis membereskan piring dan gelas sisa makan siang tadi. Kinan beranjak dan memutuskan untuk mandi dulu sebelum ke supermarket.
Shirly dan Latifa yang memang merencanakan sesuatu diruang keluarga mulai menjalankan aksinya.
******
Kinan sudah bersiap untuk pergi ke supermarket, ia akan berbelanja kebutuhan rumah seperti pinta Latifa.
"Mau berangkat ke supermarket mbak?" Tanya Minah pada Kinan.
"Iya bi Minah, aku pergi ya. Titip anak-anak ya bi" jawab Kinan.
Minah mengangguk dan seraya pergi menuju ruang keluarga dimana anak-anak sedang berkumpul.
Tapi ketika Kinan ingin keluar dari pintu belakang, tiba-tiba Shirly memanggilnya. Meskipun malas, Kinan tetap datang menghampiri Shirly yang ternyata berada di dapur.
"Ada apa?" Tanya Kinan tak ramah.
"Kamu sudah mau pergi?" Shirly balik bertanya.
Kinan mengangguk sembari ingin pergi dan malas menggubris Shirly.
"Tunggu dulu Kinan!" Shirly mencegah Kinan yang akan beranjak.
"Besok aku akan pulang ke Bali. Kerumah orangtuaku. Maka dari itu, sebelum aku pulang aku mau minta maaf sama kamu hari ini!"
"Aku tidak salah mendengar?" Jawab Kinan acuh.
Shirly menggeleng.
"Maaf ya Kinan, selama aku berada disini aku kurang sopan padamu. Padahal kamu sekarang adalah istri Ammar. Kamu mau kan menerima maafku?" Tawar Shirly lagi.
"Ck, kamu serius atas ucapanmu? Bukannya kamu memang tidak menyukaiku?" Kinan merasa ada yang janggal atas sikap Shirly.
Shirly mendekati Kinan yang berdiri didepan mini bar yang ada didapur.
"Kamu duduk dulu ya!" Ucap Shirly lembut sembari mendudukkan badan Kinan dikursi bar dengan memegang kedua pundak Kinan. Kinan merasa risih tapi tetap duduk melihat tingkah Shirly yang aneh.
"Sekali lagi aku minta maaf ya, aku harusnya menjaga sikap dirumah ini karena aku adalah pendatang disini. Maafkan aku ya?" Ujarnya yang berdiri didepan Kinan yang terduduk.
Kinan mengangguk.
"Ya sudah." Jawab Kinan ikhlas.
"Sebentar ya!" Shirly buru-buru menuju dapur-bersih dan mengambil sesuatu untuk ia hidangkan dihadapan Kinan.
"Ini sebagai permintaan maafku. Kemarin kamu kan sudah buatkan aku kue, ini aku buatkan kamu kue juga plus tehnya ." ujar Shirly sembari menyerahkan sepotong kue dalam piring kecil dan segelas teh hangat.
Kinan menatap Shirly tidak percaya. Kinan tidak menyangka perlakuan Shirly yang berubah 180 derajat. Padahal Kinan masih mengingat perlakuan wanita ini terhadapnya sampai Kinan menjulukinya "wanita ular."
"Ayo dicicipi Kinan. Sebentar lagi kamu kan harus ke supermarket!" Kata Shirly lagi.
Kinan yang merasa sudah ikhlas memaafkan Shirly, harus membuang pikiran negatif tentang wanita didepannya ini, yang kelihatannya sudah berniat sekali untuk meminta maaf sampai membuatkannya kue segala.
Kinan memotong kue itu dengan garpu kecil lalu memakannya. Setelah menghabiskan potongan kue itu, Kinan meminum teh yang juga sudah tersedia.
"Terimakasih Shirly" ucap Kinan Tulus.
Kinan mulai beranjak dan berjalan untuk meninggalkan dapur, ia harus segera berangkat sebelum hari semakin gelap.
Kinan melangkah, tapi sebelum dirinya benar-benar meninggalkan dapur itu, mendadak kepala Kinan terasa berdenyut. Lalu Kinan merasa mengantuk yang teramat sangat.
"Kamu kenapa Kinan?" Samar-samar Kinan mendengar suara Shirly yang heran dengan kondisi Kinan.
