Penolakan Rara untuk ikut tour berkahir sia-sia dia sungguh tidak ingin pergi tapi pada akhirnya ia harus tetap pergi karna ancaman pecat dari direktur rian.
Rara dan mia sudah siap untuk pergi ke perusahaan di mana bus yang akan membawa mereka menunggu di sana.
"Oke, kita akan berangkat sekarang yeee... akhirnya kita berlibur!" seru mia bersemangat.
Rara hanya memasang wajah malas untuk pergi.
"Yo.. yang semngat dong sayang!" goda Mia merangkul. Rara keluar dengan wajah lesu ia benar-benar tidak ingin pergi hari itu.
"Rara, kalung bulan sabitmu mana?" tanya mia melihat leher kosong Rara.
"eh? astaga.. aku lupa tadi aku melepas untuk membersihkan nya! aku akan mengambilnya dulu," rara bergegas kembali kedalam untuk mengambil kalung giok peninggalan neneknya. hampir saja ia meninggalkan kalung itu di kamar mandi.
setelah mengecek tidak ada barang yang perlu di bawa tidak tertinggal, Mia dan Rara pergi dengan taxi menuju kantor. jarak kantor tidak jauh dari rumah hanya memakan waktu beberpa menit mereka sampai di kantor. mereka turun dari taxi di sambut teman lain nya lalu langsung masuk ke dalam bus yang sudah siap jalan. lagi-lagi Rara mengeluh kesal lantaran sejak kemaren dia harus naik turun mobil sehingga membuat pantat nya panas.
bus melaju dengan kecepatan sedang mereka memakan waktu satu jam untuk sampai di pelabuhan.
seluruh pegawai berbondong-bondong keluar dengan sangat antusais ketika melihat pelabuhan kapal pesiar yang berjejer mewah. Mia tak kalah antusais dari para pegawai lain hanya Rara yang terlihat malas dan lesu ketika melihat pemandangan kapal pesiar yang berjejer di sana. karna bagi nya sudah bisa menilai atau melihat semua pemandangan itu.
direktur rian menggiring semua pegawai menuju kapal pesiar yang jauh lebih mewah dari yang lain nya.
Mereka berjalan mendekati sebuah kapal pesiar mewah yang di miliki CEO perusahaan.
semua pegawai terkagum melihat kapal pesiar mewah di depan mereka termasuk Rara, ia juga mengagumi kapal mewah yang ada di hadapan nya itu.
Mewah sekali kapal ini, bahkan kapal pesiar ayah kalah dengan kapal ini.
"Rara.. kamu kanapa Melamun? ayo pemandu sudah menyuruh kita naik!" tepuk mia menyadarkan rara dari lamunanya.
Rara mengikuti mia dari belakang sambil mengagumi setiap disain kapal itu.
para pegawai mencari tempat mereka masing-masing untuk menikmati kemewahan dan pemandangan di sana. pemandu mulai mengumumkan kalau kapal akan segera berlayar.
ombak laut saat itu sangat tenang sehingga kapal tidak bergoyang dengan kuat, semilir angin menampar kecil wajah
Rara yang sejak naik tertidur lantaran ke lelahan. ia tertidur di kursi santai di dek kapal.
sebuaj pulau yang menjulang tinggi dengan rimbun nya pepohonan mengalihkan perhatian para pegawai. pulau melegenda itu adalah pulau Embun yang terkenal sebagai pulau vampir.
Mia terpaku kagum lantaran ia baru pertama ini melihat pulau legenda yang selalu di sebut semua orang dengan jarak sedekat itu. ia teringat kalau Rara masih tidur di dek kapala.
"Rara! cepat bangun, liahat kita melewati pula yang terkenal itu, 'Pulau vampire' jika dari jarak dekat ia terlihat sangat indah!" Mia menyingkirkan majalah yang menutupi wajah Rara dan menariknya untuk melihat bersama yang Lain.
Rara terpaku kagum dengan keindahan pulau itu.
ketika kapal tepat berada di bawah matahari.
kalung liontin bulan sabit merah di leher rara bersinar dengan cahaya merah darah. Mia menyadari kalau kalung sahabat nya itu menyala.
"Ra, kalung mu menyala?" tunjuk mia heran.
Rara melihat pada liontin yang masih menyala pekat, ia juga heran kenapa bisa menyala? ia mendongak menatap langit.
"Mungkin karena terkena sinar matahari!?" jawab Rara, tanpa curiga.
