Kebenaran

Setelah Ayu berhasil mengalahkan kedua setan itu, Jagad menghampirinya dan mengkhawatirkan keadaan Ayu.

"Ayu, bagaimana keadaanmu? Apakah kau baik-baik saja?". Jagad melontarkan beberapa pertanyaan dan sangat mengkhawatirkan keadaan Ayu.

Ayu hanya tersenyum tipis ke arah Jagad dan berkata "Aku tidak apa-apa Jagad, tidak ada yang perlu dikhawatirkan." Ayu terkekeh melihat Jagad Kelana.

Jagad Kelana tentu mengetahui bahwa Ayu sedang mengejeknya.

"Ayu kau mengejekku?". Tanya Jagad Kelana kepada Ayu.

"Aku tidak mengatakannya ya, kau sendiri yang mengatakannya." Balas Ayu seperti menggoda Jagad dan mencolek-colek tubuh Jagad.

"Ayu." Jagad terlihat lesu dan cemberut.

"Aku akan berlatih lebih giat lagi untuk bisa melindungimu." Sambung Jagad.

Ayu hanya tersenyum dan tidak lagi menjawab perkataan Jagad, dia hanya tersenyum dan terkekeh geli karena berhasil membuat Jagad cemberut.

"Jagad aku sudah melindungi, sekarang badanku sakit. Kau harus menggendongku sampai rumah paman Dewa Obat." Ayu memulai lagi percakapan

"Baiklah, ayo naik ke punggungku."

Jagad dan Ayu meninggalkan hutan itu dan terus bercerita selama di perjalanan.

Akhirnya mereka sampai di rumah dan disambut oleh dewa obat yang mengkhawatirkan keadaan keduanya karena mereka tiba sudah malam hari.

"Jagad, kenapa kalian pulang terlambat? apa yang terjadi?". Sejumlah pertanyaan dilontarkan oleh dewa obat kepada Jagad.

Jagad menjawab semuanya dengan baik, dia juga tidak lupa menceritakan bahwa Ayu menghadapi setan kembar dan membunuh mereka.

Dewa obat mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar cerita dari muridnya itu.

Dewa obat menyiapkan makan malam untuk mereka bertiga, karena dia berpikir keduanya pasti kecapekan.

*****

Ketiga penduduk desa menemui penjaga pintu gerbang dan mengatakan niat mereka untuk bertemu Adipati Anom. Penjaga pintu gerbang menyuruh mereka menunggu sementara dia memberitahukan kepada Adipati Anom. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya ketiganya dipersilahkan untuk masuk dan menemui Adipati Anom.

"Ada apa kalian kemari. Ceritakan jangan berbelit-belit?". Adipati Anom langsung bertanya intisari kedatangan mereka.

Adipati Anom adalah seorang pria yang berumur sekitar 30 tahunan. Dia terlihat berwibawa dan menunjukkan seorang pejabat. Akan tetapi sifat asli Adipati Anom adalah orang yang suka bermain perempuan dan licik.

Ketiga penduduk desa itu menundukkan kepala mereka dan memberi hormat kepada Adipati Anom sebelum menyampaikan apa yang ingin mereka katakan.

Setelah semuanya telah dikatakan kepada Adipati Anom, Adipati Anom hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Baiklah aku akan mengurusnya, kalian boleh pergi." Jawab Adipati Anom sambil memberikan isyarat untuk penduduk desa itu pergi.

Setelah keluar dari kediaman Adipati Anom, ketiga penduduk desa itu mengerutkan dahi dan mulai mencemooh Adipati Anom.

"Sombong sekali Adipati Anom." Ucap Amiroto

"Kau benar Mir, Adipati Anom sepertinya tidak seperti berita yang beredar." Balas Mudin.

Ketiganya akhirnya meninggalkan kadipaten dan berniat pulang ke desa.

*****

Adipati Anom yang sudah mendengarkan cerita penduduk desa yang menemuinya. Dia menulis sebuah surat dan memanggil seorang prajurit serta membisikkan sesuatu. Adipati Anom meminta prajurit itu mengirim burung merpati kepada Boko Sangit. Ternyata Adipati Anom bekerja sama dengan Boko Sangit untuk menguras harta rakyat.

