Sepanjang hari di kota

*Siang yang cerah di luar istana*

Setelah berpamitan dengan ayah, aku sekarang tengah berada di luar gerbang istana.

Tak luput aku juga sebelumnya telah mengganti pakaian dengan pakaian non formal agar tak menarik banyak perhatian.

Aku akhirnya sampai di kota

Saya berpikir bahwa akan ada orang lain di depan pintu gerbang tetapi sebenarnya tidak ada seorang pun.

Ketika saya sampai di dekat pintu gerbang, seorang tentara paman keluar sambil mengucapkan.

"Selamat siang, bisakah aku masuk kedalam kota?" tanyaku pada penjaga.

"Kemarilah nak, siapa dirimu?, aku belum pernah melihatmu sebelumnya," paman prajurit memanggil ku ke pos jaga yang terletak di samping gerbang.

"Apa kau tak mengenali master ku ini?" Ucap Yuki menyela.

"Oh, itu anda nona Yuki, ngomong-ngomong siapa yang sedang bersamamu ini?" Tanya Paman penjaga.

"Apa kau tak mengenali pangeran mu sendiri?" Ucap Yuki terheran.

"Apa jadi dia adalah pangeran Cecilius, saya mohon maaf atas kelancangan saya ini." Ucapnya sambil berlutut.

"Kau tak perlu bersikap formal padaku paman, karena saat ini kita berada di luar istana." Ucapku padanya.

"Baiklah kalau pangeran berbicara seperti itu saya akan bersikap seperti biasa, ngomong-ngomong namaku Albert, senang bertemu dengan anda." Ucapnya tersenyum.

"Senang berkenalan dengan anda paman Albert, kalau begitu aku pergi dulu ya." Aku pergi dari pos jaga dengan perpisahan yang sopan.

"Baiklah, selamat menikmati perjalanan anda," Ucap paman Albert sambil melambaikan tangan.

Aku mengambil sedikit waktu di pinggir jalan sambil menikmati camilan aneh yang kubeli tadi.

Aku menyadari bahwa jalan utama dari sebelumnya ke dalam gerbang sekarang dipenuhi dengan orang-orang dengan nuansa eksotis.

Populasi Kekaisaran ini berkisar 400.000. jiwa di Ibu kota Kerajaan Alstrina yang diperintah oleh Ayahku. 90% berasal dari ras Dewa, 10% lainnya adalah ras Malaikat, Elf dan ras peri. Level rata-rata adalah 3-4 Level tertinggi adalah Kapten penjaga kota yang berusia 102 tahun.

Ksatria berkisar dari 60-70

Tentara normal sekitar 15-40 . Ada banyak menara sihir sebagai pertahanan utama. Rasio pria terhadap wanita adalah 4: 6 dengan banyak wanita. Tidak diketahui apakah itu karena perbedaan dalam tingkat kelahiran atau karena tingkat kematian pria yang tinggi.

Tanpa diduga, warga kota hanya memiliki sedikit Skil. Sebagian besar dari mereka memiliki 2-3 skill, beberapa bahkan hanya memiliki satu.

Memiliki 6 atau lebih keterampilan mungkin merupakan pengecualian daripada aturan.

Hanya beberapa kesatria yang ada. Hanya ada sekitar 10000 orang dengan keterampilan sihir. 70% dari mereka memiliki mata pencaharian sebagai penyihir istana, sementara 30% sisanya sebagai warga biasa negara ini.

Seperti yang diharapkan, tetapi level 700 benar-benar luar biasa. Selain itu, Aku terbawa suasana dan belajar banyak keterampilan mengerikan yang akan membuat ku terlihat mencolok.

Dilihat dari menara sihir tempatku berdiri saat ini, kota ini berbentuk seperti segi lima dengan lebar sisi sekitar 4Km, membentuk seperti sarang lebah yang saling menyatu.

Pertama, paling dekat dengan gerbang, tampaknya ada area perdagangan umum. Di sebelah pintu gerbang ada daerah perumahan dan losmen.

Bergabung dengan mereka, kastil kerajaan terletak di ujung kota.

Sesuatu seperti kuil atau gereja berada di pusat kota. Jauh dari gerbang, rumah bangsawan berdiri. Dan kafetaria yang terlihat terlalu kecil untuk digunakan di kota, tetapi terlalu besar sebagai eksklusif untuk penguasa lokal.

"Mari mencari makana enak sambil berjalan-jalan di jalan utama," Ucapku pada Yuki.

"Baiklah, mari mencari makanan yang enak." Ucapnya sambil menarik tanganku.

