Rekaman video terlihat saat pertemuan Citra dan Haris Purba, pemilik hotel king yang sangat terkenal.
Keduanya melakukan kesepakatan soal pembagian saham, Haris orang yang memiliki pengaruh besar terhadap pemasukan barang terlarang.
Citra yang memegang pengaruh atas perusahan keluarga Altha membuka pabrik untuk menjadi tempat pemasukan barang, kerja sama antara Citra dan Haris menyebabkan mereka aman dari pengejaran.
Altha langsung melempar laptopnya, tatapannya marah dan tidak pernah Altha bayangan jika istrinya sendiri terlibat dalam masalah pemasukan.
"Kapan Citra mengajukan cerai Al?"
"Lima bulan yang lalu, sedangkan mereka sudah bekerja sama satu tahun yang lalu. Sialan, memenjarakan Citra sama saja aku menyakiti anak-anak juga menghacurkan perusahaan Papa." Al memukul meja sangat kuat.
"Bagaimana soal penikahan kamu dan Aliya? jika sampai ketahuan oleh atasan kamu bisa terkena masalah, kita tidak bisa menikah dan bercerai dengan mudah, kamu tahu itu Altha?"
"Aku tidak perduli."
"Sekarang kamu jujur, pasti sudah lama mencurigai Citra? kamu tidak bisa menerima kenyataan jika Citra wanita yang kamu cintai ternyata terlibat. Altha kita sudah bekerja bersama bertahun-tahun, kamu tidak boleh menutupi kejahatan?"
"Aku tahu Dimas, aku tahu semuanya. Kamu pikir perceraian aku bisa disetujui dengan mudah alasan apa? aku tidak selingkuh, tidak berjudi dan mabuk-mabukan, tidak juga melakukan kekerasan. Atasan memang meminta aku mengawasi Citra, tapi sampai saat ini tidak ada bukti, bahkan video ini tidak bisa menjadi bukti. Bisa saja Citra berada dalam ancaman." Altha langsung duduk, memijit kepalanya.
Lima bulan yang lalu menjadi pertengkaran besar Altha dan Citra, tanpa alasan Citra memutuskan keluar dari rumah membawa anaknya.
Secara bersama Altha dipanggil dengan beberapa bukti foto yang memojokkan istrinya, Altha sudah mencari bukti, tapi tidak ada hasilnya.
Kabar perceraian Altha sampai ke atasan seluruh prosedur langsung disetujui, nama Citra mencoreng status Altha.
Meskipun istrinya dinyatakan korban, Altha tetap menutupi semuanya dari Citra terus meminta waktu dan mediasi sampai akhirnya mereka tiba di persidangan.
"Aku juga tidak mengerti kenapa Citra melakukan ini? kenapa juga rekaman ini baru ditemukan." Kepala Altha semakin berdenyut, menatap Aliya yang menatapnya tajam.
"Altha, apa benar kamu memutuskan menikahi aku karena mendapatkan izin dari atasan kamu, sekarang baru aku kepikiran jika seorang polisi tidak bisa menikah siri, ataupun memiliki wanita simpanan." Senyuman Aliya terlihat, duduk di depan suaminya yang memiliki banyak rahasia.
"Kamu benar, saat di hotel kamu terdaftar sebagai tersangka. Demi menutupi misi, aku meminta izin menikahi kamu agar bisa menjaga rahasia negara." Altha menghela nafasnya, menjelaskan detail masalahnya.
Dimas hanya duduk diam, mendengar penjelasan Altha soal pernikahannya dengan Aliya yang sebenarnya hanya memiliki kontrak satu tahun.
Jika Aliya terbukti terlibat, berhak menceraikan dan memasukan Aliya sebagai tersangka, poin kedua jika Altha dan Aliya memutuskan untuk berpisah maka keduanya diizinkan berpisah tanpa ada aturan, karena pernikahan keduanya belum tercatat.
Negara akan menerima pernikahan Altha dan Aliya jika keduanya memutuskan untuk hidup bersama, dan akan dicatat secara resmi, jika Aliya istri dari Altha yang memiliki status sebagai keamanan negara.
Aliya tersenyum, menganggukkan kepalanya mengerti, dirinya juga tidak perduli soal pernikahannya.
"Lalu bagaimana dengan Citra? kenapa dia sampai sekarang masih aman?" tatapan Dimas tajam ke arah Altha.
"Tidak ada bukti dia bersalah, Citra dan Haris hanya menyediakan tempat dengan kesepakatan, tidak tahu ini ancaman atau bukan. Masalahnya aku juga tidak terpikirkan jika pabrik dijadikan gudang." Tangan Altha tergenggam mencoba berpikir.
