Mu Lian tidak bisa lepas dari cengkeraman Meng Zhi dan Meimei selama sepuluh hari. Namun keesokan paginya Mu Lian mendapati bahwa Meng Zhi tak sadarkan diri. Mata pria itu terpejam, rona di wajahnya hilang dan nafasnya berat. Meimei menduga tubuh Meng Zhi terbebani karena memaksakan diri bangkit dari tempat tidur. Setelah itu Mu Lian pulang dari penginapan dengan wajah sedih.
Changyi yang kebetulan berpapasan dengan Mu Lian mengajaknya mengumpulkan tanaman bersama. Mu Lian yang rindu dengan teman-temannya ini pun langsung menerima tawaran Changyi. Di pinggir sungai ketiga teman Mu Lian sudah menunggu. Mereka terkejut melihat Mu Lian dan segera mengelilinginya. Mood Mu Lian pun membaik setelah melihat wajah teman-temannya.
Mereka berjalan beriringan menuju bukit selatan.
Matahari mulai meninggi tapi cahanya masih hangat menembus kulit Mu Lian. Waktu yang tepat untuk mengumpulkan tanaman herbal. Changyi dan Liuzhi berlarian mengejar satu sama lain sepertinya mereka membuat kompetisi siapa yang lebih cepat mengumpulkan tanaman.
Mu Lian, Jiaojiao dan Mutong mengumpulkan tanaman sambil bergosip. Biasanya setelah pulang dari bukit selatan mereka kembali ke rumah Mu Haoucun. Entah sejak kapan rumah Mu Haoucun dianggap sebagai markas. Tapi hari itu cuaca sangat cerah dan anak-anak muda ini ingin berada di luar lebih lama.
Jiaojiao membawa Mu Lian dan yang lain ke sebuah *paviliun mengambang (terlihat mengambang karena berada di tengah sungai). Mereka mengobrol dengan semangat dan melepas rindu setelah tidak bertemu dengan Mu Lian selama lebih dari sepuluh hari.
Ditengah percakapan Changyi terdiam dan menoleh ke arah jalan setapak. Mu Lian dan yang lain ikut menoleh dan melihat seorang anak laki-laki berlari dari kejauhan. Anak itu berlari menyusuri jalan kecil menuju paviliun. Setelah lebih dekat Mu Lian dan yang lain mengenali anak tersebut.
"Zhou'er ada apa?" kata Changyi sambil mendekati anak tersebut.
"Ibuku dan beberapa tetangga melihat sekelompok kultivator melewati kawasan permukiman. Mereka terlihat menuju arah sekte Embun Pagi," kata Zhou sambil terengah-engah.
"Lalu? Kenapa kau terlihat panik seperti itu?," kata Mu Lian.
"Kelompok itu...berjumlah sekitar seratus orang," kata Zhou melanjutkan "Tetanggaku mendengar mereka sudah sangat menantikan saat-saat dimana tidak ada si penjaga lembah ufuk timur,"
Mu Lian menarik nafas dalam. Dia teringat bahwa master Yi selalu menjaga lembah ini. Dan sekarang master Yi pergi meninggalkan lembah untuk mengantarkan master Mu mencari teratai api. Teman-teman di belakang Mu Lian pun dapat melihat koneksi kejadian ini. Mereka saling menatap dan berdiskusi.
Sebelum Zhou mengatakan sesuatu dari kejauhan terlihat seorang pemuda berlari mendekati paviliun disebelahnya berlari seorang pria paruh baya berperawakan kurus. Mu Lian berjalan mendekati kedua orang itu.
"Yi Xue apa yang terjadi?" tanya Mu Lian kepada si pria muda.
