"Mantra mu kurang cepat, bagaimana proses pemisahan bahan-bahannya nanti? Cukup. Ulangi dari awal!" kata *Mu Haocun pada Mutong.
Mutong cemberut, ini sudah yang ketiga kalinya Mu Haocun mengatakan untuk mengulangi membuat pil dari awal.
Namun gadis itu tidak berani membantah dan dengan patuh mengulangi membuat pil kultivasi. Mu Haocun berjalan ke Liuzhi mengamatinya sebentar kemudian mengatakan hal yang sama seperti pada Mutong. Liuzhi mengerang.
Changyi dan Jiaojiao pun mengalami hal yang sama. Tidak terhitung tanaman herbal yang mereka buang karena terus mengulangi proses pembuatan pil tanpa hasil.
Mu Lian yang melihat dari pinggir menatap simpati pada keempat sahabatnya. Mu Haocun menghentikan permintaan tidak rasionalnya itu menjelang siang.
Setelah berhasil membuat beberapa pil. Changyi, Jiaojiao, Mutong dan Liuzhi terlihat sangat lelah hingga wajah mereka pucat. Mereka duduk bersila di rumput sambil memejamkan mata.
"Kakek. Apakah mereka sedang menyerap chi dari sekeliling mereka?" tanya Mu Lian.
"Ya. Tapi bagi ahli Alkimia selain menghabiskan chi, mereka menghabiskan energi spiritual," jawab Mu Haocun. Melihat Mu Lian tidak mengerti perbedaannya, Mu Haocun melanjutkan,
"Jika chi berguna untuk serangan fisik; seberapa besar kekuatan yang dapat dikeluarkan tubuhmu, maka energi spiritual itu seperti kekuatan jiwamu; menunjukkan kemampuanmu dalam menangani sebuah mantra," kata Mu Haocun.
Mu Lian mengangguk kemudian mengamati keempat sahabatnya lagi sambil larut dalam pikiran. Beberapa menit kemudian Mu Lian menelengkan kepalanya, wajahnya terlihat bingung.
"Kakek, beberapa menit yang lalu aku merasakan mereka menyerap chi dari sekitar kita tapi sekarang tidak," kata Mu Lian. Mu Haocun menatap Mu Lian dengan antusias.
"Kau bisa merasakannya? Bagaimana bentuk yang kau rasakan?" tanya Mu Haocun.
"Ya. Seperti aliran air di sungai, mereka mengalir sedikit demi sedikit masuk ke dalam tubuh," jawab Mu Lian. Mu Haocun mengangguk puas.
"Seperti yang kakek katakan, ahli Alkimia menghabiskan energi spiritual juga. Jadi sekarang mereka sedang bermeditasi untuk mengisi ulang energi spiritual mereka," kata Mu Haocun menjawab pertanyaan Mu Lian.
"Bagaimana caranya?" kata Mu Lian.
"Masuk lah ke alam bawah sadarmu. Kemudian meditasi disana, nanti secara otomatis energi spiritualmu pulih. Jika kau bermeditasi menggunakan metode biasa yang akan pulih hanya chi-mu saja," kata Mu Haocun. Mu Lian tersenyum malu.
"Lian'er apa kau sudah pernah melihat ke dalam dantianmu? Melihat chi milikmu?" kata Mu Haocun. Mu Lian menggeleng.
"Baiklah aku akan membimbingmu," kata Mu Haocun sambil duduk di depan Mu Lian.
"Sekarang duduk dalam posisi meditasimu," kata Mu Haocun.
"Rasakan chi yang ada di sekelilingmu masuk ke dalam tubuhmu. Gunakan seluruh konsentrasi untuk melihat kemana chi itu mengalir. Dorong sekuat tenaga konsentrasi itu, Lian'er. Ikuti aliran chi itu, jangan sampai lepas," kata Mu Haocun.
Mu Lian merasakan chi mengalir masuk ke dalam tubuhnya. Dia berkonsentrasi penuh mengikuti aliran chi tersebut.