"Kamu tidak punya pilihan Altha, kita harus melakukan penyergapan di pabrik. Resikonya saham perusahaan anjlok, mungkin juga citra perusahaan rusak." Dimas menghubungi bawahan untuk bersiap, Altha menganggukkan kepalanya memberikan izin.
Aliya menahan Dimas, meminta keduanya memikirkan nasib anak-anak. Jika memang benar gudang penyimpanan ada di pabrik sebaiknya dipindahkan ke tempat aman dan kembalikan ke polisi.
"Kalian harus menghentikan Citra demi Arjuna, Atika dan Amora."
"Orang salah harus tetap dihukum Aliya." Dimas tidak setuju dengan keputusan Al.
"Kak, video itu sudah menjadi buktinya. Citra memutuskan untuk bercerai karena ancaman ini, lebih baik cari dulu kebenarannya jangan asal menyimpulkan." Al langsung melangkah pergi, rasa penasarannya semakin besar, mungkin Al bisa mendapatkan jawaban dari Roby.
Aliya langsung melangkah pergi meninggalkan rumah, membawa mobil Altha yang sebenarnya mobil kesayangan Citra sebagai kado pernikahan.
Al menghubungi temannya untuk menanyakan tempat tinggal Roby, mungkin Roby tahu sesuatu soal alasan mereka harus menikah, tidak mungkin semata-mata hanya soal ancaman.
"Mami kita ingin pergi ke mana?"
"Astaghfirullah Al azim, Tika kenapa kamu ada di sini?" Al memegang jantungnya yang berdegup kencang, dirinya sangat terkejut mendengar suara Tika yang muncul dadakan.
"Tika sedang mengambil mainan di mobil Mama, tapi tiba-tiba langsung jalan." Senyuman Atika terlihat, terlihat sekali kebahagiaan di wajahnya bisa jalan-jalan.
Aliya tidak punya pilihan selain membawa Atika, dirinya juga tidak lama.
Sesampainya di rumah Roby, Atika terkejut melihat mewahnya, tapi penampilan guru agamanya sangat cupu dan terlihat sederhana.
"Rumah siapa ini Mami?"
"Tika kamu diam di mobil saja, Mami hanya sebentar." Al membuka pintu setelah mendapatkan izin masuk dari penjaga rumah.
Roby melangkah keluar, terkejut melihat Aliya yang datang tanpa memberikan kabar.
"Aliya, silahkan masuk." Roby tersenyum, merasa lega bisa melihat Aliya datang mengunjunginya.
"Pak, saya ingin berbicara sebentar soal pertunangan dengan Citra. Apa mungkin ini hanya sebatas penikahan bisnis?"
"Mungkin, tapi aku sudah membatalkannya. Keluarga tetap memaksa, aku tidak tahu alasannya." Roby tersenyum, tetap pada pendiriannya untuk menolak pertunangan apalagi sampai menikah.
Mobil mewah terparkir di samping mobil Aliya, Citra melangkah keluar mendekati Roby dan Aliya dengan gaya sombongnya.
"Mama." Atika berlari mengejar Citra langsung memeluk kakinya.
Aliya dan Citra sama kagetnya, Citra kebingungan cara menghentikan Tika yang ingin menciumnya.
"Mama Tika kangen, pengen peluk Mama."
"Dia putri kamu Citra?" Roby mendekati Citra yang tidak menjawab sama sekali.
Seorang wanita cantik keluar, menatap tajam Citra yang dekat anak kecil. Wajah Tika terlihat cemberut.
"Citra, cepat ke sini. Kenapa anak pengemis masuk ke rumah ini?"
Aliya langsung menatap tajam, tidak terima dengan ucapannya ibu tiri Roby yang penuh penghinaan.
"Siapa mereka Citra?"
"Aku tidak mengenalnya mommy, mungkin anak wanita itu." Citra menatap Aliya, memintanya membawa Tika pergi.
"Mama ini Tika, kenapa Mama tidak mengenali Tika lagi? Mama jahat." Air mata Tika menetes, Aliya langsung menggendongnya.
"Aku tidak tahu apa alasan kamu? temui aku secepatnya kita harus bicara." Al membawa Tika pergi.
Di dalam mobil Atika hanya meneteskan air matanya, tanpa mengeluarkan suara membuat Al sangat khawatir.
"Mama, tidak sayang Tika lagi."
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 501 Episodes
Comments
Suky Anjalina
🥰
2023-09-19
1
timbuljaya
ada sesuatu yg di sembunyikan citra....entah apa.
2023-05-31
0
Salwa Aqila
Al Al Al y itu yg bikin bingung baca y Thor ,,,
2023-05-12
0