Suamiku Tak Terlihat
Part 9
Sesampainya di rumah, Vanesa langsung dipapah tante Parida masuk ke kamar.
"Maafkan ayah Vanesa, gara-gara ayah kamu jadi seperti ini." Ayah duduk disamping Vanesa yang duduk mematung di atas tempat tidur setelah dimandikan tante Parida.
Vanesa hanya diam dengan tatapan mata yang kosong.
"Kamu kenapa, Nak? Ceritakan pada ayah apa yg sudah dilakukan Rikuh sehingga kamu jadi seperti ini!"
Vanesa masih diam sambil mengigit ujung rambutnya.
"Sudahlah bang, sekarang ini kesadaran Vanesa masih belum pulih. Besok saja kita lihat perkembangannya lagi," ucap tante Parida.
"Baiklah Parida, kalau besok keadaannya belum pulih kita bawa Vanesa ke Psikiater atau ke tempat Ruqyah saja," usul sang ayah dan beranjak keluar dari kamar anaknya.
Tante Parida mengangguk dan menyelimuti Vanesa kemudian menyuruhnya tidur.
Keesokan harinya, keadaan Vanesa masih seperti orang linglung. Mengunyah makanan yang disuapkan tante Parida pun dia tidak mampu. Makanan hanya disimpan didalam mulut saja.
"Assalammualaikum." Affan muncul dari depan pintu.
"Waalaikumsalam, masuk nak?" sambut ayah Vanesa.
"Bagaimana keadaan Vanesa om, tante?" Affan memperhatikan Vanesa yg duduk disuapi tante Parida makan.
"Ya, masih seperti ini. Belum ada perubahan dari semalam," jawab tante Parida agak pilu menatap ponakannya itu.
"Gimana kalau hari ini kita bawa Vanesa Ke Psikiater, Om, Tante?"
"Boleh, Nak, Om juga berpikiran seperti itu," jawab ayah Vanesa cepat.
"Ya sudah kalau gitu, tante siap-siap dulu, ya!" Tante Parida membawa Vanesa ke kamar dan mengganti bajunya.
*****
Sesampainya di RS, setelah mengantri di loket. Affan beserta ayah, tante Parida dan juga Vanesa masuk ke dalam ruang praktek Dokter Spesialis Kejiwaan.
Tante Parida menceritakan kejadian yang menimpa Vanesa kepada sang dokter.
"Oh begitu, masa' iya ada kejadian seperti itu? Saya baru kali ini menemukan kasus seperti ini" dokter mengerutkan dahi mendengar cerita tante Parida.
Dokter melakukan beberapa tes pada Vanesa, tapi Vanesa masih saja diam tanpa ekspresi.
"Bagaimana dokter putri saya?" ayah Vanesa duduk menghadap di meja dokter.
"Sepertinya putri bapak menderita Brain Fog"
"Maksudnya gimana dok?" tanya ayah Vanesa agak bingung.
"Setiap orang pasti pernah mengalami kesulitan dalam mengingat beberapa hal, namun jika terjadi terlalu sering dan bahkan pada ingatan jangka pendek, apakah itu berbahaya? Fenomena mendadak bingung dan linglung ini dikenal dengan istilah brain fog atau pikiran berkabut, yang kemungkinan merupakan pertanda tubuh sedang mengalami ketidakseimbangan. Meskipun brain fog adalah sesuatu yang umum dan dapat dialami oleh siapa saja, namun tetap merupakan kondisi kesehatan yang tidak normal"
"Brain fog sendiri bukanlah istilah medis yang baku, namun merupakan suatu istilah yang menggambarkan suatu rasa bingung, lupa, berkurangnya berkonsentrasi dan kejernihan pikiran. Brain fog juga dapat diartikan sebagai kelelahan pikiran yang membuat Anda tidak dapat berpikir, dan hal tersebut terjadi sangat sering dalam hitungan hari bahkan minggu. Brain fog juga merupakan gejala dari penyakit demensia, hanya saja penderita demensia yang mengalami brain fog akan mengalami gangguan mengingat yang lebih serius"
"Penyebabnya apa ya dok?" tanya ayah lagi.
"Tidak diketahui secara pasti mengapa brain fog dapat terjadi pada seseorang karena terdapat faktor yang sangat bervariasi, tetapi pada dasarnya brain fog berkaitan dengan gaya hidup, defisiensi nutrisi, kondisi kesehatan, dan stres"
"Saya akan resepkan Vitamin"
"Selain obat, saya juga akan berikan beberapa tips untul pasien yaitu:
-Coba latih otak Pasien tetap aktif dengan melakukan latihan yang mengasah otak seperti mengisi teka-teki silang, bermain scrable, puzzle, menulis, berlatih musik, dll.
-Latihan mengingat. Cobalah ingat dan sebutkan beberapa kali nama orang setelah perkenalan atau cobalah mengingat angka.
-Fokuskan perhatian. Terlalu banyak yang dipikirkan atau melakukan beberapa pekerjaan dalam satu waktu (multi-tasking) dapat membuat Pasien sulit berkonsentrasi dan tidak fokus. Cobalah fokus dan kerjakan satu persatu untuk mendapatkan hasil maksimal.
-Makan makanan yang tinggi antioksidan, zat besi, dan rendah lemak. Kekurangan zat besi/ anemia defisiensi besi dapat menyebabkan penurunan kognitif /kecerdasan. Namun konsumsi zat besi harus hati-hati, jika kelebihan justru akan meningkatkan risiko alzheimer's.
-Olahraga teratur 3x/minggu selama minimal 30 menit setiap sesinya. Olahraga dapat meningkatkan aliran darah dan oksigen ke seluruh jaringan tubuh, termasuk otak.
Istriahat cukup. Saat tidur, terjadi proses konsolidasi memori pada otak. Kurang tidur akan menyebabkan gangguan memori dan kehilangan konsentrasi.
-Hindari stres. Stres dapat mengganggu proses pembentukan memori.
"Terimakasih dokter." Ayah menjabat tangan sang dokter.
"Iya, sama-sama pak. Minggu depan kontrol lagi, kita lihat perkembangannya."
Mereka pun pulang ke rumah Vanesa.
******
Sudah hampir seminggu keadaan Vanesa masih seperti semula, tidak ada perubahan sama sekali.
Setiap hari tante Parida selalu mengajaknya mengobrol dan memperkenalkan nama setiap orang. Tapi Vanesa masih diam tanpa ekspresi. Tatapan matanya kosong, wajahnya pucat pasi, dia terlihat seperti Zombi.
Setiap seminggu sekali mereka juga membawa Vanesa kontrol ke dokter.
******
Sebulan telah berlalu, tapi keadaan Vanesa masih belum juga membaik.
Setiap hari Affan selalu menjenguk dan mengajaknya berbicara.
Sore itu, tante Parida membawa Vanesa duduk di kursi taman depan rumah. Taman bunga kecil yang berada di halaman rumah Vanesa.
"Vanesa, sore ini cuacanya cerah sekali ya" tante Parida mencoba mengajak Vanesa berbincang.
"Emmm, bentar lagi juga Affan pulang kantor dan pasti mampir ke sini."
"Affan itu orangnya baik, dia juga mencintai kamu. Mudah-mudahan dia bisa menjadi calon suami yang baik untuk kamu ya sayang"
Taklama kemudian datanglah dua orang wanita muda seumuran Vanesa muncul di depan pintu pagar rumah.
"Cari siapa ya?" tante Parida bertanya di depan pagar rumah.
"Kita teman kantornya Vanesa tante, mau jenguk dia," jawab wanita itu.
"Saya Vita, dan yang ini Saskia. Boleh kita ketemu Vanesa tante?"
"Oh..temannya Vanesa, boleh dong. Ayo masuk!" tante Parida membuka pintu pagar.
Vita dan Saskia duduk di kursi di samping Vanesa.
"Jangan kaget liat Vanesa ya, dia sedang sakit!" Tante Parida menjelaskan sembari membenarkan rambut yang menutupi wajahnya.
"Sakit apa tante namanya?" Saskia menatap tajam Vanesa.
"Entah apa namanya, tante juga lupa. Pokoknya sejenis linglung gitulah," jawab tante.
"Kenapa tidak dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa aja tante?" Saskia meluncurkan pertanyaan pamungkasnya.
Cepat-cepat Vita mencubit pinggang Saskia, "Jaga omongan kamu, Sas!"
"Oh..maaf ya, Vanesa tidak gila. Dia hanya sedikit mengalami trauma saja" tante Parida bangkit dari duduknya.
"Tidak gila gimana?, lihat saja keadaannya saja udah kayak mayat hidup gitu." Saskia mendorong keras tubuh Vanesa hingga jatuh dari kursi yang didudukinya.
"Heh, kurang ajar sekali kamu! Segera pergi dari sini!" Tante Parida cepat-cepat memapah Vanesa bangkit.
Tiba-tiba Vanesa menatap tajam pada Saskia, dia berdiri dan menarik rambut saskia sambil berteriak.
"Agggg ... setan kamu!!!" Vanesa mengamuk dan menghajar Saskia.
Tante Parida kewalahan menahan tubuh Vanesa, untung saja Affan datang dan berhasil menarik tubuh Saskia menjauh dari cengkraman Vanesa.
Ayah Vanesa buru-buru keluar dari rumah dengan handuk dibahunya dan membantu tante Parida membawa masuk Vanesa.
"Jadi itu calon istri yang kamu idam-idamkan Affan? Cewek gila bekas istri makhluk halus gitu!" Saskia membenarkan rambutnya yang berantakan.
"Jaga ucapanmu Sas, sebaiknya kalian segera pergi dari sini!" Affan mendorong Saskia dan Vita keluar dan segera menggembok pagar rumah Vanesa.
Affan segera berlari masuk dan memastikan keadaan Vanesa.
Ternyata Vanesa masih mengamuk seperti orang kesurupan.
"Segera panggil dokter Affan, biar diberi suntikan penenang!" perintah ayah Vanesa sambil memegangi tangan Vanesa yang terus memberontak.
Affan memperhatikan mata Vanesa yang terlihat nanar dan ocehan yang keluar dari mulutnya terdengar sumpah serapah yang asing sekali ditelinganya.
"Sepertinya Vanesa kesurupan om, apa saya panggil Pak Ustad aja kali yah?" Affan menatap wajah ayah Vanesa yang masih berusaha menenangkan anaknya.
"Iya Affan, terserah kamu saja mana baiknya," jawab ayah cepat.
Affan segera lari keluar dari rumah dan naik kemotornya. Dia memutar otak, Ustad mana yang bisa dibawanya untuk mengobati Vanesa.
"Kenapa tidak Pak Haji Naharudin saja?" Dia tersenyum.
"Oh, tapi apa beliau udah pulang dari ladang ya jam segini?"
"Ya sudah, aku coba2 saja ke rumahnya. Mudah2an beliau ada," ucap Affan dalam hati dan kemudian melajukan motornya menuju kediaman Pak Haji.
******
Affan mengucap syukur dalam hati ketika Pak Haji Naharudin yg menjawab salam dan membukakan pintu untuknya.
"Nak Affan" sambut Pak Haji ketika Affan menyalami dan mencium punggung tangannya.
"Saya mau minta tolong Pak Haji! Vanesa mengamuk, sepertinya dia kesurupan."
"Oh begitu, ayo kita segera kesana! eh, tunggu sebentar saya ambil tas dulu," jawab Pak Haji buru2.
