Dewi nakal

Di pagi hari aku sudah bisa mencium harumnya aroma makan, namun perasaan kantuk ku masih membuatku untuk tak mau beranjak dari kasur ini.

"Master ayo lekas bangun nanti makanannya keburu dingin lo," Yuki.

"Hm, suara ini serasa tak asing," gumamku.

Seketika aku memalingkan pandanganku kearah suara tersebut berasal, dan betapa terkejutnya aku ketika melihat Yuki berdiri di sampingku.

Oh..Iya ini hari Yuki datang ya?

"Lama tak jumpa master, bagaimana kabarmu?" tanya Yuki.

"Oh, Yuki. Lama tak jumpa, kabarku jauh lebih baik sejak terlahir di dunia ini," ucapku.

"Hue hehe," terdengar suara Yuki dengan muka yang terlihat aneh, dan liurnya mulai menetes seperti melihat paha ayam yang lezat.

"Ada apa Yuki? kau terlihat aneh apa ada masalah?" tanyaku.

"Tidak hanya saja master terlihat.." ucapnya terpotong.

Dengan kewaspadaan ku yang menurun Yuki dengan cepat memelukku dengan cepat dan menempelkan mukanya dengan mukaku, buatku hal tersebut sangatlah risih.

"Yuki, apa yang kau lakukan, lepas!" ucapku meronta.

"Kyaa, master sangat imut," ucapnya seperti tak menghiraukan perkataan ku.

"Apa apaan sikapmu ini kau seorang Dewi Lo, bisakah kau jaga tata Krama mu?" ucapku sambil mendorong mukanya.

"Ah, master. Lupakan soal moral yang terpenting sekarang penampilan master saat ini membuat hasrat ku memuncak," ucapnya.

Kali ini ia mendorong ku ke kasur dan menahan kedua tangan ku, wajahnya terlihat bergairah melihat mukaku dari dekat.

"Woi, apa yang mau kau lakukan pada bocah umur 4 tahun apa kau sudah gila!" ucapku sambil menginjak mukanya yang begitu dekat denganku.

"Ugh, master kenapa kau menolak mumpung posisi kita sedang bagus seperti ini bagaimana kalau kita melakukan itu," ucapnya dengan penuh semangat.

"Kau sudah stres Yuki menyingkir lah," ucapku sekuat tenaga.

Terdengar ketukan pintu dari luar ibu memanggilku dan menyuruhku segera bangun, dengan kesempatan tersebut aku berteriak minta tolong pada ibu.

"Bu tolong aku!" teriak ku.

"Apa yang terjadi didalam Cecilius? apa kau baik baik saja," ucap ibu sambil membuka pintu.

"Yuki bisa kau melepaskan ku sekarang!" ucapku yang masih sekuat tenaga meronta.

"Hah, apa apaan yang kau lakukan Yuki pada anakku!"

Dengan cepat ibu memukul kepala Yuki sampai pingsan.

"Apa kau tak apa Cecilius?" tanya ibu memastikan keadaan ku.

"Aku tak apa Bu, untung ibu cepat datang kesini kalau tidak aku tak tau apa yang akan terjadi selanjutnya,"ucapku meyakinkya.

"Syukurlah kalau kau tak apa," ucapnya sambil menghela nafas.

"Terus Bu Yuki kenapa bisa jadi begitu? sifatnya serasa ada yang berubah saat pertama kali aku bertemu dulu," tanyaku.

"Hm, untuk detailnya sendiri ibu juga tidak tahu mengapa, nanti kita tanya padanya setelah bangun, yang lebih penting bukankah kau harus latihan bersama ayah?" ucapnya.

"Oh ya, aku tadi sempat lupa, kali begitu aku pergi dulu ya," ucapku sambil meninggalkan kamar tersebut.

*****

"Baiklah saatnya membangun kan orang yang ingin menodai kesucian anakku," Ashia.

Ashia membangunkan Yuki dengan cara mencolek pipinya namun apa boleh buat Yuki orang yang susah untuk di bangunkan, jadi terpaksa ia menaruh garam di mulutnya tersebut.

"Bleh, apa ini rasanya asin sekali!" ucapnya sambil melepeh garam yang tersisa di bibirnya.

"Akhirnya kau sudah bangun Yuki," ucap Ashia.

"Oh itu anda, kenapa Ratu menaruh garam di mulutku," tanya Yuki.

"Itu balasan karena berani menyerang Cecilius ku yang suci," tegas Ashia.

"Hanya saja saya tak menyangka ia bisa tumbuh setampan itu walau baru berumur 4 tahun," ucap Yuki.

