Rara terkulai di bawah jendela ia putus asa lantaran usaha nya membobol jendela besi itu sama sekali tidak berhasil.
Para gadis yang melihat sikap kekeh lara untuk keluar dari ruangan itu membuat mereka hanya bisa memperhatikan setiap usaha nya yang sia-sia.
Suara langkah dan hormat para penjaga di luar mengejutkan Rara yang saat itu masih terkulai di bawah jendela yang letak nya di samping kursi besar yang seperti nya singgah milik raja. Rara buru-buru beranjak lalu kembali berbaur dengan para gadis dan mengambil posisi yang tidak mudah di jangkau mata.
Suara deritan pintu menghentikan jantung Rara sesaat, ia mengikuti para gadis yang langsung memberi hormat ketika langkah sang raja baru memasuki pintu.
Aidan melangkah kedalam lalu duduk di singgah nya bertumpang kaki dengan wajah datar menatap para gadis yang tertunduk di tutupi cadar.
Aidan mengamati setiap gadis di depan nya seperti sedang menilai mana yang akan ia pilih. mata nya berhenti di barisan ke tiga dari belakang di mana barisan ke empat adalah rara yang jantung nya sudah mulai berdegup tak karuan lantaran pandangan Aidan menatap lekat ke arah barisan nya, meski terlihat tujuan mata pria itu hanya tertuju pada gadis di samping nya. tetap saja itu membuat Rara was-was.
"Tinggalkan gadis itu. bawa yang lain pergi..!" tunjuk Aidan. melegakan nafas Rara yang tertahan sejak tadi.
Pengawal yang tadi memimpin rombongan gadis-gadis, kembali membawa mereka untuk keluar dengan barisan yang teratur.
"Yang mulia!" sapa pengawal berpapas pintu dengan Afkar ketika baru saja akan menggiring keluar para gadis.
Rara tertegun seketika mendongak dengan cepat melihat kedepan "Afkar!" bisik nya, entah senang atau takut yang ia rasakan yang pasti ia merasa lega saat afkar ada di sana.
Afkar berjalan masuk setelah para gadis memberikan jalan termasuk Rara yang berada di barisan belakang.
"Pangeran afkar, kau terlihat sangat santai apa tugas yang ku berikan sudah kau selesaikan!" seru Aidan, menatap datar.
Afkar yang belum sepenuh nya masuk ke dalam ruangan langsung berhenti dan membungkuk sedikit menjawab pertanyaan sang raja.
"Jawab yang mulia. tugas sudah di se..." Kalimat afkra terhenti ketika ia tidak sengaja menangkap gadis yang berdiri di barisan akhir memakai gelang tali yang pernah ia lihat di pergelangan Rara.
Rara?! tidak mungkin tapi, gelang itu? astaga apa dia sungguh Rara, apa yang dia lakukan di sini?
Afkar menatap lekat-lekat gadis itu memastikan kalau itu benarlah Rara.
eh. apa afkar sudah tau kalau ini aku? kalau begitu langsung saja meminta nya membawa ku pergi dari sini.
Rara menatap balik afkar lalu mengedip mata memberi kode. Afkar terbelalak mendapat kedipan manis dari Rara, wajah nya langsung tersipu.
Dia sungguh Rara!
"ran.. PANGERAN AFKAR! kau tidak mengabaikan ucapan raja!" tegas Aidan, kesal lantaran melihat Afkar tak bersikap hormat di hadapan nya.
Afkar terkesiap ketika mendapat tekanan suara dari sang raja " Hamba telah lancang yang mulai, tolong ampuni kelancangan hamba!" ucap afkar berlutut pengampunan.
Rara ikut tertekan ketika merasakan aura gelap di sekitar Aidan. afkar bangkit dan melengos masuk melewati Rara.
sikap afkar sejak tadi terus di perhatikan oleh Aidan sehingga membuat nya teralihkan dengan gadis yang terus di lihat oleh afkar.
