“Jurus itu … Bagaimana bisa dia berpikir seperti itu?”
Fu Kuan berkata setelah Ia tersadar dari rasa takjub saat melihat Zhu San sedang berlatih dengan Jurus gabungan dari Tinju Besi dan Tendangan Kaki Baja.
“Selain memiliki tubuh yang Istimewa, murid kita ini juga memiliki kejeniusan dalam ilmu beladiri. Lihatlah …”
Lin Kai menanggapi perkataan Fu Kuan tanpa melepaskan pandangannya dari tubuh Zhu San yang bersimbah keringat.
“Benar … Saat tendangannya menyerang, tinju membuat pertahanan yang kuat, demikian juga sebaliknya. Benar-benar Jenius.”
Fu Kuan tersenyum puas. Baru tiga hari mereka tidak menemani Zhu San berlatih, namun telah menunjukan kemajuan yang sangat pesat dalam ilmu beladirinya.
“Di usia semuda ini, telah memiliki kemampuan membuat jurus baru, Aku tak akan percaya jika tidak melihatnya sendiri.”
Lin Kai kembali berdecak kagum melihat gerakan Zhu San yang semakin lama semakin lentur.
Mata keduanya melebar, saat Zhu San melakukan gerakan yang terlihat sangat rumit untuk dilakukan, bahkan oleh mereka sekalipun.
Zhu San Bersalto di udara dan melancarkan empat serangan sekaligus dengan tinju dan tendangannya.
Gerakan yang sangat cepat dan beruntun itu, tidak akan bisa dilakukan apabila tidak memiliki ilmu peringan tubuh yang tinggi.
“Jurus ini benar-benar memiliki pertahanan dan serangan yang kuat. Kita berdua pun belum tentu mampu mengalahkannya.”
“Kurasa, kau masih meremehkan kekuatan jurus gabungan itu. Empat orang sekuat kita pun tidak akan bisa merobohkannya.”
Lin Kai menanggapi perkataan Fu Kuan dengan sedikit gusar, karena masih meremehkan jurus gabungan itu.
Zhu San segera melompat ke arah kedua gurunya saat ia merasa telah berhasil memperagakan jurus barunya itu.
“San’er … Kau benar-benar murid kami yang jenius. Apa nama jurus gabungan itu.”
Fu Kuan segera bertanya kepada Zhu San saat murid mereka telah duduk setelah memberi hormat kepada mereka berdua.
“Guru … Bagaimana jurus Tinten Siba ini? Apakah cukup kuat?”
Zhu San menjawab pertanyaan gurunya sekaligus bertanya tentang jurusnya itu. Namun Fu Kuan dan Lin Kai lebih fokus pada nama jurus itu.
“Tinten Siba? … kenapa namanya terdengar aneh, seperti nama dari negara Taiyang saja.”
Lin Kai menyuarakan rasa herannya ketika mendengar nama jurus tersebut.
“San’er … Kenapa namanya Aneh begitu?”
Fu Kuan pun menanyakan hal yang serupa. Ia merasa sayang sekali jika Jurus Sehebat itu dinamai dengan nama yang terdengar aneh di telinga mereka.
“Guru … Tin itu dari Tinju, Ten dari Tendangan, Si dari Besi dan Ba dari Baja. Murid tidak ingin melupakan darimana asal mula jurus itu tercipta.”
Zhu San menerangkan dengan santai, sementara Lin Kai dan Fu Kuan berpandangan sejenak dan bisa melihat mata mereka berdua berkaca-kaca.
Zhu San menatap heran ketika melihat mata dari kedua gurunya itu. Ia pun segera meminta maaf jika telah melakukan kesalahan dengan nama itu.
“San’er … Kau …”
Lin Kai menelan ludahnya, Ia tidak bisa berkat-kata dengan baik saat menyangkut tentang perasaan. Ia pun menepuk bahu Fu Kuan agar menyampaikan apa isi hati mereka.
“San’er … Kau membuat kami terharu … Kau tidak serta merta melupakan kami, walau kau tahu jurus itu adalah ciptaan mu sendiri.”
Fu Kuan menepuk bahu Zhu San yang saat itu tengah tertegun, mendengar ucapan Guru Pertamanya. Terdengar jelas ditelinganya, suara Sang Guru yang bergetar.
***
Tiga tahun telah berlalu sejak saat itu, Seorang pemuda berusia delapan belas tahun, terlihat sedang berlatih jurus dua pedang yang sangat hebat di udara.
Sementara di bawahnya, terlihat dua buah makam dengan Nisan yang bertuliskan kata “Fu Kuan, Guru Pertama, Murid tidak berbakti Zhu San”
Sedang satu makam yang lain bertuliskan “Lin Kai, Guru Kedua, Murid Tidak berbakti Zhu San.”
