Pertarungan Ayu melawan Kelabang Hitam

Karso belum turun dari arena, dia menantang lagi orang lain untuk menghadapinya. Tiba-tiba ada seseorang yang berumur sekitar 40 tahunan terbang dan memasuki arena. Pria tersebut berpakaian serba hitam dan terlihat pedang tersaring di belakangnya. Penonton yang melihat hal tersebut langsung diam dan tak berkata-kata.

Sosok itu hanya diam dan tak bergerak, dia juga memakai juba hitam dan menutupi kepalanya. Tak lama kemudian dia berseru lantang.

"Aku akan menghadapimu." Seru pria itu.

Melihat hal tersebut membuat Arga dan Ayu kebingungan. Mereka pun memberanikan diri untuk bertanya kepada seorang penonton. Arga dan Ayu merasakan bahwa sosok itu memiliki ilmu kanuragan yang cukup tinggi dan kuat.

"Paman, siapa orang tua itu. Kenapa kalian seperti ketakutan melihatnya." Tanya Arga sambil menaikkan alisnya.

Pria itu menjawab dengan tubuh sedikit bergetar dan agak gugup. Dia ketakutan dan wajahnya sangat panik.

"Di... Dia adalah Kelabang Hitam." Ucap pria itu.

Kelabang Hitam adalah salah satu pendekar yang terkenal dengan kekejamannya, dia tidak segan-segan membunuh musuhnya dengan racun yang berbahaya.

Kepala desa yang melihat hal itu langsung berdiri dari tempat duduknya. Dia menaikkan alisnya dan mencoba memikirkan alasan Kelabang Hitam muncul di Desanya.

"Ada apakah gerangan sang Kelabang Hitam yang terkenal, mau mengikuti pertarungan yang tidak ada apa-apanya ini?" Tanya kepala desa tersebut sambil tersenyum tipis kepada Kelabang Hitam. Dia juga mencoba mengulur-ulur waktu agar dia bisa mengetahui maksud kedatangan Kelabang Hitam.

"Aku hanya ingin bermain-main, aku sudah lama tidak meregangkan otot-otot ku ini. Dan aku mau melihat apakah ada yang bisa bermain-main denganku." Seru lantang Kelabang Hitam dengan senyum sinis mereka di bibirnya.

Setelah itu, Kelabang Hitam langsung menyerang Karso. Karso langsung mengeluarkan pedangnya karena dia sadar lawannya kali ini sangatlah sulit di hadapi dan bukan tidak mungkin dia dapat terbunuh di pertarungan kali ini. Sedangkan Kelabang Hitam hanya menggunakan tangan kosong untuk melawan Karso.

Setelah bertukar beberapa puluh jurus akhirnya Karso terkena pukulan dari Kelabang Hitam. Kelabang Hitam tidak mengendurkan serangannya, lagi-lagi Karso terlempar dan hampir jatuh keluar arena. Ketika Karso ingin berdiri, Kelabang Hitam langsung menendang Karso keluar arena. Tubuh Karso terpental dan hampir mendarat tertancap di bambu runcing, tetapi sebelum tertancap tiba-tiba seorang gadis menyelamatkan hidupnya.

"Lancang! Siapa yang berani mengganggu pertarungan ku?" Seru lantang Kelabang Hitam yang tak puas melihat kejadian itu.

Gadis itu tidak lain adalah Ayu. Saat dia dan Arga melihat pertarungan antara Karso dan Kelabang Hitam, mereka berdua telah menduga bahwa Karso tidak akan menang melawan Kelabang Hitam. Benar saja beberapa saat kemudian Karso terpental keluar dan Ayu langsung terbang untuk menyelamatkan hidupnya.

"Terimakasih Niisanak telah menyelamatkan hidupku." Ucap Karso dengan tulus. Kemudian dia berdiri dan berjalan keluar arena.

"Sama-sama Paman! Itu adalah hal yang wajar dan wajib sesama makhluk hidup." Ucap Ayu dengan senyum di bibirnya.

Ayu langsung berdiri dan menyatukan kedua tangannya yang terkepal dan menunduk ke arah kelabang hitam sambil berkata "Maafkan aku ikut campur Paman, tetapi aku tidak bisa melihat Paman itu terbunuh."