Burung merpati itu terbang sambil membawa surat yang telah dituliskan oleh Adipati Anom. Setelah burung itu sampai di tangan Boko Sangit, Boko Sangit membaca surat itu dan mengepalkan tangannya.

"Kurang ajar, penduduk desa Mergosari berani sekali mengadukan kita kepada pejabat, beruntung Adipati Anom adalah orang kita."

"Sekarang kita mendapat tugas dari Adipati Anom untuk menghadang dan membunuh penduduk desa yang menemuinya." Ucap Boko Sangit sambil mengepalkan tangannya.

"Sehari setelah berpamitan undur diri dari kediaman Adipati Anom, ketiga penduduk itu sampai di sebuah hutan, ketika mereka sedang melanjutkan perjalanan tiba-tiba ads lima orang menghadang perjalanan mereka."

"Siapa kalian? Ada perlu apa kalian menghadang kami?". Amiroto melontarkan beberapa pertanyaan kepada kelima orang itu.

"Kami rasa tidak pernah bermasalah dengan kalian, jadi untuk apa kalian menghadang kami. Kami juga tidak mempunyai harta berharga yang bisa kalian ambil." Mudin menimpali perkataan Amiroto.

"Kalian memang tidak mempunyai masalah dengan kami, tetapi kami yang punya masalah dengan kalian." Balas salah satu dari kelima orang itu.

Kelima orang itu adalah lima iblis bukit Jali yang ditugaskan Adipati Anom untuk menghadang dan membunuh Amiroto dan kedua temannya.

"Kami adalah lima iblis bukit Jali, kalian mengadukan kepada Adipati Anom bahwa kepala desa kalian memungut upeti secara berlebihan."

"Aku rasa kalian perlu mengetahui sesuatu sebelum kalian mati."

"Sebenarnya yang memaksa Ki Luwuh mengumpulkan upeti lima kali lipat adalah kami. Kami mengancamnya dengan menculik kedua anaknya. Dan yang perlu kalian ketahui lagi adalah Adipati Anom bekerja sama dengan kami."

"Hahahahahaha." Boko Sangit menutup perkataannya dengan tertawa terbahak-bahak diikuti oleh keempat anak buahnya.

Amiroto yang telah mengetahui hal itu kemudian menyesal karena telah menuduh Ki Luwuh yang tidak-tidak.

Amiroto dan kedua temannya turun dari kuda, karena untuk kabur juga mereka tak akan bisa.

Tak butuh waktu lama untuk Boko Sangit dsn anak buahnya untuk melumpuhkan dan membunuh Amiroto dan kedua temannya walaupun Amiroto serta kedua temannya memiliki ilmu kanuragan tetapi ilmu mereka sangat dikit.

Boko Sangit meninggalkan ketiganya begitu saja karena mengira bahwa ketiganya sudah mati. Akan tetapi Amiroto masih hidup dan dia terluka parah. Amiroto hanya berpikir untuk secepatnya tiba di desa untuk memberitahukan kebenaran yang dia ketahui serta meminta maaf kepada Ki Luwuh.

Setelah dua hari menaiki kuda tanpa henti dan sekujur tubuh bersimbah darah, akhirnya Amiroto sampai di desa Mergosari. Penduduk yang melihat Amiroto segera mengikutinya dan ternyata Amiroto pergi ke rumah Ki Luwuh.

Semua penduduk desa ikut berkumpul di halaman rumah Ki Luwuh, Amiroto turun dari kuda dan langsung terbaring.

Ki Luwuh yang mendengar suara keributan di halaman rumahnya, kemudian keluar bersama istrinya dan Arga.

Amiroto menceritakan apa yang terjadi kepadanya dan menceritakan semua kebenaran yang dia ketahui, tak lupa juga dia meminta maaf kepada Ki Luwuh. Saat dia mau memegang tubuh Ki Luwuh untuk bersujud, Amiroto terjatuh dan menghembuskan nafas terakhirnya.

Penduduk desa yang mendengar kebenaran itu, langsung meminta maaf juga kepada Ki Luwuh dan istrinya. Mereka juga menebak bahwa Mudin dan Marto sudah tewas ditangan kelompok lima iblis bukit Jali.