"Bapak pergi dulu Zil, jaga rumah!" Pak Haji pamit kepada anak perempuannya di depan pintu.
"Hati2 ya, Pak, pulangnya jangan malam-malam!" jawab sang anak.
Affan segera melajukan motornya menuju rumah Vanesa.
Sesampainya disana, ternyata Vanesa sudah tertidur.
"Bagaimana caranya Vanesa bisa tertidur tante?" Affan menatap heran Vanesa yang sudah terlelap.
"Sepeninggalan kamu, dia mengamuk hebat sampai memecahkan kaca lemarinya. Tapi setelah itu dia terkulai tak berdaya dan akhirnya tertidur" tante Parida menjelaskan.
"Bagaimana ini Pak Haji?" Affan menatap Pak Haji minta pendapat.
"Ya sudah biarkan saja dulu dia istirahat" jawab Pak Haji.
Ayah Vanesa mengajak Pak Haji dan Affan berbincang-bincang ke ruang tamu, sedang tante Parida ke dapur membuat minuman.
👣👣👣👣
Sedangkan di alam gaib Padang 12 sana, ibunya Rikuh sedang kebingungan mendiamkan cucunya yang selalu menangis sepanjang hari.
"Aduh Pak, kenapa Qirey hobinya nangis tiap hari gini? Baby Sister juga gak ada yang betah," ratap sang nenek kepada sang kakek yang ikutan bingung oleh sang cucu.
"Rikuh juga kemana sih?, bukannya bantuin jaga Qirey malahan kelayapan saban hari" omel sang nenek lagi.
"Sini, Bu! Gantian bapak lagi yang gendong Qirey." Sang kakek memindahkan Qirey kedalam gendongannya.
Taklama kemudian Rikuh datang dan menyapa Qirey yang masih menangis.
"Duh ... anak, Papa, kok masih nangis aja? sini, Pak! Sama papa ya, Sayang .... " Rikuh menggendong Qirey dan menciumnya.
"Kamu dari mana aja sih, Kuh? Pergi bukan bilang2 ibu!"
Rikuh hanya diam dan sibuk menenangkan Qirey dengan menyumpal mulutnya dengan botol susu.
"Udah bu, jangan ngomel terus!" ucap kakeknya Qirey menepuk pundak istrinya yang kelihatan letih itu.
"Sebulan umurnya, sebulan juga dia menangis tanpa henti. Kalau keletihan menangis dia baru tertidur sebentar, abis itu menangis lagi. Gimana solusinya untuk ini semua Pak?" Si nenek kesal dan hampir menangis juga.
"Namanya juga anak kehilangan ibunya, mungkin dia rindu dengan ibunya." Si kakek jadi pilu dan mengusap matanya yang mulai berair.
"Apa Vanesa kita bawa kesini aja kali ya, Pak? Hanya dia yang bisa menenangkan Qirey, Pak. Ibu nggak sanggup melihat Qirey menangis setiap hari." Nenek Qirey tak dapat lagi menahan tangisnya.
"Rikuh dan Vanesa tidak akan pernah bisa bersatu selamanya bu, mereka beda alam. Cinta mereka terlarang!"
"Lalu kita harus gimana, Pak?"
Tiba-tiba saja Rikuh sudah menenteng tas dan memasukkan Qirey kedalam penggendongan.
"Qirey mau dibawa kemana Kuh?" sang ibu berlari mengejar Rikuh yg sudah berada di depan pintu.
"Aku akan mengantar Qirey ke mamanya," jawab Rikuh mantap.
"Jangan Kuh!" larang ayahnya dan mengambil tas dari pundak Rikuh.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Nurjanah Tamim
kasihan anak nya vanesa...
2021-11-26
1
Siti Azizah
bawa k ustad danu aj nanti sembuh
2021-10-05
1
Tien 💕💕
sedih banget ....... anak sm ibu terpisah jarak alam dan kehidupan yang berbeda
2021-09-13
0