Fu Kuan dan Lin Kai terlalu santai menikmati kebahagian dalam hatinya, sehingga tidak menyadari adanya seekor serigala yang besar, telah berada di belakang mereka.
Zhu San yang melihat serigala itu tengah mengincar kedua gurunya, segera melesat secepat angin, setelah mengambil sebatang kayu sebesar betis di dekatnya.
Dalam sekejap Zhu San telah berada di depan serigala yang terkejut melihat kehadirannya yang tiba-tiba itu.
Sontak serigala tersebut berbalik lari saat Zhu San hendak memukulnya dengan kayu besar yang Ia pegang.
Sementara Fu Kuan dan Lin Kai kembali terpana saat melihat Zhu San, bergerak dengan sangat cepat yang melebihi kecepatan mereka berdua dalam kondisi prima sekalipun.
“Cepat sekali …!?”
Lin Kai mendesah, saat mengukur jarak Zhu San yang sejauh lima belas meter di hadapan mereka, namun hanya satu detik saja, kini telah berada dibelakang keduanya sejauh lima meter.
“Guru … Mari kita beristirahat di dalam saja, disini terlalu berbahaya.”
Zhu San berkata demikian setelah Ia menghampiri kedua gurunya dan duduk berjongkok dihadapan keduanya.
“Hahaha … San’er terimakasih telah mengkhawatirkan kami. Ada banyak situasi yang lebih membahayakan nyawa kami sebelumnya. Jadi jangan khawatir akan keselamatan kami.”
Fu Kuan terkekeh setelah menanggapi pertanyaan Zhu San. Pun demikian dengan Lin Kai.
Keduanya merasakan hati mereka menjadi hangat akan sikap dan perbuatan murid mereka yang sangat berbakti itu.
“San’er … sudah saatnya Kau mempelajari jurus-jurus beladiri kami. Bisa kau mulai dengan mempelajari jurus Tendangan Kaki Baja milikku.”
Lin Kai berkata dengan mata melirik ke arah Fu Kuan, berharap adanya sanggahan dari Guru Pertama Zhu San itu.
Fu Kuan hanya terdiam, Ia tidak ingin berdebat dalam hal Jurus apa yang akan dipelajari lebih dahulu oleh Zhu San.
Ia lebih memikirkan keistimewaan tubuh Zhu San. Potensi tubuhnya yang istimewa, membuatnya ingin menciptakan jurus baru yang bersumber kepada dua energi besar di dalam tubuh muridnya itu.
“Tua Bangka Lin, kau ajari lebih dulu San’er, nanti susul lah aku ke dalam goa. Ada yang ingin ku bicarakan padamu.”
Setelah berkata demikian, Fu Kuan segera bangkit dan berjalan ke arah goa tanpa menunggu jawaban dari Lin Kai yang memandangnya dengan dahi berkerut.
Merasa penasaran akan apa yang ingin dibicarakan oleh Fu Kuan dengannya, Lin Kai pun mengajak Zhu San untuk segera memulai latihan Jurus Tendangan Kaki Baja.
Kurang dari satu jam kemudian, Lin Kai menyusul Fu Kuan setelah menjelaskan dan memperagakan gerakan jurusnya yang dengan mudah dihafal oleh Zhu San.
Zhu San pun mulai berlatih jurus Tendangan Kaki Baja Guru Keduanya itu. Ia lalu menyingkirkan rasa penasaran di hatinya tentang kata-kata Guru pertamanya tadi.
“Ada apa Tua Bangka Fu? sepertinya ada hal yang mengganggu pikiran mu?”
Lin Kai segera duduk di sebuah batu di hadapan Fu Kuan yang terlihat serius dengan sebuah kitab di tangannya. Kitab Pedang Yin Yang.
“Tua Bangka Lin … Apa Kau sudah membaca Kitab ini?”
“Sudah tapi hanya beberapa lembar saja, karena syarat yang diperlukan ….”
