"Beberapa hari yang lalu Xiao'er kembali ke klinik," kata Dongshan melanjutkan "Setelah mendengar keberangkatan mu ke Gunung Kaki Langit, Xiao'er menyiapkan alat ajaib untuk menghasilkan api untukmu,"
"Sungguh? Berarti malam ini Xiao'er tidur di klinik?" kata Mu Lian. Dongshan mengangguk.
"Apa kau ingin makan malam bersama kami?" tanya Yi Xue. Rupanya dia sedang menyiapkan makan malam.
"Tidak. Aku akan kembali ke rumah kakek, tapi sebelum itu aku ingin melihat kamar Xiao'er," kata Mu Lian. Yi Xue hanya mengangguk.
Ketika Mu Lian masuk ke kamar XIaoxiao, Mu Lian dapat melihat tanda-tanda kehidupan. Wadah berisi pakaian kotor, buku mengenai tanaman herbal di atas tempat tidur, sehelai pakaian di gantungkan seadanya di kursi kayu.
Mu Lian duduk beberapa saat di pinggir tempat tidur Xiaoxiao, terlihat memikirkan sesuatu kemudian turun ke pekarangan untuk berpamitan pada Dongshan dan Yi Xue.
Mu Lian kembali ke rumah Mu Haocun sambil menggenggam pemberian Xiaoxiao. Mu Haocun tidak mengatakan apa pun dan menyuruh Mu Lian beristirahat di kamar, nanti malam mereka akan makan berdua saja karena Meimei dan yang lain berhalangan hadir.
Mu Lian tidak memikirkan lebih jauh alasan di balik absennya Meimei dan yang lain saat makan malam nanti dan segera menuju kamarnya.
Mu Lian berbaring di tempat tidur sambil mempelajari alat ajaib pemberian Xiaoxiao yang berupa *cincin dengan mata kristal berwarna oranye.
Kata Dongshan cara kerja alat ini adalah dengan memberikan sedikit chi. Mu Lian berpikir sebentar kemudian melihat ke sekeliling kamarnya. Besok dia akan mencoba alat ajaib ini di pekarangan.
Malamnya, Mu Lian makan berdua saja dengan Mu Haocun. Suasanya terasa sunyi karena hanya ada mereka berdua.
Mereka kemudian minum teh sambil menikmati pemandangan bintang yang bertebaran dengan indah di langit.
"Maafkan aku karena tidak ada di sisimu disaat kau membutuhkan," kata Mu Haocun tiba-tiba.
"Kakek?" kata Mu Lian bingung.
"Aku dengar dari Meimei kalau kau jadi takut pergi ke ibu kota setelah kejadian dengan sekte aliran sesat," kata Mu Haocun. Mu Lian hanya menghela napas.
"Bagaimana kalau kau tidak pergi dalam waktu dekat ini? Biasakan dulu dirimu di dunia ini," kata Mu Haocun menyarankan.
"Aku sudah tidak apa-apa, kakek. Kata Meimei aku harus menghadapi rasa takutku jadi aku ingin mencobanya," kata Mu Lian.
"Jangan memaksakan diri. Kau masih punya kakek di sini, jadi jangan ragu untuk bergantung sedikit pada kakek," kata Mu Haocun.
"Terimakasih, kek," kata Mu Lian tersenyum.
"Apa ada yang ingin kau ceritakan pada kakek?" kata Mu Haocun.
Mu Haocun merasa getir karena mendengar keadaan Mu Lian dari Meimei jadi dia ingin menjadi tempat Mu Lian mencurahkan hatinya.
"Hmm aku hanya sedang memikirkan Xiao'er. Bagaimana Xiao'er menurut kakek?" tanya Mu Lian.
"Xiao'er adalah gadis yang sangat giat, berdedikasi pada apa yang dikerjakannya dan penyayang. Dia memiliki potensi yang sangat besar dan suatu saat nanti namanya akan terdengar di seluruh dunia," jawab Mu Haocun.
"Tapi tidak sebagai ahli Alkimia?" kata Mu Lian.
"Sayangnya jalannya bukan sebagai ahli Alkimia," kata Mu Haocun.
"Seandainya jalan Xiao'er adalah sebagai ahli Alkimia, apa kakek akan mengangkatnya sebagai murid?" tanya Mu Lian.
"Tentu saja, bahkan sejak pertama bertemu pun au sudah mengangkatnya sebagai murid ku," jawab Mu Haocun.
"Bagaimana denganku?" tanya Mu Lian.