"Siapa dulu ibunya," ucap Ashia bangga.

"Ehm, Ratu kalau boleh aku meminta sesuatu yang tak masuk akal apa boleh?" tanya Yuki malu.

"Hum, apa itu?" ucap Ashia.

"Tolong jadikan aku menantumu!" ucapnya dengan mata bersinar sambil memegang tangan Ashia.

"Ditolak," ucapnya singkat.

"Kenapa tak boleh ratu?" ucapnya cemberut dengan mata berkaca-kaca.

"Pokoknya tak boleh," ucap Ashia jutek.

"Hua, ratu membuli Dewi lemah seperti ku," ucap Yuki pura pura menangis.

"Sudah cukup bisa kau hentikan itu aku tau kau sedang berpura pura," ucap Ashia.

"Um, baiklah. Tapi saya masih tak akan menyerah sampai anda mengakui ku sebagai menantu masa depan anda," ucapnya yakin.

"Hm, baiklah aku akan mengijinkan mu menjadi pelayan pribadi Cecilius, dan untuk hal menantu apalah itu, semua tergantung Cecilius sendiri, tapi jika kau mencoba menggodanya maka kesepakatan ini akan di anggap batal, dan kau akan digantikan oleh pelayan yang baru," ucap Ashia.

"Aku berjanji tak akan berani menggodanya dan akan selalu setia berada di sisi nya dan akan menunggu master untuk mengakui pesonaku ini," ucap Yuki.

"Hah, terserah kau mau berbuat apa tapi ingat jangan berani menodai kesucian anakku, kalau tidak kau akan merasakan hukuman yang akan ku beri padamu," ucap Ashia sambil memegang pecut di tangannya.

"Ba-baiklah, ngomong-ngomong ratu, master sekarang ada dimana?" tanya Yuki.

"Dia sekarang sedang bersama ayahnya latihan di taman isatana, kalau kau ingin kesana sebaiknya membawa handuk untuknya setelah latihan nanti kurasa ia akan membutuhkannya," ucap Ashia.

"Baiklah ratu kalau begitu aku permisi dulu," ucap Yuki meninggalkan ruangan.

******

Setelah pergi meninggalkan ibu dan Yuki dikamar, sekarang aku akan menemui ayah di ruang kerjanya dan mengajaknya untuk latihan.

Kulihat ayah tengah sibuk menandatangani sejumlah laporan yang dikirim dari sejumlah penguasa daerah.

"Ayah apakah sedang sibuk?" tanyaku.

"Oh,, Cecilius rupanya, apa kau ingin latihan hari ini?, tapi maafkan ayah ya , seperti yang kau lihat ayah sedang sibuk sekarang ini, jadi untuk latihan hari ini di tunda dulu ya," ucap ayah.

"Baiklah kalau begitu, namun aku ingin minta izin untuk di perbolehkan berkeliling di luar istana nanti yah," Ucapku sedikit kecewa.

"Oh kalau itu maumu maka ayah mengijinkannya dengan syarat kau harus pergi ditemani satu pelayan disini," ucapnya.

"Untuk itu Ayah tak perlu khawatir karena disini sudah ada pelayan yang akan ikut bersamaku," ucapku sambil melirik kebelakang.

"Oh siapa?" tanya ayah penasaran.

"Orangnya ada di balik pintu itu yah,"

ucapku menuding ke arah pintu.

"Bisakah kau panggil siapa itu?" ucap ayah.

"Baiklah,, Yuki aku tau kau ada disana, karena kau sudah mendengar yang ayah dan aku bicarakan jadi bisakah kau kesini?" ucapku memanggil Yuki yang bersembunyi di balik pintu.

"Aduh aku ketahuan, selamat siang raja," ucapnya.

"Oh ternyata Yuki, selama siang, karena kau akan pergi dengan Cecilius keluar nanti aku berpesan padamu untuk menjaganya di luar nanti," ucap ayah.

"Baiklah raja, saya akan menjaganya nanti dan akan menjamin keselamatan nya nanti," yakin Yuki.

"Haha, kurasa pilihanmu membawanya bagus juga Cecilius,"

ucap ayah sambil tertawa.

"Terima kasih ayah, kalau begitu aku pergi dulu ya," ucapku pada ayah sambil meninggalkan ruang kerja.

"Hati hati di jalan," ucap ayah sambil melanjutkan kembali pekerjaannya.

*Bersambung*

Terpopuler

Comments

Light Y

Light Y

udah gw vote tiap minggu harus rajin up ya tor

2021-03-15

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!