Tiba-tiba pandangan Mu Lian yang awalnya gelap menjadi terang. Seperti kamera yang di zoom, pandangan Mu Lian terasa sedang diperbesar hingga akhirnya tubuhnya ikut terseret ke panorama yang ada di depan matanya.
Tubuh Mu Lian melayang. Mu Lian melihat sekelilingnya. Di atas ada langit dan sejauh mata memandang ada laut.
Tidak, mungkin saja itu samudra karena permukaannya biru kegelapan dan Mu Lian tidak dapat melihat dasarnya.
Mu Lian terpukau dengan panorama yang dilihatnya. Dia menghirup udara disekitarnya. Segar. Mu Lian membelalakkan mata. Dia terkejut hingga konsentrasinya pecah.
Mu Lian kemudian merasakan tubuhnya kembali kemudian membuka matanya dan mendapati Mu Haoucun sedang menatap dirinya.
"Bagaimana?" tanya Mu Haocun.
"En. Seluas lautan," jawab Mu Lian. Mu Haocun menggenggam tangan Mu Lian. Matanya berbinar.
"Bagus, bagus. Dengan begini aku bisa melakukan rencana selanjutnya," kata Mu Haocun pada dirinya sendiri.
"En?" kata Mu Lian bingung.
"Haha! bukan apa-apa," kata Mu Haocun mencurigakan.
Mu Lian menatap Mu Haocun namun tidak dapat melihat apa yang sedang disembunyikannya.
"Kalian! kalau sudah istirahatnya bilang dong. Beraninya membuat guru kalian menunggu," kata Mu Haocun sambil mendengus pada Changyi, Jiaojiao, Mutong dan Liuzhi.
Mu Lian melihat tatapan memelas keempat sahabatnya kemudian membujuk Mu Haocun agar tidak terlalu keras pada mereka.
Mereka sudah terlalu lelah dan juga waktu menunjukkan menjelang sore. Mu Haocun pun melanjutkan kelas hingga dua jam sebelum akhirnya membubarkannya.
Lima hari kemudian Mu Lian menguasai kemampuan melihat lautan chi-nya sendiri tanpa bimbingan Mu Haocun.
Mu Lian giat berlatih setiap kali dia senggang. Selama lima hari itu pula Mu Lian jadi lebih mengenal Alkimia.
Setiap kali Changyi, Jiaojiao, Mutong dan Liuzhi sedang membuat pil, Mu Lian selalu mengamati mereka dengan antusias. Mu Haocun dengan senang hati menjelaskan apa yang Mu Lian tidak mengerti.
Setiap ahli Alkimia memiliki kuali nya sendiri. Kuali itu akan mampu menahan energi spiritual pemiliknya. Mu Lian penasaran dengan hal itu dan mengamati kuali milik sahabat-sahabatnya.
Kuali milik Changyi, Jiaojiao, Mutong dan Liuzhi berbeda satu dengan yang lain. Mu Lian meminjam kuali keempat sahabatnya itu dan mempelajarinya seperti anak kecil yang menemukan hal baru.
Sesekali Mu Haocun menjelaskan. Bagi para ahli Alkimia, kuali mereka sangat berharga, dianggap seperti jantung mereka sendiri sehingga biasanya mereka sangat pelit untuk meminjamkan kuali mereka pada orang asing.
Namun, Changyi, Jiaojiao, Mutong dan Liuzhi dengan senang hati meminjamkan kuali mereka pada Mu Lian. Mereka sampai menjelaskan spesifikasi kuali mereka pada Mu Lian.
Kapan pertama mereka mendapatkannya serta bagaimana perasaan mereka ketika mendapatkannya. Mu Lian mendengarkan sambil tersenyum.
"Kau tahu? Liuzhi adalah orang terakhir yang mendapatkan kuali miliknya diantara kami berempat," kata Mutong.
"Benar, benar! Ya ampun dia sampai menangis berguling-guling," kata Jiaojiao sambil tertawa.
"Aku sampai tidak bisa tidur selama beberapa hari karena suara tangisannya," kata Changyi.
"Kalian!" jerit Liuzhi. Mukanya memerah.