Kami pun sangat asyik menikmati makanan di setiap stand di pinggir jalan utama, dan tanpa terasa kami tak memperhatikan waktu, alhasil kami telat pulang ke rumah.

Di depan pintu istana tampak ibu terlihat khawatir karena aku pulang terlalu larut dan mengatakan hal yang tak masuk akal.

"Apa kau baik-baik saja Cecilius, kau tak di apa apakan Yuki kan." Ucapnya sambil menekan kedua pipiku.

"Aku tak apa Bu, tadi aku terlalu asik mencicipi setiap makanan yang ada di kota, kau bisa tanyakan pada Yuki." Ucapku.

"Apa itu benar Yuki." Ucap Ashia.

"Ya itu benar, Ratu mengira aku melakukan apa seharian ini?" ucap Yuki.

"Um, kukira kau melakukan sesuatu yang tak pantas." Jawab Ashia.

"Aku tak akan melakukan hal itu sampai master mengakui ku sebagai..." Ucapnya terpotong.

"Kalian berdua membicarakan apa, bisa beri tahu aku?" Tanyaku penasaran.

"Bukan apa-apa lebih baik master lekas mandi dan beristirahat." Ucap Yuki mengalihkan perhatian.

"Benar apa yang dibilang Yuki, lebih baik kau lekas mandi sana." Timpal Ashia.

"Hum, baiklah." Ucapku sambil berjalan pergi.

Sepertinya mereka berdua menyembunyikan sesuatu dariku.

Ah sudahlah lebih baik aku lekas mandi, keringat yang menempel di baju ini terasa tak nyaman.

*Kamar mandi istana*

Berendam sehabis berpegian di sini terasa sangat nyaman, dengan kamar mandi yang terlihat seperti pemandian air panas yang luas ini aku bahkan bisa berenang dengan tubuh ku yang masih kecil ini.

Sehabis berendam aku langsung mengeringkan badan dengan handuk yang sudah disiapkan oleh pelayan tadi dan juga pakaian di sampingnya.

Awalnya mereka ngotot ingin sekali memakaikan pakaian untukku, mereka bilang ini merupakan kewajiban mereka sebagai pelayan.

Tapi buatku hal tersebut sangatlah memalukan terlebih lagi aku harus dilihat telanjang bulat dihadapan pelayan perempuan.

Namun setelah aku menolak mereka beruang kali akhirnya mereka tak lagi memakaikan baju padaku lagi, aku sangat bersyukur dengan itu.

Setelah menyelesaikan keperluanku di kamar mandi aku segera keluar dari sana, namun saat aku membuka pintu terlihat Yuki telah menungguku.

"Kenapa kau berdiri disini?" Tanyaku.

"Saya menunggu master untuk mengantar master ke kamar." Ucapnya.

"Aku tak perlu kau antar, lebih baik kau pergi ke kamarmu saja ini sudah terlalu larut Lo." Ucapku.

"Master ini bicara apa, kan mulai sekarang aku akan selalu 24jam di samping mu." Ucapnya.

"Kau ini bicara apa, sejak kapan kau bisa tidur di kamarku dan siapa yang memutuskan hal itu tanpa persetujuan dari ku!" Tanyaku ketus.

"Sebenarnya tadi saya dan ratu telah bersepakat bahwa aku di perbolehkan untuk satu kamar dengan master." Ucapnya tersenyum.

"Tidak seperti biasanya ibu membiarkannya seperti ini, terlebih lagi memperbolehkan kau sekamar denganku, ini pasti kau yang memaksanya kan?" Ucapku.

"Hehe, master tau aja." Ucapnya malu.

"Sudahlah aku sudah mengantuk lebih baik lekas ke kamar." Ucapku sambil menguap.

Sesampainya di kamar aku menyuruh Yuki untuk tidur di sofa yang berada di pojok ruangan ini namun ia menolak dan memohon

habis habisan untuk tidur bersamaku di kasur, Suaranya benar benar menggangu dan walaupun aku sudah menutup kepalaku dengan bantal suaranya benar benar tak bisa membuatku tidur.

Karena tak tahan dengan ucapan Yuki aku memperbolehkannya tidur di kasur, mengingat kasurku juga cukup luas.

"Ku ijin kan kau tidur di sini asalkan kau tak melewati batas ini." Ucapku sambil menaruh guling di antara kita berdua.

"Haha, master sangat imut, baiklah kalau gitu selamat malam." Ucap Yuki sambil meniup lilin di sampingnya.

"Malam." Ucapku mengakhiri pembicaraan dan lekas tidur.

*Bersambung*

Terpopuler

Comments

blumer

blumer

lamjuutt

2021-05-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!