ISTRI MUDA PAK POLISI
Perceraian di dalam rumah tangga sesuatu yang paling menyakitkan bagi setiap pasangan yang sangat mencintai, inilah yang terjadi di dalam rumah tangga Altha Rahendra, polisi muda yang bekerja di bagian divisi kejahatan.
Pekerjaan Altha yang berbahaya, juga jarang pulang ke rumah membuat istrinya Citra Rahayu yang berprofesi sebagai seorang dosen di fakultas yang bergengsi mulai lelah . Berkali-kali Citra meminta Altha meluangkan sedikit waktu untuk dirinya juga ketiga buah hati mereka.
Berjuang bersama sejak keduanya lulus sekolah di pendidikan tingkat atas sampai akhirnya lulus kuliah, Altha menikahi Citra diusianya mereka yang masih sangat muda, Altha mengejar cita-citanya menjadi polisi, hingga ada di posisi sekarang, begitupun dengan Citra yang memang sangat pintar bisa menyelesaikan kuliah cepat juga menjadi seorang ibu.
Menjalani bahtera rumah tangga selama 10 tahun keduanya lalui dengan suka dan duka, soal keuangan mereka tidak pernah kekurangan, karena Altha dari usai 17 tahun sudah berbisnis peninggalan orangtuanya, hanya saja dia memiliki mimpi menjadi polisi, karena pernah kehilangan sosok ayah dan ibu yang meninggal karena kasus penangkapan badar narkoba.
Kehidupan lama yang membuatnya trauma, menjadikan seorang Altha pria yang dingin dan sangat keras dalam banyak hal kecuali kepada istri tercinta dan putra putrinya.
“Aku ingin cerai Altha, capek.” Air mata Citra menetes menatap putri kecilnya yang masih menyusu.
“Aku minta maaf sayang, jangan bicara sembarangan. Keegoisan kita bisa saja mengorbankan kebahagian anak-anak. Ada Arjuna, Atika dan Amora, aku mohon Citra kita akhiri perdebatan kita hari ini.” Altha langsung membuka pintu, membalik badan mendengar teriakan Citra.
“Kami butuh kamu Al, butuh perhatian kamu, butuh waktu bersama. Apa sesulit itu untuk memberikan sedikit waktu? Apa hanya aku orang tua mereka di sini? Hanya ada mama, Mama dan Mama lalu ke mana Papa? Kamu hanya memiliki jawaban kerja.” Bayi kecil amora diletakkan di atas ranjang, Citra menatap suaminya tajam.
Citra melangkah mendekati suaminya, memberikan map yang berisikan surat cerai. Keputusan Citra sudah bulat, dia ingin bercerai jika Altha tidak meninggalkan kepolisian.
“Tanda tangan di sini, jika kamu masih mencintai aku tinggalkan pekerjaan kamu, jalankan bisnis saja, tapi jika kamu menolak maka aku akan angkat kaki dari rumah ini.” Tatapan tajam juga penuh kemarahan terlihat, Citra menginginkan jawaban yang sebenarnya dirinya sudah tahu.
“Lalu bagaimana anak-anak? Kamu tega kepada mereka.” Kepala Altha tertunduk, membuang map. Dia tidak ingin bercerai, juga tidak bisa meninggalkan pekerjannya karena ada janji yang harus dia penuhi.
Kepala Citra menggeleng, dia tidak perduli dengan penolakan Altha, langsung mengambil koper memasukkan bajunya membawa si kecil Amora yang masih berusia delapan bulan.
“Citra!” suara Altha sangat tinggi merampas putrinya Amora, meminta asisten rumah tangganya membawa Amora.
“Kamu tidak mengizinkan aku membawa Amora, oke tidak masalah Altha.”
“Aku yang keluar dari rumah ini, kamu bisa tinggal bersama anak-anak. Kita renungkan lagi masalah ini, jangan mengambil keputusan saat emosi.”
“Tidak, aku hanya akan membawa Amora, dia masih membutuhkan ASI, sedangkan Arjuna dan Atika bersama kamu, mereka sudah bisa mandiri.” Citra meminta sopir membawa kopernya, langsung mengambil Amora kembali.
“Atika juga masih kecil Citra, dia masih sangat membutuhkan kamu. Putri kita baru berusia empat tahun, putra kita baru berusia delapan tahun. Tolong jangan lakukan ini, kasihan anak-anak.” Air mata Altha akhirnya menetes, sungguh sangat menyakitkan membayangkan nasib putra putrinya yang harus ditinggal ibu juga dipisahkan dari adiknya.
Citra tidak perduli apapun ucapan Altha, pertengkaran keduanya semakin panas sampai Arjuna dan Atika melihat dan mendengarnya.
