"Senior Han, kau kenal dengan Xiao'er kan? Kenapa tadi diam saja?" kata Mu Lian.
"Siapa? Maksudmu gadis yang barusan itu?" tanya Han Tengfei.
"..."
"Semenjak bertemu dengannya, gadis itu selalu mengikuti ku. Kadang-kadang kami berpapasan saat aku sedang berpatroli," kata Han Tengfei.
"Hmm? Biasanya Xiao'er sangat sibuk sehingga pulang larut," kata Mu Lian.
"Aku harap sih iya. Tapi gadis itu selalu berusaha mengobrol denganku," kata Han Tengfei. Mu Lian dan Hang Tengfei berhenti di depan gerbang rumah Master Mu.
"Lalu? Kenapa tidak mengobrol dengannya?" kata Mu Lian.
"Apa yang harus dibahas? Aku baru mengenalnya," kata Han Tengfei.
"Wa~ Senior, kau selalu saja bersikap dingin pada orang asing," kata seorang pemuda berjubah hitam yang baru saja keluar melalui gerbang.
"Feitong, kau baru melapor ke Master Chu?" kata Han Tengfei.
"Tahu tidak? Aku diajak mengobrol oleh pria balok es ini setelah satu tahun! Ckck pantas saja kau tidak populer, Senior," kata Feitong.
Dia tidak menghiraukan Han Tengfei dan berbicara pada Mu Lian sambil melingkarkan tangannya di bahu Mu Lian.
"Tidak sopan," kata Han Tengfei datar. Namun tangannya memukul kepala Feitong dengan keras hingga terdengar suara 'PLAK'.
Kemudian keduanya mulai bertengkar karena Feitong membeberkan cerita memalukan Han Tengfei dan Hang Tengfei membalasnya dengan cerita yang lebih memalukan lagi. Mu Lian hanya mendengarkan sambil menahan tawa.
Malam itu udara sangat dingin namun Mu Lian berkali-kali membalikkan badannya di atas tempat tidur seperti sedang kepanasan. Matanya yang terbuka lebar terlihat sedang memikirkan sesuatu.
"Aku harus pergi menemui Xiao'er," gumam Mu Lian. Meski sudah membulatkan tekad, Mu Lian tetap saja gugup hingga tak bisa tidur.
Tanpa terasa Mu Lian mendengar suara langkah kaki seseorang di lorong. Orang tersebut turun melalui tangga. Mu Lian bangun dari tempat tidurnya kemudian keluar kamar dan membuka jendela yang ada di lorong.
Pagi?. Mu Lian kemudian mengganti bajunya dengan tergesa-gesa dan pergi keluar tanpa berpamitan kepada Chu Minishen yang sedang menghirup udara segar di pekarangan.
"Paman Dongshan! Apa Xiao'er belum berangkat?" kata Mu Lian. Dia menghambur masuk ke pekarangan dan menemukan Dongshan duduk di aula resepsionis.
"Xiao'er sudah berangkat sejak tadi," kata Dongshan.
Mu Lian duduk di seberang Dongshan dengan lesu. Perjuangan Mu Lian untuk bertemu dengan Xiaxiao hingga dia begadang sia-sia.
"Sudah sarapan?" tanya Dongshan.
"Belum," jawab Mu Lian.
"Ayo kita sarapan," kata Dongshan. Mu Lian mengikuti Dongshan untuk sarapan.
Beberapa hari ke depan Mu Lian gagal menemui Xiaoxiao. Karena kesal, hari tu Mu Lian malas mengerjakan apa-apa dan kabur ke bukit selatan.
Mu Lian duduk bersila di padang rumput yang jarang ditumbuhi tanaman herbal. Menghirup aroma rumput yang segar membuat Mu Lian tersenyum.
Mu Lian pun segera melakukan meditasi, tak melewatkan kesempatan emas ini. Angin berhembus membuat rambut Mu Lian terlihat seperti sedang menari di sekitar bahunya.
Beberapa hewan kecil dan lucu seperti tupai, kelinci dan burung mengelilingi Mu Lian. Kupu-kupu spiritual yang biasanya terlihat disekitar rumput spiritual hinggap di seluruh tubuh Mu Lian.
Untungnya hari itu tidak ada orang disekitar bukit. Kalau tidak mereka bisa pingsan melihat apa yang terjadi disekitar tubuh Mu Lian.
