Waktu pemungutan upeti telah tiba, penduduk desa mengumpul semua harta mereka sebagai upeti. Mereka tidak banyak bertanya dan memberontak lagi karena hal itu disuruh oleh Arga. Setelah semuanya selesai mereka menyerahkan upeti itu kepada Ki Luwuh untuk diserahkan kepada Adipati Anom di Tubun dan diserahkan ke Kotaraja besok harinya.
Malam hari pun tiba, benar saja lima iblis bukit Jali kembali mendatangi kediaman Ki Luwuh seperti biasanya untuk mengambil jatah mereka.
"Ki Luwuh buka pintunya." Boko Sangit mengetuk pintu rumah Ki Luwuh.
Akhirnya Ki Luwuh membuka pintu dan mempersilahkan lima orang itu duduk di kursi dan dia mengambil arak sebagai minumannya.
"Ki Luwuh apakah kau yang menyuruh penduduk desa untuk menemui Adipati Anom."
"Tidak tuan saya mana berani menyuruh mereka."
"Bagus, aku rasa kau cukup pintar untuk tidak melakukan hal bodoh seperti itu."
"Iya tuan, hamba mengerti."
Lima iblis bukit Jali minum arak yang telah disediakan untuk mereka sedangkan Ki Luwuh menyiapkan upeti yang akan diberikan kepada mereka.
Arga bersembunyi di langit-langit rumah Ki Luwuh, dia terus menyaksikan semuanya dan mengukur kemampuan kelima orang itu.
"Bedebah, siapa yang bersembunyi disana." Boko Sangit melihat ke langit-langit rumah Ki Luwuh dan berteriak yang cukup membuat Ki Luwuh ketakutan karena tempat yang dilihat Boko Sangit adalah tempat Arga bersembunyi.
"Sial! dia mengetahui keberadaanku, berarti ilmunya lumayan tinggi." Batin Arga
Ki Luwuh terlihat pucat pasih, dia tidak mengira Boko Sangit akan mengetahui keberadaan Arga.
Arga yang sudah diketahui keberadaannya langsung meloncat ke bawah.
Setelah kakinya menyentuh lantai rumah Ki Luwuh dia langsung berkata "ternyata ini lima orang cecunguk yang ingin memeras harta rakyat dan bekerja sama dengan Adipati Anom yang busuk itu".
"Cih." Boko Sangit meludah
"Pandai sekali mulutmu berkata anak muda, apakah kau tahu sekarang kau sedang berhadapan dengan siapa?".
"Aku tidak tahu dan akupun tak mau tahu, yang ku tahu kalian akan tamat malam ini."
"Bedebah, bocah laknat. Kau pikir mudah membunuh kami." Boko Sangit menjadi naik pitam karena perkataan Arga
Arga yang melihat Boko Sangit dan keempat anak buahnya telah tersulut amarahnya meminta Ki Luwuh untuk mundur kebelakang.
"Hei pak tua, kalau kalian berani mari bermain-main diluar sana." Arga terkekeh-kekeh seolah-olah mengejek Boko Sangit dan anak buahnya.
"Keparat, kutu kupret, anak bajing loncat kau akan mati di tanganku." Boko Sangit mengeluarkan segala macam kata-kata mengutuk tindakan yang dilakukan Arga
Boko Sangit langsung menyerang Arga dengan membabi buta, dia mengeluarkan semua jurus yang dimilikinya.
Setelah bertarung beberapa saat akhirnya Arga berhasil memukul mundur Boko Sangit.
"Kurang ajar! siapakah anak ini, ilmu dalamnya sangat tinggi dan ilmu kanuragan yang dimilikinya juga sangat tinggi." Batin Boko Sangit
Arga yang melihat Boko Sangit mematung sejenak setelah berhasil dipukul mundur olehnya
"Kenapa pak tua kau takut setelah bermain sejenak dengan ku?" Arga bertanya sambil mengejek Boko Sangit
"Hahaha."
"Hahaha." Arga tertawa terbahak-bahak melihat perubahan wajah Boko Sangit yang memperlihatkan ketakutan
"Bocah laknat tidak ada takut dalam kamus hidupku."
"Hei! sampai kapan kalian akan melihat saja, sampai aku terbunuh oleh bocah sialan itu." Boko Sangit melihat ke arah empat anak buahnya
Keempat anak buah Boko Sangit masih mematung dan terlihat ketakutan di wajah mereka setelah melihat pemimpin mereka berhasil dipukul mundur dengan mudahnya. Tetapi keempatnya tetap menyerang karena mereka juga takut kepada Boko Sangit.