Tapi seketika itu juga pandangan Kinan berubah menjadi abu-abu dan dan tiba-tiba saja gelap. Lalu Kinan ambruk diambang pintu dapur.
Kinan pingsan tidak sadarkan diri. Shirly tersenyum melihat Kinan yang sudah masuk dalam perangkapnya.
Tiba-tiba Latifa datang dan menghampiri Shirly dan melihat Kinan yang sudah tergeletak didapur.
"Sekarang bagaimana?" Tanya Latifa dengan nada antusias.
"Tante tenang saja, ini biar jadi urusanku. Dia tidak akan sadar dalam waktu dekat. Teh nya sudah aku bubuhi obat tidur dengan dosis yang bisa menyebabkan ia nyenyak dalam waktu yang lama" ujar Shirly sambil tersenyum sinis.
Shirly menelepon beberapa orang suruhannya yang sebelumnya sudah diaturnya agar berada tak jauh dari luar rumah. Mereka yang akan membereskan Kinan.
Tak berselang lama, tubuh Kinan sudah masuk kedalam mobil yang dikuasai oleh orang-orang suruhan Shirly.
"Kalian buang dia ditempat yang tidak akan dicurigai orang!" Ujar Shirly pada dua orang lelaki suruhannya.
Lelaki yang satu sudah menghidupkan mesin mobil. Sedangkan yang satunya, setelah mendapat perintah langsung masuk kedalam mobil yang sama, yang juga ada Kinan tergolek didalamnya. Mereka segera menjalankan tugasnya.
Shirly menatap kepergian mobil itu dengan senyum mengembang.
"Akhirnya sesuai perkataanku, kau telah ku buang!" Ucap Shirly pada dirinya sendiri seraya dia menepuk-nepuk telapak tangannya seolah membersihkan debu yang menempel.
Shirly masuk kedalam rumah dari pintu belakang dan mendapati Latifa diambang pintu.
"Nggak ada yang curiga sama kedatangan orang-orangku kan tante?"
"Aman. Minah lagi sibuk sama anak-anak. Sedangkan Irah, tante suruh menyetrika pakaian diruang belakang!" Jawab Latifa.
"Tadi pihak satpam komplek juga menelpon, menanyakan orang-orang itu yang akan berkunjung, tante sudah konfirmasi bahwa mereka orang untuk mengambil barang Ammar yang tertinggal. Maka mereka bisa masuk kesini dan tak akan dicurigai"
"Bagus lah tante, sekarang benalu dirumah tante sudah pergi dan kemungkinan akan sulit untuk kembali" jawab Shirly enteng.
Tante Latifa mengangguk senang tanpa menanyakan lagi apa yang akan dilakukan Shirly terhadap wanita yang amat dibencinya itu.
*******
Perjalanan dua orang suruhan Shirly berjalan mulus tanpa hambatan yang berarti. Mereka sedang berpikir akan membuang wanita ini dimana.
"Apa kita buang ke jurang saja, bos?" Tanya yang mengemudikan mobil.
"Jangan, kalau kejurang dan ditemukan oleh orang lain. Bisa-bisa terbongkar kedok kita!"
"Lalu kemana? Ini sudah mulai gelap"
"Kita buang saja didepan Club malam yang dipusat Kota. Kalaupun ada yang melihat, mereka akan menyangka gadis ini sedang mabuk dan tak akan mencurigai bahwa dia sudah dibuang."
"Ide bagus bos. Tapi kalau dia sadar dan langsung pulang bagaimana?"
"Kata mbak Shirly dia tidak mungkin sadar dengan cepat. Kalaupun besok dia sadar dan pulang kerumahnya, mbak Shirly sudah merencanakan hal lain agar dia pergi dengan sendirinya dari rumah itu!"
Mobil pun menuju Club malam yang memang sudah terkenal dipusat Kota. Hari masih terlalu dini untuk orang-orang yang akan menghabiskan malam di dalam Club itu, sehingga suasana diluar gedung itu pun masih terlihat sepi.
Dua orang suruhan itu dengan mudahnya meletakkan tubuh Kinan dipinggiran jalan yang mungkin akan sulit untuk dilihat orang-orang, jika tidak khusus berada diarea yang sama. Orang-orang akan lebih memilih lewat jalur depan ketimbang jalur ini.
