Membuat Perhitungan Kepada Adipati Anom

Arga tiba di desa bersama Nilawati dan gadis yang sedang pingsan di gendongannya.

Semua penduduk bernafas lega dan berterima kasih kepada Arga dan Nilawati terutama kedua orang tua gadis itu.

Arga memberikan gadis itu kepada kedua orang tuanya.

"Syukurlah kau selamat nak Arga." Ucap kepala desa.

"Den Arga terima kasih." Timpal pemilik penginapan.

"Terima kasih kisanak telah menyelamatkan putri kami." Ucap kedua orang tua gadis itu.

"Tidak perlu sungkan, ini hanyalah pertolongan kecil yang bisa aku lakukan untuk desa ini. Dan maaf, sosok misterius itu berhasil kabur. Tapi aku yakin dia tidak akan pernah mengganggu desa ini lagi." Balas Arga.

"Siapakah nyisanak yang ada di sampingmu itu nak Arga." Kepala Desa bertanya kepada Arga.

"Oh iya aku sampai lupa." Arga tersenyum tipis sambil menggaruk kepalanya dan melirik ke arah Nilawati.

"Aku kekasih Arga paman, namaku Nilawati." Tiba-tiba Nilawati memotong perkataan Arga.

"Cantik sekali, kalian berdua sangat serasi." Ucap kepala desa sambil tersenyum tipis ke arah keduanya.

Arga hanya tersenyum tipis melihat penyataan dari Nilawati, sedangkan Nilawati tersipu malu dan pipinya berubah seperti merah tomat.

Akhirnya kepala desa mengundang Arga dan Nilawati ke kediamannya dan Arga serta Nilawati pun menyetujuinya.

Setelah sampai di kediaman kepala desa, mereka berdua disuguhi makanan dan minuman. Kepala desa tidak lupa memperkenalkan dirinya.

Setelah berbincang-bincang cukup lama, akhirnya Arga dan Nilawati pamit untuk kembali ke penginapan, kepala desa tentu saja menolak dia menawarkan Arga dan Nilawati untuk menginap di rumahnya. Tetapi Arga menolak tawaran itu dan kepala desa tidak lagi memaksa.

"Maaf Paman, kami pamit dulu untuk kembali ke penginapan." Ucap Arga.

"Baiklah nak Arga, sekali lagi terima kasih sudah membantu penduduk desa ini menyelesaikan masalah dan aku berharap seperti yang nak Arga katakan, sosok misterius itu tidak akan pernah mengganggu desa ini lagi." Balas kepala desa.

Arga dan Nilawati pamit kepada kepala desa, mereka berdua belum pulang ke penginapan melainkan memilih untuk menikmati suasana malam hari yang memang sangat indah dengan bulan yang terang bersinar dan bintang-bintang yang berkilau terang.

"Eh Arga lihat itu, bagus sekali bintangnya." Nilawati menunjuk ke arah bintang yang memang berkilau paling terang di antaranya yang lainnya.

Arga hanya tersenyum melihat Nilawati, kemudian dia membayangkan adiknya.

"Gimana kabar Ayu ya, aku merindukannya." Gumam Arga dalam hati.

"Arga, soalnya yang aku katakan kepada kepala desa tadi jangan terlalu dipikirkan ya, aku hanya bercanda."

Arga hanya membalas ucapan Nilawati itu dengan tersenyum.

Mereka berdua akhirnya menikmati malam hari itu berdua dan Nilawati tertidur di pundak Arga.

Akhirnya Arga membawa kembali Nilawati ke penginapan, dia menemui pemilik penginapan dan memintanya untuk memberikan satu kamar lagi untuk Nilawati.

"Paman tolong berikan Nilawati kamar." Ucap Arga.

"Baik den Arga."

Arga membaringkan Nilawati di kamarnya dan Arga memandangi gadis itu sebentar sebelum keluar dari kamar.

"Kau baik dan manis Nila, aku akan menjagamu seperti menjaga adikku. Aku juga mencintaimu." Bisiknya ke telinga Nilawati.

Keesokan paginya Arga dan Nilawati melanjutkan perjalanan, kali ini mereka tidak akan berpisah karena Arga sudah menyetujui Nilawati untuk ikut dengannya.

"Arga, semalam aku seperti mendengar kau mengatakan cinta kepadaku."

