Zhu San tersedak nafasnya sendiri saat serbuk putih itu berhamburan di udara.
Ia pun segera melompat mundur ketika merasakan bubuk itu, mengandung racun yang menyerang bagian syarafnya.
Sementara Ketiga orang bertopeng yang tersisa, segera melesat pergi ketika melihat peluang yang dibuat oleh pemimpin mereka.
Teknik Peringan Tubuh mereka yang tinggi, dengan cepat membuat tubuh mereka menghilang di balik pepohonan.
Zhu San terlihat sedang terdiam, menatap kosong ke arah kepulan serbuk putih yang ternyata adalah bubuk pelumpuh syaraf itu.
Tiba-tiba saja Zhu San memuntahkan segumpal darah berwarna merah dengan ribuan titik putih yang berada di seluruh bagian gumpalan darah itu.
Dengan tubuh istimewa Yin Yang Sejati, Zhu San tidak merasa takut dengan segala jenis racun apapun.
Karena besarnya Energi Yin dan Energi Yang di dalam tubuhnya, segala jenis racun akan tergumpal oleh dinginnya Energi Yin atau teruapkan oleh panasnya Energi Yang.
Seperti yang baru saja terjadi, serbuk-serbuk putih itu tergumpal oleh energi Yin miliknya dan terdorong keluar setelah Zhu San mengerahkan Tenaga Dalamnya.
Zhu San segera mengatur aliran darahnya dengan menghirup udara sebanyak mungkin. Hal itu dilakukannya dengan beberapa kali menarik nafas panjang.
Zhu San menghela nafas panjang saat merasakan aliran darahnya telah kembali normal seperti semula.
Setelah itu Zhu San segera menyarungkan kedua pedang pusakanya ke dalam sarung pedang yang berada di punggungnya.
Zhu San segera beranjak ke arah kudanya dengan benak dipenuhi pertanyaan, siapa mereka dan mengapa mereka menginginkan Pedang Awan Biru itu?
Melihat dari teknik tingkat tinggi yang dimiliki oleh para penyerangnya tadi, Zhu San menyadari bahwa ada kelompok besar yang menginginkan Pedang Awan Biru itu.
Sesaat kemudian pendengaran Zhu San yang tajam, segera mendengar suara dentingan senjata yang beradu.
Saat menyadari suara itu, berasal dari rombongan Bangsawan Mu Dao berada. Zhu San segera melesat meninggalkan kudanya dan melayang di udara dengan menggunakan Teknik Fukai.
Dalam sekejap saja Ia telah berada di jarak dua puluh meter dari rombongan Bangsawan Mu Dao yang tengah diserang oleh puluhan perampok.
Setidaknya, telah lima orang pengawal yang tergeletak bersimbah darah akibat serangan para perampok itu.
Zhu San segera saja menerjang para perampok yang memiliki kemampuan di tingkat pendekar pemula itu.
Dengan kedua pedang pusakanya yang Ia cabut kembali, Zhu San mengamuk dengan sangat hebat.
Kedatangan Zhu San yang secara tiba-tiba dan telah membunuh enam orang rekan mereka dengan cepat, membuat para perampok lainnya terkejut.
“Siapa pemuda ini? Gerakannya sangat cepat dan kemampuannya sangat tinggi.”
Pimpinan Perampok yang masih duduk di atas kudanya tertegun melihat kekejaman yang Zhu San lakukan.
Ia tidak menduga belasan anggotanya telah tumbang dengan leher yang nyaris putus.
Ia pun bergidik ngeri saat melihat pemuda itu, menebas leher dua orang anggotanya dengan sekali tebas saja.
Hal itu membuatnya segera membalikan arah kudanya. Ia tidak memperdulikan anggotanya yang terkejut melihat dirinya memacu kuda dengan cepat meninggalkan tempat tersebut.
“Ketua!! ….”
“Pemimpin!! …”
Anggota kelompok yang melihat pemimpin mereka kabur, seketika menjadi panik. Mereka pun lalu berhamburan lari untuk meninggalkan tempat itu.
Namun Zhu San segera melayang di udara dan melewati mereka dengan cepat. Dengan geram, Zhu San pun membentak para perampok itu.
“Jangan harap kalian bisa pergi dari sini!”
Setelah berkata seperti itu, Zhu Segera menebaskan Pedang Bintang Merah ke udara kosong di depannya.
Serangkum sinar merah, melesat dari pedang pusaka warisan Fu Kuan itu. Energi Pedang berwarna merah dengan cepat memotong tubuh para perampok.
Zhu San tersenyum tipis saat melihat delapan perampok yang Ia serang dengan energi pedang itu, tumbang bersimbah darah dengan mata melotot lebar.
Saat di hutan tadi, Zhu San tidak sempat menggunakan serangan dengan energi pedangnya, karena mendapat serangan gencar dari lima orang bertopeng yang memiliki kemampuan puncak Pendekar Tahap Menengah.
Kini menghadapi para perampok yang kemampuannya di tingkat pendekar pemula. Mudah bagi Zhu San untuk menggunakan serangan energi pedang itu.
Bangsawan Mu Dao yang juga ikut dalam pertarungan menghadapi para perampok itu, tertegun melihat delapan tubuh para perampok itu, terpotong menjadi dua.
“Kejam sekali …”
Ia menelan ludahnya setelah bergumam demikian. Sementara para pengawal dan pekerja yang melihat hal itu, tercengang dibuatnya.
