Tempat Asing

Aku membuka mataku, dan melihat disekitar ku tampak seperti di dalam suatu rumah kayu yang memenuhi pandanganku saat aku berbaring telentang.

Namun, kali ini, rasa sakit luar biasa yang Aku terima, ini menunjukkan bahwa aku tidak sedang bermimpi.

Dimana aku?

Bagaimana aku masih bisa hidup?

Aku mencoba untuk bangun, tetapi tubuh ku tidak mendengarkan. Satu-satunya hal yang bisa kulakukan adalah menoleh, dan bahkan itu melibatkan serangkaian rasa sakit di leherku.

Melihat ke kanan, Aku melihat seorang pria paruh baya sedang meracik sesuatu, sementara aku mencoba mengertakkan gigi karena rasa sakit.

"Nak, rupanya kau telah bangun." Ucap Kakek itu sambil berjalan menghampiriku.

"Argh, siapa kau? Dan dimana ini?"

"Sebut saja aku ini penyelamatmu, dan saat ini kita berada di rumahku."

"Urgh, terimakasih." Ucapku mencoba bangun.

Walau aku tau ini sangat menyakitkan, anggota tubuhku terasa tak ingin digerakkan walau aku telah berusaha.

"Kau tak perlu memaksakan dirimu untuk bangun nak, saat ini bagian dalam dan luar tubuhmu mengalami kerusakan yang cukup parah."

"Apakah aku akan lumpuh untuk selamanya?"

"Tenanglah nak karena aku seorang pertapa yang baik, aku akan mengobati dirimu, tapi dengan satu syarat."

"Apa itu?"

"Aku tertarik dengan kekuatan dalam dirimu."

"Lalu apakah anda akan membunuhku setelah mengetahui itu semua?"

"Aku bisa saja melakukan itu, tapi karena aku telah tua dan hidupku juga sepertinya tak akan lama lagi, aku ingin setidaknya kekuatan milikku dapat diwariskan kepada seseorang."

"Lalu?"

"Karena kebetulan aku menemukan mu di danau bersama dengan mayat Naga badai, kupikir kau akan cocok dengan kekuatan yang akan aku ajarkan padamu."

"Tunggu sejak kapan anda memutuskan hal tersebut tanpa persetujuan dariku?"

"Aku tak perlu persetujuan darimu, karena aku telah memutuskannya maka kau harus mengakui ku sebagai Gurumu, kalau kau menolak maka aku akan tetap membiarkan tubuh lumpuhnmu itu dan mengembangkannya ketempat semula aku menemukan mu, jadi apa kau masih ingin menolaknya?"

"T-tidak."

"Kalau begitu mulai detik ini panggil aku guru!"

"Baik guru, murid akan selalu mematuhi perintah dari guru."

"Bagus, kalau begitu minum ramuan ini, maka kau akan cepat sembuh dan dapat bergerak lagi."

"Baik."

Setelah itu aku menuruti perintah dari guruku tersebut dan meminum ramuan herbal ini, ya rasanya sangatlah pahit, seolah rasa pahitnya melebihi daun Kamboja yang pernah aku jilat.

Meski pada awalnya aku merasa mual saat meminumnya, tapi lama kelamaan aku telah terbiasa dengan rasa pahitnya.

Dan beberapa bulan berikutnya, akhirnya aku dapat menggerakkan anggota tubuhku, meski masih terasa kaku dan sakit.

Guru memintaku untuk terus menggerakkannya, dengan alat bantu jalan yang diberikan olehnya, aku diminta untuk mencari kayu bakar disekitar rumah.

Karena rumah guruku terisolasi ditengah hutan aku terkadang harus berhadapan dengan beberapa monster disini.

Meski tau aku sedang diserang oleh monster, guru hanya melihatku dari atas pohon dan memintaku untuk menghabiskannya untuk dijadikan sebagai bahan makanan.

Tapi apakah ini mungkin bagi seorang yang tak bisa berjalan dengan baik, dan hanya di sangga oleh dua tongkat menyerang seekor monster babi hutan didepannya?

Karena aku tau, bila aku mengeluh tentang ini, guru pasti akan menambah porsi latihan gilanya tersebut.

Mau tak mau aku harus membunuh monster ini, pertama aku melancarkan serangan angin padanya dan itu berhasil menggores tumbuhnya.