Lin Kai tertegun, dia baru teringat bahwa jurus Pedang legendaris yang telah lama menghilang sejak seribu tahun lalu itu, membutuhkan tubuh istimewa seperti yang Zhu San miliki.
Keduanya berpandangan sejenak sambil mengurai senyum di bibir masing-masing.
“Benar, syarat pertama adalah hanya tubuh Yin Yang sejati yang dapat mempelajari jurus Pedang Legendaris ini dan hanya bocah tampan itu yang memenuhinya.”
Fu Kuan tersenyum setelah menanggapi perkataan Lin Kai yang terputus tadi.
Namun raut wajah keduanya segera saja berubah saat mengingat satu syarat lain yang harus terpenuhi.
“Apakah kau tahu dimana Pedang itu berada? Setidaknya peta lokasinya?”
Tanya Fu Kuan pada Lin Kai yang terlihat termenung memikirkan hal yang sama.
“Aku sepertinya pernah membaca kitab tentang berbagai jenis senjata legenda. Mungkin ada petunjuk disana.”
Lin Kai berusaha mencari kitab yang Ia ingat berada di tumpukan kitab warisan dari Gurunya itu.
Sesaat kemudian, Ia menghampiri Fu Kuan dengan sebuah kitab bertuliskan “Kitab Sepuluh Senjata Legenda.”
Lin Kai segera membuka tentang Pedang Yin Yang di lembar pertama. Pedang tersebut menempati nomor urut pertama dari Sepuluh Senjata Legenda lainnya.
Bersama Fu Kuan, Ia membaca lembar demi lembar tentang nama-nama jurus dari Pedang Yin Yang. Setelah beberapa lembar kemudian, keduanya pun tersenyum lebar.
“Lembah Houzhun di Kekaisaran Qing”
Fu Kuan menelan ludahnya, Kekaisaran Qing memiliki Dunia Persilatan yang terkenal dengan para Pendekarnya yang tangguh dan berkemampuan unik.
Keduanya kemudian melihat peta yang tertera di halaman berikutnya. Dan keduanya menghela nafas sesaat setelah memahami peta tersebut.
Tidak mudah untuk menuju ke sana, karena letaknya yang dikelilingi hutan lebat yang dihuni oleh berbagai jenis siluman ganas.
Lembah Houzhun pun memiliki udara yang sangat dingin di malam hari dan sangat panas di siang hari.
Dalam keterangan di kitab tersebut, tertuliskan bahwa Pedang Yin Yang sekarang melekat pada sebuah batu yang Aneh.
Batu tersebut memiliki dua hawa yang berbeda dan disebut sebagai Batu Yin Yang. Hanya mereka yang bertubuh Yin Yang Sejati yang dapat menduduki batu tersebut.
“Sepertinya perjalanan San’er tidaklah mudah. Namun semakin keras perjalanan hidupnya, maka akan menempanya menjadi sosok yang lebih kuat lagi.”
Fu Kuan menutup Kitab tersebut dan menatap Lin Kai yang tersenyum dan menyodorkan sebuah Kitab lain yang lebih tipis dari kitab sebelumnya.
“Tulang Lunak Otot Kenyal”
Fu Kuan membaca Kitab yang bertuliskan tentang teknik aneh yang juga melegenda ratusan tahun lalu. Teknik yang hanya dapat dipelajari oleh orang yang memiliki Tubuh Yin Yang Sejati.
Teknik aneh yang membuat orang yang menguasainya, dapat mengubah bentuk wajah dan tubuh bahkan hingga suaranya sekalipun, menjadi seperti orang lain yang dia inginkan.
“Tubuh Yin Yang sejati benar-benar tubuh yang istimewa.”
“Benar … dan kita berdua menjadi orang istimewa karena memiliki murid yang istimewa pula.”
