Saat ini aku sedang berada dihutan yang cukup jauh dari rumah mencari bahan makanan untuk kumakan nantinya.
Sekarang tinggal mengumpulkan beberapa rempah yang tersedia disini, kenangan tentang guruku perlahan mulai memudar karena aku akan terus melakukan hal yang belum sempat ia lakukan semasa sisa hidupnya.
Jadi aku akan melakukan hal tersebut demi hormatku padanya, sekaligus aku akan mencari dua artefak lainnya yaitu Roda angin api dan Tombak api yang tersebar di benua ini.
Meski aku tak tau letak pastinya aku akan tetap mencarinya, karena itu mungkin akan mengembalikan sebagian ingatan masa laluku yang tersimpan didalamnya.
Saat ini aku hanya bisa mengingat separuh dari ingatan tersebut, yang bisa Kuingat hanyalah kenangan masa kecil Nezha, walau hanya separuh tapi entah kenapa hal yang ia alami dimasa kecilnya itu sama dengan apa yang terjadi padaku.
Dan aku juga masih bingung tentang kedua orangtuaku akan terlibat dalam peperangan besar dulu, mengingat mereka adalah dewa dari alam lain yang menginfasi dunia ini.
Semakin kupikirkan itu hanya membuat kepalaku terasa terbakar, ah mengenai tentang terbakar, akhir-akhir ini aku telah bisa mengendalikan kedua artefak yang kumiliki saat ini.
Meskipun aku hanya menggunakan
gelang semata sebagai alat berburuku dan ini terasa menyenangkan kerena gelang ini akan kembali padaku dengan sendirinya.
Sementara untuk selempang pelebur langit ini biasa kujadikan lengan tambahan, ketika aku kesulitan menjangkau sesuatu dan terkadang aku merubahnya menjadi Hammock ketika aku ingin tidur diluar menikmati suasana hutan yang tenang seperti saat ini.
Ah nikmatnya~
Aku beristirahat sebentar di atas sini sembari menikmati hembusan angin yang begitu tenang dengan suara dedaunan yang begitu tenang.
"TOLONG!!!"
Suara aneh tiba-tiba membangun ku dari tidur yang nikmat ini, sebenarnya suara apa sih, apa hanya perasaanku saja?
Tapi ketika aku akan melanjutkan tidurku suara itu terdengar lagi, namun, namun kali ini lebih keras.
"TOLONG!! SIAPAPUN TOLONG AKU!!"
Karena merasa terganggu dengan suara tersebut, aku memutuskan mengikuti asal dari suara tersebut, dan akhirnya aku sampai pada sebuah rumah kecil yang sebelumnya aku tak pernah melihatnya.
Aku mulai mengendap-endap mendekati jendela yang terdapat disana, kulihat seorang anak kecil dengan mata tertutup kain sedang dikurung didalam kurungan kecil dipojok ruangan.
Lebih baik aku membantunya, kasihan juga bila membiarkannya seperti itu, sekalian menambah amal apa ruginya untukku.
Kulihat hanya terdapat 3 pria disana, dan jika dibandingkan dengan monster yang selama ini kulawan mereka terlihat seperti 3 ekor kelinci yang siap dipanggang oleh api ku.
Tok tok tok..
Aku mengetuk pintu berharap mereka dapat membukanya dan menghampiriku.
Kulihat salah seorang diantara mereka membukakan pintu, lalu aku berkata padanya bahwa aku ingin membeli orang yang ada didalam kurungan tersebut.
Ia mempersilakan aku untuk masuk dan kini aku dihadapkan oleh 3 orang dewasa di depanku, aku mulai menwar harga untuk orang tersebut.
Tapi harga yang diberikannya sungguh tak masuk akal, namun ia menambahkan bahwa orang yang berada dalam kurungan tersebut merupakan seorang keturunan ras Naga.
Aku sempat terkejut dengan hal tersebut, mengingat mereka hanya manusia dan berani memasuki teritori dari ras Naga, apa mereka berpengalaman?
Tak memperdulikan hal tersebut
aku lekas memberikan sekantung uang pada mereka, namun mereka sepertinya mencoba untuk menipuku dengan menambah jumlah uang yang mereka inginkan.
Karena aku telah mengetahui hal itu, aku mencoba memancing mereka dengan mengatakan pada mereka bahwa aku akan kembali kerumah untuk mengambil sisanya.