"Kurang ajar! Berani sekali kau!" Bentak Kelabang Hitam sambil menunjuk ke arah Ayu.

Ayu terbang ke dalam arena tarung dan berkata "Kalau begitu biarkan aku mendapat arahan dari paman."

Ayu langsung bergerak maju menyerang Kelabang Hitam. Ayu menggunakan jurus cakar besi mengoyak langit. Beberapa saat kemudian kelabang hitam terpukul mundur akibat jurus itu.

"Kurang ajar! Ilmunya tinggi juga. Siapakah gadis ini, tentu dia bukan pendekar biasa." Gumam Kelabang Hitam di dalam hati

Kelabang Hitam menjadi waspada, dia tidak terburu-buru menyerang Ayu. Kelabang Hitam mengeluarkan jurus Tapak Seribu Kelabang. Kini giliran Ayu yang terpukul mundur akibat jurus itu.

Ayu mengeluarkan tombaknya dari punggungnya. Seketika itu Kilauan cahaya keluar dari tombak itu. Melihat hal tersebut Kelabang Hitam juga mengeluarkan pedangnya karena dia merasa tombak itu bukanlah tombak biasa.

"Tring...tring...tring." Suara keras berbunyi akibat benturan dari tombak dan pedang itu. Penonton yang melihat hal tersebut begitu terpana karena menyaksikan pertandingan yang sangat indah. Seketika itu juga mereka melakukan taruhan.

"Aku bertaruh Kelabang Hitam yang menang." Ucap seorang penonton.

"Tidak, pastinya gadis itu yang akan menang." Ucap seorang penonton lainnya.

Masih di penonton, kepala desa yang menyaksikan pertandingan tersebut berdecak kagum melihat pertarungan itu. Dia kagum kepada Ayu yang seorang gadis masih sangat muda tetapi mampu mengimbangi gerakan Kelabang Hitam. Dan dia menebak bahwa gadis itu dapat memenangkan pertarungan tersebut.

"Luar biasa! Ilmunya sangat tinggi." Gumam Karso di dalam hatinya. Dia telah menyaksikan pertarungan Ayu dengan Kelabang Hitam. Menurutnya permainan tombak dari Ayu sangatlah indah dan susah di tebak arah serangannya.

Disisi lain, Arga yang melihat pertarungan adiknya itu juga tersenyum lebar. Dia sangat senang melihat adiknya mampu mengimbangi Kelabang Hitam.

Beberapa saat kemudian terdengar suara dari pertarungan itu yang membuat heboh penonton.

"Kraaakkkk." Suara senjata patah. Terlihat pedang dari Kelabang Hitam patah menjadi dua akibat jepitan dari tombak bermata tiga milik Ayu. Melihat hal tersebut para penonton bersorak-sorak dengan keras.

"Bunuh!bunuh!bunuh!.. Teriak semua penonton. Mereka menyuruh Ayu untuk membunuh Kelabang Hitam.

Ayu yang telah berhasil mematahkan pedang Kelabang Hitam mulai menyerang kelabang hitam lagi. Kelabang Hitam menyambut serangan tombak Ayu dengan tangan kosong. Kelabang Hitam mengira tangannya mampu menangkis serangan tersebut, tetapi kenyataannya berbeda tangannya terluka akibat menahan serangan itu dan dia terpental jatuh ke lantai arena. Melihat hal tersebut Ayu tidak mengendurkan serangannya dia mendekat dan menodongkan tombaknya ke arah leher Kelabang Hitam.

"Menyerahlah paman, aku sudah memenangkan pertarungan ini." Ayu berkata pelan, tetapi tetap saja semua orang bisa mendengarnya.

Kelabang Hitam menyadari bahwa dia telah kalah. Kelabang Hitam mendongakkan kepalanya ke arah Ayu dan berkata "Ayo bunuh aku gadis kecil. Bukankah pertarungan ini harus ada yang mati di antara kita!

"Maaf Paman, aku hanya ingin mendapatkan pengalaman bertarung dari paman." Balas Ayu kepada Kelabang Hitam.

Semua orang yang menyaksikan pertarungan itu menjadi terpana, banyak yang tidak menyangka bahwa Ayu dapat mengalahkan Kelabang Hitam jika dilihat dari usia dan fostur tubuhnya.

