Efek Mabuk

Sambil menikmati anggur ini meskipun Cornelia dan orangtuanya melarang ku sebelumnya, karena mengingat umurku yang kurang pas untuk meminum anggur tersebut.

Tapi karena mereka mencoba untuk menghormati penyelamatan putrinya, maka aku dibiarkan untuk terus meminumnya.

Dan kini aku menjelaskan pada mereka apa yang terjadi pada mereka meski aku menyembunyikan fakta bahwa ku telah membunuh ketiga penculik tersebut.

"Dasar manusia, sejak dulu hingga sekarang tak pernah puas dengan apa yang mereka miliki!" Geram raja.

melirik kearah ku.

Aku hanya menatapnya dan sambil memutarkan jariku diatas gelas berisi anggur dan berkata.

"Apa ada masalah dengan manusia? bukankah setiap ras juga seperti itu?" Balasku melirik matanya.

"Itu.."

"Apa yang diucapkan Cecilius benar sayang, kita tak berhak untuk menyangkalnya." Ucap Ratu

Ah aku belum memperkenalkan pada kalian kedua orangtuanya Cornelia ini bernama Raja Belton dan Ratu Emilia, dan untuk siscon ini bernama Aland.

"Benar Ayah, tak perlu bersikap seperti itu karena Cecilius telah menyelamatkan ku, dan juga ia seorang manusia." Ucap Cornelia.

"Ya yang dikatakan Cornelia barusan benar hahaha, berterimakasihlah pada ku." Ucapku mabuk.

"Anak ini!" Geram Raja.

"Hah? apa kau ingin bertarung denganku?" Lanturku.

"Cornelia bagaimana kau bisa betah bersama anak ini?" Tanya raja menunjuk.

"Hm itu." Ragu Cornelia.

"Hum, benar yang dikatakan ayah mu itu Cornelia, kenapa kau betah untuk terus disampingku sedangkan aku hanyalah anak kampungan yang bodoh, seharusnya kau itu membenciku!" Ucapku.

"Bagaimana aku bisa membencimu, bukankah kita telah terikat tali pertunangan dan aku juga menyukai dirimu apa adanya." Ucap Cornelia.

"Ah, benar juga ya, hahaha." Lanturku.

Sementara semua orang terkejut dengan apa yang barusan mereka dengar dari Cornelia, terlihat Alan yang hanya diam menjadi patung.

Sedangkan kedua orangtuanya tak percaya dengan apa yang barusan putri mereka katakan.

"Sejak kapan!?" Geram Raja.

"Kurasa sore ini." Jawab Cornelia.

"Nak kau tak harus memutuskannya secepat ini bukan?" Ucap Emilia.

"Tidak aku hanya mau Cecil sebagai pasanganku." Ucap Cornelia menggenggam erat lengan ku.

Sepertinya Aland mulai terpancing dengan ini, dia kemudian menghunuskan kembali pedangnya padaku, tapi aku mengatakan padanya cara bertarung orang dewasa itu seperti apa.

Kini ia mulai terpengaruh dengan ucapanku barusan, dan saat ini kami telah meminum beberapa anggur untuk menentukan pemenangnya.

Meskipun ia terlihat ingin muntah aku terus menjejalinya dengan anggur ini dan tak akan membiarkannya tidur begitu saja.

Sedangkan para orang di ruangan tersebut hanya memegang kening mereka melihat kami berdua tengah mabuk diruangan tersebut, sementara Cornelia yang terus bersorak untukku.

Malam itu diakhiri dengan kalahnya Aland yang telah pingsan terlebih dahulu sementara aku masih menikmati gelas terakhir sebelum akhirnya menyusulnya pingsan.

Kami dibawa kekamar masing-masing sementara aku masih belum menyadari hal yang semalam kuperbuat diruang makan.

Paginya aku terbangun dengan susana yang sangat nyaman, bantal ini membuat kepalaku terasa tak ingin melepaskannya, sampai akhirnya aku harus bangun untuk buang air kecil.

