Zhu San melesat cepat dan menebaskan pedang Awan Biru pada sosok bertopeng yang terdekat dengannya.
TRAAAK
Suara pedang yang patah, kembali terdengar saat pria bertopeng yang diserang Zhu San, menangkis serangan itu dengan pedangnya.
Pria itu melompat mundur, dan Ia berhasil menghindari laju pedang Zhu San yang mengarah pada kepalanya.
Salah satu rekannya yang lain, segera membantu dengan melakukan tusukan pada punggung Zhu San.
Mendapat serangan cepat dari arah belakang, Zhu San melentingkan tubuhnya ke udara dan berbalik menyerang punggung pria itu.
Hal itu mengejutkan pria bertopeng yang terkesiap setelah mendapati serangan cepatnya, dapat di hindari oleh pemuda itu.
Pria bertopeng yang telah patah pedangnya tadi, menolong rekannya dengan menangkis tusukan Zhu San sehingga ujung Pedang Awan Biru berubah arah mengenai ruang kosong.
Zhu San pun sadar jika keempat orang yang tersisa itu, memiliki kemampuan lebih tinggi dari enam orang yang telah ia bunuh sebelumnya.
Zhu San lalu segera mengubah serangannya dengan menggunakan jurus Pedang Yin Yang.
Serangan Zhu San yang kini sangat cepat dan silih berganti dengan menggunakan dua pedang itu, membuat kedua pria bertopeng yang mengeroyoknya kini terdesak.
Saat pertarungan memasuki belasan jurus, Pedang Bintang Merah pun merenggut nyawa satu pria bertopeng lainnya dengan leher yang nyaris putus.
Satu orang lawan Zhu San yang pedangnya telah patah, terlihat panik saat melihat kematian rekannya itu.
Lalu terdengar jeritan rekannya yang lain Akibat tertusuk oleh pedang Pria bertopeng putih itu.
Kini hanya tersisa dua orang dari sepuluh orang pria bertopeng yang menyatroni kediaman Bangsawan Mu Bai.
Kedua pria bertopeng itu pun tidak bertahan lama, nyaris bersamaan kedua pria bertopeng itu, meregang nyawanya setelah leher mereka tertebas pedang Zhu San dan pria bertopeng putih itu.
Zhu San dan pria bertopeng itu saling menatap dalam diam. Sesaat kemudian Pria bertopeng itu berkata yang membuat Zhu San terkejut.
“Lung’er ikuti Aku …”
Pria bertopeng putih itu segera melesat meninggalkan atap kediaman Bangsawan Mu Bai yang segera diikuti oleh Zhu San yang hatinya berdebar mendengar suara yang terasa sangat familiar itu.
Zhu San memperhatikan dengan seksama gerakan teknik peringan tubuh pria itu. Ia sangat yakin jika teknik yang digunakan adalah Teknik Raja Angin.
Berbagai pertanyaan mengisi benak Zhu San saat mereka telah keluar dari kota Baixan dengan melompati pagar tinggi yang melindungi Kota besar tersebut.
Setelah jarak keduanya lebih dari dua kilometer dari kota Baixan, Pria bertopeng putih itu berhenti pada sebuah batu besar yang berada di tepi sebuah tebing.
Gelapnya malam, membuat Zhu San tidak dapat melihat wajah pria itu dengan jelas, saat Ia telah berdiri tak jauh di sampingnya.
“Lung’er … atau lebih baik ku panggil dengan nama mu yang sekarang?”
Pria bertopeng putih bertanya dengan suara yang bergetar, membuat hati Zhu San semakin berdebar.
“San’er .. dengarlah baik-baik apa yang akan ku sampaikan ini.”
Pria bertopeng itu menelan ludahnya setelah berkata demikian, tak tahu harus dari mana Ia memulai pembicaraan dengan pemuda tersebut.
***
“Aliansi Aliran Hitam akan membunuh para bangsawan yang tidak mau bekerja sama dengan mereka? Benarkah yang Kau katakan itu!”
Bangsawan Mu Bai terlihat terkejut dan juga tidak percaya dengan apa yang di jelaskan oleh keponakannya itu.
Zhu San baru kembali ke kediaman pamannya, saat matahari telah terbit di langit timur Kota Baixan.
“Aku juga tidak yakin sepenuhnya paman, namun apa yang disampaikan olehnya adalah hal yang masuk akal dan dapat menjelaskan apa yang terjadi di balik semua peristiwa yang berkaitan dengan Ayahku.”