Di sisi lain Ayu juga membuka mata para wanita yang menyaksikan pertarungan itu, bahwa walaupun wanita terlihat lemah tetapi jika dia giat berlatih maka dia akan menjadi kuat dan bisa melindungi orang-orang lemah atau paling tidak melindungi dirinya sendiri.

Terpopuler

Comments

mario karta

mario karta

🥙🍳🥘🥘🥘🍲🥗🥗🍿🍲🥘🥘

2022-05-31

1

mario karta

mario karta

🥱😀😁😁😂😂🤣🤣😃😃😃

2022-04-11

0

rajes salam lubis

rajes salam lubis

mantap

2022-02-05

0

lihat semua
Episodes
1 Lahirnya calon pendekar terkuat
2 Menemui nenek Mawar Bidara
3 Perjalanan dimulai
4 Melanjutkan perjalanan
5 Pertarungan Ayu melawan Kelabang Hitam
6 Pertemuan tak terduga
7 Identitas kakek pengemis
8 Bertemu teman baru
9 Bertemu Dewa Obat
10 Mencari Petunjuk Pedang
11 Membantu Ki Luwuh
12 Ayu Melawan Setan Kembar
13 Kebenaran
14 Lima Iblis Bukit Jali Binasa
15 Bertemu Nilawati
16 Membantu Desa Klaten
17 Melawan Sosok Misterius
18 Belum Cukup Kuat
19 Membuat Perhitungan Kepada Adipati Anom
20 Hutan Kematian
21 Mendapatkan Pedang Tujuh Naga
22 Kisah Joko Samudro
23 Rindu
24 Mulai Berlatih
25 Menjemput Ayu
26 Kotaraja
27 Membantu Pedagang
28 Tak Kunjung Selesai
29 Pergi Ke Istana
30 Bertemu Raja
31 Teringat Masa Lalu
32 Pertemuan Calon Pemberontak
33 Terbongkarnya Kebusukan Tumenggung Prabaskara
34 Menangkap Mata-mata di Istana
35 Kemunculan Pedang Legendaris
36 Pemberontakan
37 Jurus Aneh
38 Pemberontakan II
39 Pemberontakan III
40 Akhir Pemberontakan
41 Melanjutkan Perjalanan (Arc 1 End)
42 Informasi Sayembara
43 Membantu Putri Anandita
44 Berhasil
45 Membantu Warga Desa Wonosari
46 3 Setan dari Gua Sangkar Kembali
47 Arga dan Nilawati VS 3 Setan dari Gua Sangkar
48 3 Setan dari Gua Sangkar Musnah
49 Kisah 3 Setan dari Gua Sangkar
50 Berpisah
51 Pendekar Pelukis
52 Fitnah
53 Dunia Begitu Sempit
54 Jurus Membelah Diri
55 Arga VS Seta
56 Arga VS Seta II
57 Awal Permusuhan Abadi
58 Desa Telogosari
59 Jurus Pemikat Hati
60 Semidang Rindu Binasa
61 Bertamu ke Perguruan Lembah Perawan
62 Arga& Nilawati VS Raja&Ratu Siluman Kerbau
63 Informasi Penting
64 Mencari Keberadaan Kitab Pusaka
65 Mencari Keberadaan Kitab Pusaka II
66 Siluman Kera
67 Siluman Kera VS Naga Bergola Biru