"Ah kau lagi mabuk atau mimpi, aku tidak pernah bilang begitu." Balas Arga sambil memalingkan wajahnya ke arah yang berlawanan dengan Nilawati.

Selama di perjalanan Arga sesekali melirik ke arah Nilawati. Akhirnya Nilawati menyadari hal tersebut dan memergoki Arga saat sedang melirik ke arahnya. Nilawati langsung bertanya kepada Arga "Apakah ada yang salah denganku?"

Arga yang dari tadi melirik ke arah Nilawati akhirnya tersadar saat Nilawati menegurnya.

"Eh, tidak ada yang salah darimu, tetapi selain adikku baru kali ini aku mengembara dengan wanita."

"Oh iya, sekarang dimana adikmu dan siapa namanya?".

"Aku meninggalkannya di rumah seseorang, namanya Ayu nanti akan ku kenalkan kau dengan adikku."

"Sekarang kita akan kemana?".

"Kita ke kadipaten Tubun dulu, aku harus membuat pelajaran kepada Adipati Anom."

"Kenapa begitu, ada masalah apa kamu dengan Adipati Anom."

"Nanti kamu akan mengetahuinya saat disana." Arga menutup percakapan itu sambil tersenyum tipis ke arah Nilawati.

Mereka berdua terus berjalan dan akhirnya sampai di sebuah desa. Mereka singgah di sebuah kedai untuk mengisi perut karena memang dari pagi mereka berdua belum makan.

Setelah selesai makan, mereka melanjutkan perjalanan sampai akhirnya mereka sampai di kadipaten Tubun. Keduanya sampai disana malam hari, Arga langsung mengajak Nilawati untuk ke kediaman Adipati Anom.

Adipati Anom sedang duduk di sebuah kursi dan dihadapannya terletak meja tempatnya bekerja. Adipati Anom terlihat memikirkan sesuatu.

"Kenapa Lima Iblis Bukit Jali tidak kunjung mengantarkan upeti bagianku, apakah mereka sudah melupakanku dan berniat tidak lagi bekerja sama denganku."

Saat Adipati Anom sedang berpikir tiba-tiba ada 2 sosok bayangan memasuki kediamannya. Adipati Anom langsung tersadar dan dia langsung memegang ke arah pinggangnya yang terdapat sebuah keris.

"Siapa kau, cepat keluar." Teriak Adipati Anom.

"Hahaha."

"Hahaha."

"Hahaha."

Tiba-tiba 2 sosok pemuda dan pemudi mendarat dihadapan Adipati Anom. Kedua orang tua itu adalah Arga dan Nilawati. Keduanya tersenyum sinis ke arah Adipati Anom.

"Oh ternyata kisanak dan nyisanak. Siapakah kalian berdua, aku rasa aku belum pernah melihat dan bertemu dengan kalian." Adipati Anom bertanya menyelidik.

"Hahaha, pandai sekali kau bersilat lidah keparat. Tapi itu tidak berlaku untuk kami berdua." Ucap Arga.

"Memangnya apa yang telah aku perbuat sehingga bisa menyinggung kisanak dan nyisanak?".

"Kau tidak ada permasalahan dengan kami, tapi permasalahanmu dengan penduduk desa yang telah kau peras dan kau bekerja sama dengan lima iblis bukit Jali." Arga menunjuk ke arah wajah Adipati Anom.

"Sial! darimana mereka berdua tahu." Adipati Anom membatin sambil terlihat terkejut dari raut wajahnya.

"Aku tidak mengerti apa yang kisanak bicarakan." Adipati Anom mengelak dari pernyataan Arga itu.

"Oh kau tidak mengerti, baiklah aku yang akan membuatmu mengerti." Arga langsung menyerang ke arah Adipati Anom.

Adipati Anom tidak tinggal diam dia membalas serangan Arga menggunakan keris yang ada di pinggangnya.

Tidak berselang waktu lama, Arga berhasil membuat Adipati Anom terpental menabrak dinding rumahnya. Adipati Anom memuntahkan darah dari mulutnya.

"Kau masih belum mau mengaku?" Arga menaikkan alisnya.

Adipati Anom mulai menyadari bahwa dia tidak akan bisa menghadapi Arga apalagi Nilawati turut ikut campur.

"Aku mengaku kisanak, aku memang melakukan pemerasan kepada penduduk desa yang ada di bawah kekuasaan dengan bekerja sama bersama lima iblis bukit Jali." Akhirnya Adipati Anom mengakui perbuatannya.