Kini perutku telah lapar dan saat dilorong aku sempat menanyakan kembali letak ruang makan berharap ada sesuatu untuk kumakan disana.

Jawaban dari pelayan tersebut cukup ramah, dan ini cukup mengejutkan pasal tingkah mereka terlihat berbeda dibandingkan kemarin, aku bertanya-tanya sebenarnya apa yang telah terjadi semalam.

Yah rupanya diruang makan hanya ada aku dan beberapa pelayan yang menyiapkan makanan, tanpa basa-basi aku melahap setiap hidangan diatas meja ini, karena sepertinya semalam aku tertidur sebelum memakan apapun.

Setelah selesai makan, pelayan disampingku memberitahu padaku bahwa Raja telah menungguku diluar istana, hm untuk apa Raja memanggilku kesana?

Sampainya aku di luar istana terlihat Raja dan Alan dengan pedang menggenggam di tangan mereka, sementara Cornelia datang dan langsung memelukku.

"Sebenarnya ada apa ini?" Tanyaku.

"Jadi begini semalam kau.."

"Apa! aku melakukan itu semua! Bukankah ini hanyalah salah paham saja?"

"Apa kau membenciku?" Dengan raut wajah melas.

"T-tidak tapi.."

"Kalau begitu sudah diputuskan, silahkan menghadapi Ayah serta Kakak ku."

"Tunggu apa!"

"Yo nak kau sudah datang." Ucap Raja dengan nada menantang.

"Kali ini aku tak akan kalah darimu Bajingan kecil." Ucap Aland.

Sebelum aku berhasil mencerna tantangan dari mereka, dengan cepat kedua orang tersebut dengan membabi-buta mengayunkan pedang mereka kearah ku.

Ditengah pertarungan aku berkilah bahwa aku telah memiliki empat orang tunangan pada Cornelia, tapi ia hanya tetap menerimanya begitu saja, sementara Ayah dan Kakaknya yang mendengar hal tersebut semakin marah dan mengeluarkan wujud asli Naga mereka.

"Bukankah ini terlalu berlebihan! Hanya sebuah pertunangan kenapa kalian tampak marah begitu!!" Teriakku pada mereka.

"Pertama kau telah berani bertunangan dengan Cornelia dan yang kedua kau berkata telah memiliki empat tunangan lainnya, apa kau seorang bajingan kecil!!" Ucap mereka berdua dan mulai menerjang ke arahku.

Dengan tubuh mereka yang telah berubah sepenuhnya menjadi Naga dan memiliki ukuran yang sangat besar, sepertinya aku harus memakai kedua artefak miliku ini.

Dengan cepat aku mengikat kedua tubuh mereka dengan selempang pelebur langit, dan menggunakan gelang semesta untuk menargetkan kumis mereka.

"Hahaha kalian tampak cocok dengan penampilan baru itu!" Ucapku sambil ketawa sejadinya.

"Sialan kau bocah tengik!" Ucap mereka serampak.

Karena aku mulai lelah dengan pertarungan ini, sementara mereka masih terikat aku pergi kearah Cornelia sambil menjelaskan bahwa aku telah memiliki empat tunangan lainnya dan memintanya untuk memikirkannya kembali.

Tapi dengan tekadnya ia tetap bersikukuh dengan pendiriannya tersebut dan berkata akan menjadi istri yang paling cantik diantara lainnya.

Mendengar hal itu aku hanya bisa pasrah dan menerimanya begitu saja, sementara Ratu hanya tersenyum kearah ku, aku sama sekali tak tau apa yang ada dalam pikirannya saat ini.

Ratu kemudian mendekatiku dan membisikan sesuatu padaku.

"Kurasa kau akan menjadi pasangan yang pas untuknya, jadi kuharap kau dapat menjaganya kelak." Baiknya.

"I-iya baiklah." Ucapku ragu mengingat pasti Cornelia akan sedih bila ia mengetahui bahwa sebentar lagi aku akan pergi dari sini.

"Sialan kau nak, kembali bertarung sini!" Triak mereka.

Karena aku ingin menyelesaikan ini dengan cepat aku mengeluarkan patung Budha emas milikku keatas mereka.

Awalnya mereka mengejek diriku bahwa patung kecil ini tak akan cukup menyakiti mereka, namun setelah akau memperbesar ukuran patung tersebut.

Seketika patung tersebut menimpa tubuh mereka dan mereka terjatuh, dan terlihat menggeliat seperti cacing kepanasan seraya memintaku untuk mengangkat patung tersebut.

"Bukankah tubuh kalian cukup besar untuk mengangkat patung itu!" Ucapku.

"Sialan kau nak, cepat tarik kembali patung ini!" Ucap Raja.

"Argh, berat, ini berat sekali bisa kau angkat ini segera! aku berjanji padamu untuk merestui hubungan kalian!" Ucap Aland.

"Tunggu sebentar lagi hingga Ayahmu mengatakan hal yang sama sepertimu!" Ucapku.

"Argh sialan, Ayah cepat kau katakan itu! aku sudah tak tahan" Ucap Aland.

"Tapi Aland, kalau aku mengatakan itu, Cornelia akan diambil oleh bajingan kecil itu." Ucap Raja.

"Aku tak peduli akan hal itu Ayah, cepat katakan!" Aland.

"Apa kau bodoh!" Raja.

"Kau yang bodoh Ayah!" Aland.

"Apa! Katakan sekali lagi anak sialan!" Raja.

Sepertinya aku akan membiarkan mereka bertengkar sampai tenaga mereka habis, ya aku tak perlu menuggu terlalu lama untuk itu terlihat keduanya telah pingsan dibawah sana.

Aku menarik kembali ikatan serata patung tersebut kembali, dan memasukannya kedalam ruang penyimpanan.

Hanya dalam beberapa jam mereka telah bangun dan kini kami tengah mendiskusikan acara pertunangan yang akan diadakan dalam kurun waktu enam tahun lagi.

Tahun demi tahun telah berganti kini aku dan Cornelia telah menginjak Usia remaja, dengan penampilan cantik darinya kami saat ini sedang mengadakan acara pertunangan yang dihadiri oleh petinggi kerajaan Ardragon.

Sebelumnya aku telah mengabarkan kondisiku pada kedua orangtua ku

meskipun hanya melalui suara aku telah cukup puas dengan hal itu, tapi aku tak mengabarkan pada mereka mengenai pertunangan antara aku dan Cornelia, ya karena aku juga tak mau mereka mengetahuinya.

Sementara aku sebelumnya telah mengatakan pada Cornelia bahwa aku akan pergi dari sini dan ingin melanjutkan perjalanan ku, meskipun awalnya ia ingin ikut bersamaku aku meyakinkan padanya bahwa, kita akan bertemu diacara pertandingan antara kerajaan yang akan dihadiri oleh seluruh ras di benua ini.

Meskipun ia dengan terpaksa merelakan kepergian ku dipagi hari ini tapi aku terus menenangkannya dan memberikan sebuah gelang giok hijau yang telah kusematkan array pelindung didalamnya.

Sementara aku menaiki kereta yang akan segera melewati gerbang teleportasi menuju kerajaan Avalon, dan mengucapkan salam untuk nya dan ia menjawab itu dengan lambaian tangan serta senyum disertai air matanya.

Karena aku selalu yakin bahwa disetiap perpisahan pasti akan diakhiri dengan pertemuan yang membahagiakan.

*Bersambung*

Terpopuler

Comments

gamer

gamer

baru ngeh gw tapi w maklumin sih kalau author masih pemula dan bakal gw liat revisi selanjutnya dari ni novel

2021-03-25

2

Arockz

Arockz

tiru boleh tapi ya di improve thor masa sama kayak novel beginning after the end cuma beda nama dan tempat doang

2021-03-24

3

Arockz

Arockz

fix novel terjemahan ini cuma di ubah tokohnya dan tempatnya doang

2021-03-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!