Setelah selesai dengan tugasnya, mereka berdua pun meninggalkan area dimana tubuh Kinan tergeletak tanpa ada seorangpun yang tahu.
*******
Suara dentuman musik dari dalam Club bertalu-talu membuat siapa saja yang ada didalam Club itu bersemangat ingin menggoyangkan badan mengikuti irama musik.
Club tampak ramai mengingat ini adalah sabtu malam. Terlihat bartender dengan sigap memainkan perannya dengan baik. Tampak pula Dj yang sedang mengontrol alat didepannya untuk mengatur musik.
Banyak orang dengan penampilan yang beragam sedang meminum minumannya di sofa dan kursi-kursi yang tersedia.
Tamu mulai berdatangan, sebagian besar datang berpasangan. Bahkan ada satu pria yang menggandeng dua wanita.
Kepulan asap rokok menyembul dari beberapa meja yang telah terisi pengunjung.
Club yang cukup besar, terdapat panggung yang diatasnya sudah ada 6 sampai 7 orang wanita penari yang sudah berlenggak-lenggok sesuai irama musik.
Disudut ruangan VIP tampak tiga orang lelaki yang sepertinya sedang meminum minuman mereka tanpa adanya wanita disekitar mereka.
"Gue kabur dari rumah!" Ucap lelaki pertama sambil menyulut api rokok dimulutnya.
"Gila lo! Entar nyesel lo!" Jawab lelaki kedua sambil meneguk minumannya dalam sekali teguk.
"Eh si kunyuk! palingan entar lagi juga balik lo. Mana tahan lo nggak ngerasain fasilitas dirumah bokap lo!" Jawab lelaki ketiga tak mau ketinggalan.
"Bosen gue! bokap nyuruh gue kerja nerusin usahanya. udah tau anaknya nggak minat hal begituan. bingung nggak lo? " Jawab lelaki pertama.
Kedua temannya kompak menarik sudut bibirnya mendengar pernyataan lelaki pertama itu.
"Trus lo tinggal dimana?" Tanya lelaki kedua.
"Ya di apartment gue lah. Buat apa punya apartment kalo nggak ditinggalin, g*blok!"
"Hahahaa gila lo! Gue pikir kabur dari rumah nggak mau pakai fasilitas dari orangtua. Masih aja lo ternyata!" Lelaki ketiga geleng-geleng kepala melihat ulah kawan karibnya didunia dosa.
Mereka bertiga pun melanjutkan acara minum-minum didalam Club itu, sampai getaran handphone disaku celana lelaki pertama menghentikan aktifitasnya.
Lelaki itu buru-buru keluar dari dalam Club menuju kearah belakang untuk menjawab panggilan di handphonenya, karena suara dentuman musik akan mengganggu pendengarannya.
Terutama dia tak ingin seseorang yang menelponnya mengetahui keberadaannya yang tengah didalam Club malam.
Ketika sudah sampai di area belakang Club, dia buru-buru mengangkat panggilannya.
"Kenapa, Ma?" Jawabnya pada seorang yang telah menelponnya.
"Kamu dimana? Kamu jangan begini terus, nak!"
"Udah mama tenang aja. Aku nggak kemana-mana kok."
"Kamu tidur dimana malam ini?"
"Hmm, aku tidur di apartmen aja, ma. Tolong mama bilang sama papa jangan tarik fasilitas aku ma. Aku cuma mau sendiri dulu!"
"Kamu masih butuh sama papa mu tapi kamu mengabaikan keinginannya!"
Lelaki itu menelpon sambil mengedarkan pandangannya kebeberapa tempat, sampai ia menyadari sesuatu yang aneh. Seperti seseorang tergeletak dijalanan.
Dia mengabaikan suara diseberang telepon. Ia mengucek-ngucek matanya beberapa kali untuk memastikan apa yang dilihatnya.
"Ma, nanti aku telepon lagi ya!" Ucapnya. Tanpa persetujuan sang mama ia memutuskan panggilan telepon itu.
Dia beranjak menuju tempat dimana ia melihat seseorang sedang tergeletak tak berdaya.
"Astaga dia seorang gadis" ujarnya pada dirinya sendiri diantara sadar dan mabuknya.
Ia menelepon kedua temannya yang masih berada didalam Club agar keluar menemuinya diarea belakang.