Ketika cairan hitam dan lengket mulai membasahi tubuh Mu Lian, Kupu-kupu spiritual tersebut beterbangan.
Kelopak mata Mu Lian mulai bergerak-gerak sebelum akhirnya membuka lebar. Sorot mata Mu Lian mengandung senyum.
"Akhirnya pengkondensasian chi tahap akhir!" seru Mu Lian.
"Akhir-akhir ini aku merasa sangat sulit untuk bermeditasi di dalam kamar. Sudah tidak ada chi disana. Sedangkan disini, aku bisa merasakannya," gumam Mu Lian.
"Pyong," seekor kelinci lompat menghampiri Mu Lian.
Matanya yang besar menatap Mu Lian dengan penasaran. Mu Lian yang tersadar dari pemikirannya menyadari kelinci itu dan hewan-hewan yang mengelilingi Mu Lian.
"Err, halo. Ada yang bisa kubantu?" kata Mu Lian pada hewan-hewan tersebut. Namun tidak ada jawaban.
Mu Lian menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya karena malu. Dia segera menuruni bukit karena menyadari hari semakin sore. Matahari hampir terbenam. Mu Lian tak menyangka akan melewatkan makan siang!
Keesokan harinya Mu Lian datang ke klinik Dongshan. Dongshan dan Yi Xue sedang menyusun tanaman herbal di pekarangan. Mu Lian kecewa karena tidak berhasil bertemu dengan Xiaoxiao namun tidak langsung pulang.
Mu Lian berbincang dengan Dongshan dan Yi Xue sebentar kemudian memutuskan pergi ke penginapan untuk menemui Meimei. Dia menceritakan segala yang dia rasakan mengenai Xiaoxiao.
Wajah Meimei menunjukkan keprihatinan dan menasihati Mu Lian agar siap dengan kejadian yang akan datang. Mu Lian hanya tertegun namun mengucapkan terimakasih dan pulang.
Kesempatan bertemu dengan Xiaoxiao akhirnya datang disaat Mu Lian sudah menyerah. Saat itu Mu Lian pulang dari penginapan. Keduanya bertemu di depan toko yang menjual pangsit.
"Xiao'er," kata Mu Lian.
"Jiejie?" kata Xiaoxiao terkejut.
"Kau beli pangsit untuk makan siang?" kata Mu Lian. Matahari memang sudah berada di atas kepala.
Xiaoxiao yang diingat Mu Lian selalu pulang larut sehingga tidak pernah makan siang di klinik. Jadi Mu Lian merasa tidak aneh melihat Xiaoxiao sedang membeli pangsit siang-siang. Namun Mu Lian menangkap kegelisahan Xiaoxiao.
"Jiejie tidak ke klinik?" kata Xiaoxiao. Biasanya Mu Lian ikut bekerja di klinik bersama Dongshan.
"Aku minta ijin sehari," kata Mu Lian malu.
"K-kalau begitu, aku pergi dulu," kata Xiaoxiao.
"Tunggu!" kata Mu Lian sambil menarik lengan Xiaoxiao "Bisa kita bicara?"
"Tidak! Maksudku, aku sedang buru-buru. Jiejie, lain kali saja," kata Xiaoxiao.
Karena wajahnya terlihat gelisah Mu Lian percaya jadi dia melepaskan Xiaoxiao. Xiaoxiao mengangguk pada Mu Lian dan segera menjauh sambil menenteng sebungkus pangsit.
"Karena aku sudah bersusah payah menemui mu. Aku tidak akan melepaskan kesempatan ini. Maaf, Xiaoxiao," gumam Mu Lian sambil mengikuti Xiaoxiao dalam jarak aman.
Xiaoxiao pergi ke luar kawasan permukiman dekat perbatasan. Tak jauh dari sana beberapa anggota Rajawali Agung sedang duduk dalam satu lingkaran.
Mu Lian bersembunyi di pohon. Melihat ke kejauhan tak berani mendekat. Karena terlalu jauh, Mu Lian tidak bisa menangkap kata-kata dari Xiaoxiao dan seorang pemuda.
Mu Lian mengenali Han Tengfei. Han Tengfei kelihatan menjawab pertanyaan Xiaoxiao sesekali dengan sikap dingin sedangkan Xiaoxiao banyak bicara.