Dalam waktu kurang dari lima menit, belasan perampok yang mencoba kabur dari tempat itu, akhirnya tewas oleh pedang Zhu San.
Zhu San perlahan-lahan mendekati mereka dengan jubah yang penuh oleh percikan darah para perampok yang Ia bunuh.
Demikian juga dengan wajahnya, dipenuhi oleh bercak darah yang menimbulkan kesan seram di wajah tampan itu.
“Tuan Mu Dao … tolong perintahkan para pelayan dan pekerja untuk mengumpulkan Mayat mereka dan membakarnya. Aku ingin membersihkan diri terlebih dahulu.”
Zhu San berkata dengan dingin, setelah mengambil sekantung air minum, Ia melesat menuju hutan untuk mengambil kudanya.
“Mengapa Aku selalu merasa marah setiap melihat pemandangan sebuah kereta yang diserang?”
Zhu San bertanya dengan lirih pada dirinya sendiri, saat duduk di atas kuda setelah membasuh wajahnya dengan air minum yang Ia bawa tadi.
Zhu San menyadari bahwa kepingan ingatan masa lalunya, membuatnya menjadi seperti itu. Namun Ia tidak bisa mengingat sepenuhnya peristiwa sebelum hal itu terjadi.
Zhu San hanya berharap kepergiannya ke kota Baixan dapat menemukan sesuatu yang berkaitan dengan identitasnya.
Hanya saja jika benar bangsawan Zhu Han itu adalah ayah kandungnya, Ia tak tahu harus bagaimana bersikap ketika menemui Sosok Bangsawan itu.
Mendengar sendiri jika Bangsawan Zhu Han yang membayar para pembunuh untuk melakukan pembunuhan terhadap Bangsawan Mu Dao, Zhu Han merasakan kekecewaan di hatinya.
Bagaimana Ayahnya bisa sejahat itu terhadap saudara iparnya sendiri? Apakah permasalahan besar yang terjadi diantara mereka?
Semua itu terasa membebani dirinya. Zhu San hanya menghela nafas panjang, berhara Bangsawan Zhu Han itu bukan lah Ayahnya.
Lamunan Zhu San terhenti ketika melihat rombongan Bangsawan Mu Dao telah kembali berjalan dan kini memasuki hutan dimana dirinya menunggu mereka.
Perjalanan pun kembali dilanjutkan dengan pengawal yang kini hanya berjumlah delapan orang saja.
Lima orang tewas dan dua orang lainnya terluka cukup parah. Sementara seorang pekerja terlihat mengalami luka di bagian punggungnya dan terlihat masih mengeluarkan darah.
Zhu San segera mendekati pria tersebut, Ia meminta Izin untuk menghentikan pendarahan di punggungnya.
Dengan energi Yin dalam tubuhnya, Zhu San segera membekukan luka di punggung pria tersebut.
Darah pun berhenti mengalir, membuat pekerja lainnya yang semula takut terhadap Zhu San, kini memandangnya dengan cara yang berbeda.
Walau Ia sangat kejam terhadap para perampok, namun Ia terlihat peduli pada mereka yang berada di pihaknya.
Mereka pun melanjutkan perjalanan hingga akhirnya mereka tiba di Kota Baixan. Salah satu dari tujuh kota besar di kekaisaran Liu.
Setelah tiba di kediaman Bangsawan Mu Dao, mereka disambut langsung oleh Bangsawan ternama itu.
“Lung’er!!? … Benarkah kau Zhu Lung putera Rong’er?”
Lelaki tua berusia lebih dari enam puluh tahun dan bertubuh gemuk itu, berkata demikian setelah menatap Zhu San beberapa saat.
Zhu San tertegun, mendengar perkataan sosok yang ingin Ia temui untuk memastikan dirinya adalah putera Bangsawan Zhu Han atau bukan.
Tubuhnya Zhu San seketika bergetar mendapati bangsawan Zhu Han ternyata adalah Ayah kandungnya.
Kekecewaan dalam hatinya kembali menghimpit Zhu San. Membuatnya merasa sangat kecewa akan kejahatan yang telah dilakukan oleh sang Ayah.
*****
Legenda Zhu San Rencananya akan diajukan kontrak dalam beberapa waktu ke depan. Sehingga Author harus menulis Empat Chapter dalam sehari.
Hal ini bukanlah sesuatu yang mudah, namun juga tidak sulit ketika semangat di jiwa sedang membara.
Untuk menjaga bara itu tetap menyala dan semakin membara, Author memohon bantuan para Reader semua untuk menjaga bara itu.
Bagaimana caranya?
Dukung Author dengan men-Like setiap Chapter yang dibaca dan memberi Rate 5 pada setiap karya Author.
Author menyadari bahwa seorang penulis membutuhkan pembaca, sama besar dengan pembaca membutuhkan karya seorang penulis.
Berangkat dari kesadaran itu Author mohon kerjasama-nya dari reader semua. Agar dapat memberikan yang terbaik untuk anda semua.
Begitulah yang ingin Author sampaikan atas perhatian dan dukungan-nya Author Ucapkan Terimakasih.
🙏🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 341 Episodes
Comments
Janner Sihombing
lanjutkan👍
2024-07-02
0
Mae Munah
seru nih ceritanya 👍
2024-06-26
0
Asiyah Asiyah
pingin baca lg mski dl sdh prnh baca novel ini
2024-05-13
3