Suamiku Tak Terlihat
Part 13
"Vanesa tidak ada di kamarnya, Pak Haji! Mak Ijah juga menghilang. Apa mungkin Vanesa diculik Mak Ijah?" Ayah Vanesa menghampiri Pak Haji dengan panik.
"Ayo, Riung, Bumi, kita bantu mencari Venesa!" perintah Pak Haji kepada kedua muridnya.
Taklama kemudian, Affan pun datang.
"Ada apa ini, Aah?" Affan menghampiri ayah Vanesa yang berdiri di teras rumah dengan raut wajah tegang.
"Vanesa menghilang lagi, Fan," jawab Ayah Vanesa dengan nada kesal.
"Kapan menghilangnya, Yah?"
"Barusan, kayaknya dia diculik Mak Ijah!"
"Mak Ijah?"
"Karena menurut penglihatan Pak Haji, Mak Ijah itu makhluk halus penghuni Padang 12 sana. Sebangsa dengan Rikuh!"
"Bisa jadi juga Mak Ijah itu suruhan Rikuh!" ujar Affan mencoba menduga-duga.
"Bagaimana ini menurut Pak Haji, ke mana kita harus mencari Vanesa?" Ayah Vanesa menatap Pak Haji.
Pak Haji tampak diam dan berpikir sejenak.
"Atau kita susul ke Padang 12 sana gimana ,Pak Haji, Ayah?" Affan mencoba mengusulkan dengan tergesa-gesa dan tanpa berpikir lagi.
"Saya mau izin sholat sebentar," ucap Pak Haji kemudian.
Ayah dan Affan pun juga ikut sholat beserta dua orang murid Pak Haji.
Setelah sholat berjama'ah, Pak Haji mengajak membaca Surat Yasin dan berdoa meminta petunjuk Allah SWT.
Kemudian baru Pak Haji mengajak semuanya melanjutkan mencari Vanesa.
Dan tiba-tiba murid Pak Haji yang bernama Riung berteriak memanggil Pak Haji.
"Pak Haji, cepatan kesini!" teriak riung dari arah halaman belakang rumah.
Sontak semua menuju sana dan terlihatlah Vanesa sedang tergeletak di bawah pohon mangga yang berada di belakang rumah.
Dengan cepat ayah segera menggendong Vanesa masuk kedalam rumah. Kemudian membaringkannya di tempat tidur.
"Ya Allah, Nak, kenapa kamu bisa berada di sana?" Ayah Vanesa menatap iba putri tunggalnya itu.
"Sepertinya tadi dia disembunyikan makhluk gaib, tapi Alhamdulillah kita berhasil menggagalkan dia membawa Vanesa," ujar Pak Haji.
"DiRuqyah sekarang saja kalau begitu Vanesanya, Pak Haji!" usul Affan.
Kemudian Pak Haji beserta dua muridnya bersiap meruqyah Vanesa. Sebelumnya Pak Haji meminta sebotol air minum dari ayah Vanesa untuk ditiupkan Ayat-ayat Ruqyah nanti.
Mereka pun mulai membaca Surat Al-Fatihah, Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas. Dan meniupkan pada sebotol air minum yang sudah disiapkam ayah tadi.
Tubuh Vanesa bergetar dengan mata yang masih terpejam.
Kemudian dilanjutkan dengan Ayat Kursi dan Surat Yasin.
Mata Vanesa mulai terbuka dan tubuhnya Makin bergetar hebat.
Lalu kemudian Pak Haji membaca Surat Al-Baqarah ayat 102, Al A’raaf ayat 117-122, Surat Yunus Ayat 81-82, dan terakhir Surat Thaha ayat 69.
Vanesa terduduk dengan memegangi kepalanya yang kesakitan, dia menjerit-jerit dengan tatapan mata yang nanar. Lalu kemudian dia memegangi dadanya yang terasa begitu sesak.
"Coba dimasukkan ke gelas dan diminumkan kepada Vanesa Pak Nasir!" perintah Pak Haji dengan menyodorkan botol air minum yang sudah dibacakan doa tadi.
Ayah segera melakukannya dan meminumkan air tersebut kepada Vanesa. Tanpa berontak Vanesa langsung meminum air tersebut sampai habis.
Tubuh Vanesa menjadi kejang-kejang dan kemudian terkulai tak berdaya.
"Biarkan dia istirahat" Pak Haji mengajak semuanya keluar dari kamar.
Kemudian Pak Haji mengeluarkan tujuh lembar daun bidara dari dalam kantong plastik yang disodorkan Riung kepadanya.
"Pak Nasir, coba ditumbuk halus bersama sedikit garam. Nanti akan kita campurkan dengan air mandinya" Pak Haji memberikan daun bidara itu kepada ayah.
"Biar Affan saja yah yang menghaluskannya." Affan mengulurkan tangan meraih daun bidara dari tangan ayah.
Ayah mengangguk dan menurut saja, menyerahkan daun itu kepada Affan. Kemudian Affan Menuju dapur untuk menghaluskannya.
Sambil menunggu Affan dari dapur, ayah mengeluarkan ponsel untuk menelpon 'Yayasan Penyalur Asisten Rumah Tangga Al-hikmah'.