Xiaoxiao kemudian menyerahkan sebungkus pangsit pada Han Tengfei tapi ditolak. Han Tengfei mengatakan beberapa kata kemudian membawa pergi semua anggota Rajawali Agung lainnya.
Xiaoxiao berjalan dengan lesu ke arah kawasan permukiman. Kepalanya menunduk sehingga tidak melihat Mu Lian ketika melewati pohon.
Di dekat sungai Xiaoxiao mengangkat bungkusan pangsit itu terlihat akan melemparnya ke sungai tapi kemudian tidak jadi. Xiaoxiao mendekap bungkusan itu dan berjalan lagi.
Dari kejauhan Mu Lian melihat Xiaoxiao memasuki klinik Dongshan. Karena waktu memang menunjukkan waktu untuk makan siang, perut Mu Lian berbunyi.
Mu Lian pun memasuki klinik berniat menjarah makanan lezat yang dibuat oleh Yi Xue. Di pekarangan, Dongshan dan Xiaoxiao asik berbincang. Namun raut wajah Xiaoxiao kelihatan tidak sehat.
"Lian'er, sudah makan? Xue'er sedang memasak makan siang. Bergabunglah jika kau tidak sibuk. Kesempatan kita berempat makan bersama jarang ada karena Xiaoxiao sibuk," kata Dongshan setelah melihat Mu Lian.
Xiaoxiao menoleh dan melihat Mu Lian dengan terkejut. Dia menggigit bibirnya dan mengepalkan kedua tangannya. Mu Lian tidak tahu ada apa dengan Xiaoxiao jadi hanya menerima ajakan Dongshan.
Xiaoxiao berlari ke kamarnya meninggalkan Mu Lian dan Dongshan di pekarangan. Dongshan berkata kepada Mu Lian bahwa Xiaoxiao mungkin sedang berganti pakaian.
Hidangan disajikan dan Mu Lian, Dongshan serta Yi Xue menunggu Xiaoxiao turun untuk bergabung namun tidak kunjung turun setelah tiga puluh menit kemudian.
Mereka pun mulai makan dan tidak memanggil Xiaoxiao, takut Xiaoxiao sedang beristirahat. Gadis itu jarang pulang ke rumah saat siang.
Karena hari itu sepi pengunjung, Mu Lian berbincang dengan Dongshan hingga menjelang sore. Mu Lian pun menerima ajakan Dongshan untuk makan malam bersama.
Mu Lian menawarkan diri untuk memanggil Xiaoxiao untuk makan malam. Mu Lian mengetuk pintu kamar Xiaoxiao tapi tidak ada jawaban.
"Xiao'er, waktunya makan malam," kata Mu Lian.
Mu Lian menduga Xiaoxiao tertidur jadi dia masuk ke kamar. Xiaoxiao sedang duduk di pinggir tempat tidur. Kepalanya menunduk seperti sedang merenung.
"Xiao'er kalau sudah bangun ayo kita makan malam bersama," kata Mu Lian.
"Tidak mau," kata Xiaoxiao setelah lama diam.
"Kau tidak enak badan? Kalau begitu aku bawakan makanannya ke kamar saja," kata Mu Lian.
"Aku sedang tidak mau melihatmu," kata Xiaoxiao sambil menatap tajam ke arah Mu Lian.
"Xiao'er?" kata Mu Lian bingung.
"Kau tahu. Aku sangat menyukaimu. Aku menganggapmu seperti kakak perempuanku sendiri," kata Xiaoxiao melanjutkan "Tapi apa kau tahu sudah berapa lama aku menunggu Master Mu supaya beliau mau mengajariku? Mau mengangkatku sebagai murid?"
Mu Lian tertegun. Akhirnya menyadari mengapa Xiaoxiao selalu menghilang di hadapannya semenjak Mu Lian diajari tanaman herbal oleh Mu Haoucun.
"Sepuluh tahun! Aku bekerja sangat keras dan berharap Master Mu menerimaku sebagai muridnya," kata Xiaoxiao sambil meneteskan air mata.
Mu Lian berniat mendekati Xiaoxiao untuk menghiburnya tapi Xiaoxiao mengangkat tangannya, memberitahu Mu Lian untuk tidak mendekat.
