Mu Lian merasakan pergerakan di belakangnya namun tidak ada yang mencapai Mu Lian karena sudah terlalu jauh. Dengan cepat Mu Lian berlari sambil merasakan aliran chi di udara sekitar. Mu Lian merasakan aliran chi yang diam dan berpusat di satu titik di depannya kemudian berlari menghindari kumpulan chi tersebut.
"Lian'er!" kata Yi Xue terkejut. Baru saja dia melewati pohon di sebelah kirinya.
"Sst," kata Mu Lian menyuruh Yi Xue diam.
Mu Lian berlari keluar kabut tanpa kesulitan sedikit pun. Yi Xue menoleh sebentar ke belakang dan melihat kabul tebal. Dia kemudian menyusul Mu Lian yang sudah berlari di depan. Beberapa kali Mu Lian menghindari suatu daerah dan mengajak Yi Xue memutar arah. Yi Xue lama-lama penasaran karena tidak berpapasan lagi dengan sekelompok kultivator yang berada di dalam hutan.
"Bagaimana kau melakukannya?" kata Yi Xue.
"Jurus kabut pagi. Ku dapatkan dari senior Meng Zhi," kata Mu Lian dengan bangga.
"Bagaimana kalau kita meminta bantuan senior Meng untuk menyembunyikan kita?" kata Yi Xue.
"Jangan. Senior Meng sedang sakit. Hari ini aku mendapatinya tidak sadarkan diri," kata Mu Lian sambil menggelengkan kepala.
"Baiklah sekarang kita kemana?" tanya Yi Xue. Mu Lian tidak menjawab dan fokus pada sekelilingnya.
Mereka kembali ke kawasan permukiman dengan susah payah. Kultivator ada dimana-mana. Mereka berdiri menjaga rumah-rumah dan mengawasi siapa saja yang keluar masuk. Mu Lian dan Yi Xue menuju ke salah satu rumah yang tidak dijaga kultivator.
Mu Lian membuka gerbang menuju pekarangan layaknya pemilik rumah. Yi Xue menyentuh pundak Mu Lian. Matanya penuh dengan tanya namun Mu Lian hanya tersenyum.
"Aku bilang disini tidak ada satu pun anggota sekte Embun Pagi," kata seorang wanita.
"Baiklah terimakasih atas waktunya, aku akan berjaga di depan rumahmu," kata seorang kultivator. Langkahnya terhenti ketika melihat Mu Lian dan Yi Xue. Sebelum si kultivator mengatakan sesuatu wanita itu berkata,
"Lian'er, Xue'er kalian lama sekali. Aku sudah menunggumu," kata wanita itu sambil menghampiri Mu Lian dan Yi Xue.
"Maaf Bibi Wang, kami bermain di hutan dan bertemu dengan sekelompok senior yang menanyakan arah sekte Embun Pagi. Jadi kami mengantar mereka ke depan jalan setapak," kata Mu Lian berbohong.
"Kau ini, baik sekali," kata Bibi Wang sambil mengusap kepala Mu Lian.
"Ah, maaf. Kedua keponakanku ini selalu membuatku khawatir," kata Bibi Wang kepada si kultivator kemudian melanjutkan "Xue'er bawa saudaramu ke dalam. Kalian kotor sekali. Bermain hingga menjelang siang sepeti anak kecil saja. Segera ganti pakaian kalian dan makan,"
"Baik Bibi Wang," kata Yi Xue dan Mu Lian. Ketika melewati si kultivator mereka mengangguk kemudian naik ke lantai dua. Si kultivator yang tidak curiga sedikit pun keluar dari rumah Bibi Wang dan berdiri di depan gerbang seperti anjing penjaga.
"Terimakasih sudah membantu kami, Bibi Wang," kata Yi Xue.
"Tak perlu berterimakasih. Aku sudah menganggap Mu Lian seperti anak perempuanku semenjak pertama bertemu dengannya di lereng hampir *tiga bulan lalu. Tidak terasa ya Lian'er," kata Bibi Wang sambil tersenyum.
"Benar, Bibi Wang," kata Mu Lian.
Bibi Wang membawakan wadah berisi air dan kain supaya Mu Lian dapat membersihkan diri. Tak lupa pakaian bersih milik anak perempuannya yang kini sudah menikah di desa yang jauh dari lembah ufuk timur.