"Halo, Assalammualaikum," ucap ayah.
"Waalaikumsalam, dengan Ratna pengelola 'Yayasan PART Al-hikmah. Ada yang bisa saya bantu bapak?" jawab seorang wanita disebarang sana dengan suara yang terdengar ramah sekali.
"Saya Pak Muhammad Nasir yang tempo hari ada datang kesana mencari pembantu rumah tangga."
"Oh, Pak Nasir, kami mohon maaf belum bisa mengirim pembantu yang bapak pesan dikarenakan yang bersangkutan sedang sakit. Jadi kami sedang mencari yang lain. Mohon maaf bapak atas ketidak nyamanannya."
"Oh begitu, jadi belum dikirim ya pembantunya?" Ayah Vanesa mengeryitkan dahi mendengar penjelasan bu Ratna.
"Iya, Bapak. Jadi bagaimana? Apa masih mau menunggu atau cancel aja?"
"Saya butuh cepat, Bu ,pembantunya. Apa tidak bisa kalau hari ini?"
"Saya tidak bisa janji, Pak. Tapi, akan saya usahakan."
"Kalau pembantunya sudah ada hari ini, nanti Bu Ratna yang antar ke sini ya! Jangan disuruh pergi sendiri, nanti nyasar! Maaf ya, Bu, kalau saya terkesan nyuruh-nyuruh." Ayah jadi tidak enak hati berkata demikian tapi mau bagaimana lagi, dia takut nanti malah orang limunan lagi yang datang.
"Iya, Pak Nasir. Saya mengerti. Tidak apa-apa," jawab Bu Ratna ramah.
"Terimakasih ya, Bu. Assalammualaikum." Ayah Vanesa mengakhiri sambungan telepon.
"Susah Pak Haji mencari pembantu sekarang ini, saya harus hati-hati. Takut kecolongan lagi." Ayah mengusap wajahnya.
"Iya, Pak Nasir. Memang harus begitu."
Taklama kemudian Affan datang dengan membawa mangkok yang berisi daun bidara yang sudah dihaluskan tersebut.
"Ini, Pak haji." Affan meletakkannya di depan Pak Haji.
"Nanti ini dicampur ke air mandinya, terus dicampur dengan air yang sudah dibacakan doa tadi juga," ucap Pak Haji.
"Tapi, Pak Haji, d irumah ini tidak ada wanita. Jadi tidak ada yang bisa disuruh untuk memandikan Vanesa," ucap ayah agak bingung.
"Ya sudah, begini saja ... Coba Bumi, kamu jemput putri saya di rumah! Biar dia yang akan saya suruh memandikan Vanesa," ucap pak Haji kepada salah satu muridnya.
"Maaf, Pak Haji sudah merepotkan." Ayah Vanesa jadi tak enak hati.
"Tidak apa, Pak Nasir. Kita sesama memang harus saling membantu!" ucap Pak Haji sambil tersenyum.
Bumi si murid Pak Haji langsung bergegas menuruti perintah gurunya itu.
"Pak Haji, bagaimana caranya agar Vanesa tidak didekati mahluk gaib lagi?" tanya ayah dengan menatap lekat wajah Pak Haji.
"Begini Pak Nasir, ada beberapa ayat- ayat Al-Quran yang dapat diamalkan sebagai benteng diri, agar terjauh dari gangguan mahluk gaib dan sejenisnya yaitu:
~ Surat al Fatihah atau biasa disebut sebagai Ummul Kitab. Surat ini dikenal sebagai penawar seribu guna. Surat ini biasa dibaca setelah sholat fardhu dan tetapkan niat kita agar Allah subhanahu wa ta’ala melindungi kita dari gangguan jin dan setan.
~ Al- Mu’awwizat adalah sebutan dari surat yang biasa dipanggil sebagai 3 Qul. Mereka terdiri dari Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas. Ketiga surat tersebut sering diamalkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap malam atau menjelang tidur. Manfaat dari ketiga surat ini yaitu sebagai pendinding dari gangguan jin dan syaitan sampai saat bangun tidur.
~ Ayat Kursi, mempunyai fungsi yang sama dengan Al- Mu’awwizat. Lebih afdhal jika dibaca selepas shalat subuh dan ashar.
~ Surat Yasin ayat 1-9 yang berfungsi sebagai benteng diri dan pendinding kediaman rumah kita."
"Keempat surat di atas, alangkah baiknya jika kita senantiasa mengamalkannya setiap hari agar terhindar dari segala gangguan jin, setan atau pun sihir", ujar Pak Haji.
Ayah dan Affan manggut-manggut mendengar penjelasan dari Pak Haji.
"Saya benar-benar minta tolong dengan Pak Haji sampai Vanesa benar-benar sembuh dan normal seperti semula," ucap ayahnya dengan menyimpuhkan kedua tangannya.
"Tidak perlu seperti itu Pak Nasir, saya akan bantu sekuat tenaga. Dan semuanya tidak lepas dari Yang Maha Kuasa atas segala ciptaan-Nya. Cuma itu masalahnya, setiap hari saya ke ladang jadi tidak bisa setiap hari juga datang kesini meruqyah Vanesa."
"Tidak apa, Pak Haji, pokoknya sesempat Pak Haji saja."
"Saya bisanya cuma setiap hari minggu saja, sebenarnya meruqyah Vanesa ini harus setiap hari agar mahluk gaib itu tidak bisa mendekati dan menyesatkan dia lagi. Sebab pengaruh alam gaib sana sudah sangat melekat sekali, apalagi Vanesa sudah meninggalkan sesuatu disana. Jadi Pak Nasir dan nak Affan lah yang harus membacakan ayat-ayat Ruqyah seperti yang sudah saya jelaskan tadi!"
"Iya, Pak Haji," jawab Ayah Vanesa.
Bumi dan putrinya Pak Haji sudah tiba di rumah.
"Ayo, Zil, kamu tolong bantu memandikan Vanesa!" Pak Haji membawa putri menuju kamar Vanesa diikuti ayah dan juga Affan.
Ketika memasuki kamar, ternyata Vanesa sudah terduduk sambil memainkan ujung rambutnya.
"Ayo, Nak, putrinya Pak Haji akan membantu memandikan kamu," ucap ayah mendekati Vanesa.
Kemudian putrinya Pak Haji menuntun Vanesa masuk ke kamar mandi dan memandikannya dengan air yang sudah disiapkan oleh kedua murid Pak Haji.
Setelah selesai memandikan Vanesa, kemudian putri Pak Haji memakaikannya baju dan membawa Vanesa duduk ke ruang tengah.
"Terimakasih ya Zilga sudah membantu memandikan Vanesa," ucap Pak Haji kepada putrinya itu.
"Iya Zilla, terimaksih, ya," ujar Ayah Vanesa senang melihat Vanesa duduk di sampingnya.
"Iya sama-sama, Pak. Kalau lain kali perlu bantuan saya, beritahu saja," jawab Zilga ramah.
Ayah memandangi Vanesa yang terlihat agak segaran dan cantik. Zilga juga memakaikannya jilbab dan busana yang tertutup.
"Ya sudah kalau begitu, kami pamit pulang ya Pak Nasir." Pak Haji bangkit dari duduknya dan menyalami ayah.
"Iya, Pak Haji, terimakasih banyak," jawab ayah menyambut tangan Pak Haji.
Pak Haji beserta putri dan kedua muridnya pamit pulang.
"Affan juga pulang dulu ya, Yah, Vanesa .... " Affan menatap wajah Vanesa dan kemudian menyalami ayah.
"Iya, Nak Affan, hati-hati!"
🌿🌿🌿🌿🌿
Affan menaiki mobil dan memacunya menuju arah pulang. Tapi di tengah jalan dilihatnya sang mama dan Saskia sedang berdiri di samping mobil Mercy merah milik Saskia terparkir di sisi kanan jalan.
Affan menghentikan mobilnya, "mama..." panggilnya.
"Affan! Untung kamu datang. Mobil Saskia mogok, tolongin dong!" teriak mamanya senang melihat kedatangan Affan.
"Mama dan Saskia mau ke mana?" Affan turun dari mobilnya dan menghampiri sang mama.
"Rencananya mau nyusul kamu kerumah Vanesa Fan," jawab sang mama keceplosan dan buru-buru menutup mulutnya.
Sedang Saskia memberi isyarat dengan mengacungkan jari telunjuknya di bibir.
"Mau ngapain ke rumah Vanesa, Ma?" Affan menatap curiga sang mama.
"Ah, ya udah nanti aja kita ceritanya. Jadi gimana nih mobil Saskia? Mana gak ada bengkel lagi di dekat sini."
"Emang kenapa Sas mobil kamu?" tanya Affan kemudian.
"Gak tahu juga, Fan, tiba-tiba aja mati dan gak mau dihidupkan," jawab Saskia manja dan memegang tangan Affan.
Dengan cepat Affan menghindar, "Oh ... coba aku cek dulu ya!" Affan masuk ke mobil Saskia dan menstarternya.
Brrrrrrr .......
"Tuh nyala mobilnya," ucap Affan keluar dari mobil dan mengahampiri Saskia dan mamanya.
"Loh kok, tadi udah berulang kali aku starter tapi gak nyala-nyala juga." Saskia melongo dan menggaruk-garuk kepalanya.
"Ya sudah. Ayo, Ma, kita pulang!" Affan menarik tubuh sang mama masuk ke mobilnya dan segera tancap gas meninggalkan Saskia yang masih melongo kebingungan.
"Saskia, Fan!" ucap mamanya.
"Ah, dia bisa pulang sendiri kok," jawab Affan santai.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
lidya tiatira
Agak kecewa sama Rikuh. kalau dia benar cinta sama Vanessa kenapa dikembalikan dalam kondisi seperti itu. menurut saya itu lebih ke egois...ga peduli dengan istri, hanya mementingkan diri sendiri.
2023-03-23
0
Denai Achmad
waahh ternyata ustadz bumi muridnya pak haji 😁
2022-05-10
0
Kamila
lanjutkan deh...........😳😳😳😳😳
2020-09-23
3