"Tapi apa yang kau dapatkan? Seorang gadis yang terluka dari entah berantah. Mendapatkan perhatian Master Mu, kemudian mendapatkan apa yang kuharapkan selama sepuluh tahun itu!" kata Xiaoxiao. Nafasnya memburu.
"Selain Master Mu menganggapmu sebagai cucunya sendiri beliau mendidikmu dengan sangat baik layaknya muridnya sendiri," kata Xiaoxiao melanjutkan "Sekarang aku tanya, apa kau sudah melakukan ritual penerimaan master dengan Master Mu?"
Mu Lian tidak mengerti apa itu ritual penerimaan master tapi tidak berani menjawab kalau dia tidak tahu apa itu ritual master pada Xiaoxiao.
Kondisi Xiaoxiao saat ini sangat berbahaya jadi Mu Lian hanya menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan Xiaoxiao.
"Haha! sungguh malangnya nasibku ini. Aku yang mengharapkan Master Mu sebagai masterku selama sepuluh tahun tapi kau tidak mau menerima beliau?" kata Xiaoxiao sambil tertawa seperti orang gila.
Mu Lian merasa serba salah. Kenapa saat menjawab pertanyaan jadi disalah artikan begini? Dia bukannya menolak tapi benar-benar baru mendengar ritual penerimaan master!
"Xiao'er bukan itu maksudku. Aku hanya bertanya tentang tanaman herbal. Aku tidak bermaksud untuk minta diajari membuat pil. Kau tahu sendiri kan bahwa aku mencari jalan pulang," kata Mu Lian.
"Justru karena itu aku membencimu, jiejie. Master Mu tidak akan pernah melirik anak yang tidak memiliki minat serta bakat sebagai muridnya. Jika Master Mu mengajarimu selayaknya muridnya sendiri, pasti Master mu melihat kualitas yang dicarinya dalam dirimu," kata Xiaoxiao.
Hening. Didalam kamar itu hanya ada Mu Lian dan Xiaoxiao. Keduanya sedang larut dalam pemikiran masing-masing.
"Tapi kau menyia-nyiakan semua kerja keras yang dilakukan oleh Master Mu. Semakin kulihat dirimu semakin aku membencimu," kata Xiaoxiao melanjutkan "Kenapa kau mencuri perhatian semua orang yang kusayangi?"
Err. Tunggu. Mu Lian mendengar topik pembicaraan sudah berubah tapi dia belum bisa menangkap apa yang ingin Xiaoxiao katakan.
"Selalu saja. Bahkan siang ini pun 'dia' tidak mau menerima pemberian dariku dan pergi begitu saja," kata Xiaoxiao.
Mu Lian mengingat kejadian siang itu. Xiaoxiao berniat memberikan pangsit yang dibelinya kepada Han Tengfei.
"Aku...ingin waktu sendirian dulu," kata Xiaoxiao sambil menghambur keluar kamar.
"Xiao'er, kau mau kemana?" kata Dongshan di tangga.
"Aku akan menginap di asrama selama beberapa hari, jangan cari aku," kata Xiaoxiao kemudian melewati Dongshan dan turun ke pekarangan.
Xiaoxiao ke asrama tanpa membawa apa-apa. Malam itu Mu Lian, Dongshan dan Yi Xue makan bersama dengan suasana tidak nyaman.
Sesekali Mu Lian melirik ke arah Dongshan yang makan dengan tenang. Kamar Xiaoxiao dekat tangga dan ketika Mu Lian turun untuk mengejar Xiaoxiao, Dongshan berdiri di sana.
Dongshan sepertinya mendengar pembicaraan Mu Lian dengan Xiaoxiao. Namun Dongshan tidak berkata apa-apa setelah anak gadisnya kabur ke asrama dan hanya mengajak Mu Lian makan malam.
Hal itu yang membuat Mu Lian gugup. Meskipun Mu Lian lapar tetapi dia mengalami kesulitan menelan karena perasaan bersalah.
Setelah makan bersama, Mu Lian pamit pada Dongshan dan Yi Xue. Keduanya mengatakan untuk berhati-hati di jalan kepada Mu Lian sambil terenyum.
Mu Lian yang melihat Dongshan tersenyum merasa sedikit lega. Mu Lian pulang dengan langkah berat. Kepalanya mendongak ke langit penuh bintang. Malam itu bintangnya sangat indah namun Mu Lian menatap pemandangan indah itu dengan tatapan kosong.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments