Dunia baruku

Penglihatan ku tentang segala sesuatu di sekitar menjadi berubah buram, saat suara-suara menyerang telinga ku. Ketika aku mencoba mengatakan sesuatu, satu-satunya suara yang keluar sepertinya adalah Isak tangis.

Suara yang teredam menjadi lebih jelas mengucapkan.

“Selamat Paduka raja dan Ratu, dia anak yang sehat.”

Tunggu..., apakah aku baru saja terlahir?

Menilai situasi ku dengan cara rasional, yang ku perhatikan pertama-tama, bahwa di mana pun tempat ini berada, syukurlah aku bisa mengerti bahasanya.

Selanjutnya, setelah membuka mata ku secara perlahan dan ini terasa menyakitkan.

Mata ku sepertinya membutuhkan sedikit waktu untuk terbiasa dengan cahaya. Dokter, di depanku memiliki penampilan yang menarik dengan rambut panjang kemerahan.

Dia tidak mengenakan gaun dokter dan kami bahkan tidak berada di kamar rumah sakit. Aku berani menjamin ia ras malaikat ia memiliki sayap yang cukup indah.

Sepertinya aku lahir disambut suka cita, karena di ruangan ini terlihat banyak pelayan tampak di ruangan ini diterangi oleh beberapa cahaya yang cukup menyilaukan mata, cahaya tersebut berasal dari kristal yang menggantung di tengah ruangan ini, dan kami berada di kasur yang terlihat cukup mewah.

Aku melihat sekeliling dan melihat wanita yang mungkin kupanggil dia ibu. Mengambil beberapa detik lagi untuk melihat seperti apa penampilannya, aku harus mengakui bahwa dia cantik, tapi itu mungkin disebabkan oleh mataku yang setengah kabur.

Daripada kecantikan yang glamor, lebih baik aku menggambarkannya sebagai cantik, dalam arti yang sangat baik dan lembut, dengan rambut perak dan mata keemasan yang berbeda.

Mau tak mau aku melihat bulu matanya yang panjang membuatku ingin memeluknya. Dia baru saja meresapi perasaan keibuan ini. Apakah ini sebabnya bayi tertarik pada ibunya?

Aku menoleh kan wajahku dan berbelok ke kiri dan melihat orang aku anggap sebagai ayahku dengan senyum ramah dan mata berkaca-kaca yang dia tatap padaku. Tiba-tiba dia berkata.

“Hai, Cecilius, saya ayahmu, bisakah kamu mengucapkan papa?”

Aku melihat sekeliling untuk melihat ibuku dan dokter Kerajaan memutar mata mereka saat ibuku berhasil mengejek.

“Sayang, dia baru saja lahir.”

Aku melihat lebih dekat pada ayah dan dapat melihat mengapa ibu ku yang seorang Dewi kehidupan bisa menikahinya.

Selain melihat wajah tampan berkarisma miliknya yang tampaknya dia miliki dengan mengharapkan bayi yang baru lahir untuk berbicara.

Dia adalah seorang pria yang tampak sangat karismatik dengan tampilan gagah dan berwibawa.

Dengan rambutnya berwarna pirang terlihat rapi, sementara alisnya kuat dan lembut memanjang.

Namun, ia memiliki mata yang lembut, entah itu dari cara matanya terkulai sedikit di ujung atau dari warna hitam, yang terpancar dari irisnya.

“Hmm, dia tidak menangis. Dokter, kupikir bayi yang baru lahir seharusnya menangis saat mereka lahir.” Aku mendengar suara ibuku.

Pada saat aku selesai memeriksa maksudnya aku mengamati orang tua ku.

Dokter Amelia hanya mengatakan.

“Ada kasus di mana bayi tidak menangis. Silakan lanjutkan beristirahat selama beberapa hari Ratu Ashia, dan beritahu saya jika terjadi sesuatu pada Cecilius, Paduka Demetrius.”

Beberapa bulan setelah aku terlahir di dunia ini, aku memiliki sedikit masalah pada kendali motorik pada anggota tubuh ku kecuali hanya dapat melambai-lambaikannya, dan bahkan itu cukup melelahkan.

Aku menyadari dengan sangat enggan bahwa bayi tidak terlalu bisa mengontrol jari mereka.

Aku tidak tahu bagaimana mengatakannya, tetapi ketika meletakkan jari Anda di telapak tangan bayi, mereka tidak meraihnya karena mereka menyukai Anda, mereka meraihnya karena itu seperti dipukul di tulang yang lucu.

