Setelah cukup jauh dari Kakek Penidur, Arga dan Ayu dihadang oleh sekelompok orang tidak dikenali mereka. Tapi yang dapat Arga dan Ayu kenali adalah penutup wajah mereka sama dengan yang dipakai Topeng Setan beberapa tahun lalu untuk membunuh kedua orang tuanya.
"Sepertinya mereka dari kelompok Harimau Hitam." Gumam Arga dalam hati. Dia menggerakkan giginya, dia sangat geram kepada kelompok Harimau Hitam yang ada dihadapannya itu.
"Mau apa kalian?" Tanya Ayu sambil menaikkan alisnya dan menatap tajam ke arah kelompok Harimau Hitam itu.
"Kami tidak pernah ada urusan dengan kalian." Sambungnya sambil mencoba mengingat-ingat kembali apakah mereka pernah berurusan dengan kelompok Harimau Hitam atau tidak.
"Kalian memang tidak ada urusan dengan kami, tapi kami yang ada urusan dengan kalian." Sambut seorang dari kelompok itu. Dia tersenyum sinis dan terlihat meremehkan Arga dan Ayu.
"Hahahahahahaha." Ucapan pria itu disambung dengan tawa dari semua orang dari kelompok itu.
"Serahkan semua harta kalian dan kau gadis manis, kau tinggal disini untuk menemani kami." Ucap seorang dari kelompok itu sambil menunjuk kearah Ayu dan memainkan lidahnya.
"Lancang! Berani-beraninya kau menunjukan wajah mesum mu itu dihadapanku." Teriak Arga yang marah melihat saudarinya ingin dilecehkan.
Arga langsung naik pitam, dia mengeluarkan pedangnya dan langsung menyerang kelompok itu dengan membabi buta. Setelah pertempuran itu berlangsung sekitar setengah jam akhirnya Arga dan Ayu berhasil mengalahkan kelompok itu. Setelah kalah mereka akhirnya berlarian pontang penting jungkir balik sekuat tenaga agar tidak dibunuh Arga dan Ayu.
Setelah pertarungan itu Arga dan Ayu memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Sampai di desa mereka memutuskan untuk menginap selama sehari untuk membersihkan tubuh dan menambah stamina.
Keesokan harinya, saat fajar baru menyingsing ke bumi mereka melanjutkan perjalanan lagi. Kali ini mereka memilih untuk berjalan kaki dan menjual kuda mereka karena uang mereka sudah habis. Tetapi di perjalanan mereka melihat seorang pria seumuran mereka sedang di kepung sekitar empat orang laki-laki dan seorang perempuan tua yang dari penampilannya mereka adalah tokoh-tokoh persilatan yang tangguh.
Keduanya bersembunyi di atas pohon mendengarkan percakapan dari orang-orang itu. Mereka mendengar bahwa anak laki-laki yang seusia mereka adalah tabib, tetapi bukan sembarang tabib. Anak muda ini diyakini adalah titisan dewa yang menguasai ilmu pengobatan tinggi.
Anak muda itu bernama Jagad Kelana. Sedangkan kelima orang ini adalah masing-masing dari ketua perguruan yang beraliran hitam.
Kelima orang tua ini berumur sekitar 70 tahunan. Yang pertama bernama Suryawi yang merupakan ketua perguruan Tapak Lima Jari. Suryawi memakai pakaian berwarna hitam serta ikat kepala berwarna merah. Yang kedua bernama Saksono yang merupakan ketua perguruan Seruling Iblis. Saksono memakai pakaian berwarna hijau dan memegang satu seruling ditangannya. Yang ketiga bernama Katiwanda yang merupakan ketua perguruan Tongkat Pencabut Nyawa. Katiwanda sendiri memakai pakaian berwarna hitam dengan rambut agak panjang sekitar sebahu dan memegang tongkat berkepala ular. Yang keempat bernama Mahesa Semar ketua perguruan Tombak Sakti yang memakai pakaian berwarna biru dengan badan gemuk dan memegang tombak di tangan kanannya. Dan yang terakhir bernama Parwati ketua dari perguruan yang ahli dalam menggunakan racun. Perguruan ini bernama Racun Pembasmi Iblis. Parwati memakai pakaian berwarna ungu serta tusuk konde di kepalanya dan terlihat pedang di balik punggungnya.