"Paman Dongshan dibawa sekelompok kultivator berwajah menyeramkan!" kata Yi Xue sambil terengah-engah melanjutkan "Aku pergi mengumpulkan tanaman herbal, pulangnya aku melihat sekelompok orang sedang berdiri di depan klinik. Mereka membawa senjata dan terlihat sangat agresif,"
"Aku sudah mengamati gerak-gerik kelompok orang tersebut dan mengetahui mereka berniat jahat," kata pria paruh baya disebelah Yi Xue melanjutkan "Jadi ketika aku melihat Xiu'er aku langsung membawanya lari menjauh dari orang-orang tersebut,"
"Benar. Berkat paman Jin aku berhasil lepas dari orang-orang itu. Salah seorang bibi dekat sungai kemudian memanggil kami dan memberitahu bahwa kau dan yang lain berada di paviliun mengambang. Beberapa tetangga pun menyuruh kami untuk segera menyembunyikan kalian," kata Yi Xue mukanya pucat sekali.
Changyi dan yang lain mendengar ucapan Yi Xue ketika berjalan mendekati Mu Lian, Yi Xue dan paman Jin.
"Paman Dongshan dibawa paksa? Beraninya! Apa mereka tidak tahu siapa master paman Dongshan?" kata Liuzhi. Pemuda itu berkata dengan kasar dan penuh emosi.
"Mungkin karena tahu siapa master paman Dongshan mereka membawanya paksa. Sepertinya kita semua akan bernasib sama karena master kita sama," kata Mutong datar.
"Kau yakin orang-orang itu menuju Embun Pagi?" tanya Jiaojiao.
"Ya semua tetangga mengetahui kedatangan orang-orang itu. Kami ingin mengabarkan hal ini pada master-master di Embun Pagi tapi kami tak berdaya karena jumlah orang-orang itu sangat banyak," kata paman Jin.
"Kemana kita harus bersembunyi? Mereka pasti pergi ke rumah master Mu," kata Jiaojiao. Mereka tidak bisa bersembunyi ke markas mereka karena pasti tempat itu akan penuh dengan kultivator.
"Ikuti aku!" kata Yi Xue.
Mu Lian dan yang lain diajak ke luar kawasan permukiman menuju hutan rimbun. Pohon-pohonnya saling berdekatan sehingga menambah suasana semakin mencekam.
Zhou dan paman Jin mengikuti Mu Lian dan yang lain. Mereka berlari di medan yang tidak rata dan penuh akar pohon jika mereka tidak memiliki chi mungkin saja mereka akan cepat lelah.
"Berhenti!" kata Changyi. Semuanya diam di tempat.
"Apa kalian mendengar sesuatu?" kata Changyi. Beberapa saat kemudian terdengar suara-suara.
"Ada yang masuk ke hutan!" kata Liuzhi.
"Kita tidak tahu apakah mereka sudah mengetahui keberadaan kita jadi kita pergi dulu dari sini," kata Changyi sambil berlari.
Yi Xue kemudian berlari di depan dan memimpin Mu Lian dan yang lain menuju tempat persembunyian. Sayangnya para kultivator di hutan itu semakin mendekati Mu Lian dan yang lain.
"Aku akan jadi umpan. Ku harap kalian baik-baik saja," kata paman Jin.
"Paman Jin!" seru Yi Xue. Dia hanya bisa melihat ke arah paman Jin yang berlari ke arah kultivator-kultivator itu.
"Fokuslah, Yi," kata Changyi kepada Yi Xue. Mendengar ucapan Changyi, Yi Xue manambah kecepatan larinya dan segera menjauh dari tempat itu.
Entah sudah berapa lama mereka berlari. Sepertinya lembah ufuk timur sudah di invasi para kultivator sepenuhnya hingga ke bagian hutan terpencil ini. Hiruk pikuk terdengar di sepenjuru hutan. Anak-anak muda itu mulai gelisah.
Mereka tidak mungkin lepas kalau begini caranya. Tiba-tiba Zhou memisahkan diri dari mereka. Anak itu sudah terlihat kelelahan semenjak tadi. Mungkin karena level kultivasi anak itu sangat rendah.
"Semoga kalian baik-baik saja, senior," kata Zhou sambil terengah-engah. Senyum menghiasi wajahnya yang pucat. Mu Lian menggertakkan gigi dan terus berlari. Wajah temannya yang lain pun menunjukkan raut yang sama.
Setelah beberapa kali berlari menghindar kultivator-kultivator yang mulai memenuhi hutan, Yi Xue membawa Mu Lian dan yang lain ke sebuah turunan curam. Beberapa pohon berbatang tebal dan kokoh berdiri diselimuti tanaman merambat.