"Baiklah karena kau telah mengaku, aku tidak akan membunuhmu. Tetapi kau harus meminta maaf kepada semua warga dan mengembalikan hak mereka serta kau harus menghadap ke kota raja untuk diadili disana. Jika kau ingkar maka aku sendiri yang akan memberikan hukuman kepada kau."

Akhirnya Adipati Anom bersumpah dan berjanji akan memenuhi persyaratan dari Arga asalkan dia tidak dibunuh.

"Aku...aku berjanji kisanak."

Arga mengangguk dan mengajak Nilawati pergi dari kediaman Adipati Anom.

Keesokan harinya Adipati Anom mengakui semua perbuatannya kepada warga dan meminta maaf. Kemudian dia menyerahkan diri kepada Kotaraja untuk diadili.

Akhirnya pihak Kotaraja menghukum Adipati Anom dengan memasukkannya ke penjara.

Terpopuler

Comments

Ferdinawan

Ferdinawan

mc terlalu naif

2021-10-12

0

arfan

arfan

747

2021-06-29

0

Welem Holden

Welem Holden

adipati kok nggak ada prajuritnya, enak ya thor langsung ketemuan ama adipati anom

2021-01-11

1

lihat semua
Episodes
1 Lahirnya calon pendekar terkuat
2 Menemui nenek Mawar Bidara
3 Perjalanan dimulai
4 Melanjutkan perjalanan
5 Pertarungan Ayu melawan Kelabang Hitam
6 Pertemuan tak terduga
7 Identitas kakek pengemis
8 Bertemu teman baru
9 Bertemu Dewa Obat
10 Mencari Petunjuk Pedang
11 Membantu Ki Luwuh
12 Ayu Melawan Setan Kembar
13 Kebenaran
14 Lima Iblis Bukit Jali Binasa
15 Bertemu Nilawati
16 Membantu Desa Klaten
17 Melawan Sosok Misterius
18 Belum Cukup Kuat
19 Membuat Perhitungan Kepada Adipati Anom
20 Hutan Kematian
21 Mendapatkan Pedang Tujuh Naga
22 Kisah Joko Samudro
23 Rindu
24 Mulai Berlatih
25 Menjemput Ayu
26 Kotaraja
27 Membantu Pedagang
28 Tak Kunjung Selesai
29 Pergi Ke Istana
30 Bertemu Raja
31 Teringat Masa Lalu
32 Pertemuan Calon Pemberontak
33 Terbongkarnya Kebusukan Tumenggung Prabaskara
34 Menangkap Mata-mata di Istana
35 Kemunculan Pedang Legendaris
36 Pemberontakan
37 Jurus Aneh
38 Pemberontakan II
39 Pemberontakan III
40 Akhir Pemberontakan
41 Melanjutkan Perjalanan (Arc 1 End)
42 Informasi Sayembara
43 Membantu Putri Anandita
44 Berhasil
45 Membantu Warga Desa Wonosari
46 3 Setan dari Gua Sangkar Kembali
47 Arga dan Nilawati VS 3 Setan dari Gua Sangkar
48 3 Setan dari Gua Sangkar Musnah
49 Kisah 3 Setan dari Gua Sangkar
50 Berpisah
51 Pendekar Pelukis
52 Fitnah
53 Dunia Begitu Sempit
54 Jurus Membelah Diri
55 Arga VS Seta
56 Arga VS Seta II
57 Awal Permusuhan Abadi
58 Desa Telogosari
59 Jurus Pemikat Hati
