Rara pun turut memandang bayangan mereka di cermin. Bara berdiri tepat di belakangnya dengan wajah mereka yang berdekatan. Sampai-sampai aroma nafas Bara terasa memenuhi hidungnya.
"Kau mengerti?!"
"I..iya Kak... aku mengerti..." jawab Rara dengan gugup.
"Bagus. Sekarang cepat pakaikan ini!" memberikan dasi kupu-kupu pada Rara.
"Ini?"
"Cepat pakaikan!"
"Baiklah." membalikkan tubuhnya perlahan hingga menghadap Bara.
Tinggi badan mereka yang berbeda jauh, membuat Rara harus mendongak dan menjinjitkan kakinya untuk menggapai leher pria itu. Dengan tangan sedikit gemetar, Rara memasangkan untaian benang itu, sebab Bara menatapnya dengan tatapan penuh arti.
Sudah hampir selesai, gerakannya terhenti ketika merasakan sebuah tangan besar bertengger di pinggangnya. Rara melebarkan matanya pada Bara, tetapi Bara berwajah datar. Rara cepat-cepat menyelesaikan kegiatannya agar segera terlepas dari pria itu.
Setelah selesai Rara menjauhi Bara. Bara tanpa mengatakan apapun melangkah pergi dari tempatnya. Melihat Bara pergi, Rara dengan langkah tergopoh-gopoh mengikutinya, sebab gaunnya yang cukup panjang dan sepatu hills membuatnya kesulitan berjalan.
Akhirnya Rara berhasil mengejar Bara yang berdiri di atas tangga pertama, dan berdiri di sampingnya.
Tanpa melihatnya, Bara menarik tangan Rara dan disampirkan di lengannya.
"Kak...?"
"Diam! Aku harap kau bisa menjaga sikapmu di depan tamu." ujar Bara dengan sarkas.
"Tapi Kak... Kak Dena tidak mengizinkanku..."
"Diam! Sekarang aku suamimu. Aku yang berhak mengaturmu, bukan Dena!"
Bara melangkahkan kakinya, membuat Rara mau tidak mau mengikutinya.
Bara bisa merasakan tubuh gadis di sampingnya gemetar hebat. Dia tau Rara sedang ketakutan. Tetapi dia tidak peduli dan tetap membawa Rara ke pesta.
Dan benar saja, di pertengahan anak tangga, pandangan semua orang yang berada di lantai bawah yang telah dihias semegah mungkin, tertuju pada dua anak manusia yang terlihat tampan dan cantik.
Seketika itu juga, berbagai pertanyaan muncul dalam benak mereka ketika melihat gadis yang bersanding dengan Bara, putra kebanggaan keluarga Pramana.
Tubuh Rara semakin bergetar melihat orang-orang yang tengah menatapnya itu. Ternyata ketika dulu menjadi korban buli, telah meninggalkan trauma mendalam bagi Rara. Setiap melihat keramaian gadis itu menjadi ketakutan. Rara takut kejadian yang sama terjadi lagi.
Sedangkan Bara yang merasakan getaran tubuh Rara dibuat heran. Setakut inikah gadis ini? Bara tidak tau Rara mengalami trauma akibat penindasan di masa lampau.
Rara masih gemetaran, hingga sebuah tangan menggenggam erat tangan mungilnya dan memberikan usapan lembut yang secara perlahan menenangkan dirinya.
Rara menoleh pada Bara yang kini menatapnya penuh arti.
"Kak.... aku takut..."
"Tenanglah. Selama ada aku disini tidak akan ada yang berani menyakitimu."
Memang terdengar ketus tetapi sanggup menenangkan Rara.
Setelah memastikan Rara sudah mulai tenang Rara melanjutkan langkahnya, dengan tangan tetap mengusap punggung tangan Rara.
Ini dia, apa yang paling Rara takuti. Dena, putri yang tengah berulang tahun malam ini melayangkan tatapan tajam penuh amarah padanya.
Rara mengalihkan pandangannya agar ketakutannya tidak muncul lagi. Hingga tanpa sengaja maniknya bertatapan dengan Derri yang juga terlihat tampan meski di usia yang tidak muda lagi.
Lelaki itu tersenyum, Rara sempat menangkap mulut Derri mengatakan cantik padanya. Tentu saja Derri begitu senang. Sebab sudah bertahun-tahun dia menunggu momen ini. Melihat Rara muncul di antara kolega-koleganya. Meski tidak mengenalkannya sebagai putri, Derri sudah cukup senang, setidaknya Rara tidak selalu bersembunyi.
Tatapan Ayah dan anak itu terputus karena Bara melangkahkan kakinya lagi. Membawa Rara melewati para tamu yang tidak lepas menatap dirinya.
Tatapan kagum dan penuh tanya menggelayut dalam hati mereka. Siapakah gerangan gadis cantik ini?
"Selamat malam Tuan Bara." seorang pria dengan seorang wanita di sampingnya, yang Rara tebak adalah kolega bisnis keluarganya, menyapa Bara.
"Selamat malam Tuan Max." jawab Bara dengan sopan meski wajah dinginnya tidak berubah.
"Anda terlihat memukau malam ini, apalagi saat bersanding dengan gadis cantik ini. Siapakah gerangan gadis cantik ini?"
Benar saja, pasti banyak pertanyaan yang muncul. Dan pertanyaan semacam ini yang selalu Rara takuti. Rara menatap Bara, penasaran akan jawaban pria itu. Apakah Bara akan mengenalkannya sebagai istri? Atau...
Namun tanpa Rara duga, Bara menyunggingkan senyumannya. Terlihat tulus, tidak seperti senyuman penuh kepalsuan seperti yang sudah-sudah.
"Perkenalkan, gadis ini adalah istriku...."
TBC ☘️☘️☘️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Muh. Yahya Adiputra
gentle juga bara mengakui rara sebagai istri.
😳😳😳😳
2021-11-18
1
Alya Priyatmoko
Keren thor visuaĺnya aku suka smua karyamu semangat👍👍👍
2021-09-28
0
susi zulaikha
🙈🙈🙈🙈🙈
2021-07-11
0