"Kau adalah cucu kesayangan kakek. SIfatnya tak kalah dengan Xiao'er; berdedikasi, peduli, berempati, memiliki potensi yang sangat tinggi, tapi penuh keraguan terhadap dirinya sendiri," kata Mu Haocun melanjutkan,
"Perkataan Meimei benar, hadapi rasa takutmu, lakukan sesuatu agar keraguanmu hilang aku yakin suatu saat kau dapat terbang sangat tinggi dengan sayap mu itu,"
Mu Lian tertegun. Dia menatap Mu Haocun, di matanya terdapat rasa sayang dan kepercayaan terhadap Mu Lian.
Mu Lian terharu melihat Mu Haocun, orang yang tidak memiliki ikatan darah dengan dirinya mampu menaruh rasa percaya pada dirinya.
Mu Lian dan Mu Haocun pun berbincang sebelum akhirnya Mu Haocun menyuruh Mu Lian segera tidur dan menyerahkan urusan membereskan piring pada Ling Zizhou yang sebentar lagi kembali.
Keesokan harinya, Mu Lian tidak bertemu dengan Ling Zizhou mau pun Master Yi. Malam itu pun Meimei dan Meng Zhi tidak datang untuk makan malam bersama.
Selama tiga hari Mu Lian menenangkan serta memantapkan hati, Mu Lian tidak bertemu dengan keempat orang tersebut.
Mu Lian hanya ditemani Mu Haocun di rumah. Ketika ditanya mengapa Mu Haocun tidak pergi mengajar, Mu Haocun mengatakan bahwa Changyi, Jiaojiao, Mutong serta Liuzhi sedang belajar mandiri.
"Jiejie!" kata Xiaoxiao.
Mu Lian pergi ke klinik Dongshan untuk bertemu Xiaoxiao ketika matahari masih belum terbit sepenuhnya. Mu Lian sampai tidak tidur sama sekali, membuat matanya di hiasi lingkaran hitam.
"Xiao'er. Sudah lama aku tidak bertemu denganmu, aku sangat merindukanmu," kata Mu Lian sambil memeluk erat Xiaoxiao.
"En," kata Xiaoxiao wajahnya menunjukkan rasa segan namun gadis itu tidak menolak pelukan Mu Lian. Setelah beberapa saat keduanya melepaskan diri.
"Apa jiejie sudah sarapan?" tanya Xiaoxiao.
"Belum," jawab Mu Lian.
"Ayo kita sarapan, Yi Xue memasak congee yang sangat lezat," kata Xiaoxiao sambil menarik lengan Mu Lian.
Mu Lian sarapan bersama Xiaoxiao, Dongshan serta Yi Xue. Kelezatan masakan Yi Xue membuat Mu Lian makan dengan lahap bahkan meminta mangkuk kedua.
Setelah sarapan Mu Lian dan Xiaoxiao berpamitan pada Dongshan dan Yi Xue. Mu Lian dan XIaoxiao berjalan menyusuri kawasan permukiman dalam diam.
"Aku...aku minta maaf jiejie, aku menyalahkanmu atas ketidak mampuanku dalam bidang Alkimia," kata Xiaoxiao setelah lama diam.
"Tidak apa-apa. Maafkan aku juga karena tidak peka. Tidak berterimakasih pada orang di sekelilingku," kata Mu Lian.
"Apa maksud jiejie? Jiejie sudah sangat baik pada kami tapi aku dibutakan rasa cemburu," kata Xiaoxiao.
"Bagaimana rencanamu selanjutnya," kata Mu Lian setelah ragu sejenak.
Xiaoxiao pun mulai bercerita pada Mu Lian bahwa perjalanannya menjadi seorang ahli Alkimia sangat sulit dan berbatu. Selama hampir lima tahun tidak ada tanda-tanda dirinya akan naik ke tingkat yang lebih tinggi.
Ahli Alkimia memiliki beberapa tingkatan yaitu pemula, magang, master, grandmaster, dan profesional.
Xiaoxiao berada di tingkat magang dan hingga sekarang tetap berada di tingkat itu.
"Aku sudah membicarakan masalah ini dengan ayah. Ayah bilang jadi ahli Alkimia atau bukan, aku tetap anak ayah. Ayah bilang untuk mencari jalan ku sendiri jangan karena ayah, aku ingin menjadi ahli Alkimia tapi akhirnya tidak cocok dengan jalanku," kata Xiaoxiao.
Mu Lian terpana. Selama tidak bertemu dengan Mu Lian, gadis itu banyak merenung memikirkan masa depannya, dia bahkan membicarakannya dengan ayahnya, tidak larut dalam rasa cemburu pada Mu Lian lagi.