60 Semidang Rindu Binasa
61 Bertamu ke Perguruan Lembah Perawan
62 Arga& Nilawati VS Raja&Ratu Siluman Kerbau
63 Informasi Penting
64 Mencari Keberadaan Kitab Pusaka
65 Mencari Keberadaan Kitab Pusaka II
66 Siluman Kera
67 Siluman Kera VS Naga Bergola Biru
68 Brama Sakti
69 Kitab Pusaka : Ajian Serat Jiwa
70 Kekuatan Baru
71 Ilmu Pancasona
72 Arga& Nilawati VS Tiga Pendekar Macan Putih.
73 Perjalanan
74 Ajian Malik Rupo
75 Pertemuan Ketua Perguruan
76 Perguruan Bambu Kuning
77 Pendaftaran
78 Turnamen Pemuda Putih I
79 Turnamen Pemuda Putih II
80 Turnamen Pemuda Putih III
81 Turnamen Pemuda Putih IV
82 Istirahat
83 Turnamen Pemuda Putih V
84 Turnamen Pemuda Putih VI
85 Turnamen Pemuda Putih VII
86 Turnamen Pemuda Putih VIII
87 Pengacau
88 Pemuda Misterius VS Abimanyu
89 Arga VS Seta
90 Akhir Perseteruan
91 Arc 2 End : Kembalinya Pendekar- Pendekar Sepuh
92 Gading Koneng bergerak
93 Rencana
94 Jadi Paman, Kenapa Tidak?
95 Aji Putra Kelana
96 Arga dan Nilawati di Kerajaan Kalingga
97 Kelompok Topeng Ungu
98 Kelompok Topeng Ungu Terus Berulah
99 Mengorek Informasi
100 Mengorek Informasi II
101 Konflik Besar
102 Arga VS Ketua Kelompok Topeng Ungu
103 Bergerak
104 Perang
105 Perang II
106 Arga VS Sembada
107 Pertarungan Antar Pendekar
108 Menyambung Pertarungan Lama
109 Satu Lawan Dua
110 Nilawati Terkena Racun
111 Mengamuk
112 Perang Selesai
113 Membangunkan Harimau Tertidur
114 Nama Yang Membuat Ketakutan
115 Membantu Seseorang
116 Empat Lawan Satu
117 Mencari Informasi
118 Tidak Berpikir Dua Kali
119 Membuat Perhitungan
120 Keputusan Yang Salah
121 Sang Pelindung
122 Mengembara Berdua? Mengapa Tidak!
123 Kota Pelabuhan
124 Rumah Teratai Biru
125 Perseteruan
126 Arga VS Sepuluh Anggota Perguruan Sanca Hitam
127 Kekuatan Sesungguhnya
128 Nama Yang Membuat Tubuh Bergetar
129 Berangkat ke Pulau Seberang
130 Kelompok Paus Darah
131 Melawan Kelompok Paus Darah
132 Kelompok Paus Darah Musnah
133 Sampai di Pulau Dewata
134 Makan Pertama Di Pulau Dewata
135 Lima Pendekar dari Gua Rang Reng
136 Kehebatan Ajian Serat Jiwa Tingkat Sepuluh
137 Melawan Siluman Buaya Penunggu Danau
138 Siluman Buaya
139 Mencari Bunga Mawar Hitam
140 Kerajaan Bulan Sabit
141 Mencari Bunga Mawar Hitam II
142 Bertarung
143 Segoro Jaya, Sang Dewa Kegelapan
144 Menolong Putri Raja Siluman Buaya
145 Pulang
146 Sampai di Kerajaan Kalingga
147 Nilawati Sembuh
148 Akhir Sebuah Pertarungan
149 Pengumuman
Episodes