"Mungkin ya, matahari saat ini sangat terik mungkin pantulan nya menyorot kalung mu!" ucap Mia. Rara hanya menjawab dengan anggukan kecil. namun meski ia tidak ingin peduli entah mengapa ia merasa akan ada sesuatu yang buruk menimpa nya.
tidak lama setelah kejadia kalung Rara bersinar, tiba-tiba ombak laut berubah besar keseimbangan Rara goyah, tubuhnya seakan menarik nya ke dalam laut. Rara menahan keseimbangan tubuhnya dengan sekuat tenaga tapi kekuatan yang menarik nya lebih kuat ia seperti terbawa angin lalu tubuhnya terlempar kedalam lautan dengan ombak besar yang menelan nya kedalam dasar laut.
"RARA!! tolong ada yang jatuh.. tolong!"
mia dan teman lainnya histeris melihat Rara jatuh kedalam Air. pemandu dan beberapa pria langsung menjeburkan diri ke laut untuk mencari Rara, namun tidak menemukan keberadaannya di sekitar jatuhnya Rara.
mia yang menyaksikan langsung Rara terseret ombak langsung histeris mendapati sahabat nya tidak di temukan. teman-teman yang Lain mencegah Mia yang ingin menjeburkan diri untuk mencari Rara. mia sangat terpukul dengan kecelakaan itu ia tidak sanggup melihat kenyataan hingga taksadarkan diri.
pemandu segera menelfon polisi dan tim SAR untuk mencari keberadaan Rara.
setelah beberapa menit polisi terdekat sampai di TKP dan langsung melakukan pencarian.
Hampir dua jam polisi dan tim SAR mencari keberadaan rara tapi tidak menemukan jasadnya,
mereka menghentikan pencarian dan akan di lanjutkan esok hari.
setelah kejadian Rara menghilang terseret ombak, membuat mia syok hingga pingsan sehingga harus di rawat di rumah sakit hingga sekarang ia belum sadarkan diri.
orang tua Rara yang juga baru mendapat kabar putri nya menghilang di tengah laut membuat sang ibu juga tak sadarkan diri
semua teman teman di kantor kehilangan Rara mereka sangat bersedih saat mendengar kepolisian belum menemukan jasad rara.
waktu berlaku dengan cepat..
******
di sisi lain perbatasan dimensi tepi pantai pulau Embun.
Rara tersadar setelah hampir setengah jam ia pingsan, tubuh nya basah dan di menuju pasir. ia beranjak Mengamati sekeliling yang nampak sunyi sepi seakan tidak ada kehidupan di pulau itu, Rara terbatuk lantaran ia sempat meminum air saat terseret ombak.
tas kecil anti air milik nya ternyata masih terangkut di badan nya, Rara merasa terlong saat mendapati ponsel nya masih menyala. ia berusaha melakukan panggilan pada Mia untuk meminta pertolongan namun. sinyal di ponsel nya tidak terdeteksi.
"ah, kepalaku sakit sekali, aku berada di mana ini?"
Rara berjalan pelan memasuki hutan. untuk mencari sinyal. sudah cukup jauh dia masuk kedalam hutan tetap saja tidak menangkap sinyal di ponsel nya. Rara terlihat putus asa ia mematikan ponsel nya lalu menyimpan nya kembali, alih-alih untuk menghindari habis nya batere.
tubuh nya mulai menggil kedinginan rambut yang tadi basah mulai mengering lantaran ia terus berjalan tanpa arah di dalam hutan.
saat menelusuri sepanjang jalan, Rara mendengar beberpa langkah kaki yang terdengar cepat.
ia sangat bersemangat ketika mengetahui ada orang lain di pulau itu.
"sepertinya ada orang lain di hutan ini?
eh tunggu?" Rara ragu dengan langkah yang ia dengar " Kenapa langkah nya seperti besar sekali?! lebih baik aku sembunyi dulu takutnya itu bintang buas.," rara bersembunyi di balik pohon besar untuk memastikan kalau itu bukan bintang buas.
gerombolan langkah yang ia dengar semakin dekat Rara bersembunyi di balik pohon besar ia mengintip sedikit ketika langkah gerombolan berhenti di sana.
Ada lima orang pria bertubuh besar memakai pakaian kuno dari kerajaan inggris Rara tertgun heran dengan pakaian mereka.
"Hah.. ternyata manusia, aku pikir hewan buas.
tapi kenapa mereka memakai pakaian kuno? apa sedang ada syuting filem di sini?" gumam Rara, cari ketika kamera dan para kru filem.
KRAK... Rara menginjak ranting keringa sehingga lima pria itu, melihat kearah nya dengan tatapan memburu mereka langsung mengepung lalu menghunuskan pedang ke arah Rara.
Rara tersentak kaget dengan sikap agresif mereka, di tambah beberpa pedang sudah mengelilingi leher nya.
"Anu.. tuan-tuan maaf jika menggangu proses syuting Kalian, aku juga tidak sengaja berada di sini.." jelas Rara. dengan senyum canggung.
para pria itu menatap bingung dengan ucapan Rara yang tidak mereka mengerti. mereka terus menatap tajam Rara yang juga kebingungan.
