sudah hampir setengah jam rara dan Afkar berjalan menyusuri hutan nun yang tak kunjung sampai.
"Tuan mata biru, kapan kita akan sampai? kaki ku sudah mau patah rasa nya, Apa Rumah mu masih jauh dari sini? kalau masih jauh kita istirahat saja sebentar aku ingin meregangkan otot kaki!" Keluh Rara menghentikan langkah nya lalu terduduk di bawah pohon besar.
Afkar menoleh lalu ikut duduk di samping Rara yang terlihat sangat kelelahan.
"hey Tuan apa kau tidak merasa lelah? aku melihat mu sama sekali tidak terlihat lelah apa kau bukan manusia!" goda rara.
Afkar tersenyum kecil melirik rara"Aku memang bukan manusia!" jawab nya datar.
rara menoleh dengan cepat menatap afkar yang terlihat datar setelah mengatakan hal yang mengejutkan.
Rara menggeser duduk nya sedikit menjauh dari afkar.
"Hahaha.. tuan aku hanya bercanda kenapa kau memasukan dalam hati kata-kata ku tadi?!" balas Rara canggung.
"Yang ku katakan tadi juga serius Nona. aku bukan manusia!" jawab afkar menegaskan dengan expresi serius.
Rara Terbelalak kaget mendengar ucapan pria asing di samping nya yang terdengar serius itu.
Rara bergegas berdiri menjauhi Afkar dengan panik.
"J..jika kau bukan manusia apa kau.." rara melirik kaki afkar untuk memastikan menginjak bumi atau tidak.
Dia menginjak bumi. jadi kalau bukan hantu lalu dia apa? tidak mungkin kan dia siluman seperti di filem-filem?
Afkar tersenyum kecil melihat reaksi Rara yang sangat ketakutan.
"Mohon ijinkan aku memperkenal kan diri sekali lagi pada Nona! tapi bisakah sebelum aku memperkenal kan diri, nona bisa terelebih dahulu memperkenal kan diri dulu!?" ucap Afkar dengan sopa.
Rara yang di buat panik tanpa sadar langsung menyebutkan identitas nya.
"A..aku.. Nama ku, Rara Raina Sunjaya sebentar lagi berusia 22tahun, aku seorang Manejer di perusahaan ternama di Kota A!" jawab Rara bibir nya gemetar takut.
"Hmm...Apa manejer itu seperti seorang ketua dalam kelompok para prajurit!?" ucap Afkar menimang .
A..apa yang dia katakan? prajurit apa? mungkin lebih baik aku iyakan saja biar tidak berbelit-belit sebab dia bukan manusia ini adalah maslah besar.
"Ya, ya, ya benar yang tuan katakan semacam itu. ja..jadi bisakah kau memberi tau siapa kau sebenar nya?" jawab rara panik.
Afkar tersenyum kecil menatap Helena yang begitu penasaran dengan diri nya.
"Perkenalkan nama ku Afkar Dias. aku berasal dari klan darah kerajaan terbesar di pulau vampir. aku adalah salah satu ketua klan vampir!"
seketika Rara terpaku dengan kaki gemetar
VA...vampir.. apa ini sungguh nyata, expresi nya tidak terlihat sedang bercanda? ya Tuhan ada di mana aku ini sebenar nya??
Rara ketakutan sampai pucat ia menjadi gelisah dan kebingungan setelah mendengar pengakuan tidak masuk akal pria di depan nya itu.
"Tu..tuan Afkar! ap..apakah yang di belakang mu itu juga teman mu!?" rara mencoba menipu afkar agar bisa melarikan diri dari nya.
tanpa rasa curiga Afkar menoleh unutuk melihat siapa yang di tunjuk oleh Rara. ia tercengang ketika melihat tidak ada siapapun di belakang nya.. afkar dengan cepat kembali menoleh ke arah Rara yang sudah ada di tempat nya. ia tersnyum kecut saat melihat Rara melarikan diri
"Haiss, benar-benar!" keluh afkar dengan cepat ia melesat mengejar Rara yang telah mengambil langkah seribu.
Rara berlari kencang sambil terus menoleh kebelakang untuk memastikan kalau Afkar tidak mengikuti, karena Rara terus terfokus kebelakang tanpa ia yang tidak sadar afkar sudah berdiri di depan nya membuat ia menabrak tubuh afkar yang tiba-tiba muncul di depan nya.
BUKK..
Rara membentur dada afkar yang kokoh hingga terlempar karena terbentur kuat. afkar langsung meraih pinggul Rara untuk menahan nya agar tidak jatuh.
"Ka..kau? kenapa kau bisa ada di sini tadi bukankah..?" Rara kebingungan menarik diri menjauhi Afkar.
"Nona Raina apa kau bisa tenangkan diri mu dulu, aku akan menjelaskan tentang klan vampir agar kau bisa tau lebih jelas tentang bangsa kami," Jelas Afkar mecoba menenangkan diri.
"Hey tuan, aku ini manusia yang normal wajar aku menjadi panik dan syok saat mendengar kalau aku sekarang berada di kampung vampir.,aku pasti gila!" gumam rara frustasi dengan situasi nya saat ini. Rara mengambil jarak aman dari Afkar agar tidak bisa mendekati nya.
ia kebingungan harus meminta tolong pada siapa sebab pria yang ada di hadapan nya itu bilang kalau tempat ia berada sekarang adalah pulau vampir jika begitu maka, penduduk di sini semua nya adalah bangsa vampir dan hanya dia seorang diri yang manusia itu tanda nya akan menjadi santapan mewah bagi bangsa vampir.
"Aaaaa.. tidakkk.. aku tidak mau menjadi makanan vampir!!" Rara berlari histeris tanpa arah.
Afkar yang terkejut dengan respon Rara yang berlebihan kembali mengejar dan menahan nya.
"Nona Bisakah kau mendengarkan penjelasan ku dulu! dan ucapan mu tadi salah, ini pulau vampir bukan kampung vampir!" Tegas afkar.
hey .. itu bukan inti nya. *bukankah sama saja, sama-sama kumpulan para vampir mahluk penghisap darah!
tuhan kau menghukum ku karena aku membuat ayah dan ibu ku bersedih, tidak papa jika kau ingin menghukum ku tapi bisakah hukuman nya lebih ringan dari ini*?
Rara nampak frustasi dan putus asa dengan nasib buruk yang menimpa nya.
"Nona kenapa kau melamu?" afkar mengacau lamunan Rara dengan wajah datar nya.
"Hey Kau.. menjauh dari ku aku tidak ingin kau dekat-dekat dengan ku, aku takut kau mencium darah yang ada di tubuh ku ini lalu aku akan di hisap habis oleh mu!" cetus Rara melangkah mundur menjauh dari afkar.
Afkar tertgun mendnegar kalimat ambigu Rara "Hahaha.. Nona Raina apa kau sangat takut!?"
Rara menatap tajam mendengar ucapan afkar yang meremehkan ancaman hidup nya di remehkan "Ya aku sangat sangat takut. karena itu Tolong beri tau aku jalan pulang ke arah Kota A, aku ingin Pulang!" tegas Rara gigih.
"Baik aku akan antar Nona Raina pulang, tapi. Nona harus ikut ke istana ku terlebih dahulu, sebab hanya Raja Aidan yang bisa mengirim mu kembali ketempat asal mu!" jawab afkar datar memberi penjelasan pada Rara.
Rara mengernyit curiga "Maaf aku menolak! jika aku ikut sama saja aku melempar diri sendiri menjadi makanan Kalian,." balas Rara tegas.
"Nona Raina tidak perlu mengkhawatirkan itu, aku bisa menjamin kalau Nona aman setelah sampai di istana, Bangsa kami tidak menghisap sembarang manusia kalau ia ingin meminum darah manusia mereka juga meminta pendapat pada manusia itu sendiri setuju atau tidak nya memberikan darah mereka. dan lagi kami tidak banyak menghisap darah manusia kami hanya meminum nya sedikit untuk menjadi suplemen," jelas afkar.
"Kalau nona Raina masih tidak percaya? di ujung sana ada sebuah desa yang di namakan desa darah! semua penduduk nya adalah manusia yang terdampar dari beberpa belahan dunia bahkan di antara mereka sudah ada yang hidup di pulau ini selama seratus tahun. Kau bisa melihat nya sendiri kita berjalan beberapa menit lagi maka kita akan sampai di desa darah! silahkan Nona Raina," lanjut afkar meyakinkan Rara dengan ucapan nya.
Rara menatap ragu pada Afkar. sebab bagaiman mungkin vampir penghisap darah memiliki toleransi yang besar terhadap mangsa nya.
Rara seperti berada di gang buntu yang di hadang sekelompok harimau, tidak bisa melarikan diri jika tidak melawan habis harinya itu. namun kekuatan nya tidak mampu melawan harimau-harimau kuat itu sendiri. jadi satu-satu nya jalan aman adalah pelan-pelan menjinakan harimau-harimau itu agar tidak memberi nya ancaman. lalu setelah itu ia akan kabur dengan bebas.
"Baiklah Kau bisa jalan duluan aku akan mengikuti dari belakang!" jawab Rara waspada.
"Apa nona Raina yakin tidak akan Lari lagi seperti tadi," balas Afkar curiga.
"Uhuk...tidak akan," cetus Rara canggung.
Rara berjalan mengikuti afkar. sepanjang jalan mereka tidak lagi bicara hingga setiba nya di desa darah.
BERSAMBUNG..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments
Alfil Gina
aku baru mampir kenovelmu thor🙏🙏
2022-09-03
1
Akunmail
helena naon ?
2022-08-26
0
Ivon Pramesti Syahnanda
greatttt
2022-08-23
0