Yi Xue berjalan ke salah satu pohon dekat dengan turunan curam tersebut menyingkap tanaman-tanaman rambat disekelilingnya. Tampak sebuah pintu yang tertanam di tanah. Yi Xue membuka pintu dengan menarik gagangnya. Ruangan dibalik pintu sangat gelap sehingga terlihat seperti lubang biasa.
"Masuklah," kata Yi Xue. Mutong menuruni tangga dan hilang dalam kegelapan diikuti oleh Jiaojiao dan Liuzhi. Changyi menunggu Mu Lian untuk masuk tapi Mu Lian teringat sesuatu.
"Yi, bagaimana kita menutup pintunya?" tanya Mu Lian tapi Yi Xue hanya tersenyum. Mu Lian teringat ketika Yi Xue pertama kali membuka pintu tempat persembunyian, pintunya dibuka dari luar! Dan dibalik pintu itu tidak ada ganggang pintu sama sekali. Changyi yang terlambat menyadari fakta ini tiba-tiba merasakan tubuhnya di dorong ke dalam lubang.
"Maaf Changyi!" kata Mu Lian. Kemudian menyingkirkan tangan Yi Xue dari gagang pintu dan menutup pintu tersebut.
"Lian'er," seru seorang pemuda. Suaranya teredam tidak terlalu jelas dari balik pintu.
"Apa yang kau lakukan?" kata Yi Xue.
"Aku akan menemanimu, lagi pula aku bukan pembuat pil," kata Mu Lian.
"Kau..." kata Yi Xue. Dia ingin mengatakan sesuatu tapi terdengar suara-suara mendekati mereka.
"Sepertinya kultivator-kultivator itu keras kepala sekali. Mereka sampai mencari ke bagian hutan terpencil ini," kata Mu Lian.
"Kau tidak tahu betapa serakahnya kultivator-kultivator pada pembuat pil. Sepertinya mereka mencari ke sepenjuru lembah," kata Yi Xue sambil menata tanaman merambat agar menutupi pintu.
"Apa kita tidak meninggalkan jejak?" kata Mu Lian. Dia ingat saat dirinya dan teman-temannya menuruni turunan curam. Tanahnya yang lembab dan licin membuat jejak kaki mereka kentara.
"Ayo kita periksa, oh iya kalau kau menemukan ranting atau rumput, bawa saja. Kita berpura-pura sedang mencari kayu," kata Yi Xue.
"Heh. Mencari kayu bakar tapi tidak membawa kapak? Di daerah dengan pepohonan tebal seperti ini? Natural sekali aktingmu itu. Untungnya kita berdua tidak mengenakan jubah sekte Embun Pagi," kata Mu Lian sambil tersenyum.
Mu Lian dan Yi Xue kembali menaiki turunan curam di tangan mereka ada ranting-ranting dan rumput liar. Mu Lian dan Yi Xue menghapus jejak kaki yang menyolok dengan kaki mereka. Membuatnya terlihat hanya ada jejak dua orang saja.
Mereka melakukan hal yang sama disepanjang perjalanan kembali. Beberapa saat kemudian beberapa orang terlihat sedang berlari ke arah mereka. Orang-orang itu berperawakan tinggi dan kekar. Ada beberapa yang memiliki luka di wajahnya.
Mu Lian dan Yi Xue berjalan dengan santai seperti tidak ada kejadian yang aneh. Mereka hanya menatap orang-orang itu sambil sesekali mengambil ranting yang tergeletak di tanah. Kelima orang itu mendekati Mu Lian dan Yi Xue. Salah seorang diantaranya maju.
"Hai namaku Shangguan Hao. Apa kalian anggota sekte Embun Pagi?" kata Shangguan Hao.
"Kami? Haha tidak mungkin (😂). Kalian salah orang," kata Mu Lian.
"Kami baru mengunjungi lembah ini jadi tidak tahu dimana sekte Embun Pagi. Kami mencari anggota sekte untuk menanyakan arah," kata Shangguan Hao. Aura mengintimidasi menyerang Mu Lian dan Yi Xue. Mu Lian menelan ludah. Salah! Dirinyalah yang salah orang! Pertanyaan dari orang berbahaya seperti Shangguan Hao seharusnya dijawab dengan serius!