Monster tersebut dengan amarah langsung berlari ke arahku dan ingin menusuk tubuhku dengan tanduk besar miliknya.

Tapi lagi-lagi aku berhasil menghindar dari serangannya menghubungkan sihir angin yang aku pusatnya pada tongkat bantuku.

Dorongan dari angin dengan mudah mengangkat tubuhku dengan enteng, kini aku menyerangnya lagi dari arah samping.

Memanfaatkan monster yang masih terjebak pada pohon yang ditubruknya dan membuat ia kesulitan melepas tanduk miliknya.

Dengan cepat aku memanfaatkan momentum tersebut dengan menghunuskan tongkat milikku, yang sudah disematkan sihir angin pada ujungnya, yang membuat seketika itu menembus tepat mengenai jantung dari monster tersebut.

Guru hanya memberikan tepuka selamat dari atas pohon kemudian memintaku untuk membawa tubuh monster tersebut sampai rumah, dan pergi meninggalkanku begitu saja.

Bukankah ini namanya penyiksaan!

Dari pada mengeluh aku kemudian mengikat tubuh monster ini dan membawanya dengan cara menyeretnya, ya karena bila aku membawanya di pundakku takutnya tubuhku yang masih dalam proses penyembuhan akan remuk seketika.

Dengan sihir angin yang kutempatkan dibawah monster tersebut ini memudahkan ku dalam membawanya, bagaikan menarik kereta anak-anak tanpa ada isinya.

Dirumah setelah aku membersihkan bagian tubuh monster dan memasaknya kini aku dan guru tengah, duduk di meja makan dan disampingnya terdapat perapian yang menghangatkan ruangan ini.

Ditengah waktu makan, aku menanyakan pada guru prihal mengapa Naga itu bisa menyerangku, dan ia menjawab tidak semua naga seperti itu.

Naga badai adalah salah satu penyebab bencana di dunia ini, ia telah meninggalkan wujud manusia miliknya yang diakibatkan ia telah melanggar perjanjian kuno dengan para dewa.

Semula semua Naga memiliki wujud naga mereka, tapi kelamaan mereka mulai bosan dengan wujudnya tersebut.

Dan para leluhur mereka membuat perjanjian kuno dengan para dewa yang membuat tubuh mereka bisa menyerupai tubuh manusia.

Dengan syarat mereka dilarang mengacaukan siklus cuaca di dunia ini, karena kekuatan yang mereka miliki sebelumnya diciptakan untuk tujuan tersebut.

Tapi mereka malah menggunakannya untuk mengacaukan siklus musim di dunia ini, akibatnya kekeringan serta banjir melanda dunia ini.

Maka dengan kontrak yang mereka buat dengan dewa, diharap mereka tak lagi menyalahgunakan kekuatan milik mereka, dan leluhur dari ras Naga menyetujui hal tersebut.

Dan mulai sejak saat itu tubuh mereka mulai menyerupai tubuh manusia, dan hanya keturunan kerajaan saja yang memilikinya.

Sedangkan untuk kaum biasa, mereka masih tetap dengan wujud mereka namun perlahan tubuh mereka perlahan mulai berevolusi seperti manusia namun hanya setengah saja yang berhasil berubah, sedangkan untuk kepala serta anggota tubuh lainya menyerupai kadal yang berjalan tegak.

Ya kurasa Naga juga memiliki alasan lain yang membuat mereka berani menyerang kami saat itu.

4 Tahun kemudian

Saat ini aku sedang menjalani pelatihan dibawah air terjun, guru memintaku melakukan ini sebagai bentuk penyucian diri.

Meskipun begitu ini terasa seperti dilempar batu dari ketinggian, tapi aku harus tetap tenang menghadai ini, karena ini adalah kunci dari latihan awal yang akan guru ajarkan padaku.

Malam demi malam berlalu, aku telah berlatih dibawah air terjun ini sudah sekitar satu bulan, meski hujan dan terkadang banjir yang membawa potongan kayu datang dari atas air terjun.

Guru tetap menyuruhku untuk tetap diam dan menyuruhku untuk terbiasa dengan itu, tak terasa awal pelatihan telah selesai dan kini aku telah siap dengan pelatihan lanjutan.

*Bersambung*

Terpopuler

Comments

THE SIN LUST

THE SIN LUST

seperti nya author terinspirasi dari komik the beginning after the end karena ceritanya ada yg sama

2021-04-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!