Updated 149 Episodes

1
Lahirnya calon pendekar terkuat
2
Menemui nenek Mawar Bidara
3
Perjalanan dimulai
4
Melanjutkan perjalanan
5
Pertarungan Ayu melawan Kelabang Hitam
6
Pertemuan tak terduga
7
Identitas kakek pengemis
8
Bertemu teman baru
9
Bertemu Dewa Obat
10
Mencari Petunjuk Pedang
11
Membantu Ki Luwuh
12
Ayu Melawan Setan Kembar
13
Kebenaran
14
Lima Iblis Bukit Jali Binasa
15
Bertemu Nilawati
16
Membantu Desa Klaten
17
Melawan Sosok Misterius
18
Belum Cukup Kuat
19
Membuat Perhitungan Kepada Adipati Anom
20
Hutan Kematian
21
Mendapatkan Pedang Tujuh Naga
22
Kisah Joko Samudro
23
Rindu
24
Mulai Berlatih
25
Menjemput Ayu
26
Kotaraja
27
Membantu Pedagang
28
Tak Kunjung Selesai
29
Pergi Ke Istana
30
Bertemu Raja
31
Teringat Masa Lalu
32
Pertemuan Calon Pemberontak
33
Terbongkarnya Kebusukan Tumenggung Prabaskara
34
Menangkap Mata-mata di Istana
35
Kemunculan Pedang Legendaris
36
Pemberontakan
37
Jurus Aneh
38
Pemberontakan II
39
Pemberontakan III
40
Akhir Pemberontakan
41
Melanjutkan Perjalanan (Arc 1 End)
42
Informasi Sayembara
43
Membantu Putri Anandita
44
Berhasil
45
Membantu Warga Desa Wonosari
46
3 Setan dari Gua Sangkar Kembali
47
Arga dan Nilawati VS 3 Setan dari Gua Sangkar
48
3 Setan dari Gua Sangkar Musnah
49
Kisah 3 Setan dari Gua Sangkar
50
Berpisah
51
Pendekar Pelukis
52
Fitnah
53
Dunia Begitu Sempit
54
Jurus Membelah Diri
55
Arga VS Seta
56
Arga VS Seta II
57
Awal Permusuhan Abadi
58
Desa Telogosari
59
Jurus Pemikat Hati
60
Semidang Rindu Binasa
61
Bertamu ke Perguruan Lembah Perawan
62
Arga& Nilawati VS Raja&Ratu Siluman Kerbau
63
Informasi Penting
64
Mencari Keberadaan Kitab Pusaka
65
Mencari Keberadaan Kitab Pusaka II
66
Siluman Kera
67
Siluman Kera VS Naga Bergola Biru
68
Brama Sakti
69
Kitab Pusaka : Ajian Serat Jiwa
70
Kekuatan Baru
71
Ilmu Pancasona
72
Arga& Nilawati VS Tiga Pendekar Macan Putih.
73
Perjalanan
74
Ajian Malik Rupo
75
Pertemuan Ketua Perguruan
76
Perguruan Bambu Kuning
77
Pendaftaran
78
Turnamen Pemuda Putih I
79
Turnamen Pemuda Putih II
80
Turnamen Pemuda Putih III
81
Turnamen Pemuda Putih IV
82
Istirahat
83
Turnamen Pemuda Putih V
84
Turnamen Pemuda Putih VI
85
Turnamen Pemuda Putih VII
86
Turnamen Pemuda Putih VIII
87
Pengacau
88
Pemuda Misterius VS Abimanyu
89
Arga VS Seta
90
Akhir Perseteruan
91
Arc 2 End : Kembalinya Pendekar- Pendekar Sepuh
92
Gading Koneng bergerak
93
Rencana
94
Jadi Paman, Kenapa Tidak?
95
Aji Putra Kelana
96
Arga dan Nilawati di Kerajaan Kalingga
97
Kelompok Topeng Ungu
98
Kelompok Topeng Ungu Terus Berulah
99
Mengorek Informasi
100
Mengorek Informasi II
101
Konflik Besar
102
Arga VS Ketua Kelompok Topeng Ungu
103
Bergerak
104
Perang
105
Perang II
106
Arga VS Sembada
107
Pertarungan Antar Pendekar
108
Menyambung Pertarungan Lama
109
Satu Lawan Dua
110
Nilawati Terkena Racun
111
Mengamuk
112
Perang Selesai
113
Membangunkan Harimau Tertidur
114
Nama Yang Membuat Ketakutan
115
Membantu Seseorang
116
Empat Lawan Satu
117
Mencari Informasi
118
Tidak Berpikir Dua Kali
119
Membuat Perhitungan
120
Keputusan Yang Salah
121
Sang Pelindung
122
Mengembara Berdua? Mengapa Tidak!
123
Kota Pelabuhan
124
Rumah Teratai Biru
125
Perseteruan
126
Arga VS Sepuluh Anggota Perguruan Sanca Hitam
127
Kekuatan Sesungguhnya
128
Nama Yang Membuat Tubuh Bergetar
129
Berangkat ke Pulau Seberang
130
Kelompok Paus Darah
131
Melawan Kelompok Paus Darah
132
Kelompok Paus Darah Musnah
133
Sampai di Pulau Dewata
134
Makan Pertama Di Pulau Dewata
135
Lima Pendekar dari Gua Rang Reng
136
Kehebatan Ajian Serat Jiwa Tingkat Sepuluh
137
Melawan Siluman Buaya Penunggu Danau
138
Siluman Buaya
139
Mencari Bunga Mawar Hitam
140
Kerajaan Bulan Sabit
141
Mencari Bunga Mawar Hitam II
142
Bertarung
143
Segoro Jaya, Sang Dewa Kegelapan
144
Menolong Putri Raja Siluman Buaya
145
Pulang
146
Sampai di Kerajaan Kalingga
147
Nilawati Sembuh
148
Akhir Sebuah Pertarungan
149
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!