Keempat sahabatnya kemudian saling mengejek di depan Mu Lian. Mu Haocun yang awalnya mengamati dari pinggir akhirnya ikut mengadukan betapa nakalnya keempat sahabatnya itu pada Mu Lian. Mu Haocun kemudian meminta agar Mu Lian menjaga kelakuan sahabat-sahabatnya itu.
"..." (Mu Lian, Changyi, Jiaojiao, Mutong dan Liuzhi)
Suatu malam Mu Lian yang baru saja makan bersama Mu Haocun, Meng Zhi dan Meimei, mendengar hiruk pikuk di depan gerbang. Suara beberapa orang terdengar lebih jelas ketika gerbang terbuka.
Meski pencahayaan malam kurang jelas, hanya diterangi lentera, namun Mu Lian mengenali Master Yi yang masuk melalui gerbang memanggul dua orang di kedua bahunya.
Melihat kedua orang di bahu Master Yi, tanpa sadar Mu Lian menarik lengan Mu Haocun. Mu Lian menatap kedua orang asing itu dari balik tubuh Mu Haocun.
"Haocun, tolong bantu aku menyembuhkan orang-orang kurang ajar ini agar aku bisa menghukum mereka lagi," kata Master Yi.
"Yi? Hmm Baiklah. Tapi jangan menghukum mereka di depan Lian'er nanti dia takut," kata Mu Haocun sambil bangkit dari tempat duduknya.
Kemudian menenangkan Mu Lian dan menitipkan Mu Lian pada Meimei. Setelah melihat Mu Lian lebih tenang, Mu Haocun naik ke lantai dua.
"Arrgh, ampuni kami...kami hanya menuruti perintah," rintih seorang yang berada di bahu sebelah kiri.
"Li Zizhou! cepat kembali ke kamarmu!" kata Master Yi dengan tegas setelah melihat Li Zizhou melewati gerbang.
Pemuda itu terlihat semakin kurus. Garis-garis di wajahnya semakin tajam, sorot matanya dingin.
Li Zizhou tidak mengatakan apapun, hanya melintas pekarangan tanpa melihat ke arah Mu Lian, Meng Zhi dan Meimei.
Jalannya agak pincang dan salah satu tangannya tidak bergerak, hanya menggantung di sisi tubuhnya.
"Ehem, maaf telah mengganggu waktu kalian," kata Master Yi dengan sopan pada Mu Lian, Meng Zhi dan Meimei.
"Tidak apa-apa, Master Yi," jawab Meng Zhi sambil beranjak dari kursinya dan melanjutkan "Aku ikut. Aku tertarik mendengarkan ceritamu kali ini"
Meng Zhi meminta Meimei menunggu dengan Mu Lian kemudian pergi bersama Master Yi ke Mu Haocun. Meng Zhi memanggul seorang yang berada di bahu sebelah kanan Master Yi.
Bukan karena Master Yi tidak kuat memanggul kedua orang tersebut namun tangga menuju lantai dua hanya cukup untuk satu orang. Sehingga akan sangat sempit dan menyusahkan Master Yi ketika menaiki tangga.
Meimei mengajak Mu lian ke beranda di lantai dua karena pekarangan sekarang sepi. Mereka berbincang sambil mengamati langit malam.
Namun keduanya terlihat canggung setelah kejadian barusan. Mu Lian larut dalam pikirannya sedangkan Meimei mengamati Mu Lian dari samping.
"Lebih baik kita tunggu saja sampai keadaan menjadi lebih tenang. Aku yakin Master Yi akan menjelaskan," kata Meimei.
"En. Apa menurutmu kita memeriksa Li Zizhou?" tanya Mu Lian.
"Hmm, sebaiknya biarkan dia sendiri dulu," jawab Meimei.
Malam itu Mu Lian tidak bisa tidur. Setelah beberapa menit, dia bangkit dari tempat tidur dan keluar kamar.
Mu Lian mengamati keadaan sekitar, setelah memastikan tidak ada orang, Mu Lian pergi ke dapur menyiapkan makanan yang tersisa dari makan malam barusan.
Mu Lian menyiapkannya dalam satu wadah kemudian membawanya ke depan kamar Li Zizhou.
