Suamiku Tak Terlihat
Part 12
"Hey, Bro, pagi-pagi udah manyun aja?" Reza datang membuyarkan lamunan Affan.
"Ah ... kamu Rez, bikin kaget saja." Affan mengusap wajahnya.
"Wessss ... ada apa, Bro, kok mukanya kusut kayak baju yang nggak diseterika berbulan-bulan saja?" ledek Reza sambil terkekeh.
"Lagi mumet," jawab Affan singkat sambil menekan tombol pada laptop yang ada di atas mejanya.
"Aku turut prihatin atas batalnya pernikahan kamu kemarin, Fan. Tenang aja, kalau udah jodoh nggak bakal lari ke mana!"
"Makasih, Bro, tapi masalah baru timbul lagi. Gara-gara Saskia nih .... " Affan mengepalkan tinjunya.
"Nggak usah mau main pukul gitu Bro, Saskia tuh cewek dan dia kayak gitu karena do'i cinta ma kamu bro."
"Ah ... jadi kamu tahu ceritanya, atau jangan-jangan kamu kerja sama dengan Saskia?" Affan menatap tajam pada Reza.
"Eits ... jangan asal tuduh gitu bro, aku tidak ada sangkut pautnya dengan masalah ini. Aku kemaren cuma kebetulan mendengar ocehan Vita dan Saskia aja, waktu itu mereka baru pulang dari rumah kamu ... menemui mamamu."
"Gara-gara ocehan Saskia, mama jadi tidak merestui pernikahanku dengan Vanesa," ucap Affan kesal sambil memegangi kepalanya.
Taklama kemudian Saskia dan Vita muncul di kantor dan langsung menghampiri Reza dan Affan.
Buru-buru Affan berjalan menjauh sebelum Saskia mendekat kearahnya.
"Affan ... kamu mau ke mana?" teriak Saskia agak jengkel melihat Affan menghindar ketika melihatnya.
Reza pun buru-buru kembali ke meja kerjanya, dia juga malas terlibat urusan bersama Vita dan Saskia.
********
Pagi ini pembantu yang dipesan ayahnya Vanesa lewat 'Yayasan Penyalur Asisten Rumah Tangga Al-Hikmah' tiba di rumahnya.
"Selamat pagi, Pak. Saya Mak Ijah dari Yayasan PART Al-hikmah," ucap seorang wanita paruh baya dengan mengenakan baju gamis berwarna biru muda.
"Oh iya, silakan masuk!" jawab Ayah Vanesa ketika membukakan pintu.
"Nama saya Nasir dan ini anak saya Vanesa. Dia sedang sakit, tugas Mak Ijah menjaga dan mengurusnya."
"Iya, Pak," jawab Mak Ijah.
"Dan ini kamar kamu," ucap ayah menunjukkan sebuah kamar bekas pembantunya terdahulu.
"Dibersihkan saja dulu, Bik, kamarnya sudah lama tidak ditempati!"
Mak Ijah mengangguk.
********
Dengan berjalan sambil mengendap-endap, Rikuh memasuki kamar Qirey dan menggendongnya. Dia melewati pintu belakang dengan sambil melihat kiri kanan.
Dan tiba-tiba, "Rikuh...! Mau kemana kalian?" pekik ibunya lantang.
"Mau bawa Qirey jalan-jalan, Bu," jawab Rikuh gugup menoleh ke arah ibunya.
"Sini Qirey sama Ibu aja, gak usah dibawa ke mana-mana!" sang ibu memindahkan Qirey ke dalam gendongannya.
Ibunya membawa Qirey masuk kembali ke dalam rumah.
"Ini, Pak, Rikuh ketangkap basah ma Ibu mau bawa kabur Qirey lagi." Ibunya Rikuh menghampiri bapak yang sedang ngopi sambil merenung.
"Emang Qirey mau dibawa ke mana Kuh?" tanya bapak ketika Rikuh berjalan melewatinya.
"Cuma jalan-jalan, Pak. Ibu aja yang suka berprasangka," jawab Rikuh sambil ngeloyor menuju kamarnya.
"Pak, kira-kira Rikuh mau membawa Qirey kemana ya?" ibu duduk di samping Bapaknya sambil memangku Qirey yang seperti biasanya selalu menangis walau sudah disumpal botol susu.
"Mana bapak tahu, Buk. Ya sudah, bapak mau ke kantor dulu." Bapaknya Rikuh bangkit dari duduk dan meraih tas kerjanya.
"Jangan ke kantorlah, Pak! Di rumah aja temani ibu jaga Qirey!" rengek Ibu.