Arga mengerutkan dahinya, dia tidak mengira bahwa ada pejabat yang akan berbuat seperti itu.

Arga menepuk pundak Ki Luwuh, dia berjanji akan membunuh lima iblis bukit Jali dan membebaskan kedua anaknya serta membuat perhitungan dengan Adipati Anom.

Penduduk desa berterima kasih kepada Arga, mereka sangat berantusias dan gembira mendengar pernyataan Arga.

Terpopuler

Comments

arfan

arfan

788

2021-06-29

0

Asy Ary

Asy Ary

terima kasih karya terbaik nya..

2021-03-08

0

Asep Dki

Asep Dki

yg penting seru lah...

2021-01-10

2

lihat semua
Episodes
1 Lahirnya calon pendekar terkuat
2 Menemui nenek Mawar Bidara
3 Perjalanan dimulai
4 Melanjutkan perjalanan
5 Pertarungan Ayu melawan Kelabang Hitam
6 Pertemuan tak terduga
7 Identitas kakek pengemis
8 Bertemu teman baru
9 Bertemu Dewa Obat
10 Mencari Petunjuk Pedang
11 Membantu Ki Luwuh
12 Ayu Melawan Setan Kembar
13 Kebenaran
14 Lima Iblis Bukit Jali Binasa
15 Bertemu Nilawati
16 Membantu Desa Klaten
17 Melawan Sosok Misterius
18 Belum Cukup Kuat
19 Membuat Perhitungan Kepada Adipati Anom
20 Hutan Kematian
21 Mendapatkan Pedang Tujuh Naga
22 Kisah Joko Samudro
23 Rindu
24 Mulai Berlatih
25 Menjemput Ayu
26 Kotaraja
27 Membantu Pedagang
28 Tak Kunjung Selesai
29 Pergi Ke Istana
30 Bertemu Raja
31 Teringat Masa Lalu
32 Pertemuan Calon Pemberontak
33 Terbongkarnya Kebusukan Tumenggung Prabaskara
34 Menangkap Mata-mata di Istana
35 Kemunculan Pedang Legendaris
36 Pemberontakan
37 Jurus Aneh
38 Pemberontakan II
39 Pemberontakan III
40 Akhir Pemberontakan
41 Melanjutkan Perjalanan (Arc 1 End)
42 Informasi Sayembara
43 Membantu Putri Anandita
44 Berhasil
45 Membantu Warga Desa Wonosari
46 3 Setan dari Gua Sangkar Kembali
47 Arga dan Nilawati VS 3 Setan dari Gua Sangkar
48 3 Setan dari Gua Sangkar Musnah
49 Kisah 3 Setan dari Gua Sangkar
50 Berpisah
51 Pendekar Pelukis
52 Fitnah
53 Dunia Begitu Sempit
54 Jurus Membelah Diri
55 Arga VS Seta
56 Arga VS Seta II
57 Awal Permusuhan Abadi
58 Desa Telogosari
59 Jurus Pemikat Hati
60 Semidang Rindu Binasa
61 Bertamu ke Perguruan Lembah Perawan
62 Arga& Nilawati VS Raja&Ratu Siluman Kerbau
63 Informasi Penting
64 Mencari Keberadaan Kitab Pusaka
65 Mencari Keberadaan Kitab Pusaka II