Keduanya tertawa terbahak-bahak dengan rasa gembira yang luar biasa. Membuat Zhu San yang mendengar tawa kedua Gurunya itu, tersenyum lebar.
***
Sejauh tiga ribu kilometer dari tempat Zhu San berada. Seorang anak perempuan kecil berusia 12 tahun, terlihat sedang berlatih dengan sebuah Pedang yang mengeluarkan asap biru yang berhawa sangat dingin.
Gadis kecil yang tubuhnya lebih tinggi dari anak perempuan lain sebayanya itu, dengan penuh semangat memainkan pedang di tangannya seperti sedang menari saja.
Seorang nenek yang masih terlihat cantik di usianya yang lebih dari tujuh puluh tahun itu, sedang mengawasi gadis kecil tersebut dengan senyum yang menghiasi bibirnya.
“Yu’er benar-benar berbakat dengan tubuh Yin Sejati nya ini, semoga Ia menemukan Sosok Pria dengan Tubuh Yang Sejati, agar tidak hidup sendiri selama hidupnya.”
Gurat kesedihan terlihat di raut wajah nenek tersebut saat pikirannya kembali ke masa mudanya dulu.
Dirinya yang juga memiliki Tubuh Yin Sejati, kesulitan untuk menemukan pendamping hidupnya. Karena hanya lelaki dengan jenis Tubuh Yang Sejati saja yang dapat menikahi dirinya.
Tidak mudah baginya untuk menemukan sosok seperti itu. Walau Ia telah melanglang buana ke tiga kekaisaran lain, dengan kemampuannya yang tinggi hingga dirinya di Juluki Dewi Es.
Di usia yang ke lima puluh tahun, akhirnya Ia menyerah dan kembali ke Pulau Bunga Es di mana kini Ia berada dan memperdalam Ilmunya dan hidup sendiri di pulau tersebut.
Ingatannya kembali menerawang ke masa empat tahun lalu, dimana Ia menemukan seorang bocah perempuan berusia delapan tahun saat dirinya mengunjungi daratan.
Gadis kecil yang kumal itu sedang menangis karena baru saja di bentak oleh seorang lelaki berkumis tebal dan berwajah bengis, yang menjualnya sebagai budak.
Melihat hal itu, Ia pun meminta gadis itu dan menebusnya kepada lelaki tersebut dengan harag yang mahal.
Namun lelaki yang ternyata merupakan perampok itu, merampok dirinya bersama dengan tiga orang rekannya saat Ia akan kembali ke Pulau Bunga Es.
Dirinya yang sudah sangat ingin menghajar lelaki itu, dengan cepat membekukan tubuh ke empat perampok yang ternyata adalah anggota bajak laut terkenal di daerah itu.
Saat melihat tubuh keempat anak buahnya membeku dengan sekali pukul, Ketua Bajak laut itu pun melarikan diri dan menjadi takut mendengar nama Dewi Es dari pulau Bunga Es.
Ia pun memandang gadis kecil di depannya yang sebentar lagi menjadi gadis dewasa. Gadis dengan wajah yang sangat cantik itu, selalu mengundang pertanyaan dalam benaknya tentang identitas gadis tersebut sebenarnya.
Gadis kecil dan kumal itu hanya menyebutkan namanya saja tanpa menjelaskan siapa kedua orang tuanya.
Hanya sebuah kalung kecil yang melingkar di lehernya yang dimiliki gadis itu dari masa lalunya.
“Yu’er gadis pendiam dan tertutup, namun itu akan mejadi pesona tersendiri baginya nanti setelah Ia dewasa. Aku hanya bisa berharap dia tidak menjalani kehidupan sepertiku.”
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 341 Episodes
Comments
Matt Razak
Mantap 💪💯💯💯
2024-06-07
0
Darwito
kfb
2024-02-07
3
Shaiya_Eet
ahhh jodohnya Lin Kai /Facepalm/
2023-12-30
1