Kerajaan Ardragon

Esok harinya ketika aku selesai dengan persiapanku dan memberi salam perpisahan pada makam guru aku sudah siap untuk berangkat.

Ketika aku sedang bersiap berjalan Cornelia memintaku untuk menggendongnya, ah aku lupa menyembuhkannya kemarin.

"Cecil, gendong aku, kakiku masih terasa sakit."

"Kurasa itu tak perlu kau tetap duduk seperti itu untuk sebentar, aku akan menyembuhkan mu."

"Cecil kau bisa sihir?"

"Ya, sini kulihat kakimu."

"Wow hebat, tak kusangka kau ternyata bisa menggunakan sihir."

"Bukankah semua orang juga bisa? Nih sudah selesai."

"Hm kakiku sudah tak lagi sakit, tapi bukankah aneh jika seorang anak berusia 7 tahun sudah bisa menggunakan sihir? Aku saja baru tahap pengendalian mana dalam tubuhku."

"Hum, kurasa aku memiliki bakat."

"Huh sombong! Pasti tak lama lagi aku juga akan bisa menggunakan sihir!"

"Hum, semoga berhasil."

"Kau!"

Kami segera pergi dari tempat ini, selamat tinggal Guru kuharap suatu hari nanti aku dapat mengunjungi tempat ini lagi.

Dengan begitu perjalanan kami diikuti canda tawa kami berdua dan sesekali berhenti untuk mengistirahatkan tubuh Cornelia.

Dan ia mengeluh padaku dan ia ingin segera untuk mandi lagi, tapi tunggu bukankah pagi ini dia sudah mandi cukup lama, dan ini juga masih siang apa dia ingin mandi lagi secepat itu?

Karena ia terus mengeluh akhirnya aku berhenti di tepi sungai, sementara ia mandi aku menyiapkan kayu bakar untuk memasak makan.

Masakan telah matang dan Cornelia dengan rambut ungu dan mata kehitaman yang tampak basah kuyup dengan air datang menghampiriku.

"Cecil aku telah selesai."

"Oh, tunggu kenapa pakaianmu serta rambutmu masih basah? apa kau tak mengeringkannya dulu?"

"Apa ada masalah? Aku ingin cepat makan perutku sudah tak kuat menahannya lebih lama, jadi kupikir akan mengeringkannya sekalian aku makan."

"Seorang gadis berumur 9 tahun terlebih lagi ia juga seorang putri tak tau dengan apa yang namanya tata Krama, hah."

"Apa kau merasa menjijikkan dengan gadis sepertiku disampingmu? hiks hiks.."

"Jangan menangis, bukannya aku membencimu, tapi akau ingin kau lebih menghargai dirimu dan tak dengan mudahnya memamerkan tubuhmu seperti ini, itu saja."

"Apa kau maksud aku hanya boleh dilihat olehmu? bukankah itu sama saja kau melamar ku.."

"Uhuk, terserah kau mau menggapainya seperti apa, tapi aku akan mengeringkan rambutmu, sini."

"Yey aku sudah memiliki tunangan sekarang."

"Terserah kau saja."

Ya aku hanya akan menganggap ini lelucon yang sering dibuat oleh anak seusianya, sembari aku mengeringkan rambutnya dipangkuan ku, ia tampaknya menyukai masakan yang baru saja kumasak.

Tak berselang lama tampak rombongan prajurit dari kerajaan Ardragon menghampiriku dari langit,

dan langsung mengeluarkan pedang mereka dan mengarahkannya padaku.

Dengan cepat Cornelia menghentikan mereka dan menjelaskan apa yang terjadi pada mereka, namun nampaknya mereka kurang puas dengan jawaban dari Cornelia dan memutuskanku untuk ikut bersama mereka menuju kerajaan Ardragon.

Aku ditempatkan pada kereta yang sama dengan Cornelia, dengan tangan yang terborgol energi sihir lebih baik aku menuruti mereka untuk saat ini.

Meskipun Cornelia tampak cemas dengan borgol ditanganku tapi ia tak diizinkan melepaskannya oleh pelayan disampingnya.

Perjalanan didalam kereta ini terasa begitu lama sampai aku harus meminta air beberapa kali pada Cornelia, dan ia dengan sigap menuangkan air pada gelas dan menyuapiku perlahan.

Haha ini mungkin akan membuat pelayan disampingnya merasa risih dengan raut wajahnya yang seakan menunjukkan hal tersebut.

Ya aku tak akan meperdulika nya, lagi pula dia juga yang telah memborgol ku, sementara aku masih menikmati suapan dari Cornelia, tiba-tiba kereta yang kami naiki telah mendarat.

