Suamiku Tak Terlihat
Part 7
Tante Parida kembali ke tempat duduknya semula dengan wajah merah padam.
"Maaf tante, orang limunan itu yang seperti apa, ya? Saya kok baru sekarang mendengarnya!" Affan menggerutkan dahi dan meletakkan jari telunjuknya di dagu.
"Kamu bukan orang Ketapang asli, ya? Siapa namamu tadi?" Tante Parida mulai meredakan amarahnya.
"Memang bukan,Tante. Saya asli Jakarta. Nama saya Affan. Saya dipindahkan ke kantor cabang yang ada di Ketapang ini."
"Oh ... pantas saja kamu tidak tahu tentang cerita orang limunan!" Tante Parida manggut-manggut.
"Masa iya ada makhluk seperti? Lantas, kalau memang benar yang diceritakan ayahnya Vanesa, mengapa kita tidak dapat melihatnya?" Affan masih kebingungan mencerna cerita dari ayahnya Vanesa.
"Begini Affan, hanya orang yg dikehendakinya saja yang bisa melihat mereka." Ayah Vanesa angkat bicara.
"Jadi selama ini hanya Vanesa yang bisa melihat Rikuh suaminya? Pantas saja saya sering melihat dia bicara sendirian ketika mengintainya waktu itu." Affan memutar memori ingatannya tempo Vanesa belum menghilang.
"Terus satu lagi, Om, apakah barang yang di pegang suaminya Vanesa akan melayang-layang sendiri seperti di film?"
"Tergantung kehendak dia, tapi biasanya barang yang dipegang akan jadi tak terlihat juga biar orang-orang tidak merasa ketakutan melihatnya," jelas ayah Vanesa lagi.
"Awas saja ya, Bang, kalau Vanesa tidak bisa ditemukan!" Tante Parida menatap tajam pada ayah Vanesa.
"Vanesa akan segera kembali kesini, kamu tenang saja Parida! Karena dulu Rikuh sudah berjanji padaku tidak akan membawa Vanesa tinggal di alamnya"
"Janji? Janji tinggal janji bang! Buktinya sekarang Vanesa dibawa juga ke alamnya." Tante Parida mulai naik darah lagi melihat sikap santai ayah Vanesa.
"Ya sudah, kita jemput saja Vanesa ke sana! Kita bawa dia pulang kesini." Affan bangkit dari duduknya.
"Tidak tidak semudah itu Affan! tidak semua orang bisa pergi kesana. Dimata kita manusia awam daerah padang 12 itu hanya hamparan pasir putih yang ditumbuhi pohon pinus dan ilalang layaknya padang rumput" ayah Vanesa menjelaskan.
"Bukankah kamu pernah kesana bang waktu menikahkan Vanesa dulu?" tante Parida melihat tajam ke arah ayah Vanesa.
"Kamu pasti tahu jalan menuju kesana kan bang!" sambung tante Parida lagi.
"Aku memang pernah kesana Parida, tapi tertidur sepanjang jalan. Dan aku tersadar ternyata sudah sampai di sana."
"Jadi bagaimana cara kita menemukan Vanesa?" Tante Parida menyeka matanya yang mulai mengeluarkan butiran air.
"Aku juga tidak tau Parida!" ayah Vanesa memegangi kepalanya.
"Kita cari Paranormal untuk bisa menembus alam sana. Bagaimana?" Affan mencoba memberi usul. "Atau Pak Ustad juga bisa kali ya?" sambungnya lagi.
"Benar sekali idemu Affan, ayo kita cari Paranormal sekarang?," ucap tante Parida bersemangat.
Hari itu juga, sore harinya Affan membawa seorang Paranormal menuju rumah Vanesa.
"Sebentar ya saya akan meneropong dulu ke alam gaib sana." Sang Paranormal yang bernama Ki Norman itu memejamkan matanya.
Affan, tante Parida dan ayah Vanesa memperhatikan sang paranormal dengan seksama.
"Emmm ... Nak Vanesa sudah tidak bisa kembali ke alam kita lagi, dia sudah bahagia di sana," ucap sang Paranormal ketika membuka matanya.
"Tidak mungkin, Ki! mana bisa bahagia hidup di alam orang limunan gitu? Bagaimana pun caranya kita harus bisa membawa Vanesa pulang!" tante Parida bangkit dari duduknya dan mondar-mandir ditempat.
"Saya tidak sanggup menembus alam sana, saya mohon diri saja." Paramormal itu pun nyelonong keluar dari rumah Vanesa.