Setelah Mu Lian dan Yi Xue membersihkan diri, Bibi Wang mengajak mereka makan siang. Mu Lian dan Yi Xue yang sudah berlari maraton memakan hidangan yang disediakan dengan lahap.
"Ibu Wang!" raung seorang pria. Mu Lian dan Yi Xue saling menatap. Mereka mengenali suara ini.
"Tunggu disini, jangan berdiri terlalu dekat jendela nanti kalian ketahuan," kata Bibi Wang mengingatkan. Mu Lian tersenyum getir mengingat kejadian lalu yaitu saat Mu Lian *mengintip Meimei dan Mu Haoucun sedang berbicara.
"Aku dengar dua keponakanmu baru saja pulang dari hutan, hmm?" kata Shangguan Hao.
"Benar. Mereka sedang beristirahat," kata Bibi Wang.
"Seret mereka kemari!" kata Shangguan Hao.
"Hei! Kalian tidak sopan!" seru Bibi Wang. Shangguan Hao menangkap tangan Bibi Wang.
Bibi Wang memberontak melihat keempat bawahan Shangguan Hao naik ke lantai dua namun kekuatannya tak sebanding dengan Shangguan Hao.
"Kemari kalian anak-anak nakal!" seru seorang kultivator.
Empat orang kultivator naik ke lantai dua dan berpencar menyisir kamar-kamar di lantai dua.
Di salah satu kamar keempat orang itu menemukan Mu Lian sedang duduk di pinggir tempat tidur dan Yi Xue berdiri bersedekap di sebelah Mu Lian.
"Ketemu kalian bocah kurang ajar!" kata seorang kultivator sambil berusaha menangkap Mu Lian. Yi Xue menangkap tangan kultivator itu.
"Jangan menyakitinya," kata Yi Xue.
"Ha? Anak bodoh ini!" kata teman si kultivator sambil menahan Yi Xue. Melihat Yi Xue dibawa keluar kamar Mu Lian bangkit dari tempat tidur dan berjalan keluar.
"Ho! Gadis ini, andaikan kau menurut sejak pertama bertemu kami di hutan aku akan memperlakukan mu dengan baik," kata si kultivator kemudian menangkap Mu Lian dan memanggul tubuhnya.
Mu Lian hanya bisa pasrah tubuhnya diletakkan di bahu si kultivator. Mu Lian sibuk memikirkan sesuatu sehingga tak sadar jika rumah Bibi Wang terasa ramai. Hiruk pikuk terdengar di pekarangan. Suara Bibi Wang berseru teredam suara metal saling beradu. Suaranya memekakkan telinga.
"Siapa kalian!" kata Shangguan Hao.
"Kami dari sekte Rajawali Agung. Kalian telah menyerang lembah ufuk timur karena itu kami akan menghukum kalian," kata seorang pemuda berjubah hitam. Di kanan dan kirinya berdiri pemuda yang berpakaian sama.
"Tolong selamatkan Lian'er, senior. Dia cucu kesayangan master Mu!" kata Bibi Wang memohon kepada pemuda disebelah kiri. Mu Lian terkejut dengan ucapan Bibi Wang. Dia hendak menyangkal tetapi seorang pemuda lebih dulu berbicara.
"Apa?! Beraninya kalian menyentuh cucu kesayangan master Mu!" kata seorang pemuda disisi sebelah kiri. Tubuhnya melesat ke arah kultivator yang memanggul Mu Lian.
Mu Lian mendengar suara metal saling beradu, tubuh bagian atas Mu Lian yang menggantung di pundak si kultivator bergoyang kesana kemari. Beberapa saat kemudian si kultivator jatuh berlutut.
Mu Lian melihat seonggok tangan yang memegang jian tergeletak tak jauh dari sisi kiri Mu Lian. Mu Lian mengernyit karena mencium bau amis yang sangat kuat. Mu Lian berusaha menutup hidung dan mulutnya dengan tangan. "Hmm!" batin Mu Lian.
"Aaargh," si kultivator mengerang kesakitan. Tangan yang memegang tubuh Mu Lian mengendur sehingga pemuda berjubah hitam dapat dengan mudah mengambil Mu Lian dari si kultivator.
