Rey memasuki rumah yang sudah menjadi saksi bisu tumbuh kembangnya sedari kecil.
"Rey, sudah pulang? darimana, Nak?" Suara seorang wanita cantik yang tak lagi muda menyapa kedatangan Rey dirumah itu.
Rey menghampiri wanita yang duduk disofa sambil memangku majalah.
"Aku ada urusan tadi ma." jawab Rey sopan dan pelan.
"Weekend juga banyak urusan ya? hmmm.. pasti bukan sebuah urusan pekerjaan kan?" Selidik wanita yang adalah mama Rey sendiri.
"Ma..." Rey mengerti ucapan penuh selidik dari mamanya itu.
Mama Rey tersenyum.
"Rey, umur kamu sudah cukup untuk berhubungan yang serius dengan seorang wanita. Apa kamu mau terus-terusan bermain-main diluar sana?"
"Ck! Ma... rasanya baru kemarin aku menurut untuk ikut andil di perusahaan Papa, dan sekarang mama meminta ku menurut untuk hal lain?" Rey ingin menentang ucapan mamanya yang ia tau akan menjurus kemana.
"No..! bukan begitu sayang, mama hanya tidak ingin kamu terjerumus dalam dosa terus menerus!" Sindir wanita keturunan Turki itu.
"Maksud mama?" Rey berlagak tak mengerti.
"Kamu pikir mama tidak tau apa yang kamu lakukan diluaran sana!" Mama Rey masih tersenyum seolah tau 'Kartu As' anaknya.
"Udahlah ma, aku malas membahas ini!"
"Rey, kamu sudah dewasa sudah layak berumah tangga. umurmu sudah cukup pantas! menikahlah!"
deg...
Rey sudah mengira arah pembicaraan mamanya akan berujung kesini. Rey diam tak mau menjawab lagi ucapan mamanya. Takut jikalau ia menjawab malah akan berujung perlawanan yang akan menyakiti hati mamanya itu. Ia sangat menyanyangi dan menghormati wanita itu.
Rey melangkah hendak pergi menuju kamarnya, meninggalkan mamanya yang masih menunggu jawabannya.
"Mau kemana Rey? Apa perlu mama carikan kamu seorang istri agar kamu menikah!" Ucap mama Rey lagi.
Rey menoleh. Ini tak masuk dalam akal sehatnya. Zaman dimana semua orang berhak menentukan pilihan, namun mamanya bersikap hendak memilihkan istri untuknya. Seketika Rey mengingat gadis yang belakangan mengisi hari-harinya, Kinanty. Walau Rey belum yakin ia mencintai gadis ini atau tidak. Tapi Rey punya tekat untuk bertanggung jawab pada Kinan. Bukankah pertanggung-jawab-an itu berupa menikahinya suatu saat nanti?
"Tak perlu, ma. Aku punya pilihan sendiri!" Ucap Rey pada akhirnya ketika mengingat Kinan.
"Woaa...Anak mama yang tampan sudah punya kekasih yang ia seriusi, benarkah?" Nada bicara mama Rey tampak antusias.
Rey tersenyum miring.
"Mama tidak perlu mencari taunya, nanti aku akan mengenalkannya pada Mama!"
Mama Rey menatap anaknya dengan tatapan tak percaya.
"Serius? kamu sudah seyakin itu dengannya sampai mau mengenalkan pada mama?" ia menatap anaknya tak percaya. Sedikit girang sampai menyatukan jemarinya membentuk genggaman penuh harap.
Rey mengangguk, lalu beranjak. Sedangkan mama Rey bertepuk-tepuk tangan dengan girang. Ia bahagia bahwa anaknya memang sudah memiliki gadis yang akan ia bawa ke jenjang serius. Dan mama Rey amat merasa bangga karena anak satu-satunya itu sudah berubah.
"aku akan punya menantu!" ucapnya antusias pada dirinya sendiri.