Pendaratan tersebut tak cukup baik, alhasil air yang berada dikelas yang Cornelia pegang, tumpah kearah bajuku.

"Maaf Cecil aku tak sengaja, biar kulap bajumu yang basah."

"Ah terimakasih, tapi ini bukan salahmu, tapi salah supir ini yang mendaratkannya dengan sangat buruk."

"Hum."

Saat Cornelia sedang membersihkan bajuku, pelayan tersebut membuka pintu dan meminta kami untuk segera turun.

Sigh..

Bajuku masih basah, apakah ini sopan ketika bertemu dengan petinggi negara ini? Ya aku tak akan peduli juga sih komentar mereka tentangku.

Terlihat kedua orangtuanya beserta kakak laki-lakinya telah menunggunya didepan pintu istana, tampak raut wajah mereka tampak bahagia, tapi itu tak berlaku bagi kakaknya.

Setelah ia memeriksa adiknya ia langsung mencaciku dan memfitnah diriku orang yang telah menculik adiknya tersebut.

"Hoi hoi, apakah ini yang dinamakan siscon?" Seruku.

"Diam kau penculik!"

"Tunggu kak dia.." Cornelia.

"Tak perlu dilanjutkan adikku, aku tahu ia yang telah merencanakan hal ini."

"Terserah kau saja, dasar siscon!" Seruku.

Merasa tersinggung dengan ucapanku barusan, dengan cepat ia menghunuskan pedang sihir miliknya dan langsung menerjang ke arahku.

Bagiku ini terasa melihat serangan dari pedang kayu yang begitu lambat, ya meskipun itu pedang sungguh, ketika dia mengayunkan pedangnya tersebut kepadaku.

Dengan cepat aku mengelak nya dengan putaran yang membuat tubuhku melayang dan mendarat tepat diatas kepalanya, Cornelia yang melihat hal itu hanya tertawa kecil.

Sementara kakaknya yang tak terima aku berada diatas kepalanya dan mengira aku menggoda adiknya, langsung memegang kakiku dan mencoba membanting tubuhku.

Namun sebelum tubuhku mendarat, dengan cepat aku mengeluarkan sihir angin untuk mencegahku jatuh ketana, dan kakiku menjegal kakinya yang membuatnya terkapar seketika.

Belum puas dengan hal barusan, ketika ia mencoba bangun aku langsung melompat menaiki tubuhnya berjongkok diatasnya.

Sementara Cornelia yang telah puas dengan pertunjukan ku barusan ia memintaku untuk, memaafkan kelakuan kakaknya tersebut dan memintaku untuk menyingkir dari tubuhnya.

Karena aku juga sudah puas, segera aku menyingkir darinya, terlihat juga kedua orangtuanya datang menghampiriku dan meminta maaf pada ku sekaligus memintaku untuk ikut dengan mereka memasuki istana.

Aku menuruti mereka untuk ikut masuk kedalam istana, ya meski tak semegah istana di kerajaan Alstrina tapi ini kurasa juga cukup bagus.

Dengan istana yang berdiri diatas pegunungan dengan susana seperti diatas awan ketika aku melihatnya dari jendela tempat kami saat ini sedang melakukan acara pertemuan.

Ya sekali lagi pakaianku masih basah, aku bahkan tak diberi kesempatan oleh mereka untuk menggantinya.

Karena aku penasaran dengan rasa anggur ini, aku meminta pelayan untuk menuangkannya dalam gelas di depanku, aku mulai mencicipi anggur ini dan rasanya sama persis seperti yang kurasakan saat di Alstrina.

Ya entah kenapa aku juga mengingat hal tersebut, ketika itu secara tak sengaja Mama meninggalkanku di meja makan sendiri, dan karena aku penasaran dengan rasa dari anggur itu seperti apa secara tak sengaja aku berhasil membukanya.

Karena aku terlalu menikmati anggur tersebut sampai-sampai aku lupa dengan kehadiran Mama dibelakangku.

Alhasil dia memarahiku dan memukul pantat kecilku, setelah meminum anggur partamaku karena tubuhku saat itu masih kecil.

Itu membuatku sakit selama 2 minggu sementara Ayahku yang terus tertawa namun ia lekas diomeli habis-habisan karena meninggalkan sebotol anggur di tempat makan, ya kejadian itu aku tak akan melupakannya.

*Bersambung*

Terpopuler

Comments

Arockz

Arockz

ini mirip beginning after the end ya thor?

2021-03-24

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!