Affan buru-buru mengejarnya dan mengantar pulang.
Keesokan harinya Affan datang lagi membawa seorang Paramormal yang bernama Mbah Jamal.
Siang ini mereka bersiap untuk pergi ke Padang 12. Affan sudah menyiapkan mobil untuk berangkat ke sana.
Tante Parida sudah bersiap-siap.
"Ayo kita berangkat sekarang! lebih cepat lebih bagus, nanti keburu sore," ucapnya cepat.
Mereka semua pun naik ke mobil dan segera tancap gas.
Tapi baru setengah jalan, ban mobil yang dibawa Affan meledak. Mau tak mau mereka mencari bengkel dan mengganti ban terlebih dahulu. Dan akhirnya mereka sampai di sana pada pukul 19.00 malam.
Suasananya di Padang 12 pada malam hari sangat menyeramkan, hanya gelap yang menyelimuti daerah sana karena tidak ada lampu jalan yang menerangi.
Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang dan besok pagi baru pergi lagi. Walaupun perjalanan dari rumah Vanesa ke daerah Padang 12 ini akan menempuh waktu 2 jam.
Tapi ketika mereka mau berangkat esok paginya, hujan lebat beserta angin kencang mengguyur kota Ketapang waktu itu.
Sehingga demi keselamatan Affan, tante Parida, ayah Vanesa dan Mbah Jamal membatalkan rencana kesana.
"Terlalu banyak rintangan untuk kita menuju kesana, sepertinya saya mundur saja. Ini diluar kemampuan mbah Jamal," ujar mbah Jamal hari itu di depan ayah Vanesa dan tante Parida.
Paranormal yang kedua mundur teratur juga.
Seminggu sudah Vanesa menghilang. Pencarian pun belum menemukan titik terang. Sudah lima Paranormal dan dua Ustad yang mencoba menembus dunia kediaman Rikuh tapi belum ada yang berhasil. Polisi pun juga di kerahkan, karena Vanesa sudah hilang selama 7x24 jam.
********
Sedangkan di dunia lain, Vanesa baru saja berhasil melahirkan bayinya di RS Cahaya Bunda.
"Oweee ... oweeee .... " Suara bayi Vanesa begitu nyaring ketika dokter mengeluarkannya dari rahim ibunya.
"Selamat ya, Ibu, anaknya cewek," ucap sang dokter dan kemudian menyerahkan bayi tersebut kepada perawat untuk segera di bersihkan.
"Bayi kita udah lahir, Sayang, sekarang kamu udah jadi ibu. Selamat ya!" Rikuh mencium kening Vanesa.
"Iya sayang, aku senang banget," jawab Vanesa dengan wajah bahagia. Sakit yang tadi dirasanya tertebus sudah dengan tangis bayi yang sudah terlahir dengan selamat itu.
"Seperti perjanjian kita, kalau cewek maka kamu yang kasih nama. Mau diberi nama siapa, Sayang?" Rikuh mencium dahi Vanesa.
"Aku mau kasih dia nama QIREY IBNATU HUMAIRA, gimana? Bagus nggak?"
"Bagus, jadi kita panggil dia QIREY," jawab Rikuh sambil tersenyu.
Taklama kemudian, perawat datang dengan membawa bayi Vanesa.
"Ini bayinya ibu Vanesa dan bapak Rikuh, silakan diberi ASI dulu ya bu!" perawat meletakkan bayi itu di samping Vanesa.
Vanesa tersentak kaget kala melihat sosok bayi yang baru saja dilahirkannya.
"Aghhh ... kenapa wajahnya seperti itu? Ini bukan bayiku!" Vanesa menjerit histeris sambil menutupi wajahnya.
Wajahnya berbeda dengan orang kebanyakan, dia tidak memiliki belahan diantara hidung dan bibir atasnya.
Bayi itu menangis mendengar jeritan Vanesa. Rikuh langsung mengambil sang bayi dengan hati sedih. Ia tak menyangka kalau reaksi istrinya itu akan seperti ini.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Zahra Nur Alisha Alisha
aku bingung ngebayangin belahan hidung dan bibir
2022-09-12
0
Rathy Rathy
di fizo aku baca istri gaib sampai nangis termehek.
suami tak kasat mata smoga happy ending, semangat kak
yg istri gaib lw gak salah author nya ini y?
2022-02-11
1
Nurjanah Tamim
apa yg terjadi tor...dengan bayi nya vanesa...???
2021-11-26
1