"Berhenti. "
Pengawal yang sudah akan meninggalkan ruangan langsung berhenti di ikuti para gadis.
"Aku ingin menukar dengan gadis yang di berikan paling akhir!" perintah Aidan. dengan santai ia menatap pada Rara yang terpaku kaget lantara Aidan tiba-tiba mengganti pilihan nya.
"Baik yang mulia," pengawal itu menarik Rara ke hadapan sang raja dan membawa kembali gadis yang gagal di pilih dengan raut wajah tak senang sebab bagian nya di ganti.
Ruangan seketika hening setelah pengawal sudah membawa pergi para gadis. keringat bercucuran di kening Rara bahkan ia merasa takut untuk bernafas.
Matilah aku kali ini... ia masih berlutut gugup menundukkan kepala tidak berani bergeming sebelum mendapat perintah dari sang raja.
meski ia memiliki keberanian yang besar namun itu di waktu tertentu, saat ini Rara benar-benar menciut di hadapan raja dari para vampir yang kemungkinan memiliki sihir yang sangat besar.
"Yang mulia.."
"Bukankah pangeran sudah menyampaikan tugas hari ini. lalu apa yang membuat pengarang tetap di sini?" tukas Aidan memotong kalimat Afkar.
Afkar tertunduk diam tanpa membantah ia tidak tau harus bagaimana mengeluarkan Rara dari sana, sebab ia tidak mungkin melawan atau mengatur apa yang sudah di pilih raja dan jika ia ikut campur maka Maslah tidak akan mudah lagi.
"Seperti nya pangeran berat untuk meninggalkan ruangan ku.. apa ada Maslah!" sinis Aidan, beranjak mendekat lalu berdiri tepat di depan Aidan dan Rara yang masih berlutut.
"Tidak ada yang mulia.. hamba akan undur diri,." Afkar pergi deng langkah berat meninggalkan Rara sendiri dia sana.
Afkar.. Rara menatap lirih afkar yang meninggalkan nya sendiri dengan tega.
"Ada apa? apa lebih tertarik dengan pengeras!?" bisik Aidan, tiba -tiba sudah berdiri tepat di depan Rara.
"Bangun!" perintah nya.
Rara berdiri dengan panik dan tetap menundukkan kepala, tatapan tajam terasa menusuk nya, aidan mengitari tubuh Rara menilai dari ujung kaki hingga kepala lalu berhenti kembali tepat di depan nya.
Aidan menarik cadar yang menutupi wajah Rara. seketika Rara tercengang saat cadar sudah tidak ada di wajah nya.
"Aku ingin lihat seperti apa gadis pilhan ku ini ." Aidan mengakat wajah Rara hingga mereka saling bertatap mata.
Aidan tertegun dengan pesona nyata di wajah Rara yang memiliki garis lembut di wajah nya. selain itu ia merasa aroma yang sejak tadi mengalihkan Indra nya adalah aroma di tubuh Rara, ternyata ia sempat salah mengira kalau gadis barisan ketiga adalah pemilik aroma ternyata ia salah.
Aidan mendekatkan diri lalu mengendus dengan rasa lapar yang terus menggoda nya sejak tadi, ia mencium aroma yang langka di tubuh Rara.
Aidan belum menyadari kalau Rara lah manusia kusus yang saat ini baru terdampar di pulau nya sebab ia juga belum tau pria atau wanita yang terdampar kali ini. urusan yang menumpuk membuat nya belum bisa menemui manusia kusus itu dan meminta afkar untuk tatap menjaga nya.
.
.
.
.
.
.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments
Ssky
kak izin koreksi ya. Ada typo di bagian "Yang Mulia"
2022-09-13
1
Ati Sumariati
seru cerita lanjut thor
2022-08-30
1
Risma Farna
Kok Helena thor??? Bknnya Rara ya??
2022-08-15
0