Siang hari terik panas matahari mengitari bumi. Di dalam hutan terlihat sebuah gua yang cukup luas, terdapat 4 orang yang menggunakan topeng menjaga gua itu. Suara burung berkicauan seakan menjadi alunan musik alami yang menyejukkan hati. Di dalam gua terdapat sebuah kursi yang di duduki seorang laki-laki yang sedang memejamkan matanya dan bersila sambil menghadap ke nampan yang telah berisi bunga mawar dan air serta sebuah kitab yang mengeluarkan cahaya hitam pekat di sekelilingnya. Pria itu berusia sekitar 40 tahunan.
"Aku hampir sempurna mempelajari kitab ini, tinggal mencari beberapa gadis perawan lagi untuk dikorbankan maka penguasaan ilmu ini akan sempurna." Ucap seorang pria paru baya itu.
"Malam ini adalah jadwalku menculik gadis di desa, hahahaha." Sambung pria paru baya itu sambil tertawa terbahak-bahak.
Di dalam gua itupun terdapat banyak gunungan harta, baik berupa koin maupun perhiasan.
Dia terus membaca kitab yang ada dihadapannya, sambil merapalkan mantra-mantra dan menabur-naburkan bunga mawar ke dalamnya.
Setelah selesai dia berdiri dan mengambil pedangnya dan memotong tangan kanannya.
Setelah tangannya terpotong, bukannya dia menyesal melainkan dia hanya tersenyum tipis dan melihat ke arah tangan yang terpotong itu.
Dia menggunakan sebuah ilmu yang membuat tubuhnya memancarkan cahaya berwarna hitam pekat.
Setelah itu pria paru baya itu mengangkat tangan kirinya dan mengarahkannya ke arah tangan kanan yang tergeletak di tanah.
Seketika tangan kanannya terbang mendekat dan menempel lagi ke tubuhnya dengan sempurna, seperti tidak pernah terpotong.
"Luar biasa, ilmu ini sangat tinggi. Ilmu ini belum aku pelajari sampai tingkat sempurna tetapi sudah menunjukkan keunggulannya."
Aku sudah tidak sabar lagi menunggu ilmu ini mencapai tingkat sempurna." Sambungnya lagi.
Setelah selesai mencoba ilmu itu, pria paru baya itu kembali duduk bersila dan memejamkan matanya lagi.
Akhirnya malam hari pun tiba, pria paru baya itu memakai pakaian berwarna hitam dan menutup wajahnya menggunakan sebuah topeng. Dia meninggalkan goa dan terbang ke arah desa. Setelah sampai di pinggir desa dia mengamati keadaan desa itu sebentar dan memikirkan sesuatu sebelum dia pergi ke desa itu.
"Hem malam ini aku akan mulai beraksi lagi." Ucap sosok misterius itu.
Sosok misterius itu memasuki desa dan dia memulai aksinya dengan membunuh seekor sapi ternak warga. Setelah itu dia menculik seorang gadis yang sedang tertidur di kamarnya.
"Si... siapakah kau." Gadis itu bertanya sambil ketakutan melihat sosok yang misterius itu.
"Gadis manis kau akan menjadi korbanku yang selanjutnya."
Gadis itu berteriak meminta tolong sebelum sosok misterius itu menotok lehernya dan seketika itu juga dia pinsan tidak sadarkan diri. Lalu sosok misterius itu menggendongnya dan terbang keluar rumah gadis itu dengan kecepatan yang cukup tinggi.
Kedua orang tua gadis itu menyadari anaknya berteriak meminta tolong. Keduanya berlari ke dalam kamar anaknya dan benar saja anaknya sudah tidak ada lagi di kamar.
Keduanya keluar dan berteriak-teriak minta tolong, tak lama kemudian sudah banyak warga yang keluar dan mengerumuninya.
Arga keluar dari penginapan, dia telah melihat banyak warga yang berkumpul dan dia juga melihat pemilik penginapan sedang berada di dekat seorang pria tua yang terlihat seperti pemimpin dan berwibawa.
Pemilik penginapan yang melihat Arga keluar dari penginapan kemudian menghampirinya.
"Nak Arga mari ikut aku, aku mau mengenalkanmu kepada kepala desa."
"Baiklah paman."
Arga mengikuti pemilik penginapan untuk menemui kepala desa.
"Siapa pemuda ini, Martoyo?" Kepala Desa bertanya kepada pemilik penginapan.
"Hormat Kepala Desa, saya Arga kebetulan saya seorang pengembara yang melewati desa ini kemarin siang. Saya mendengar ada permasalahan yang cukup serius menimpah desa ini. Saya berniat untuk membantu warga menyelesaikannya."
"Benarkah? Apakah kau sudah mendengar dari Martoyo bahwa ada seorang pendekar yang kami sewa tetapi dia mati dengan mengenaskan di tangan sosok misterius itu."