Tapi ketika aku didepan pintu aku telah dicegah oleh orang berbadan besar yang sebelumnya, aku mengatakan apa masalah mereka.
Namun mereka hanya berkata akan sekalian menjualku dan mengharapkan imbalan lebih dari orang yang telah menyuruh mereka menculik gadis naga malang tersebut.
Aku kemudian menyuruh selempang pelebur langit ini untuk mengikat serta membungkam mulut mereka, sebelumnya mereka sempat melarikan diri.
Namun karena selempang ini memiliki jangkauan yang luas, ia bisa dengan mudah menangkap mereka bertiga.
Kini aku telah bersama mereka berada diluar sementara meninggalkan gadis naga tersebut sendiri didalam sana, karena aku tak mau ia mendengar apa yang akan keluar dari ketiga mulut penculik ini.
Aku mulai menanyakan siapa dalang dibalik penculikan ini, dan mereka hanya mengatakan seorang pria dengan jubah hitam yang mengutus mereka, dan akan membayar mereka dengan harga yang mahal.
Karena aku telah bosan dengan ocehan mereka yang belum tentu benar, aku membungkam kembali mulut mereka dan membakar hangus mereka bertiga menjadi debu dengan seketika.
Yah sekarang aku akan membebaskan gadis naga itu dan membiarkannya untuk pulang sendiri, perlahan kubuka kandang yang mengurungnya dan ketika aku membuka tutup matanya, ia langsung dengan cepat mendekap erat tubuhku dan menangis sejadinya.
"Hiks hiks, Mama aku ingin pulang."
"Tunggu aku bukan Mama mu, bisa kau lihat kearah ku."
Ia memperhatikan wajahku sebelum akhirnya ia melepaskan dekapannya tersebut sembari mengelap sisa air matanya dengan lengannya.
Karena ia sudah tengang sekarang, aku kemudian ingin mengajaknya keluar dari rumah ini, tapi setelah kuperintahkan kakinya, sepertinya ia mengalami memar pada tulang betisnya dan aku kemudian menggendong dia.
Walaupun ia sempat menolak tapi karena aku mengancam akan meninggalkannya disini ia dengan cepat merangkul pundakku, haha tingkahnya lucu sekali.
"Hm, bau apa ini? Kok seperti daging asap." Tanya nya.
"Mungkin ini daging yang kumasak dirumah telah matang." Kilahku.
"Apa boleh aku mencicipinya sedikit?"
"Ah tentu saja, tak hanya sedikit kau juga bisa makan sepuasnya nanti."
"Yey, terimakasih."
Kami tiba dirumah ketika malam tiba, aku langsung menyuguhkan daging yang tadi sempat kutawarkan padanya.
Sepertinya dia menyukainya, terbukti dengan cara ia menyantap makan itu dengan lahap, aku mulai menanyakan padanya mengenai nama serta dimana letak tempat tinggalnya.
Ia mengatakan padaku namanya adalah Cornelia dia adalah putri dari kerajaan Ardragon, aku sempat terkejut dengan kenyataan bahwa orang yang telah diselamatkan adalah putri dari kerajaan tersebut.
Namun ia tak mengetahui dimana letak kerajaannya mengingat ia sebelumnya telah diculik secara paksa dengan sebuah bius yang membuat Indra miliknya pada saat itu tak dapat merasakan apapun.
Kurasa ini akan sulit untuk mengantarnya, sementara akau berkemas untuk menyiapkan keberangkatan ku besok, aku menyuruhnya untuk terlebih dahulu untuk mandi sebelum ia tidur.
Namun ia dengan polosnya melepas pakaian miliknya di depanku, ia mengatakan itu tak masalah mengingat kami berdua masihlah anak kecil.
Meskipun dia mengatakan hal itu, bagiku tak pantas bagi seorang wanita melepas pakaian mereka didepan lawan jenisnya.
Aku menyuruhnya untuk cepat segera mandi dan tidur sebelum hari esok tiba, ya karena aku juga telah merelakan kepergian Guruku.
Sudah waktunya untukku pergi dari sini dan menjalankan sisa tugas milik Guru sebelum aku nantinya akan pulang Ke Alstrina.
*Bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
blumer
lanjutttt
2021-05-05
0