Akhirnya kelima perampok itu menyerang Arga secara bersamaan. Arga tidak kesulitan sedikitpun menghadapi serangan kelimanya walaupun mereka menggunakan serangan yang teratur.
Tak butuh waktu lama untuk Arga membunuh keempat anak buah Boko Sangit
"Ini yang mendapatkan sebutan lima iblis bukit Jali dan ditakuti penduduk desa. Ternyata dihadapanku hanyalah seperti lima ekor serangga."
"Maju kau pak tua."
Boko Sangit kembali menyerang Arga, kali ini dia menggunakan golok yang ada di tangannya. Saat golok Boko Sangit hendak menyerang ke arah leher Arga, Arga mengeluarkan pedangnya
"Sring...sring." Suara pedang dan golok bertemu
Tetapi tak butuh waktu lama Arga berhasil mematahkan golok Boko Sangit karena pedangnya di aliri tenaga dalam yang cukup besar
"Krak." Suara golok Boko Sangit patah menjadi dua
"Kualitas senjatamu benar-benar payah pak tua." Arga kembali mengejek Boko Sangit
Boko Sangit menjadi gentar dan mundur setelah goloknya berhasil dipatahkan, dia berniat berlari menggunakan ilmu meringankan tubuh tetapi Arga tidak membiarkannya lolos. Arga juga menggunakan ilmu meringankan tubuhnya untuk mengejar Boko Sangit.
Setelah cukup jauh di luar kediaman Ki Luwuh Arga berhasil mengejar Boko Sangit. Dia langsung mendaratkan tendangan ke punggung Boko Sangit dan membuatnya terpental
"Tidak akan kubiarkan kau lolos." Arga berteriak kencang yang masih melayang di udara
Boko Sangit kembali berdiri dan ingin meninggalkan Arga. Arga yang melihat hal itu langsung mengeluarkan jurusnya
"Jurus pukulan penghancur langit." Arga mengangkat tangan kanannya seketika keluar cahaya berwarna biru. Dia langsung menembakkan pukulan itu ke arah Boko Sangit, seketika itu juga Boko Sangit hancur tanpa sisa.
Setelah berhasil membunuh Boko Sangit Arga kembali ke kediaman Ki Luwuh.
Ki Luwuh yang sudah menunggu kedatangan Arga akhirnya menghela nafas lega karena Arga selamat.
Ki Luwuh sangat cemas saat Boko Sangit ingin kabur dan Arga menyusulnya.
"Ki Luwuh, perampok yang bernama Boko Sangit itu sudah tewas begitupun anak buahnya. Maafkan aku karena telah merusak kediamanmu."
"Tidak Raden, Raden Arga tidak usah memikirkan itu karena aku senang Raden bisa membunuh Boko Sangit dan teman-temannya."
Ki Luwuh menyuruh Arga beristirahat karena pasti Arga kecapekan sedangkan Ki Luwuh membersihkan mayat-mayat yang ada di rumahnya.
Keesokan paginya Arga berniat pamit pergi dari kediaman Ki Luwuh dan dia juga berjanji sebelum pergi akan menyelamatkan anak Ki Luwuh. Dia telah mengetahui tempat persembunyian Boko Sangit dan anak buahnya dari Ki Luwuh.
Ki Luwuh memberikan sekantong koin emas yang didalamnya sekitar 100 keping emas. Dia sangat berterima kasih kepada Arga dan berjanji akan menjadi kepala desa yang bijaksana seperti sebelum kedatangan lima Iblis bukit Jali.
Arga mengangguk dan dia pamit pergi. Arga terbang ke udara menggunakan ilmu meringankan tubuhnya. Sedangkan Ki Luwuh mengumpulkan penduduk desa dan memberitahukan bahwa Boko Sangit dan keempat anak buahnya telah mati di tangan Arga.
Penduduk desa yang mendengar hal itu sangat gembira dan antusias. Tentu saja penduduk desa sangat senang karena berhasil terbebas dari kesengsaraan. mereka sepakat untuk merayakan hal itu dengan membuat pesta malam nanti dan nama pendekar muda Arga terus dikenang mereka semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
arfan
799
2021-06-29
1
David Cristian Boang Manalu
trs kn,, pertahankan alur crtanya,,,
2021-03-23
0
Sunarsih
biar rame bakar rumah orang aja tuh kanrame
2021-03-13
1