Sedangkan Jagad Kelana sendiri berusia sekitar 17 tahun dan menggendong keranjang di punggungnya. Pakaiannya berwarna Merah serta ikat kepala berwarna hitam. Jagad Kelana hanya diam dan terlihat ketakutan saat dia melihat orang-orang yang didepannya itu menginginkannya.
"Anak tampan mari ikut denganku, kau akanku jadikan murid utamaku diperguruanku." Ucap Parwati kepada Jagad sambil tersenyum tipis, Jagad Kelana dengan mudah mengetahui bahwa senyuman itu adalah senyuman palsu dan dibuat-buat.
"Tidak bisa! Jagad harus ikut denganku karena aku yang lebih bisa melindunginya." Seru dari Saksono.
"Kurang ajar! Sombong sekali kau Saksono!" Teriak Suryawi sambil menunjuk ke arah Saksono.
"Kalau begitu mari kita selesaikan ini dengan bertarung. Siapa yang menang dia yang berhak membawa anak muda itu." Celetuk Mahesa Semar sambil terkekeh.
"Baik! Aku setuju." Ucap Saksono sambil maju beberapa langkah, dia menantang mereka yang ada disana.
Semuanya telah setuju untuk bertarung secara pendekar untuk mendapatkan Jagad Kelana. Pertarungan itu dimulai dengan Parwati berhadapan dengan Saksono.
"Karena aku yang paling senior diantara kalian maka aku yang akan pertama kali maju." Seru lantang Parwati.
Parwati berhadapan dengan Saksono, keduanya menggunakan semua keahlian dan ilmu Kanuragan mereka. Setelah beberapa saat Saksono akhirnya menyerah karena tidak bisa mengalahkan Parwati.
"Tidak kusangka, ilmu mu masih tangguh saja Parwati." Ucap Saksono yang memegangi dadanya karena terkena serangan Parwati.
"Itu belum seberapa Saksono. Aku saja belum mengeluarkan ajian racun pembasmi ilbis." Balas Parwati.
Semua orang mengerutkan kening karena mendengar ucapan Parwati. Mereka tahu betul bahwa ilmu racun Parwati nomor satu di dunia persilatan.
"Walaupun kau memiliki ilmu racun terhebat di dunia persilatan, aku takkan gentar." Ucap Mahesa Semar.
"Aku yang akan meladenimu." Sambungnya.
Mahesa Semar langsung mengeluarkan tombaknya karena dia sadar ilmu Parwati sangat tinggi.
Jagad Kelana yang melihat pertarungan kelima orang tua itu memilih untuk bersembunyi dan melihat peluang untuk kabur. Ketika ia melihat kelima orang tua itu sedang sibuk untuk bertarung, ia memilih kabur dari tempat itu. Jagad berlari sekuat tenaga agar bisa jauh dari kelima orang tua itu.
Arga dan Ayu yang masih melihat pertarungan kelima pendekar itu tiba-tiba tersadar dan melihat ke arah Jagad Kelana. Mereka melihat bahwa Jagad Kelana ingin lari dan benar saja selang beberapa saat Jagad Kelana sudah hilang dari tempat itu. Mereka mengikuti Jagad Kelana dan berniat membatunya.
Sekitar beberapa menit dia menyadari bahwa ada dua orang yang mengikutinya dari belakang. Jagad berhenti dan melihat kebelakang.
Dia melihat seorang laki-laki dan perempuan yang sebaya dengannya sedang mengikutinya.
"Si...siapa kalian berdua." Tanya Jagad Kelana sambil gemetaran.
"Jangan takut Kisanak, kami akan membantumu lari dari kelima orang tua itu." Ucap seorang laki-laki yang tidak lain adalah Arga.
"Benarkah? Apa kalian bisa membantuku?" Tanya Jagad Kelana sambil menggaruk kepalanya.
"Benar Kisanak." Ucap Arga sambil menenangkan Jagad Kelana.
Arga dan Ayu mendekati Jagad Kelana dan memegang tangan kanan dan kirinya lalu mengajak terbang Jagad Kelana.
Jagad Kelana sendiri juga belajar ilmu silat dari gurunya, tetapi tidak sehebat Arga dan Ayu.
Jagad Kelana mengajak Arga dan Ayu untuk menemui gurunya terlebih dahulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Riswandi Megi
g di rampas uangnya, kan lumayan
2022-03-14
0
arfan
864
2021-06-29
0
Bayu Ajay
pantang mundur
2021-06-14
1