Sosok Pemuda yang sangat tampan itu, segera turun perlahan dari udara, dan lalu bersimpuh dengan mata yang telah berair.
“Guru Pertama, Guru Kedua, Maafkan murid mu yang tidak berbakti ini. Hari Ini murid akan keluar dari Lembah Iblis. Mohon Doa Restu Guru berdua dari surga di Langit”
Setelah bersujud tiga kali di depan kedua makam itu. Zhu San pun segera berdiri dan melangkah perlahan dengan sebuah buntalan yang cukup besar.
Sementara Dua Pedang Pusaka berada di punggungnya. Pedang Bintang Merah dan Pedang Awan Biru.
Apa yang dilakukan oleh Zhu San sedang dilihat oleh dua pasang mata yang mengenakan topeng kulit yang tipis.
Keduanya berada pada jarak dua ratus meter dan menyembunyikan aura keberadaan mereka dari Zhu San.
“Akhirnya dia keluar juga dari Lembah Iblis Ini setelah dua tahun.. “
“Benar … Aku ingin tahu akan kemana Ia pergi nanti, kita harus terus mengawasinya.”
Salah seorang dari keduanya menyahuti perkataan rekannya.
Zhu San bisa saja melayang di udara agar lebih cepat keluar dari lembah Iblis, Namun Ia memilih jalan kaki sambil menikmati suasana sejuk yang menemaninya selama tiga tahun ini.
Jubah yang Zhu San gunakan telah usang dan warnanya telah pudar, membuatnya berpikir untuk mendatangi sebuah Kota yang terletak di sebelah Barat Daya Lembah Iblis.
Ia pun lalu melayang saat melihat sebuah tebing yang tinggi dengan jalan yang memutar untuk tiba di atasa sana.
Sesampainya di atas tebing, Zhu San menghela nafas panjang seraya memandang Lembah Iblis dengan sedih.
Beberapa saat kemudian Ia berlari dengan teknik peringan tubuh yang merupakan gabungan dari kedua Ilmu Peringan tubuh gurunya.
Teknik itu Ia beri nama Teknik Fukai yang merupakan gabungan dari nama dua gurunya yang telah meninggal, dua tahun lalu.
Luka kedua gurunya gagal Ia sembuhkan, saat dirinya mencoba mengobati keduanya dengan teknik pengobatan yang Ia pelajari dari Kitab Pengobatan Yin Yang.
Bahkan kedua gurunya itu tewas sesaat setelah Ia melakukan pengobatan pada keduanya. Ia melakukan hal itu, karena permintaan dari kedua gurunya sendiri.
Fu Kuan dan Lin Kai sudah mengetahui bahwa luka dalam mereka sangat parah dan terlambat untuk di obati dengan teknik pengobatan yang Zhu San kuasai.
Keduanya hanya mencoba peruntungan mereka saja. Sehingga memaksa Zhu San untuk melakukan pengobatan kepada mereka berdua.
Nafas keduanya terhenti lebih dari satu hari saat proses pengobatan selesai dilakukan oleh Zhu San.
Sedangkan dalam petunjuknya, nafas mereka hanya akan terhenti selama lima hingga sepuluh jam saja.
Setelah dua hari, nafas kedua gurunya itu masih terhenti. Hal ini menunjukan bahwa mereka berdua, memang telah terlambat untuk diobati.
Jika saja kedua Gurunya tidak berpesan kepadanya, mungkin Zhu San masih menyalahkan dirinya hingga saat ini.
Mata Zhu San berkaca-kaca mengingat saat kematian kedua Gurunya yang sangat Ia hormati dan Ia sayangi itu.
Lamunan Zhu San terhenti saat mendengar suara pertarungan di balik sebuah bukit kecil.
Ia pun segera melesat lebih cepat dengan teknik peringan tubuh Fukai untuk segera tiba disana.
Mata Zhu San terlihat merah karena marah saat melihat kekejaman yang terjadi di hadapannya.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 341 Episodes
Comments
Eneng Eneng
Lumayannn setelah keluar hutan sifat tengil usil jahil humor ringan dioles. Jadinya novel hidup persis novel manusia
Lanjutkan Imajinasimu
2024-04-13
2
Darwito
jadd
2024-02-07
2
Shaiya_Eet
Mungkin maksud sosok itu, dua tahun sejak kematian kedua gurunya.
Awal Zhu San ketemu kedua gurunya usia Zhu San 15 tahun.
Pas gurunya meninggal Zhu San berusia 16 Tahun.
Meninggalkan lembah iblis 2 tahun kemudian, dengan kata lain Zhu San berada di lembah selama 3 tahun.
15 + 3 = 18 tahun usia Zhu San saat meninggalkan lembah iblis.
2023-12-30
3