66 Siluman Kera
67 Siluman Kera VS Naga Bergola Biru
68 Brama Sakti
69 Kitab Pusaka : Ajian Serat Jiwa
70 Kekuatan Baru
71 Ilmu Pancasona
72 Arga& Nilawati VS Tiga Pendekar Macan Putih.
73 Perjalanan
74 Ajian Malik Rupo
75 Pertemuan Ketua Perguruan
76 Perguruan Bambu Kuning
77 Pendaftaran
78 Turnamen Pemuda Putih I
79 Turnamen Pemuda Putih II
80 Turnamen Pemuda Putih III
81 Turnamen Pemuda Putih IV
82 Istirahat
83 Turnamen Pemuda Putih V
84 Turnamen Pemuda Putih VI
85 Turnamen Pemuda Putih VII
86 Turnamen Pemuda Putih VIII
87 Pengacau
88 Pemuda Misterius VS Abimanyu
89 Arga VS Seta
90 Akhir Perseteruan
91 Arc 2 End : Kembalinya Pendekar- Pendekar Sepuh
92 Gading Koneng bergerak
93 Rencana
94 Jadi Paman, Kenapa Tidak?
95 Aji Putra Kelana
96 Arga dan Nilawati di Kerajaan Kalingga
97 Kelompok Topeng Ungu
98 Kelompok Topeng Ungu Terus Berulah
99 Mengorek Informasi
100 Mengorek Informasi II
101 Konflik Besar
102 Arga VS Ketua Kelompok Topeng Ungu
103 Bergerak
104 Perang
105 Perang II
106 Arga VS Sembada
107 Pertarungan Antar Pendekar
108 Menyambung Pertarungan Lama
109 Satu Lawan Dua
110 Nilawati Terkena Racun
111 Mengamuk
112 Perang Selesai
113 Membangunkan Harimau Tertidur
114 Nama Yang Membuat Ketakutan
115 Membantu Seseorang
116 Empat Lawan Satu
117 Mencari Informasi
118 Tidak Berpikir Dua Kali
119 Membuat Perhitungan
120 Keputusan Yang Salah
121 Sang Pelindung
122 Mengembara Berdua? Mengapa Tidak!
123 Kota Pelabuhan
124 Rumah Teratai Biru
125 Perseteruan
126 Arga VS Sepuluh Anggota Perguruan Sanca Hitam
127 Kekuatan Sesungguhnya
128 Nama Yang Membuat Tubuh Bergetar
129 Berangkat ke Pulau Seberang
130 Kelompok Paus Darah
131 Melawan Kelompok Paus Darah
132 Kelompok Paus Darah Musnah
133 Sampai di Pulau Dewata
134 Makan Pertama Di Pulau Dewata
135 Lima Pendekar dari Gua Rang Reng
136 Kehebatan Ajian Serat Jiwa Tingkat Sepuluh
137 Melawan Siluman Buaya Penunggu Danau
138 Siluman Buaya
139 Mencari Bunga Mawar Hitam
140 Kerajaan Bulan Sabit
141 Mencari Bunga Mawar Hitam II
142 Bertarung
143 Segoro Jaya, Sang Dewa Kegelapan
144 Menolong Putri Raja Siluman Buaya
145 Pulang
146 Sampai di Kerajaan Kalingga
147 Nilawati Sembuh
148 Akhir Sebuah Pertarungan
149 Pengumuman
Episodes