"Waduh, Bu, maaf gak bisa. Hari ini bapak ada rapat penting. Bik Santi dan bik Ami kan ada," jawab bapaknya Rikuh dengan senyum dikulum menggoda sang istri.
"Ah ... si bapak, mereka mana bisa diharapkan. Lihat Qirey nangis, mereka juga ikutan nangis ... ibu yang puyeng, Pak."
"Ya sudah, bapak pergi dulu ya. Kalau urusan kantor udah selesai, bapak langsung pulang. Kakek pergi dulu Qirey sayang!"
*********
Malam itu, keluarga Affan sedang berkumpul di ruang tamu. Ada Papa, Mama, Bude, Pakde, dan dua orang kakak perempuannya. Affan adalah anak bungsu dari tiga bersaudara.
"Affan, sampai kapan pernikahanmu ini akan ditunda?" tanya sang papa menatap putranya itu.
"Belum tahu juga, Pa. Kayaknya sampai Vanesa sembuh dulu gitu kata ayahnya," jawab Affan dengan nada kecewa.
"Masalahnya, kalau masih lama ... kami mau pulang ke Jakarta dulu, Nak. Kerjaan papa di sana gak bisa ditinggal lama-lama."
"Iya nih, mana manager Kakak udah telepon mulu. Besok kita semua mau pulang dulu, kamu selesaikan saja urusan disini!" ujar kakak tertuanya yang berprofesi sebagai model itu.
"Ya sudah kalau pada mau pulang, malam ini juga Affan pesankan tiket pesawatnya."
"Lima aja tiketnya, Mama gak usah! Mama masih mau di sini. Gak apa, kan, Pa?" sang mama menatap papa meminta persetujuan.
"Terserah Mama saja," jawab Papanya.
"Mama ikut pulang aja lah, Affan sibuk ... gak bisa ngurusin mama di sini." Affan memandang ke arah papanya juga.
"Hemmm ... Mama, kan, masih pengen disini sayang, lagian kamu cuma tinggal sendirian. Gak ada yang masakin, gak ada yang nemenin makan .... " jawab sang Mama dengan melirik Affan.
Affan hanya diam dan menarik napas panjang.
"Habislah kalau mama gak mau pulang, bisa berantakan semuanya," gerutu Affan dalam hati.
*********
Di rumah Vanesa, Mak Ijah sedang menyuapi Vanesa makan di ruang tengah, dan sang Ayah mengamatinya dari arahteras.
Sudah seminggu mak Ijah bekerja di rumah Vanesa, dan ayah menyukai cara kerjanya. Dia begitu telaten mengurus Vanesa, dan orangnya juga rajin. Semua pekerjaan rumah juga beres semuanya.
Rencananya Ayahnya Vanesa akan kembali ketempat tugasnya, tapi ia masih bimbang juga meninggalkan Vanesa. Sudah hampir dua bulan ia mengambil cuti.
Tapi suatu malam, Ayahnya Vanesa memergoki Mak Ijah sedang berbicara sendirian di halaman belakang rumah. Kemudian Mak Ijah seperti membawa sesuatu ditangannya dan masuk ke kamar Vanesa.
Dengan cepat Ayahnya Vanesa menyusul ke kamar Vanesa, dan membuka pintunya secara perlahan. Tapi ia tak mendapati siapa-siapa di sana, kecuali Vanesa yang sedang tertidur pulas.
"Ah ... mungkin aku salah lihat saja." Ayah Vanesa mengusap wajahnya dan kemudian kembali kekamarnya.
*********
Paginya, dengan terburu-buru, Rikuh membaringkan Qirey di tempat tidur. Dan menatap putrinya itu dengan bahagia.
Taklama kemudian ibunya Rikuh masuk ke dalam kamar Qirey juga dan kaget melihat Rikuh pagi-pagi sekali sudah ada di kamar Qirey cucunya.
"Ngapain, Kuh, kamu di sini?" sang ibu menatap curiga putra tunggalnya itu.
"Main sama Qirey lah, anaknya Rikuh. Ibu ini curiga terus bawaannya, masa' main sama anak sendiri aja gak boleh." Rikuh berjalan keluar dari kamar Qirey.
"Ada apa ini, Bu? Kok pagi-pagi udah ribut aja?" Sang bapak juga muncul dan berpapasan dengan Rikuh di pintu kamar.
"Ini, Pak, pas Ibu masuk kamar Qirey, Rikuh udah ada aja di sini. Wajarlah Ibu curiga, wong dia suka bawa kabur Qirey sih .... "
"Tapi kan sekarang nggak dibawa kabur lagi buk, ya sudah lah!" sang kakek menciumi pipi Qirey yang montok seperti bakpau itu.
"Makin hari Qirey makin anteng ya, Bu, nangisnya juga udah jarang."
"Iya, ya, Pak" si nenek memberi susu ke mulut sang cucu tapi Qirey menolak dengan menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan menghindari botol susu yang disodorkan neneknya.
"Kok Qirey nggak mau mimik ya, Pak?"
"Mungkin udah kenyang kali, Bu."
"Nggak mungkin kenyang, Pak. Terakhir mimik, kan, cuma malam saja. Terus subuh nggak ada nangis minta mimik," ujar neneknya agak bingung.
"Ya sudah lah, Bu, jangan terlalu dipikirkan! Yang penting sekarang Qirey nggak rewel. Ayo kita bawa Qirey jalan-jalan, Bu!" sang kakek menggendong cucunya dan berjalan keluar dari kamar.
*********
Sedangkan di rumah Affan, Mamanya sedang memasak bersama Saskia.
Dengan buru-buru Affan meraih kunci mobilnya dan berjalan menuju garasi.
"Affan, mau ke mana kamu? Sarapan dulu yuk?" panggil Mamanya.
Affan menoleh ke arah sang mama dan Saskia pun memamerkan senyum termanisnya.
"Ah ... ada Saskia rupanya, mau ngapain dia ke sini pagi-pagi begini?" gerutu Affan dongkol.
"Ayo Affan, kita sarapan sama-sama. Ini Saskia sudah bantuin Mama masak loh .... "
"Nggak deh, Ma. Affan lagi buru-buru. Mama sarapan bareng Saskia aja. Affan pergi dulu!" Dia berlari menuju garasi dan segera tancap gas.
"Tuh ... kan, tante, Affannya masih cuek aja ama Saskia. Pasti dia mau ke rumah Vanesa," rengek Saskia kesal.
"Ayo Sas, temanin tante ngelabrak Vanesa dan keluarganya, biar nggak main pelet lagi ma anak tante!"
"Oke tante, ayo!"
Mama Affan dan Saskia segera bersiap-siap, dan membuntuti Mobil Affan dari belakang.
********
Di rumah Venesa, ayahnya sedang mengobrol dengan Pak Haji Naharudin dan kedua orang muridnya yaitu Riung dan Bumi di ruang tamu.
"Maaf ya, Pak Nasir, saya baru sekarang sempatnya ke sini untuk melanjutkan Ruqyah Vanesa. Maklum lagi musim panen padi," ujar Pak Haji.
"Tidak apa-apa, Pak Haji," jawab ayah.
Taklama kemudian Mak Ijah datang dengan membawa empat cangkir kopi dan sepiring pisang goreng kemudian menyuguhkannya kepada Ayah Vanesa dan tamunya.
Setelah meletakkan cangkir terakhir kepada Pak Haji, mak Ijah pun berlalu.
Pak Haji menatap tajam Mak Ijah yang sudah kembali menuju dapur, lalu berkata, "Siapa wanita itu, Pak Nasir?"
"Oh, dia Mak Ijah pembantu baru saya, dia membantu mengurus Vanesa juga," jawab Ayah Vanesa.
"Oh, dia datang sendiri menawarkan jasa sebagai Asisten Rumah Tangga atau bagaimana, Pak Nasir?" selidik Pak Haji.
"Dia dari 'Yayasan penyalur asisten rumah tangga Al-hikmah', saya memesannya dari sana. Memangnya ada apa, Pak Haji?"
"Mohon maaf ya, Pak Nasir, kalau saya salah, tapi menurut penglihatan mata batin saya ...dia bukan manusia seperti kita," ucap Pak Haji pelan.
Sontak saja Ayah Vanesa langsung kaget, "Maksudnya gimana, Pak Haji?"
"Dia makhluk halus dari Padang 12 sana," jawab Pak Haji lagi.
'Deggggg'
Ayah Vanesa makin kaget mendengar itu, "Astarfirullahhal'azim, bagaimana mungkin ini bisa terjadi?"
Ayah Vanesa langsung berlari menuju kamar Vanesa, tapi tidak ada siapa-siapa di kamar itu. Kemudian ia berlari ke dapur mencari Mak Ijah, tapi sang pembantu gaib itu juga tidak terlihat lagi.
"Mak Ijah, Vanesa!!! Kalian di mana?" teriak Ayah Vanesa dengan panik.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Nurjanah Tamim
ini si saskia...pengen d smackdown kli ya
nyebelin bngt dah aah
2021-11-26
0
Siti Azizah
iki cerito religi campur horor..serem
2021-10-05
0
Euis Nina
pk haji naharudin , kya suami ku kadang bisa melihat apa yg org lain gk bisa lihat , , memang bgus punya khodam kdng bisa bermanfaat buat org lain
2021-09-29
0