68 Brama Sakti
69 Kitab Pusaka : Ajian Serat Jiwa
70 Kekuatan Baru
71 Ilmu Pancasona
72 Arga& Nilawati VS Tiga Pendekar Macan Putih.
73 Perjalanan
74 Ajian Malik Rupo
75 Pertemuan Ketua Perguruan
76 Perguruan Bambu Kuning
77 Pendaftaran
78 Turnamen Pemuda Putih I
79 Turnamen Pemuda Putih II
80 Turnamen Pemuda Putih III
81 Turnamen Pemuda Putih IV
82 Istirahat
83 Turnamen Pemuda Putih V
84 Turnamen Pemuda Putih VI
85 Turnamen Pemuda Putih VII
86 Turnamen Pemuda Putih VIII
87 Pengacau
88 Pemuda Misterius VS Abimanyu
89 Arga VS Seta
90 Akhir Perseteruan
91 Arc 2 End : Kembalinya Pendekar- Pendekar Sepuh
92 Gading Koneng bergerak
93 Rencana
94 Jadi Paman, Kenapa Tidak?
95 Aji Putra Kelana
96 Arga dan Nilawati di Kerajaan Kalingga
97 Kelompok Topeng Ungu
98 Kelompok Topeng Ungu Terus Berulah
99 Mengorek Informasi
100 Mengorek Informasi II
101 Konflik Besar
102 Arga VS Ketua Kelompok Topeng Ungu
103 Bergerak
104 Perang
105 Perang II
106 Arga VS Sembada
107 Pertarungan Antar Pendekar
108 Menyambung Pertarungan Lama
109 Satu Lawan Dua
110 Nilawati Terkena Racun
111 Mengamuk
112 Perang Selesai
113 Membangunkan Harimau Tertidur
114 Nama Yang Membuat Ketakutan
115 Membantu Seseorang
116 Empat Lawan Satu
117 Mencari Informasi
118 Tidak Berpikir Dua Kali
119 Membuat Perhitungan
120 Keputusan Yang Salah
121 Sang Pelindung
122 Mengembara Berdua? Mengapa Tidak!
123 Kota Pelabuhan
124 Rumah Teratai Biru
125 Perseteruan
126 Arga VS Sepuluh Anggota Perguruan Sanca Hitam
127 Kekuatan Sesungguhnya
128 Nama Yang Membuat Tubuh Bergetar
129 Berangkat ke Pulau Seberang
130 Kelompok Paus Darah
131 Melawan Kelompok Paus Darah
132 Kelompok Paus Darah Musnah
133 Sampai di Pulau Dewata
134 Makan Pertama Di Pulau Dewata
135 Lima Pendekar dari Gua Rang Reng
136 Kehebatan Ajian Serat Jiwa Tingkat Sepuluh
137 Melawan Siluman Buaya Penunggu Danau
138 Siluman Buaya
139 Mencari Bunga Mawar Hitam
140 Kerajaan Bulan Sabit
141 Mencari Bunga Mawar Hitam II
142 Bertarung
143 Segoro Jaya, Sang Dewa Kegelapan
144 Menolong Putri Raja Siluman Buaya
145 Pulang
146 Sampai di Kerajaan Kalingga
147 Nilawati Sembuh
148 Akhir Sebuah Pertarungan
149 Pengumuman
Episodes