"Aku sudah mendengar nya Kepala Desa."
"Baiklah aku akan pergi dulu menyusul sosok misterius itu sebelum dia pergi jauh."
Kepala desa mengangguk dan mempersilahkan Arga pergi.
Arga menyusul sosok misterius itu, setelah beberapa saat kemudian Arga melihatnya.
"Itu dia!"
"Berhenti!"
Sosok misterius itu menoleh ke arah Arga dan bergumam dalam hati "Siapakah pemuda ini, ilmu meringankan tubuhnya sangat tinggi."
Akhirnya Arga berhasil mengejar sosok misterius itu dan menghadangnya dari depan. Setelah melihat ke arah wajah dari sosok misterius itu terlihat sebuah topeng, Arga melototkan matanya "Kau!" Arga menunjuk ke arah sosok misterius itu.
Ternyata sosok misterius itu adalah Topeng Setan yang membunuh kedua orang tuanya beberapa tahun silam.
"Oh kenapa kau terlihat terkejut, apakah mengenalku?" Tanya Topeng Setan keheranan
Arga masih mematung sejenak, dia mulai mengingat saat-saat kedua orang tuanya di bunuh oleh Topeng Setan dan komplotannya.
Topeng setan kembali mengulang pertanyaannya "Hei anak muda apakah kau mengenalku?"
Arga tersadar dari kekagetannya, dia kemudian menjadi naik pitam dan sangat murka kepada topeng setan.
"Siapa yang tidak tau pembunuh bejat seperti kau." Arga menunjuk ke arah topeng setan dengan suara lantang menggelar.
"Oh sepertinya kau punya dendam kepadaku, tapi aku rasa aku sudah cukup lama menutup diri untuk mempelajari sebuah ilmu baruku."
"Jadi aku rasa ini adalah dendam lama." Topeng Setan menggaruk-garuk kepalanya.
"Benar sekali ini adalah dendam lama, kebetulan kita bertemu disini maka aku tak perlu repot-repot mencarimu, aku akan membunuhmu disini." Arga kembali menunjuk ke arah topeng setan.
"Kau yang telah membunuh kedua orang tuaku." Sambungnya.
"Oh siapakah kedua orang tuamu itu?".
"Kalau kau masih ingat dengan sepasang pendekar suci, mereka adalah kedua orang tuaku." Arga menjawab pertanyaan dari topeng setan.
"Sepasang pendekar suci." Kini giliran topeng setan yang mematung sejenak dan terkejut.
"Mereka adalah lawan yang tangguh dan sangat berkesan dalam ingatanku, tapi sayang keduanya tidak bisa menghadapi jurus mematikan ku." Balas topeng setan.
"Cih." Arga meludah.
"Kalau kau tidak menyerang mereka dari belakang, kau tidak akan bisa membunuh kedua orang tuaku, dasar pendekar hina." Arga mencaci maki topeng setan, karena darahnya sudah mendidih.
"Sudahlah, aku masih ada urusan, kali ini kau aku ampuni, pergilah."
"Kau tidak akan sanggup melawanku." Sambung topeng setan.
Arga tidak bergeming dia langsung menyerang topeng setan dengan pedangnya, dia tidak mau membuang waktu lama-lama meladeni omong kosong dengan topeng setan yang akan membuatnya tambah bersedih.
Topeng setan melemparkan tubuh gadis itu ke tanah, dia menyambut serangan Arga dengan kedua tangannya dengan mudah. Lalu topeng setan mendaratkan satu pukulan ke dada Arga.
"Kuperingatkan sekali kepadamu anak muda, aku sedang tidak mau bertarung saat ini."
Ternyata tujuan dari topeng setan menculik gadis perawan adalah untuk dijadikannya tumbal dan syarat mempelajari ilmu rawa bening.
Ilmu ini adalah salah satu ilmu kanuragan tingkat tinggi yang mana bisa membuat orang yang mempelajarinya tidak bisa mati atau abadi jika masih ada salah satu anggota tubuhnya menyentuh tanah ataupun darah yang mengalir masih mengenai tanah.
Ilmu rawa bening yang topeng setan pelajari memang belum sempurna, karena itu dia masih menculik gadis-gadis, tetapi ilmu itu sudah sekitar 75% dipelajarinya.
"Cih... tidak akan kubiarkan kau berbuat sesuka hatimu." Arga meludah, dia tentu sangat murka kepada topeng setan.
"Baiklah kalau begitu akan kubunuh kau disini bocah sialan." Teriak topeng setan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Mohammad Kasim
rawa gak ada yg bening Thor biasanya becek 😂😂😂
2023-01-03
0
Rivai Hanapi
seharusnya rawe rontek bukan rawa bening...kalau rawa bening dekat rumah ku jg ada😀😀
2021-09-09
0
ashari
pad 1.000
2021-07-09
0