Sepertinya tahun ini akan sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Menyendiri, jauh dari keramaian pesta perayaan ulang tahun putri sulung keluarga Pramana.
Malam ini, pesta itu akan digelar dengan begitu meriah. Rumah besar dan megah itu, kini telah disulap menjadi istana sesuai dengan tema dekorasi yang Dena inginkan.
Selama persiapan pesta, Rara mengurung diri di dalam kamar. Tidak ingin berlama-lama melihat kegiatan mereka yang selalu membuatnya sedih.
Huh, Rara juga sedang berulang tahun hari ini, tapi kenapa tidak satu orang pun yang mengucapkan selamat padanya. Rara tidak perlu kado ulang tahun, hanya ucapan selamat saja sudah membuatnya senang.
Tersisa satu jam lagi, pesta akan segera dimulai. Dena, Safira dan Vina sudah terlihat cantik dengan gaun mewah dan perhiasan-perhiasan yang melekat di tubuh mereka. Begitu glamor dan elegan.
Juga dengan tamu undangan yang sudah datang satu persatu, pun dengan tampilan mewah. Jangan lupakan, kado yang mereka bawa untuk putri sulung keluarga Pramana, tentu bukan dengan harga yang main-main.
Untuk kesekian kalinya, Rara menghela nafas resah, saat mengintip para tamu yang mulai berdatangan, dari celah jendela kamarnya.
"Mereka sangat cantik." lirihnya dengan mata memandangi Dena yang sedang menyambut teman-temannya yang juga tidak kalah cantik. Membandingkan dengan tampilannya yang tidak ada apa-apanya dengan mereka.
Rara tidak berani keluar dari kamar, sebab sebelumnya Dena sudah menegaskan padanya untuk tidak keluar dari kamar barang sebentar pun. Jangan sampai dirinya terlihat oleh orang-orang.
Setelah puas mengangumi orang-orang itu, Rara menutup jendela kamarnya. Tetapi begitu berbalik, hampir saja memekik sebab Bara tiba-tiba ada di hadapannya.
"Kau sedang apa?" pria itu menyipitkan matanya.
"Aku... aku sedang menutup jendela Kak." ucapnya asal. "Kakak... akan turun?" mematut Bara yang sudah terlihat tampan dengan setelan tuxedo berwarna hitam legam. Rara tidak menyangkal, dia terkesima melihat tampilan pria ini.
Bara tidak menjawab, malah melemparkan paper bag ke atas meja sofa. "Ambil itu. Dan bersiap-siaplah."
"Itu apa Kak? Memangnya aku mau kemana?"
"Sudah jangan banyak tanya! Waktuku tidak banyak." Huh, pria ini sangat pemarah.
Mau tidak mau, Rara mengambil paper bag yang cukup besar itu yang ternyata berisi gaun.
Gaun? Rara akan memakai gaun ini malam ini? Tapi untuk apa? Jangan bilang kalau Bara akan membawanya ke pesta ulang tahun Dena. Jangan sampai itu terjadi, karena jika tidak peristiwa yang sama akan terjadi untuk yang kedua kalinya.
Sekali lagi Rara memandangi gaun berwarna biru gelap itu. Pikirannya melayang jauh memikirkan entah apa yang akan Bara lakukan.
"Cepat! Kenapa lama sekali!" suara berat Bara dari luar kamar mandi mengejutkannya.
Akhirnya Rara membuka seluruh pakaiannya, lalu mengenakan gaun itu. Tanpa mematut diri di cermin, Rara langsung keluar dari kamar mandi.
Bara sudah menyambutnya dengan wajah sangar. "Maaf Kak, aku kesulitan menarik pengaitnya." Rara berdalih agar Bara tidak marah.
"Cepatlah merias diri, setidaknya jangan tunjukkan wajah murungmu itu di depan umum!"
Tanpa bicara lagi, Rara mengangguk lalu menuju meja riasnya. Gadis itu tidak sadar, setengah punggung indahnya terpampang jelas depan Bara.
Bara memandang tubuh Rara dari belakang dengan penuh ironi. Tubuh mungil yang dulunya sangat kurus dan ringkih kini terlihat lebih berisi.
"Kak... Kakak..." Bara tersentak kaget ketika Rara tiba-tiba berdiri di hadapannya. Pria itu tidak sadar sebab terlalu larut dalam pikirannya.
Rara menahan senyumnya melihat wajah kaget Bara, sebuah ekspresi yang belum pernah dia lihat dari pria itu.
Bara ingin marah sebab istri kecilnya baru saja menertawainya. Namun ditahannya sebab waktu tidak mendukung. Lagi-lagi Bara menatap tajam tampilan Rara saat ini.
Gadis itu terlihat cantik dengan sapuan make-up tipis di wajahnya. Namun Bara tidak suka melihat leher punggung hingga dada gadis itu terbuka lebar, sebab Rara menggulung tinggi-tinggi rambut panjangnya.
"Kau ingin menggoda siapa?!" entah kenapa dia begitu marah.
"Maksud Kakak?"
"Lihat ini!" menusuk pundak bergantian dengan dada atas gadis itu. "Kau ingin menggodanya siapa dengan memamerkan tubuhmu ini?"
"Sakit Kak." memegangi bekas tusukan Bara. "Kakak sendiri yang memberikan gaun ini padaku. Aku tidak tau..."
Ucapan Rara terhenti, kala Bara menjulurkan tangannya di kepalanya, lalu mengacak-acak tatanan rambutnya yang sudah dia gulung dengan rapi.
"Kak... Apa yang Kakak lakukan?"
Bara tidak menjawab, tangannya sibuk menggeraikan rambut Rara hingga benar-benar menutupi punggung hingga dada Rara yang terekspos.
Bara membalikkan tubuh Rara menghadap cermin, kemudian menggenggam rambut Rara dengan erat.
"Jangan sampai aku melihatmu dengan tampilan seperti tadi!"
TBC ☘️☘️☘️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Cucu Siti Rodiah
cemburu2 cemburu😜
2022-01-07
1
Muh. Yahya Adiputra
cemburu bilang boss...
😜😜😜😜😜
2021-11-18
0
Nazwah Azahrah
malang...sungguh...
2021-10-11
0