Apa mereka tidak mengerti bahasa ku?
"Begini tuan, mungkin aku salah tapi bisakah singkirkan properti ini dulu.." Rara mendorong pedang dengan tangan kosong.
ia terpaku ketika mendapati pedang itu adalah asli jari nya tergores ketajaman pedang itu.
A..astaga! ini pedang asli. kenapa mereka melakukan syuting dengan pedang asli??
Rara terpaku pucat sambil menghisap jari nya yang berdarah. tatapan para pria besar itu jauh lebih buas ketika mencium aroma darah yang keluar dari jari rara.
kelima pria itu bukan lah manusia melainkan seorang vampir. mereka mengeluarkan taring dengan liur yang menetes.Rara terkejut mundur melihat pemandangan aneh itu.
astaga ini? apa aku sedang bermimpi? ya tuhan jika aku bermimpi cepatlah terbangun, tapi kalau ini mimpi mana mungkin aku bisa merasakan sakit di jari**ku.
Saat salah satu pria tidak tahan dengan aroma nikmat darah yang mengalir ia diam-diam ingin menyerang Rara tapi tiba-tiba ada seorang pria dengan pakaian yang sama dengan 5 pria itu menghentikan mereka .
sosok pria berwajah pucat dengan pupil biru, berambut perak dengan garis wajah yang sangat menawan membantu Rara menyingkirkan ke lima pria itu.
"Lepaskan nona ini, jangan muncul lagi di hadapan ku! " seru pria itu dengan tegas menangani ke 5 pria yang pergi tanpa perlawanan
Rara terpaku kagum dengan keindahan yang ia lihat sosok pria itu sangat langka dan menawan. Rara terkesiap ketika menyadari ke5 pria itu pergi.
ia tidak membiarkan mereka pergi begitu saja setelah menindas nya tadi. saat Rara melihat celah untuk menyerang. dengan kemampuan bela diri yang ia miliki ia menyerang Lima pria bertubuh besar itu dangan satu serangan hingga mereka tumbang.
"fiuhh.. setelah menindas seorang gadis bukan nya meminta maaf malah ingin pergi begitu saja, cih." ketus Rara mengibas-ibaskan bajunya yang masih basah, dengan bangga menjatuhkan lima pria besar itu.
pria bermata biru tersenyum kecil terkagum meliahat kemampuan Rara.
"Nona, kau sangat hebat! cara bertarung mu sangat unik!? kalau aku boleh tau anda berasal dari negara mana?" tanya pria itu dengan sopan.
Rara mengerutkan kening melihat sikap pria yang ada di hadapannya itu terlihat aneh, ia semakin bingung dan curiga dengan pulau tempatnya terdampar.
"tunggu? cara bicaramu seperti bangsawan kerjaan saja? eh tapi kalau aku boleh tau apa nama pulau ini! kenapa orang orang di sini terlihat aneh? dan kau juga kenapa mengenakan pakaian kerajaan? jika ini syuting tidak mungkin mengunakan pedang sungguhan?" Rara bertanya tanpa henti sambil menatap pria bermata biru dari ujung kaki ke ujung kepala.
pria itu hanya tersenyum kecil dengan pertanyaan Rara yang bertubi-tubi.
" Nona kau bisa memanggil ku afkar! jika nona ingin tau, nona bisa ikut denganku ke istana raja! dan akan aku jelaskan jika sudah sampai di istana," ucap pria bernama afkar itu tanpa ragu.
Rara menatap bingung dengan cara bicara pria itu.
"Nona tidak perlu bingung, jika di lihat hari akan gelap, jika nona tidak ikut dengan ku maka nona akan bermalam di tengah hutan ini sendiri.."
Rara terdiam menimang apa yang di katakan pria bernama afkar itu
ia tidak punya pilihan lain selain ikut dengan, pria itu,
karena sebentar lagi langit akan gelap, jadi ia terpaksa ikut untuk mencari perlindungan sementara waktu..
"Hukk.. baiklah aku akan ikut denganmu
tapi ingat jika kau berni macam-macam denganku! aku akan membuatmu patah tulang seperti mereka." ancam Rara pada pria asing yang ada di hadapannya. ia selalu waspada dengan orang asing yang belum pernah ia temui apa lagi orang itu tiba-tiba berbuat baik tanpa alasan itu semakin membuat Rara harus meningkatkan kewaspadaan nya.
Afkar hanya tersenyum kecil mendengar ancaman dari Rara..
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments
💮Aroe🌸
udah sampai ya😁
2022-01-26
2
Nonasan_34
q pling suka yg horor2 gini
2021-09-13
4
yummy
sudah mampir
2021-08-23
2