Mu Lian mengetuk pintu beberapa kali, mengatakan bahwa dia akan menyimpan makanan di depan pintu kemudian tanpa menunggu pintu dibuka Mu Lian pergi dari sana.
Mu Lian tidak tahu kapan Kedua orang itu dibawa setelah dirawat tadi malam. Saat sarapan, tidak ada tanda-tanda Master Yi maupun Li Zizhou.
Mu Haocun menjelaskan kepada Mu Lian bahwa Li Zizhou waktu itu pergi berlatih dan berburu spirit beast di gunung tak bernama di dekat Lembah Ufuk Timur.
Master Yi kemudian menemani muridnya itu sambil berpatroli di sekeliling Lembah Ufuk Timur.
Suatu hari, dua orang dari sekte dari negeri Si datang untuk merekrut Li Zizhou.
Mereka berniat mengambil Li Zizhou dari Master Yi. Untungnya Master Yi hari itu pulang lebih cepat dan menemukan muridnya sedang diseret oleh kedua orang itu. Master Yi akhirnya mengamuk dan 'menghukum' mereka.
Sebelum berangkat bersama Mu Haocun ke bukit selatan, Mu Lian meletakkan sarapan di depan kamar Li Zizhou.
Mu Lian melihat wadah kosong di depan kamar, ternyata Li Zizhou memakan makan malam yang kemarin Mu Lian siapkan. Mu Lian mengambil wadah itu kemudian meletakkan sarapan untuk Li Zizhou.
Setelah mengetuk pintu dan memberitahu Li Zizhou untuk sarapan, Mu Lian berangkat menuju bukit selatan bersama Mu Haoucun.
Pulangnya Mu Lian mendapati Master Yi berdiri menunggu Mu Haoucun di pekarangan. Di bawah kakinya tergeletak dua orang dari negeri Si.
Sepertinya Master Yi belum mau melepaskan mereka. Mu Lian menyapa Master Yi kemudian segera pergi untuk meracik obat, tidak mau berlama-lama di dekat induk beruang yang marah karena anaknya diganggu.
Mu Lian meracik obat oles yang berkhasiat meredakan trauma otot dan meringankan kelelahan pada otot.
Meskipun Li Zizhou dapat menyembuhkan cedera pada tubuhnya menggunakan pil, Mu Lian tetap meracik obat agar Li Zizhou pulih lebih cepat.
Mu Lian meletakkan obat racik dan makanan yang tadi dibelinya di perjalanan pulang. Mu Lian kemudian mengambil wadah kosong kemudian mengetuk pintu dan memberi tahu tentang obat racik serta makan sore.
Beberapa hari kemudian, Master Yi melepaskan kedua orang dari negeri Si. Master Yi yang absen makan malam bersama selama berminggu-minggu akhirnya bergabung dengan Mu Lian dan yang lain malam itu.
Melihat Master Yi sudah tenang seperti biasanya, Mu Lian pun makan dengan lahap.Meskipun Master Yi adalah seseorang yang sangat tenang, orang-orang disekitarnya dapat merasakan ketika Master Yi sedang marah.
Layaknya permukaan sungai yang tenang namun arus didasarnya yang sangat bergejolak, itu perumpamaan yang dapat menggambarkan Master Yi yang sedang marah.
Li Zizhou akhirnya keluar dari kamar dan bergabung makan malam bersama seminggu kemudian. Kata-kata pemuda itu masih kasar namun tidak meledak-ledak seperti pertama bertemu.
Cedera di tubuhnya sembuh dan dengan sangat mengejutkan, dia memasak makan malam tanpa diperintahkan gurunya.
"Zhouzhou makan lah yang banyak, kau masih dalam masa pertumbuhan," kata Mu Haocun.
"Hei kakek, ini semua aku yang masak," kata Li Zizhou sambil memutar bola matanya.
.........
Note:
* Entah kenapa sejak chapter 4 ke atas author salah ketik terus nama Master Mu. Harusnya Mu Haocun bukan Mu Haoucun. Jadi chapter berikutnya Mu Haocun yaa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
ayam receh
kayaknya gak Ada yg sadar Ada yang salah dengan nama master Mu
2021-08-09
3