Itu refleks. Lupakan kontrol motorik, aku bahkan tidak bisa mengontrol pup sesuai kehendak ku.

Ah, ini sangat memalukan untukku..

Sisi baiknya, salah satu dari sedikit tunjangan yang menjadi kebiasaan dengan senang hati adalah disusui oleh ibu ku karena rasanya lebih baik dari susu formula dan memiliki nutrisi serta gizi yang kubutuhkan saat ini.

Tempat di mana aku saat ini berbeda dari dunia ku dari masa lalu, disini semua dilakukan dengan sihir.

Terbukti dari saat ibu menyembuhkan lukaku yang diakibatkan waktu aku bermain di taman depan istana.

Tidak seperti, plester maupun obat merah yang biasa bisa menyembuhkan, tapi cahaya yang bersinar penuh dengan dengungan samar dari jenis penyembuhan tangannya yang panik.

Dimana aku ini?

Ibuku, bernama Aisha Van Demetrius, dan ayahku, bernama Erick Demetrius, setidaknya beliau orang baik, jika bukan yang terbaik lalu mana mungkin ibuku tertarik padanya.

Saat digendong ibu di pelukannya aku pergi bersamanya menaiki kereta kuda ke tempat yang dia sebut kota.

Kota Western, kota ini merupakan Ibukota pusat kerajaan yang dimuliakan.

Kami berjalan di jalan utama

di mana terdapat banyak beragam jenis toko dengan disisinya berbaris pedagang dan penjual yang menjual segala macam barang — dari barang kebutuhan sehari-hari hingga barang-barang yang tidak bisa aku bantu selain mengangkat alis, seperti senjata, baju besi, dan core yang bersinar redup.

Hal teraneh yang sepertinya tidak bisa aku biasakan adalah orang-orang yang membawa senjata seperti tas desainer mewah.

Aku menyaksikan seorang wanita membawa binatang peliharaan yang berupa naga di pundaknya!

Bagaimanapun, ibu terus berbicara dengan ku, mungkin mencoba membuat ku belajar bahasa lebih cepat, saat ibu menyuapiku di salah satu restoran kesukaan ibuku sementara itu, tubuhku berbalik melawanku sekali lagi, dan aku tertidur.

Setelah aku terbangun ayah datang dan menggendongku ke luar kamar, ia mengajakku ke ruang singgah sana.

Terlihat disini sudah terdapat tamu undangan untuk merayakan kelahiran putra mahkota.

Terdapat para petinggi kerajaan di sini memberikan hadiah pada raja.

Slamat Raja dan Ratu atas kelahiran pangeran Cecilius, suara itu terus menerus mendengung di kepala ku

Suara itu membuatku tak nyaman dan tanpa sadar aku menangis.

Ah, itu sangat memalukan.

Setelah melihat aku menangis ibuku membawaku pergi dari sini dan berusaha menenangkan ku.

Saat ini aku sedang duduk di pangkuan ibu di sampingku aku dengan tenang pada ibu yang saat ini sedang memainkan piano dan melantunkan nyanyian, yang di buat oleh ibu untukku, selama hampir 5 menit.

Aku mencoba meraih not balok piano namu apakah daya tangan ini tak cukup bisa meraihnya tubuhku masih mencoba lebih dekat dan lebih dekat, hampir jatuh dari tempat duduk, kemudian ibu meraihku dan memangku aku di pangkuannya, dan menunjukan setiap nada dengan mengarahkan tanganku di setiap blok nada.

Setelah itu ibu membawaku kembali ke tempat tidurku di sana aku mengingat mata uang di dunia baru ini tampak sangat jelas dari pertukaran yang dilakukan oleh pelayan tadi dengan pemilik restoran.

Koin Tembaga adalah bentuk mata uang terendah, lalu perak, diikuti emas dan yang paling tinggi koin platinum.

Sementara aku belum melihat apa pun yang harganya sebanyak koin platinum, keluarga normal tampaknya dapat hidup dari beberapa koin tembaga sehari dengan baik.

100 Tembaga \= 1 Perak

100 Perak \= 1 Emas

50 Emas \= 1 Platinum

Setiap hari aku secara diam-diam mengasah tubuh baru ku, menguasai fungsi motorik yang berada jauh di dalam diri ku ini.

*Bersambung*

Terpopuler

Comments

blumer

blumer

lanjjugy

2021-05-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!