Memohon, menangis, meminta maaf, bahkan Altha berjanji akan meninggalkan pekerjaannya setelah satu kasus selesai, tapi tidak bisa mengubah keputusan Citra. Tekatnya sudah bulat untuk berpisah, kesabarannya sudah habis memberikan Altha waktu.
“Aku ingin cerai Altha, pokoknya kita cerai. Kamu tidak perlu memberikan sedikitpun harta cukup kita berpisah, karena aku sudah tidak tahan lagi. Hidup bersama kamu membuat hidupku menderita, cinta aku kepada kamu sudah lenyap. Aku tidak memilki perasaan itu lagi, kamu baik Al hanya saja kamu terlalu egois.” Tangisan Citra pecah meminta Altha menjaga kedua anak mereka.
“Aku akan memperbaiki diri, kita berjalan bersama lagi citra.”
“Terlambat, saat aku melahirkan kamu di mana? Saat Amora sangat cengeng selalu menangis tengah malam, aku bertahan sendiri belum lagi menghadapi Atika yang masih rewel, juga banyak maunya. Aku lelah Al, kamu jahat membuat aku tersakiti mengurus anak-anak kita.”
“Pembicara kita tidak bisa menemukan titik terang, aku akan mengalah demi kebaikan. Aku harap kamu berpikir kembali dan mengubah keputusan, aku sangat mencintai kamu selalu menunggu kesempatan kedua dari kamu.” Altha hanya bisa diam menatap anak istrinya angkat kaki dari rumah.
“Mama, Tika ikut mama.” Tangisan Tika terdengar langsung ditangkap oleh Altha.
“Berikan Mama sedikit waktu untuk menenangkan pikiran, Papa akan berjuang agar kalian tidak berpisah.” Altha memeluk erat putrinya yang terus memanggil Mama.
Arjuna mengusap matanya, melihat retaknya keharmonisan keluarga mereka. Diam menjadi pilihan terbaik, hanya berharap keluarganya akan untuk kembali.
Malam semakin larut, Altha tidur bersama putrinya, masih belum bisa terlelap memikirkan perceraian mereka, bahkan surat cerai sudah dilayangkan, berarti Citra sudah lama menggugatnya.
“Maafkan aku Citra, kebersamaan kita berakhir dengan cara seperti ini, kamu harus tahu aku sangat mencintai kamu, tidak mungkin bisa melepaskan kamu. Buka sedikit saja pintu hatimu agar keluarga kita bisa bersama kembali.” Altha melihat ponselnya, ada pesan dari bawahan soal kasus mereka.
Pekerjaan Altha menjadi masalah dalam rumha tangganya, sungguh Altha tidak bisa memilih. Bukan uang yang dia cari, tapi keadilan. Cintanya kepada Citra sangat besar, begitupun rasa cintanya terhadap negara juga pekerjaannya.
Seberat ataupun sesulit apapun Altha tetap tidak mengeluh, baginya nyawanya ada di setiap pengejaran para penjahat, tapi kecintaannya terhadap pekerjaannya menjadi bumerang di dalam rumah tangganya.
Pernikahan yang mereka jalani selama sepuluh tahun akhirnya harus kandas, menjadikan tiga anak yang harus terpisah dari salah satu orangtuanya.
Altha meremas rambutnya, dadanya sesak melihat hancurnya rumah tangga yang dia jaga selama ini, juga tidak bisa membayangkan nasib anak-anaknya.
“Tuhan, jangan pisahkan kami, jika aku salah hukum aku, tapi jangan buat anak istriku tersakiti. Satukan kami kembali dalam janji suci, bisa bersama sehidup semati.
Altha mencium kening putrinya, Al langsung melangkah pergi menggunakan jaket, topi juga membawa senjatanya. Meskipun ada konflik dalam rumah tangganya, Altha tidak bisa meninggalkan tugasnya yang belum selesai.
“Papa, tidak bisakah kita terus bersama? Kenapa Papa tetap ingin menjadi detektif yang membahayakan?” tatapan Arjuna tajam.
“Arjuna, Papa akan bertahan untuk Mama kembali. Kamu jaga Tika, Papa masih punya pekerjaan.” Altha menutup pintu melangkahkan pergi.
***
JANGAN LUPA LIKE COMENT DAN TAMBAH FAVORIT, JUGA HADIAHNYA.
FOLLOW IG VHIAAZAIRA
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 501 Episodes
Comments
Suky Anjalina
kangen mereka jadi baca ulang 🥰
2024-09-16
0
Qaisaa Nazarudin
Apa dia pikir dia doang yg kerja,Setelah menikah dan punya keluarga,harus ada yg berkorban,Altha juga punya perusahaan kan,Kenapa harus Citra yg mengalah..
2024-08-15
0
Maeni may
adu mf thor g suka pas bc ank y 3 kirain masih sendri terlalu bnyk ank mf thor g jd bc novel yg lain y yg ciptaanmu
2024-06-24
0