Xiaoxiao dengan caranya sendiri bangkit dari perasaan negatif yang nyaris membuat dirinya jatuh. Mu Lian pun semakin memantapkan hati.
"Aku harap kau bisa menemukan jalan yang tepat untuk mu, Xiao'er. Aku akan membantu mu mencari jalan itu, tenang saja. Tapi aku harus ke Gunung Kaki Langit dulu. Bisakah kau menungguku?" kata Mu Lian.
"Terimakasih jiejie. Tentu saja. Aku sudah mengindarimu selama satu bulan lebih dan membuatmu menunggu selama itu, sekarang giliranku menunggumu," kata Xiaoxiao sambil tersenyum.
Keduanya kemudian berpisah menuju tempatnya masing-masing. Saat Mu Lian kembali ke rumah Mu Haocun, Mu Haocun dan Master Yi sedang berbincang di pekarangan.
Melihat Mu Lian berjalan ke arahnya, Mu Haocun menghentikan pembicaraannya dengan Master Yi.
"Kakek, Master Yi," sapa Mu Lian.
"Sudah bertemu dengan Xiaoxiao?" kata Mu Haocun.
"Eh? Bagaimana kakek tahu?" kata Mu Lian bingung.
"Haha tidak ada yang bisa disembunyikan dari kakek, aku tahu kemanapun Lian'er pergi," kata Mu Haocun dengan riang.
"..." (Mu Lian)
"Aku ingin membicarakan perjalanan ke Gunung Kaki Langit dengan Ling Zizhou, Meimei dan Senior Meng. Besok aku ingin berangkat ke sana," kata Mu Lian.
Malam itu Meimei dan Meng Zhi menanyakan apakah Mu Lian benar-benar ingin pergi ke Gunung Kaki Langit, Mu Lian dengan sabar menjelaskan bahwa dia sudah memantapkan hatinya untuk berangkat.
Dia meminta maaf karena sudah membuat Meimei dan Meng Zhi khawatir. Ling Zizhou hanya mendengus namun segera menyetujui jadwal keberangkatan besok pagi.
"Sudah bawa *kantung dimensi?" kata Mu Haocun.
"Sudah kakek, semua kebutuhanku sudah dimasukkan ke dalam kantung," kata Mu Lian.
Mu Haocun mengingatkan Mu Lian untuk makan dan beristirahat, jangan jauh-jauh dari pengawasan Ling Zizhou, Meimei serta Meng Zhi.
Tak lupa Mu Haocun mengatakan bahwa Mu Lian akan baik-baik saja di luar sana karena Mu Haocun percaya dengan kemampuan Mu Lian.
Mu Lian dan yang lain pun berjalan keluar kawasan permukiman menuju perbatasan. Mu Lian ingat ketika dia lari terbirit-birit melihat perbatasan dengan kawasan yang tidak ia kenal.
Meimei mengusap punggung Mu Lian sambil tersenyum menenangkan. Akhirnya Mu Lian melangkahkan kaki untuk pertama kalinya di luar kawasan permukiman!
Mu Lian dan yang lain berjalan beberapa kilometer dalam diam sebelum akhirnya Mu Lian memulai pembicaraan.
Melihat Mu Lian yang sudah santai, Meimei dan Meng Zhi pun membicarakan mengenai tumbuhan serta binatang lokal di Gunung Kaki Langit, keindahan panoramanya meskipun banyak spirit beast.
Waktu tempuh menuju Gunung Kaki Langit untuk kultivator di tingkat pembentukan pondasi ke atas adalah tiga hingga lima hari dari Lembah Ufuk Timur dengan menggunakan *tehnik qing gong.
Namun karena membawa serta Mu Lian, perjalanan mejadi tujuh hingga sepuluh hari.Lima hari pertama merupakan siksaan bagi Mu Lian yang baru pertama kali makan dan tidur di alam bebas.
Karena Mu Lian tidak mau merepotkan Meimei dan yang lain dengan mengeluh, dia menggertakkan giginya dan menggerakkan tubuh lelahnya dengan bermodal tekad.
Hal yang menyenangkan bagi Mu Lian adalah ketika dia bisa mandi di sungai. Bagi orang di dunia ini, mandi adalah suatu kemewahan.
Mereka hanya bisa mandi dua atau tiga kali dalam sebulan. Setiap melewati sungai dan mata air, Mu Lian pasti meminta beristirahat untuk mengisi persediaan air minum dan mandi.
"Jiejie, lihat sepertinya ini lintah," kata Mu Lian dengan ekspresi jijik.
"!"
"Bodoh segera bunuh makhluk itu!" kata Ling Zizhou.