Tak berapa lama, kedua lelaki itu datang dan kaget melihat apa yang ditemukan si lelaki pertama.
"Gila bro! Ini kok bisa nemu cewe cakep disini!" Ujar lelaki kedua.
"Diem lo, Nyet! Nggak bisa liat yang bening dikit lo!" Cetus lelaki pertama yang menemukan Kinan.
"Udah diem lo pada! Ini gimana, mau diapain?" Cerocos lelaki ketiga yang bingung harus berbuat apa.
"Yaudah, lo bawa mobil gue lewat jalanan itu terus bawa masuk ke area ini" pinta lelaki pertama pada lelaki kedua sambil melemparkan kunci mobilnya.
Setelah memastikan keadaan sekitar, dua lelaki itu masuk dalam mobil yang sama, diikuti lelaki pertama yang membopong tubuh Kinan untuk ikut masuk kedalam mobil itu.
"Terus mau dibawa kemana ini cewek?"
Mereka semua melempar pandangan. Masing-masing bingung harus membawa kemana gadis yang mereka temui ini.
"Bawa ke rumah sakit aja!" Celetuk lelaki kedua.
"Nggak bisa b*go! Nanti kita yang kena imbasnya!" Ujar lelaki ketiga.
"Dia masih hidup kan?" Sambung lelaki ketiga lagi.
Lelaki pertama yang posisinya memangku Kinan mengangguk. Ia lalu memperhatikan wajah Kinan dengan tatapan dalam.
"Nggak mungkin kerumah gue!" Ujar lelaki kedua.
"Apalagi rumah gue. Lo tau kan ntar gue bisa digor*k bokap gue, bawa cewek gini. pingsan pula!" Jawab Lelaki ketiga tak mau kalah.
Lalu mereka menatap kompak ke arah lelaki yang duduk dibelakang sedang memangku gadis yang mereka tolong.
"Di apartment lo aja. Lo kan sekarang tinggal diapartment, Nyuk!" Ujar keduanya sambung-menyambung kompak.
Lelaki pertama yang menjumpai tubuh Kinan itu pun mau tak mau mengiyakan.
Setelah sampai di Apartmentnya, mereka bertiga ikut masuk. Waktu sudah terlalu larut, tidak banyak orang yang melewati dan dijumpai mereka didalam lift atau sekitaran Apartment. Beruntung, satpam pun seolah sudah berapa dialam mimpi.
Mereka bertiga masuk kedalam Apartment itu sambil yang satu tetap membopong gadis yang mereka temui.
"Udah Nyuk! Gue tolongin sampe disini aja. Gue mau balik!" Ujar lelaki ketiga.
Lelaki kedua angkat tangan tanda menyerah dan mengikuti langkah lelaki ketiga yang sudah melangkah keluar apartment.
Lelaki pertama sang pemilik Apartment menatap malas kedua kawan sepen-dosa-nya.
Sepulang kedua temannya, Lelaki itu membawa gadis yang belum juga sadarkan diri itu untuk masuk kedalam kamar. Meletakkannya diatas ranjang dengan sangat hati-hati.
"lo cantik!" Ujarnya pada wanita yang terbaring lemah dihadapannya.
Dalam kondisi setengah mabuk, tangannya terulur menyibak rambut Kinan. Menyelipkannya dibalik telinga.
Dia melihat telinga gadis itu yang tampak kemerahan setelah tak sengaja tersentuh.
Tanpa sadar wajahnya mendekat begitu saja ke telinga Kinan, dan menngecupnya pelan.
Tapi sepertinya ulahnya itu memancing dirinya sendiri untuk terjebak dikubangan setan.
Lelaki itu menghirup dalam-dalam aroma rambut Kinan yang terasa harum di indera penciumannya.
Dan diantara sadar dan mabuknya, ia mulai tersulut gairah terhadap gadis yang tak berdaya didepannya ini.
Beberapa kali ia mendaratkan ciuman di bibir tipis Kinan. Sampai akhirnya dia tak bisa mengendalikan diri untuk tak menjamah tubuh gadis itu lebih jauh lagi.
.
.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
???
waduh! seseorang tolong 😫😵
2022-10-04
1
meimei
aaaaich....rugi besar si Ammar....
2021-12-03
1
VANESHA ANDRIANI
ketemu jodoh nih
2021-11-11
1