Suamiku Tak Terlihat
Part 18
Satu bulan setelah perpisahannya dengan Vanesa, Rikuh masih mengurung diri di kamar. Dia masih belum rela melepaskan Vanesa dan belum bisa melupakan mantan istrinya itu.
"Rikuh, Ibu masuk, ya!" Sang ibu mengetuk pintu kamar anaknya.
Tanpa menunggu jawaban dari si putra, ibunya langsung masuk ke dalam kamar itu.
"Ya ampun, Kuh, berantakan sekali kamarmu ini!" Ibunya mulai memunguti baju Rikuh yang berserakan di lantai kamar.
Dilihatnya Rikuh masih tertidur di balik selimut dan berkata, "Bangun, Kuh!"
Sambil mengomel ibunya membereskan kamar Rikuh yang berantakan sekali itu, di pungutinya baju-baju kotor yang berserakan di lantai kamar. Sampah-sampah di masukkan ke dalam tong sampah.
Setelah kamar itu terlihat rapi dan bersih, ibunya duduk di pinggir tempat tidur Rikuh.
"Kuh, bangun dong! Jangan seperti ini, Nak." Ibunya menggoyang-goyang tubuh Rikuh.
Kemudian ibunya menarik selimut yang menutupi wajah sang anak. "Loh, Kuh, nggak tidur kamunya? Kok Ibu ngomong malah dicuekkan sih?"
"Udah deh, Bu, Rikuh masih pengen sendiri." Dia menarik kembali selimut yang dibuka sang ibu.
"Sampai kapan, Kuh, kamu mau seperti ini terus?" Ibunya mulai kesal
"Tinggalkan Rikuh sendiri, Bu!"
"Sudah sebulan, Nak, kamu seperti ini, move on dong. Please!"
"Yeah Ibu, pake bahasa Inggris segala. Emang tahu artinya?" Rikuh mengeluarkan kepalanya dari selimut dan tampak tersenyum.
"Tahu dong!" jawab ibunya senang melihat anaknya mulai mau tersenyum.
"Mandi sana, Kuh! Qirey kangen pengen main sama papanya tuh. Dia udah pandai merangkak loh .... "
"Masa' sih, Bu?" Dengan malas, Rikuh bangun dan terduduk. Kemudian mengacak rambutnya yang mulai terlihat panjang dan acak-acakan.
"Ya ampun, Kuh, kamu makin tidak terurus gini. Badanmu juga makin kurus." Ibunya menatap prihatin si putra tunggalnya itu.
"Ah ... biar saja, Bu." Rikuh beranjak berdiri dan berlalu ke kamar mandi.
Taklama kemudian Rikuh keluar dari kamar mandi dan sudah terlihat segar.
"Nah gitu dong, rambutnya juga nanti dipotong ya, Kuh!"
"Ah ... biar saja seperti ini, Bu."
Sang ibu menarik nafas panjang dan berujar, "Ya sudahlah terserah kamu aja. Ehm, tapi ngomong-ngomong kamu setuju 'kan menikah dengan Nabila? Biar Qirey ada ibunya. Nabila orangnya baik dan keibuan."
"Yeah, terserah ibu sajalah."
"Benaran terserah Ibu, Kuh?" Ibunya melonjak senang.
"Iya."
"Kalau minggu depan nikahnya gimana, Kuh?"
"Terserah ibu saja."
"Oke kalau begitu." Sang ibu keluar dari kamar itu dengan hati yang berbunga-bunga karena sudah mengantongi kata 'setuju' dari Rikuh.
Seminggu kemudian, pernikahan Rikuh dan Nabila pun digelar. Kedua belah keluarga sangat bahagia sekali dengan pernikahan itu.
"Qirey sayang, sekarang gak usah rewel lagi ya. Udah ada mama Nabila." Neneknya menunjuk mama barunya Qirey yang bersanding dengan Papanya.
Qirey tersenyum dan menatap senang ke arah papa dan mama barunya, seolah mengerti perkataan sang nenek.
Rikuh bersedia menikahi Nabila hanya karena Qirey dan ibunya. Dengan wajah datar dan tanpa ekspresi dia bersanding di pelaminan itu.
Malam pun tiba. Rikuh malah menghilang di malam pengantinya itu. Nabila sampai kebingungan mencarinya dan menghabiskan malam dalam tangisan.
Paginya, dengan diam-diam Rikuh masuk ke kamar yang sekarang sudah menjadi kamarnya bersama Nabila.
"Dari mana kamu, Bang?" Nabila duduk di tempat tidur dengan sambil memeluk lututnya.
Rikuh masih diam dan menyambar handuk kemudian berlalu ke kamar mandi.
Setelah mandi, Rikuh mengambil bajunya dan hendak masuk ke kamar mandi lagi.
"Apa-apaan ini, Bang? Kamu malu berpakaian di sini, di hadapan istrimu sendiri?" Nabila menatap tajam gerak-gerik Rikuh.
Setelah berpakaian rapi dan hendak keluar kamar lagi, Nabila turun dari tempat tidur dan menarik tangannya.
"Kamu mau ke mana lagi, Bang?" Nabila menatap lekat mata Rikuh.
"Mau ketemu Qirey," jawabnya tanpa menoleh wajah Nabila.
"Apa salahku, Bang, sehingga kamu memperlakukan diriku seperti ini?" Nabila mulai menangis.
"Maafkan aku Nabila," ucap Rikuh tanpa meliahat ke arah sang istri.
"Tatap aku, Bang! Aku tidak butuh permintamaafanmu, aku butuh perlakuan yang baik dari suamiku. Aku mau kasih sayang dan cintamu," ucap Nabila diisak tangisnya.
"Baiklah, jangan menangis lagi! Nanti Ibu dengar," jawab Rikuh menarik Nabila ke tempat tidur.
"Perlakukan aku seperti istrimu terdahulu, Bang. Cintai aku seperti kamu mencintainya dulu!" Nabila memegang tangan Rikuh dan mendekamkan kepalanya di dada sang suami.
"Maafkan aku , Nabila. Untuk itu mungkin aku tidak bisa. Karena cintaku sudah habis untuknya saja," ucap Rikuh dengan meneteskan air mata.
"Mengapa kamu menikahiku, Bang, kalau tidak bisa memberiku cinta?" Nabila menatap Rikuh dengan hati yang perih.
"Karena Ibu ... dan Qirey butuh seorang mama. Maafkan aku Nabila. Aku akan melakukan semua kewajibanku sebagai suami, aku milikmu! Tapi kumohon, jangan menuntut cinta dariku!" Rikuh menatap Nabila tak kalah perihnya.
"Baiklah, Bang. Aku akan membuatmu jatuh cinta kepadaku!"
"Maafkan aku jikalau cinta itu tak jua tumbuh."
"Iya, Bang. Tapi kumohon, lupakanlah kenangan tentang Vanesa!"
"Jangan terus memaksaku untuk itu, Nabila, jangan mengaturku!Aku tidak suka." ucap Rikuh dengan suara meninggi.
"Maafkan aku, ang." Nabila memeluk tubuh Rikuh.
Kemudian Nabila mendorong tubuh Rikuh ke tempat tidur dan mengambil haknya sebagai istri yang tertunda tadi malam.
Nabila begitu tangguh, Rikuh sampai kewalahan dibuatnya. Sungguh berbeda sekali dengan Vanesa, pemalu dan beretika. Sedang Nabila, dialah yang lebih dominan, sang suami ikut alur saja.
Dengan nafas yang tersengal-sengal Rikuh terbaring terkulai di samping Nabila. Pagi yang begitu indah menurut Nabila, tapi tidak untuk Rikuh. Dia terpaksa melakukan itu semua. Dia seperti merasa diperkosa setan wanita yang haus akan birahi.
Dengan cepat dia bangun dan memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai. Kemudian dia keluar dari kamar dan meninggalkan sang istri yang tertidur karena keletihan setelah bercinta beberapa ronde.
Dalam hati Rikuh mengutuk Nabila yang sudah memaksanya tadi, dia menyesal kerena mau saja disetubuhi wanita dahaga itu.
Keesokan malamnya, Rikuh memilih tidur bersama Qirey dan pura-pura sudah terlelap ketika Nabila menjemputnya ke kamar sang anak.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Lienda Puspitasari
wkwkwkwk konyol si yg part ini. 😂😂
2021-11-06
0
Kustin Mamanya Bayu
Hahaha😂
2021-10-17
0
Marlina
hha hh diperkosa awww sama 2 bercinta x
2021-09-26
0