Updated 149 Episodes

1
Lahirnya calon pendekar terkuat
2
Menemui nenek Mawar Bidara
3
Perjalanan dimulai
4
Melanjutkan perjalanan
5
Pertarungan Ayu melawan Kelabang Hitam
6
Pertemuan tak terduga
7
Identitas kakek pengemis
8
Bertemu teman baru
9
Bertemu Dewa Obat
10
Mencari Petunjuk Pedang
11
Membantu Ki Luwuh
12
Ayu Melawan Setan Kembar
13
Kebenaran
14
Lima Iblis Bukit Jali Binasa
15
Bertemu Nilawati
16
Membantu Desa Klaten
17
Melawan Sosok Misterius
18
Belum Cukup Kuat
19
Membuat Perhitungan Kepada Adipati Anom
20
Hutan Kematian
21
Mendapatkan Pedang Tujuh Naga
22
Kisah Joko Samudro
23
Rindu
24
Mulai Berlatih
25
Menjemput Ayu
26
Kotaraja
27
Membantu Pedagang
28
Tak Kunjung Selesai
29
Pergi Ke Istana
30
Bertemu Raja
31
Teringat Masa Lalu
32
Pertemuan Calon Pemberontak
33
Terbongkarnya Kebusukan Tumenggung Prabaskara
34
Menangkap Mata-mata di Istana
35
Kemunculan Pedang Legendaris
36
Pemberontakan
37
Jurus Aneh
38
Pemberontakan II
39
Pemberontakan III
40
Akhir Pemberontakan
41
Melanjutkan Perjalanan (Arc 1 End)
42
Informasi Sayembara
43
Membantu Putri Anandita
44
Berhasil
45
Membantu Warga Desa Wonosari
46
3 Setan dari Gua Sangkar Kembali
47
Arga dan Nilawati VS 3 Setan dari Gua Sangkar
48
3 Setan dari Gua Sangkar Musnah
49
Kisah 3 Setan dari Gua Sangkar
50
Berpisah
51
Pendekar Pelukis
52
Fitnah
53
Dunia Begitu Sempit
54
Jurus Membelah Diri
55
Arga VS Seta
56
Arga VS Seta II
57
Awal Permusuhan Abadi
58
Desa Telogosari
59
Jurus Pemikat Hati
60
Semidang Rindu Binasa
61
Bertamu ke Perguruan Lembah Perawan
62
Arga& Nilawati VS Raja&Ratu Siluman Kerbau
63
Informasi Penting
64
Mencari Keberadaan Kitab Pusaka
65
Mencari Keberadaan Kitab Pusaka II
66
Siluman Kera
67
Siluman Kera VS Naga Bergola Biru
68
Brama Sakti
69
Kitab Pusaka : Ajian Serat Jiwa
70
Kekuatan Baru
71
Ilmu Pancasona
72
Arga& Nilawati VS Tiga Pendekar Macan Putih.
73
Perjalanan
74
Ajian Malik Rupo
75
Pertemuan Ketua Perguruan
76
Perguruan Bambu Kuning
77
Pendaftaran
78
Turnamen Pemuda Putih I
79
Turnamen Pemuda Putih II
80
Turnamen Pemuda Putih III
81
Turnamen Pemuda Putih IV
82
Istirahat
83
Turnamen Pemuda Putih V
84
Turnamen Pemuda Putih VI
85
Turnamen Pemuda Putih VII
86
Turnamen Pemuda Putih VIII
87
Pengacau
88
Pemuda Misterius VS Abimanyu
89
Arga VS Seta
90
Akhir Perseteruan
91
Arc 2 End : Kembalinya Pendekar- Pendekar Sepuh
92
Gading Koneng bergerak
93
Rencana
94
Jadi Paman, Kenapa Tidak?
95
Aji Putra Kelana
96
Arga dan Nilawati di Kerajaan Kalingga
97
Kelompok Topeng Ungu
98
Kelompok Topeng Ungu Terus Berulah
99
Mengorek Informasi
100
Mengorek Informasi II
101
Konflik Besar
102
Arga VS Ketua Kelompok Topeng Ungu
103
Bergerak
104
Perang
105
Perang II
106
Arga VS Sembada
107
Pertarungan Antar Pendekar
108
Menyambung Pertarungan Lama
109
Satu Lawan Dua
110
Nilawati Terkena Racun
111
Mengamuk
112
Perang Selesai
113
Membangunkan Harimau Tertidur
114
Nama Yang Membuat Ketakutan
115
Membantu Seseorang
116
Empat Lawan Satu
117
Mencari Informasi
118
Tidak Berpikir Dua Kali
119
Membuat Perhitungan
120
Keputusan Yang Salah
121
Sang Pelindung
122
Mengembara Berdua? Mengapa Tidak!
123
Kota Pelabuhan
124
Rumah Teratai Biru
125
Perseteruan
126
Arga VS Sepuluh Anggota Perguruan Sanca Hitam
127
Kekuatan Sesungguhnya
128
Nama Yang Membuat Tubuh Bergetar
129
Berangkat ke Pulau Seberang
130
Kelompok Paus Darah
131
Melawan Kelompok Paus Darah
132
Kelompok Paus Darah Musnah
133
Sampai di Pulau Dewata
134
Makan Pertama Di Pulau Dewata
135
Lima Pendekar dari Gua Rang Reng
136
Kehebatan Ajian Serat Jiwa Tingkat Sepuluh
137
Melawan Siluman Buaya Penunggu Danau
138
Siluman Buaya
139
Mencari Bunga Mawar Hitam
140
Kerajaan Bulan Sabit
141
Mencari Bunga Mawar Hitam II
142
Bertarung
143
Segoro Jaya, Sang Dewa Kegelapan
144
Menolong Putri Raja Siluman Buaya
145
Pulang
146
Sampai di Kerajaan Kalingga
147
Nilawati Sembuh
148
Akhir Sebuah Pertarungan
149
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!