Pemuda berjubah hitam itu menggendong Mu Lian seperti *menggendong pengantin. Mu Lian terkejut dengan posisinya ini tapi hanya bisa melingkarkan tangannya disekeliling leher pemuda itu. Namun pemuda berjubah merubah posisi Mu Lian lagi. Dia menggendong Mu Lian dengan satu tangan sehingga Mu Lian duduk di lengan kiri pemuda itu.
Mu Lian menjaga keseimbangan dengan memeluk leher si pemuda. Kemudian pemuda itu mengambil jian nya yang tertancap di tanah dan menusuk jantung si kultivator. Sebelum jian tertancap di jantung si kultivator Mu Lian memalingkan wajahnya. Melihat ke pertarungan yang sedang berlangsung.
Seorang pemuda berjubah hitam melawan tiga orang sekaligus. Tiga jian menyerang pemuda itu dari berbagai arah namun ketiganya dapat ditangani dengan mudah. Meskipun lawannya ada tiga pemuda itu membalas serangan dengan santai.
Tangannya memainkan jian dengan lincah. Tubuhnya dalam posisi menyerang dan menghindar secara bergantian. Dalam setiap serangannya terdapat keakuratan sehingga serangan tersebut sukses mengiris tubuh lawan. Pakaian mereka robek di berbagai tempat. Dari celah pakaian tersebut mengalir cairan hitam.
Pemuda berjubah hitam yang lain sedang melawan Shangguan Hao. Meskipun keadaannya tidak dalam kondisi unggul seperti pemuda berjubah hitam yang melawan tiga kultivator sekaligus, kondisinya tidak buruk juga.
Pertarungan mereka terlihat seimbang, tidak ada yang berada dalam kondisi unggul maupun dalam kondisi kalah. Keduanya tetap gigih dalam menyerang dan bertahan, tidak ada yang mau mengalah. Kedua orang tersebut bersih dari luka dan pakaian mereka tetap rapih.
Bibi Wang dan Yi Xue menyingkir dari area pertarungan dan berdiri dekat gerbang. Keduanya tidak terluka. Mereka menatap Mu Lian yang sedang digendong pemuda berjubah hitam dengan cemas.
Jian pemuda tersebut sudah disarungkan kembali dan Mu Lian digendong seperti pengantin. Melihat pertarungan rekan-rekannya belum selesai pemuda itu membawa Mu Lian ke dekat Bibi Wang dan Yi Xue.
"Kau bisa berdiri?" tanya pemuda itu. Kemudian dengan siulan panjang seekor burung rajawali hinggap di bahu pemuda itu.
"Ya terimakasih," kata Mu Lian kemudian turun dari pangkuan pemuda itu.
Pemuda itu menulis diatas sebuah kertas kecil kemudian digulung dan diikatkan pada kaki burung rajawali. Bibi Wang dan Yi Xue mendekati Mu Lian, mereka menanyakan apakah Mu Lian baik-baik saja.
Namun Mu Lian tidak menanggapi karena sedang menatap burung rajawali tersebut sambil berdecak kagum. Mu Lian baru pertama kali melihat burung rajawali yang tampan.
"Kurang ajar! Arrgh," raung seseorang dari balik gerbang. Mu Lian mengintip melalui bukaan pintu gerbang dan melihat kekacauan yang terjadi di depan rumah. Bahkan di sepanjang jalan pertarungan terjadi di antara orang-orang berjubah hitam dengan kultivator-kultivator yang menyerang lembah.
Mu Lian tercengang melihat kebrutalan pertarungan orang-orang itu. Yang dia ingat ketika bertarung adalah gerakan anggun dan postur sempurna Meimei. Jurus yang digunakan pun terlihat seperti sebuah tarian.
"Sebaiknya kalian tetap disini. Sekte kami sedang memburu kelompok penyamun ini," kata pemuda berjubah hitam. Burung rajawali merentangkan sayapnya kemudian lepas landas dari bahu pemuda itu.
"Bagaimana dengan penduduk lembah? Apa mereka baik-baik saja?" kata Mu Lian sambil terus memandangi burung rajawali yang terbang menjauh.
"Mereka baik baik saja. Baiklah, kunci pintu gerbang supaya tidak ada penyamun yang masuk. Aku akan membantu rekan-rekanku. Jaga diri kalian," kata pemuda berjubah hitam kemudian melesat menuju Shangguan Hao.
Mu Lian mengunci pintu gerbang dan mengamati pertarungan yang terjadi di depannya. Suara makian, erangan dan metal saling beradu terdengar baik itu di belakangnya mau pun di depannya.
Setelah pemuda berjubah hitam bergabung bersama rekannya untuk menumbangkan Shangguan Hao, bagaikan mangsa yang terpojok Shangguan Hao semakin agresif.
Dia menebas jiannya dari posisi sulit memaksa sendi-sendi di tubuhnya. Bertahan dari serangan kedua pemuda tersebut dengan susah payah. Shangguan Hao beberapa kali nyaris tersungkur karena menghindari serangkaian serangan yang dilancarkan kedua pemuda itu.
Kedua pemuda itu sebaliknya, setelah menyatukan kekuatan mereka dengan leluasa menekan Shangguan Hao. Keagresifan serangan Shangguan Hao tidak berarti dimata mereka. Meskipun keduanya memiliki gaya serangan yang berbeda, mereka mampu mengkoordinasikan serangan dengan baik. Membuat Shangguan Hao kesulitan.
Ketika Shangguan Hao menahan satu serangan, serangan yang lain mengiris tubuhnya. Ketika Shangguan Hao menyerang malah senjata makan tuan dikarenakan pemuda yang lain. Menyerang dari sisi mana pun Shangguan Hao lah yang selalu berada dalam keadaan genting.
Setelah melakukan serangan yang tak berujung itu tubuh Shangguan Hao mencapai batas. Bermodal tekad yang kuat Shangguan Hao menendang tanah dan mundur beberapa meter. Satu pemuda memanfaatkan jeda saat Shangguan Hao mundur untuk mengeluarkan jurus.
Mu Lian merasakan aliran chi di sekitar bergolak. Merasakan keanehan ini Mu Lian menarik Bibi Wang dan Yi Xue menuju lantai dua dengan hati-hati. Mereka mengamankan posisi dekat jendela dan dapat melihat dengan jelas yang terjadi di pekarangan.
Berkas-berkas cahaya melesat menuju Shangguan Hao dan mengiris lengan kaki serta menembus perutnya. Shangguan Hao menangkis berkas cahaya tersebut dengan pedang dan tubuh yang diselimuti chi. Shangguan Hao batuk darah.
Posisi Shangguan Hao kini dekat dengan tiga bawahannya yang sudah diujung kematian. Namun dia tidak bisa membantu karena dia pun dalam keadaan genting. Mu Lian melihat pertarungan yang terjadi di belakang Shangguan Hao.
Pertarungan pemuda berjubah hitam dengan tiga kultivator kelihatannya sebentar lagi selesai setelah salah satu kultivator tumbang. Setelah mengejang sekali dua kali kultivator itu tak bergerak lagi. Darah kemudian mengalir dari tubuhnya yang dipenuhi irisan panjang hingga akhirnya merembes ke dalam tanah.
Kondisi dua kultivator yang lain pun seburuk kultivator yang sudah mati. Serangan mereka tiap detik kian menumpul. Ketika jiannya menghantam jian pemuda berjubah hitam tangannya gemetar hebat. Tak lama kedua kultivator tersebut tergeletak di atas tanah tak bergerak.
Bersamaan dengan rubuhnya kedua kultivator itu Shangguan Hao melancarkan jurusnya pada dua pemuda berjubah hitam. Bunga-bunga api bermunculan di jian Shangguan Hao dan dalam beberapa hela nafas seekor ular yang terbuat dari bunga api merangkak dari permukaan jian menuju dua pemuda berjubah hitam
.........
Note:
* Kejadian di chapter 2 (Bibi Wang adalah orang pertama yang menemukan Mu Lian yang sudah pingsan dan penuh luka)
* Kejadian di chapter 5
* Menggendong pengantin
(eh kebalik 🤭)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
ciru
😅😅😅😅😅😅
2022-08-17
0
ayam receh
kebalik mbak
2021-08-08
1