Suamiku Tak Terlihat
Part 17
"Sadarlah Rikuh, hiduplah sewajarnya! Jangan melanggar ketentuan Allah, kita bangsa gaib maka menikahlah sesama gaib. Jangan berusaha menyalahi takdir, sejatinya makhluk halus dan manusia tidak bisa bersatu." Kakek Kuncay masih berusaha memberi pengertian kepada Rikuh.
"Sudahlah, Kek! Jangan terus mencampuri kehidupan rumah tanggaku. Bagaimana Vanesa, kamu memilih pilihan pertama atau kedua?" Rikuh menatap Vanesa yang masih menggendong Qirey.
Sontak Vanesa terkejut mendengar namanya disebut Rikuh karena saking asyiknya dia bermain bersama si bayi Qirey.
"Ya .... " jawab Vanesa seperti baru tersadar dan berusaha menguasai dirinya.
"Astaghfirullahal'adzim. Yaa Allah, Ya Rabbi." Seketika itu pula wajah Qirey berubah menjadi seperti dalam mimpinya tempo itu.
Vanesa masih berusaha bersikap wajar dan menutupi ketakutannya. Wajah ganteng Rikuh dan wajah Kakek Kuncay juga sudah berubah menjadi wajah khas orang limunan.
Kemudian Vanesa cepat-cepat mengembalikan Qirey kepada Rikuh lalu berkata, "Maafkan aku, kamu yang lebih bisa mengurus Qirey dibanding aku."
"Dia ini anakmu Vanesa, anak kita berdua. Wajahnya seperti ini karena dia keturunanku. Bukanlah dulu kamu yang mau wajah anak kita mirip sepertiku?" ucap Rikuh masih berusaha merayu Vanesa.
Vanesa mencoba mengingat tapi kemudian dia urungkan itu, dia masih mengumpulkan kekuatan untuk menguasai diri dan berusaha tidak terpengaruh.
"Maafkan aku Rikuh, aku tidak bisa memilih diantara kedua pilihan itu. Kumohon ucapkan kata 'Pisah' itu, lupakan semua tentang kita. Qirey biarlah tinggal di sini bersamamu, rawatlah dia dengan sebaik-baiknya. Kita sudah tidak bisa bersama lagi!" ucap Vanesa dengan air mata yang tidak dapat ditahannya lagi.
Sebenarnya ia tidak ingin menangis, tapi entah mengapa air matanya meluncur begitu saja tanpa bisa dikendalikan? Hatinya mendadak pilu.
Qirey lagi-lagi menangis menatap kearah Vanesa, seakan dia mengerti ucapan Vanesa kepada papanya si Rikuh.
Melihat Vanesa menangis, Rikuh menjadi merasa bersalah sekali. Karena sudah membuat orang yang begitu dicintainya mengeluarkan air mata, hanya karena keegoisannya. Kemudian ia tertunduk dan perlahan air matanya jatuh juga.
Taklama kemudian terdengar suara mobil memasuki halaman rumah. Ibu dan Bapaknya Rikuh datang bersama Nabila calon istri Rikuh jodohan dari kedua orang tuanya.
Dengan cepat seorang Asisten Rumah Tangganya berlari ke depan pintu dan menceritakan perihal kedatangan Vanesa dan Kakek Kuncay kepada orang tua Rikuh.
Ayah dan ibu Rikuh hanya manggut-manggut dan kemudian bergabung ke ruang tamu.
Sang nenek lalu mengambil Qirey kedalam gendongannya.
"Sini bu! Biar sama Nabila saja." Qirey digendong masuk ke dalam.
Kemudian sang ibu duduk disamping Rikuh dan berusaha menenangkan putra tunggalnya itu, "Sudah nak, berpisahlah dengan Vanesa! Bebaskan dia, ibu mohon." ucapnya dengan menangis.
"Tapi, Bu, Qirey butuh seorang mama, kasian dia kalau hidup tanpa mamanya," ucap Rikuh dalam tangisnya.
"Kita tidak bisa memaksa Vanesa untuk itu Kuh. Lepaskan Vanesa, nak?"
Cukup lama Rikuh terdiam dalam tangisnya dan tertunduk.
"Izinkan aku memelukmu untuk yang terakhir kalinya?" lirih Rikuh dengan suara yang bergetar.
Vanesa mengangguk dan membiarkan Rikuh mendekatnya dengan erat. Ada rasa aneh yang menjalar di hatinya, namun ia tak mau terbawa suasana. Zikir tak luput dari bibirnya.
Rikuh melepaskan pelukannya dan menatap lekat wajah Vanesa dengan air mata yang membanjiri wajahnya. "Baiklah, mulai saat ini kita 'Pisah'. Kita sudah tidak punya hubungan apa-apa, Vanesa bukan istriku lagi! Mulai saat ini saya Rikuh Prayoga resmi berpisah dengan Vanesa Audia."
Bapaknya Rikuh menepuk pundak putranya itu. "Bagus, Nak! Itu baru putra kebangganku. Kamu harus kuat, Nak!"
Sang ibu lalu memeluk Rikuh untuk menenangkannya, "Bagus nak, ini baru papa hebatnya Qirey. Ibu sudah pilihan Nabila sebagai pengganti Vanesa, kamu harus ikhlas melepas dia."
Kemudian kakek Kuncay bangkit dari duduknya. "Baiklah Bapak dan Ibu Prayoga, serta Rikuh. Karena urusannya ini sudah selesai, kami pamit pulang. Terimakasih dan Assalammualaikum."
"Waalaikumsalam, sama-sama," jawab bapaknya Rikuh sembari menerima jabatan tangan dari kakek Kuncay.
Vanesa lalu menyalami kedua orang tua Rikuh. "Saya pamit pulang, terimakasih untuk semuanya Bu, Pak."
"Iya, Nak, hati-hati di jalan!" ucap bapak dan ibu Rikuh serempak.
Vanesa juga menyalami Rikuh. "Terimakasih bang Rikuh, saya pamit pulang."
Vanesa bersama kakek Kuncay keluar dari kediaman keluarga Rikuh dan memasuki mobil limousine. Mereka menuju arah pulang.
*********
Rikuh kemudian bangkit dari duduk dan menghapus air matanya. Menatap mobil yang membawa Vanesa semakin menjauh pergi.
"Kamu sekarang memang sudah menjadi mantan istriku Vanesa, tapi Qirey tetap anakmu dan tidak ada istilah mantan anak. Dan dia yang akan membawamu kembali ke sini!" Rikuh tersenyum sinis.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Dewi Cinta
sedih bgt ih bacanya, berat bgt ninggalin orang yg dsayang dgn amat terpaksa karna hal yg mustahil utk bersama.
2022-10-14
0
Nurjanah Tamim
oalah abang rikuh..kok tega bngt ama vanesa
2021-11-26
0
Jeon JK😘💜
thor, aku nangis thor, siapa sih yang taroh bawang di sini?😣😢😢
2021-11-23
1