Updated 149 Episodes

1
Lahirnya calon pendekar terkuat
2
Menemui nenek Mawar Bidara
3
Perjalanan dimulai
4
Melanjutkan perjalanan
5
Pertarungan Ayu melawan Kelabang Hitam
6
Pertemuan tak terduga
7
Identitas kakek pengemis
8
Bertemu teman baru
9
Bertemu Dewa Obat
10
Mencari Petunjuk Pedang
11
Membantu Ki Luwuh
12
Ayu Melawan Setan Kembar
13
Kebenaran
14
Lima Iblis Bukit Jali Binasa
15
Bertemu Nilawati
16
Membantu Desa Klaten
17
Melawan Sosok Misterius
18
Belum Cukup Kuat
19
Membuat Perhitungan Kepada Adipati Anom
20
Hutan Kematian
21
Mendapatkan Pedang Tujuh Naga
22
Kisah Joko Samudro
23
Rindu
24
Mulai Berlatih
25
Menjemput Ayu
26
Kotaraja
27
Membantu Pedagang
28
Tak Kunjung Selesai
29
Pergi Ke Istana
30
Bertemu Raja
31
Teringat Masa Lalu
32
Pertemuan Calon Pemberontak
33
Terbongkarnya Kebusukan Tumenggung Prabaskara
34
Menangkap Mata-mata di Istana
35
Kemunculan Pedang Legendaris
36
Pemberontakan
37
Jurus Aneh
38
Pemberontakan II
39
Pemberontakan III
40
Akhir Pemberontakan
41
Melanjutkan Perjalanan (Arc 1 End)
42
Informasi Sayembara
43
Membantu Putri Anandita
44
Berhasil
45
Membantu Warga Desa Wonosari
46
3 Setan dari Gua Sangkar Kembali
47
Arga dan Nilawati VS 3 Setan dari Gua Sangkar
48
3 Setan dari Gua Sangkar Musnah
49
Kisah 3 Setan dari Gua Sangkar
50
Berpisah
51
Pendekar Pelukis
52
Fitnah
53
Dunia Begitu Sempit
54
Jurus Membelah Diri
55
Arga VS Seta
56
Arga VS Seta II
57
Awal Permusuhan Abadi
58
Desa Telogosari
59
Jurus Pemikat Hati
60
Semidang Rindu Binasa
61
Bertamu ke Perguruan Lembah Perawan
62
Arga& Nilawati VS Raja&Ratu Siluman Kerbau
63
Informasi Penting
64
Mencari Keberadaan Kitab Pusaka
65
Mencari Keberadaan Kitab Pusaka II
66
Siluman Kera
67
Siluman Kera VS Naga Bergola Biru
68
Brama Sakti
69
Kitab Pusaka : Ajian Serat Jiwa
70
Kekuatan Baru
71
Ilmu Pancasona
72
Arga& Nilawati VS Tiga Pendekar Macan Putih.
73
Perjalanan
74
Ajian Malik Rupo
75
Pertemuan Ketua Perguruan
76
Perguruan Bambu Kuning
77
Pendaftaran
78
Turnamen Pemuda Putih I
79
Turnamen Pemuda Putih II
80
Turnamen Pemuda Putih III
81
Turnamen Pemuda Putih IV
82
Istirahat
83
Turnamen Pemuda Putih V
84
Turnamen Pemuda Putih VI
85
Turnamen Pemuda Putih VII
86
Turnamen Pemuda Putih VIII
87
Pengacau
88
Pemuda Misterius VS Abimanyu
89
Arga VS Seta
90
Akhir Perseteruan
91
Arc 2 End : Kembalinya Pendekar- Pendekar Sepuh
92
Gading Koneng bergerak
93
Rencana
94
Jadi Paman, Kenapa Tidak?
95
Aji Putra Kelana
96
Arga dan Nilawati di Kerajaan Kalingga
97
Kelompok Topeng Ungu
98
Kelompok Topeng Ungu Terus Berulah
99
Mengorek Informasi
100
Mengorek Informasi II
101
Konflik Besar
102
Arga VS Ketua Kelompok Topeng Ungu
103
Bergerak
104
Perang
105
Perang II
106
Arga VS Sembada
107
Pertarungan Antar Pendekar
108
Menyambung Pertarungan Lama
109
Satu Lawan Dua
110
Nilawati Terkena Racun
111
Mengamuk
112
Perang Selesai
113
Membangunkan Harimau Tertidur
114
Nama Yang Membuat Ketakutan
115
Membantu Seseorang
116
Empat Lawan Satu
117
Mencari Informasi
118
Tidak Berpikir Dua Kali
119
Membuat Perhitungan
120
Keputusan Yang Salah
121
Sang Pelindung
122
Mengembara Berdua? Mengapa Tidak!
123
Kota Pelabuhan
124
Rumah Teratai Biru
125
Perseteruan
126
Arga VS Sepuluh Anggota Perguruan Sanca Hitam
127
Kekuatan Sesungguhnya
128
Nama Yang Membuat Tubuh Bergetar
129
Berangkat ke Pulau Seberang
130
Kelompok Paus Darah
131
Melawan Kelompok Paus Darah
132
Kelompok Paus Darah Musnah
133
Sampai di Pulau Dewata
134
Makan Pertama Di Pulau Dewata
135
Lima Pendekar dari Gua Rang Reng
136
Kehebatan Ajian Serat Jiwa Tingkat Sepuluh
137
Melawan Siluman Buaya Penunggu Danau
138
Siluman Buaya
139
Mencari Bunga Mawar Hitam
140
Kerajaan Bulan Sabit
141
Mencari Bunga Mawar Hitam II
142
Bertarung
143
Segoro Jaya, Sang Dewa Kegelapan
144
Menolong Putri Raja Siluman Buaya
145
Pulang
146
Sampai di Kerajaan Kalingga
147
Nilawati Sembuh
148
Akhir Sebuah Pertarungan
149
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!