Zhu San lalu menjelaskan lebih lanjut bahwa Pria Bertopeng putih itu, akan menjaga Paman Mu Bai secara diam-diam agar keberadaannya tidak diketahui oleh Aliansi Aliran Hitam dunia Persilatan Liu tersebut.
Tetapi Pria itu juga menyarankan agar Bangsawan Mu Bai mempekerjakan satu atau dua orang pendekar tingkat tinggi untuk menjaga keamanan dirinya.
“Pria itu juga menyuruhku untuk segera ke kota Shinzu, Paman Bai. Agar aku bisa segera bertemu Ayah dan Ibuku, lalu membawa Ibu kesini.”
Zhu San terlihat antusias dengan rencana tersebut, Ia tidak ingin menunda waktu untuk menuju ke Kota Shinzu yang berada di sebelah selatan Ibukota Kekaisaran Liu.
Bangsawan Mu Bai ingin meminta Zhu San tinggal lebih lama lagi di rumahnya. Namun Ia menyimpan keinginannya tersebut.
Zhu San menerima seekor kuda besar dari pamannya selain uang sebanyak lima ratus keping emas untuk bekal perjalanannya.
Jarak ribuan kilometer ke kota Shinzu itu, dapat ditempuh dalam waktu dua minggu dengan berkuda tanpa henti siang malam.
Zhu San tidak terlihat buru-buru, Ia keluar kota itu dengan santai. Lalu menunjukkan sebuah lencana identitas yang baru dibuat pamannya, kepada penjaga gerbang kota.
Identitas seorang bangsawan bermarga Mu itu, membuat para penjaga gerbang kota, mempersilahkan Zhu San keluar gerbang dengan memberi hormat kepadanya.
“Harta dan Tahta membuat seseorang dihormati, namun di sisi lain, keduanya juga menjadi sumber bencana yang mengerikan. Semoga paman baik-baik saja saat aku kembali mengunjunginya bersama Ibu.”
Zhu San menghela nafas panjang, Ia pun menggebrak kudanya dengan keras dan memacu kuda besar itu, berlari ke arah selatan dari Kota Baixan.
***
“APA!!! Benarkah informasi mu itu!”
“Benar Ketua Sun Yang, hamba berada di sana malam itu karena mendapat giliran menjaga kediaman bangsawan Mu Bai.”
Lelaki yang dipanggil Sun Yang itu, segera berbalik tanpa melepas kain yang menutupi kepalanya itu.
Ia pun menatap tajam ke arah anggota telik sandinya yang menyamar menjadi prajurit di kota Baixan.
“Baiklah … hubungi adikku di kediaman bangsawan Wu Lei, agar nanti malam bersiap untuk melaksanakan rencana selanjutnya.”
Sun Yang segera memerintahkan telik sandi yang pandai menyamar itu, untuk menemui adiknya Sun Li yang juga adalah Isteri bangsawan Wu Lei.
Setelah kepergian telik sandi itu, Sun Yang sendirian di dalam ruangannya. Ia pun membuka kain penutup kepalanya.
Kini terlihatlah keanehan pada kedua matanya pria tersebut. Kedua mata Sun Yang memiliki bola mata yang berwarna kemerahan pada bagian yang seharusnya berwarna hitam.
Ia begitu marah mendengar kematian sepuluh anggota Topeng Bayangan dan juga salah satu pimpinannya saat mendapat misi untuk menghabisi Bangsawan Mu Bai.
Ia pun berteriak keras seraya mengalirkan tenaga dalam ke arah kedua bola matanya.
BLAAAR
Dua buah sinar kemerahan melesat dari kedua matanya, menghancurkan dinding ruangan itu hingga menembus ke ruangan lain di sebelahnya.
Tiga pendekar tingkat pemula menjerit dan meregang nyawa saat tubuhnya terkena dua buah cahaya merah yang menembus kepala dan dada mereka.
Sesaat kemudian, tubuh ketiga orang itu terbakar dan menebarkan aroma gosong yang memenuhi udara di markas mereka.
Membuat rekan-rekannya yang lain berdiri terkejut dan mereka pun segera berlutut ke arah ruangan dimana Sun Yang berada.
“Ampuni Kami Ketua …”
Suara para pendekar pemula itu bergetar saat berkata demikian. Mereka begitu takut dengan sosok yang berjuluk Pendekar Mata Iblis itu.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 341 Episodes
Comments
Matt Razak
Mantap 💪
2024-06-07
1
Ryan Sutardjo
jadi Bingung pria topeng putih kok menemui aliansi yg rencana membrontak tapi melindungi mubai...pusiiiing ...pusiiing...
2024-05-07
1
Darwito
msg
2024-02-07
2