"Apa kalian bertemu dengan orang-orang sekte yang sedang mengumpulkan tanaman herbal?" kata Shangguan Hao.
"Tanaman herbal hanya dapat ditemukan di bukit selatan. Di hutan ini kami hanya mengumpulkan kayu...dan rumput liar untuk ternak," kata Yi Xue.
"Semua penduduk lembah mengumpulkan kayu di hutan ini," kata Mu Lian menambahkan.
"Benarkah? Baru saja kami menemukan seseorang yang mengaku dirinya anggota sekte," kata Shangguan Hao. Tubuh Yi Xue menegang tapi sebelum Shangguan Hao melihat perubahan sikap pada Yi Xue, Mu Lian mengalihkan perhatiannya.
"Kau bercanda? Banyak sekali orang yang mengaku dirinya anggota sekte. Mereka memanfaatkan nama sekte untuk kepentingan pribadinya," kata Mu Lian sambil menghela nafas. Shangguan Hao mengawasi gerak-gerik Mu Lian selama beberapa saat. Setelah puas dia hendak berbalik namun tiba-tiba angin berhembus kencang. Shangguan Hao menghentikan langkahnya.
"Aku mencium tanaman herbal dari pakaian kalian. Apa pekerjaan kalian?" tanya Shangguan Hao. Dia berjalan mendekati Mu Lian dan Yi Xue. Mu Lian dan Yi Xue bergeming di tempatnya takut akan semakin dicurigai jika mereka bergerak.
"Kadang kami membantu sekte mengumpulkan tanaman herbal,"
"Kadang kami mengurus gudang yang penuh tanaman herbal,"
Mu Lian dan Yi Xue menjawab bersamaan. Meskipun terdengar mirip tapi inti dari ucapan mereka berbeda. Mu Lian dan Yi Xue menarik nafas dalam. Indera-indera yang dimiliki seorang kultivator lebih kuat daripada orang biasa. Apalagi kultivator-kultivator dengan level kultivasi yang tinggi. Setiap kata dapat yang diucap dapat didengar dengan jelas oleh mereka.
"Bisa ikut kami? Kami ingin memeriksa status kalian di sekte," kata Shangguan Hao. Matanya menatap lurus ke arah Mu Lian. Seperti bertelepati anggota kelompok Shangguan Hao mengerti maksud ucapannya dan berdiri di samping kanan, kiri dan belakang Mu Lian dan Yi Xue. Memotong jalur pelarian mereka.
"Tunggu jika kalian ingin ke sekte aku bisa menunjukkan jalan. Gadis ini ibunya galak sekali. Jika terlambat pulang sedikit saja, pasti dimarahi," kata Yi Xue.
"Maaf senior! Ijinkan aku pulang," kata Mu Lian.
"Tidak bisa. Aku mencium wangi tanaman herbal yang sangat kuat di pakaian gadis ini, dari kantung kecil itu," kata Shangguan Haou menunjuk racikan kabut yang menggantung di sash Mu Lian. Mu Lian membelalakkan mata kemudian tersenyum manis.
"Oh yang senior maksud kantung ini?" kata Mu Lian sambil membawa tiga kantung dan melanjutkan "Apa senior ingin tahu isinya apa?"
"Tidak perlu. Aku-"
"Isinya sangat bagus untuk kesehatan anda," kata Mu Lian sambil memecahkan kantung. Setelah terpapar chi, kabut mulai menyebar di sekitar hutan.
Karena Mu Lian memecahkan tiga kantung sekaligus, area hutan yang diselimuti kabut sangat luas. Mu Lian menarik tangan Yi Xue yang berada disebelahnya kemudian menendang kultivator yang menghalangi jalan di sisi kanan mereka.
"Ketua! Mereka kabur ke arahku!" kata si kultivator sambil mengerang.
"Kejar mereka!" raung seorang pria. Sepertinya Shangguan Hao.
...............
Note:
* Paviliun mengambang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments