100 Hari Terdampar Di Pulau Vampire
Rara Raina sunjaya. sebut saja Rara, gadis dengan perawakan yang menawan itu adalah nona Besar dari keluarga Sunjaya yang terpandang di kota A.
Rara berbeda dengan gadis bangsawan lain nya. dia gadis tomboi yang pandai bertarung, pembela kebenaran dan tidak suka penindasan.
Rara tidak suka menjadi Nona besar. selain cerdas dan cantik Rara juga pemegang sabuk hitam.
ia kabur dari rumah untuk menjadi Gadis biasa seperti pada umumnya.
orang tua nya menolak keinginan nya mereka berkali-kali mengirim pengawal untuk membawa putrinya kembali kerumah. tapi alhasil para pengawal yang di utus oleh mereka pulang dengan tangan kosong dan babak belur di hajar oleh putri mereka.
berbagai cara sudah dilakukan untuk menculik Rara agar bisa kembali, namun hasil nya nihil.
ayah dan ibu nya sudah cukup lelah mengeluarkan berbagai cara membawa kembali Rara yang pada akhirnya tidak ada yang berhasil. mereka cukup lelah dan memutuskan untuk membiarkan Rara mengambil jalan putusan nya sendri untuk menjadi orang biasa di luar sana. mereka juga tidak bisa berbuat apapun lantaran Rara adalah putri satu-satunya mereka.
**DI KEDIAMAN SUNJAYA**...
sudah satu tahun Rara tidak kembali kerumah. selama satu tahun itu ia hanya memberi kabar lewat panggilan video dengan orang tuanya untuk mengobati rasa rindu.
tapi entah kenapa hari ini setelah ia pulang kerja tidak biasanya ia merasa gelisah dan terus memikirkan kedua orang tuanya.
karena terus merasa gelisah dan tak tenang, Rara. memutuskan untuk pulang ke rumah menemui Ayah dan ibu nya.
..
perjalanan menuju kota lumayan jauh. selama perjalanan Rara tertidur di dalam taxi sampai tiba di perumahan ellit tempat ia di besarkan.
"Huahhhh.. sudah lama tidak pulang. tidak ada yang berbeda dengan rumah ini, semua masih sama seperti dulu!" gumamnya, sambil menghirup udara segar di depan gerabang tinggi rumahnya.
Rara mencari penjaga yang bertugas di dapan namun tidak menemukan mereka. ia juga melihat pintu gerbang tidak di kunci tangan nya merogoh masuk untuk membuka namun tiba-tiba
Seorang pelayan muda menghampiri nya dengan mimik wajah ketus.
pelayan yang baru bekerja setengah tahun itu tidak mengenali Rara. ia berjalan dengan angkuh menegur Rara.
" Siapa kau? pergi, pergi.. jangan berdiri di sini." ketus pelayan itu.
Rara mengernyit tidak suka dengan sikap kasar dan angkuh sang pelayan.
"Kau ini pelayan baru ya di sini? Cepat buka gerbang aku mau masuk," balas Rara, sabar.
"Hey nona, memang kau siapa berani memerintah ku!" ucap sang pelayan kasar.
Rara menarik nafas dalam-dalam mengelus dada menahan emosi "Nona pelayan! aku ini anak dari keluarga sunjaya! apa kau tidak bisa mengenaliku dari foto-foto yang terpajang di setiap ruangan di rumah ini!?" Balas Rara meyakinkan dengan sabar.
sontak sang pelayan tertawa lantang dengan tatapan menghina.
"Hahaha.. Nona kau mau menipu ya? di rumah ini mana ada terpajang fotomu dan Lagi nona Kami sudah setahun berada di amerika, jika nona kami ingin pulang pasti nyonya akan menyiapkan sambutan besar untuk kepulangan nya." ucap nya mengejek.
"Aku sebagai pelayan baru memang belum pernah melihat wajah nona Raina? karena sebelum aku bekerja di rumah ini nyonya dan tuan sengaja menyimpan semua Foto Nona untuk menghilangkan rasa sedih nyon..*eh? kenapa aku malah cerita dengan orang asing*. sudah sana pergi menggangu saja." usir sang pelayan sadar jika dia terlalu banyak bicara.
Rara tercengang mendengar cerita sang pelayan. ia tidak menyangka kepergian nya dari rumah membuat sang ibu menjadi sangat sedih.
*Ibu... apa dia sesedih itu*? batin nya merasa bersalah.
Rara melirik kecil yang pelayan yang masih berdiri di dalam gerbang dengan gaya yang angkuh. Rara berdecak kesal di buat nya ia pun membuka paksa gerbang tanpa peduli dengan pelayan baru itu.
pelayan itu tersentak kaget tidak sempat menahan gerbang yang sudah terbuka.
"Hei... kembali kau jangan masuk ke dalam! " pekik pelayan itu berlari kecil " Pengawal cepat tangkap gadis Liar itu jangan sampai dia masuk!" teriak sang pelayan sambil mempercepat lari nya mengejar Rara yang berlari secepat kilat.
Jarak gerbang dan pintu masuk rumah sekitar 10 meter. dua pengawal itu masih belum melihat jelas siapa yang berlari ke arahnya? mereka menghadang pintu masuk dengan tubuh besar mereka. namun saat jarak rara dengan pengawal sekitar 3 meter kedua pengawal itu ternganga kaget melihat nona besarnya mengacungkan tinju pada mereka.
kedua pengawal langsung menyingkir bercucuran keringat dingin saat nona mereka berlari melewati pintu.
"Astaga itu nona Besar!! untung pengelihatanku bagus jika tidak mungkin kita akan berakhir seperti setengah tahun yang Lalu! sialan pelayan baru itu ingin mencelakai kita." maki salah satu pengawal panik.
sang pelayan sampai ke pintu utama dengan nafas terengah.
" kenapa kalian membiarkan gadis liar itu masuk!?" cetus pelayan itu, kesal karna kelelahan berlari.
dua pengawal kaget seketika saat mendengar sang pelayan bicara kasar tentang nona besar nya.
"Tutup mulut mu! jika kau bicara kasar lagi kau akan di pecat dari sini dan lebih buruknya lagi kau akan di penjara karena telah mencoreng nama baik nona besar!" omel salah satu pengawal, kesal.
pelayan itu terduduk lemas seketika setelah mendengar ucapan sang pengawal. dengan wajah pucat pelayan itu ketakutan kerena sejak di pintu gerbang ia berkata kasar pada Rara yang ternyata anak majikan nya.
"A..apa, Nona Besar? apa yang harus aku lakuakan? aku tidak mau di penjara ibuku sedang sakit. kalian tolong aku.. aku tidak mau di penjara!"
dua pengawal itu menari diri dari pelayan yang memohon pada mereka.
"Lebih baik kau meminta maaf langsung pada Nona besar! mungkin kau akan di maafkan jika kau mengakui kesalahan yang kau lakukan.
kami tidak ingin terlibat dalam masalah sebesar ini!" balas si pengawal pergi dengan acuh.
Di ruang tamu..
Rara duduk bersandar pada sang ibu dengan manja.
"Bu, bukankah ibu sudah mengijinkan aku menjadi gadis biasa di luar sana. kenapa ibu masih bersedih dan menutup semua fotoku untuk menghilangkan rasa sedih ibu?" ucap Rara sedih melihat wajah ibunya sembab karna terus menangis merindukan putri satu-satunya.
"Maafkan ibu sayang. ibu tidak biasa dengan tidak adanya dirimu di rumah ini, ibu selalu merindukan mu jika setiap melihat fotomu. ibu juga tidak ingin kau khawatir dan menggangu karirmu. jika putri ibu senang maka ibu juga senang!" keluh sang ibu lirih. memeluk, Rara.
Rara menyeka air mata di pipi sang ibu " sudah ibu jangan menangis lagi. aku akan Pulang kerumah setiap minggu untuk mengunjungi ibu. apa ibu senang sekarang!" balasnya menenangkan sang ibu.
"Benarkah? suami ku, putri kita akan pulang setiap minggu.. rumah ini tidak akan sepi lagi! sayang terimaksih." pekik nya memanggil suami nya dengan sangat senang ia memeluk dan mencium putri satu-satunya itu berulang kali.
rumah kembali cerah setalah kedatangan Rara, sang ibu menyuruh para pelayan untuk memasang foto-foto Rara kembali seperti semula dan membersihkan kamar Rara yang sudah setahun tidak di tempati.
"Bu mungkin..." kalimat rara terhenti ketika ia melihat pelayan yang tadi menyambutnya dengan kasar. berdiri ketakutan di depannya.
sang ibu langsung menegur nya dengan ramah "Sofi, kenapa kau berdiri di sana?" tanya sang ibu ramah.
pelayan itu tertunduk takut dengan wajah pucat ia tidak berani mengangkat kepala nya untuk bertatap langsung dengan Rara "No..nona besar! " pelayan itu langsung berlutut di hadapan Rara.
Rara dan ayah, ibu nya tertegun ketika tiba-tiba pelayan itu berlutut di depan Rara.
*seperti nya pengawal sudah memberi tahu dia kalau aku putri keluarga ini*!
Rara menatap dengan expresi datar menunggu apa yang ingin di katakan pelayan itu.
"tolong maafkan kesalahan yang telah aku perbuat.. tolong jangan pecat dan penjarakan aku!?" pelayan itu bersujud memohon dengan berlebihan bahkan ucapan nya membuat Rara terkejut.
Eh? Rara melirik sang ibu yang seketika ada expresi tidak senang saat menatap sang pelayan. Rara sangat tau sifat sang ibu yang tidak akan pernah memberi maaf pada pelayan yang berbuat salah apa lagi ayah nya jika beliau tau pelayan itu telah menghina nya ia sangat yakin hidup pelayan ini tidak akan baik nanti nya .
Rara masih ada rasa iba pada pelayan itu."Huk.. tidak papa sudah aku maafkan!
masalah ini juga bukan sepenuhnya kesalahanmu, karena kau tidak mengenaliku. tapi lain kali bersikap ramahlah kepada siapa pun.
di rumah ini tidak menerima orang yang bersikap angkuh dan sombong! aku sudah memaafkan, kau bisa membantu yang lain bekerja!"
ucap Rara dengan tegas. memberi kesempatan pada pelayan itu.
namun Rara bisa merasakan aura kemarahan di diri sang ayah yang mungkin akan sulit di tangani jika tau masalah yang di lakukan pelayan itu.
BERSAMBUNG..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 273 Episodes
Comments
ziva
keren banget nih nona rara
2023-05-05
0
MD tri
aku mampir🤗
Hai readers, mampir di karyaku yuk 'KEKASIH HATI' semoga suka☺🙏
2022-11-24
0
Arika Sahera
Hai how are guys, Hai juga kakak author
Izin numpang promoin novelku yah hehehe
Judulnya : Poseidon Mengejarku
Thank you semua nya
2022-11-17
0