*****
Rey membaringkan tubuhnya di ranjang King size miliknya. Menatap ke langit-langit kamar seraya menghembuskan nafas dengan sangat berat.
Perlahan ia memikirkan hidupnya yang sekarang terasa amat pelik akibat ulahnya sendiri.
Kenapa disaat ia mau serius dan dewasa menjalani hidup, malah ia harus dibebankan oleh rasa tanggung jawab terhadap gadis yang sama sekali tak ia kenal. Perasaan bersalah-lah yang awalnya menuntun dirinya sendiri untuk masuk dalam hidup Kinan. Seharusnya ia merasa 'masa bodoh' saja atas tindakan yang telah ia perbuat. Sama halnya seperti yang sudah-sudah.
Bukan satu dua wanita yang ia sakiti, tapi hanya karena Kinan bukan wanita yang 'seperti biasa' dia permainkan-lah, yang membuatnya jatuh sejatuh-jatuhnya dalam kesalahannya sendiri.
Rey mengusap wajahnya, Ia terbayang akan gadis itu. Saat dimana pertama kali Rey menemukannya dibelakang Club malam. Saat pertama Rey melihat wajah cantik alami milik Kinan yang tak seperti wanita lain yang terlalu banyak dipoles make-up. Kinan berbeda. Ia sudah cantik walau tanpa riasan itu. Kinan yang dalam kondisi tidak sadarkan diri, mampu menarik minat Rey seperti tarikan magnet.
Walau waktu itu Rey dalam keadaan mabuk, tapi sejatinya ia ingat dan masih ada kesadaran dalam diri. Rey ingat semuanya. Dan ia memastikan bahwa ia melakukan itu dengan kesadaran yang lebih dominan dibanding mabuknya. Seketika, ia merasa dirinya amat biad*p. Namun saat itu juga ia ingin mengelak menyalahkan diri sendiri.
"Cuma gue kan nggak tau kalau dia masih Virgin waktu itu!" gumamnya. ia ingin menyanggah perbuatannya yang salah.
Jika saja waktu itu Kinan sudah seperti gadis kebanyakan yang ia tiduri, mungkin ia tak merasa sebersalah ini. Kinan yang ternyata masih suci, dan Rey lah orang pertama yang menjamahnya.
Dan dengan bodohnya, Rey melakukan tanpa pengaman padahal biasanya dia tak seceroboh itu.
Rey seketika terduduk menyadari ia memang br*ngsek sudah merusak Kinan. Tak perlu lagi ada alasan dalam dirinya untuk mengelak. Ia memang biad*p seperti kata hatinya yang lain.
Tiba-tiba Rey berpikir cepat.
"Kalau waktu itu dia masih virgin, apa suaminya marah karena ketika menikahi Kinan, dia tau bahwa Kinan tak suci lagi? makanya lelaki itu seolah acuh pada Kinan sekarang?" Gumam Rey. Ia memijat pelipisnya.
Ponsel Rey berdering, ia mengambilnya langsung dari saku celana dan menjawab panggilan yang ternyata dari Kevin.
"Hmm?"
"...."
"dah tau info apa lo?"
"...."
"jangan jelasin yang itu, yang itu lo kasi info diatas kertas aja nanti! lo kasi tau gue soal rumah tangganya sekarang, cepetan!"
"....."
"Serius lo, Nyet?"
"...."
"iya nanti gue kasih tau lo ada apa! yaudah, makasih banyak ya, Nyet!"
Rey mendadak pening mendengar penjelasan Kevin dari seberang telepon. Kevin menjelaskan tentang ke-ingin-tahu-an Rey perihal lelaki bernama Ammar Sadin. Kevin sudah mencari tahu latar belakang lelaki itu beserta hal yang menyangkutnya, termasuk rumah tangganya sesuai permintaan Rey kemarin.
.
.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
..
pening ya Rey? apalagi Kinan😏
2022-10-05
0
meimei
uuuups...Ammar vs Rey..
2021-12-05
1