Meimei yang berada paling dekat dengan Mu Lian melepaskan chi yang mengeluarkan hawa panas kepada makhluk seperti lintah itu.
Makhluk itu jatuh ke tanah sambil menggeliat kemudian meledak dengan suara kencang.
"Oh, sepertinya tubuh aslinya berada di dekat sini," baru saja Meimei selesai bicara tanah di depan mereka bergelombang kemudian tanahnya amblas seiringan munculnya kepala spirit beast yang menyerupai cacing tanah.
Hanya saja tubuhnya sangat besar, panjangnya setara gedung bertingkat delapan. Meimei membawa Mu Lian pergi dari sana sedangkan Ling Zizhou menangani spirit beast itu.
Meng Zhi yang mencari kayu di sekitar hutan segera kembali setelah merasakan ada spirit beast yang mendekat. Melihat Ling Zizhou sedang menangani spirit beast, Meng Zhi menyusul Meimei dan Mu Lian.
"Spirit beast tipe pelacak ya, untung hanya tingkat 1," kata Meng Zhi.
"En. Tapi tetap saja Lian'er harus menjauh dari makhluk itu. Dasar makhluk merepotkan," kata Meimei.
"Apa yang terjadi jika aku berada di dekatnya?" tanya Mu Lian.
"Semua spirit beast tipe pelacak menyebarkan bagian tubuhnya untuk melacak calon mangsa. Bentuknya bermacam-macam. Yang tadi kau bilang lintah adalah bagian tubuh makhluk itu. Kau harus melepaskannya sebelum bagian tubuh itu masuk sepenuhnya ke tubuhmu dan membuatmu tidak berdaya. Calon mangsa yang sudah ditandai akan dikejar hingga makhluk itu atau dirimu duluan yang terbunuh," kata Meimei menjelaskan.
"Buruknya bagi pengelana solo. Jika mereka bertemu dengan spirit beast tipe ini, dipastikan mereka akan mati," kata Meng Zhi melanjutkan
"Bagian tubuh makhluk itu menyerap chi mangsa yang sudah ditandai, hanya bisa dilepaskan menggunakan chi orang lain, jika mangsa tersebut menggunakan chi nya hanya membuat dirinya lebih cepat lemah,"
"Jika spirit beast itu berada dekat mangsa dia langsung masuk ke dalam keadaan mengamuk, dimana tingkatnya akan naik satu tingkat dari tingkat aslinya," kata Meimei. Mu Lian berhenti kemudian menoleh ke belakang.
"Apa yang kau lakukan! cepat menjauh dari sini!" kata Ling Zizhou yang tak jauh dari Mu Lian.
Meski Mu Lian berlari menjauhi spirit beast itu, Mu Lian terus dikejar sehingga jarak antara mereka semakin dekat.
"Tenang saja. Tingkat kultivasi Zizhou adalah pembentukan pondasi tahap menengah, kalau kau jauh-jauh dari spirit beast itu aku yakin Zizhou dapat menanganinya," kata Meng Zhi.
Mendengar keberhasilan Ling Zizhou membunuh spirit beast bergantung pada Mu Lian, Mu Lian segera berlari menjauhi tempat Ling Zizhou dan spirit beast bertarung.
Mu Lian terus berlari tanpa melihat ke belakang. Dia berlari sangat jauh dari posisi spirit beast tersebut. Empat menit kemudian, Meng Zhi mengatakan sudah tidak apa-apa jika mereka berhenti berlari.
Meng Zhi menentukan tempat istirahat malam ini yaitu tidak jauh dari arah meeka datang. Mu Lian duduk di bawah pohon rindang, napasnya memburu dan keringat membasahi seluruh tubuhnya.
Meng Zhi meletakkan kayu yang dari tadi dibawanya untuk membuat api unggun. Meimei mengeluarkan alat masak sambil mengingatkan Mu Lian untuk minum. Beberapa saat kemudian Ling Zizhou datang membawa burung liar untuk dimasak.
"Spirit beast nya?" tanya Mu Lian.
Mu Lian tidak menyangka di saat genting seperti ini Ling Zizhou masih sempat berburu burung liar. Sepertinya bagi pemuda itu hal seperti spirit beast pelacak bukan masalah baginya.
"Mati," jawab Ling Zizhou.
.........
Note:
* Cincin untuk mengeluarkan api
* Kantung dimensional
* Tehnik qing gong: tehnik yang memungkinkan kultivator untuk berlari dengan kecepatan yang jauh lebih cepat, melompat lebih tinggi, memanjat dinding, berjalan dengan ringan, dan lain-lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
ayam receh
ok
2021-08-09
1