Malu

Abraham mendapat kabar dari Dyah keponakannya jika Asyila ikut pulang bersama dikarenakan Ema pergi bersama Kevin.

Tentu saja Abraham sangat senang, apalagi jika bersama istrinya. Bahkan Abraham Sampai mengganti mobil dan menjadi Sopir pribadi untuk mereka.

“Paman! Kak Asyila pulang bersama kita ya!” pinta Dyah.

“Baiklah, cepat naik!” ajak Abraham.

Dyah dengan cepat duduk di kursi belakang agar Abraham dan Asyila bisa duduk bersama di depan.

“Kak Asyila duduk saja di depan,” ucap Ema sambil menahan tubuh Asyila masuk.

“Kenapa di depan bukankah disini luas,” sahut Asyila.

Dyah tidak ingin Asyila duduk bersamanya, yang ia inginkan adalah paman dan Aunty nya itu duduk bersama di depan.

“Tubuhku perlu dibaringkan rasanya sakit semua,” ucap Dyah kemudian berbaring menguasai seluruh kursi.

Asyila akhirnya pasrah untuk duduk di depan.

Keponakanku sangat pintar dan perhatian bahkan aku sendiri tidak memikirkan hal konyol seperti itu.

“Sudah siap Asyila?” tanya Abraham pada Asyila yang baru duduk.

“Sudah Paman,” ucap Asyila. Ia merasa lebih enak memanggil paman mengikuti panggilan Dyah daripada memanggil Bapak.

“Paman?” tanya Abraham heran.

“Dyah memanggil anda Paman, kalau saya memanggil Pak sepertinya kurang cocok,” sahut Asyila.

“Baiklah tak masalah, kita antarkan Dyah pulang terlebih dahulu,” ucap Abraham dan diangguki oleh Asyila.

Sejujurnya Abraham sangat senang jika dirinya dipanggil suami daripada Paman. namun Ia tahu bahwa itu semua butuh proses.

Dyah sangat tidak nyaman dengan posisi yang berbaring seperti itu, tapi demi Sang Paman Dyah rela tersiksa untuk sementara waktu. Untuk mendekatkan paman dan istrinya.

“Masih sakit Dyah?” tanya Asyila memastikan.

“Masih.. uhhhh rasanya sakit,” bohong Dyah.

Ini untukmu Paman, semoga kalian cepat bersama. Amin Ya Allah.

Abraham sesekali melirik ke arah Asyila, andai saja Asyila tahu siapa dirinya dan Asyila mencintai Abraham Mahesa. Tentu Abraham tidak akan melakukan sejauh ini untuk tetap berada di sisi Asyila sekaligus mengawasi istri kecilnya itu.

Tidak butuh waktu lama untuk sampai ke kediaman Muhammad Affan orang tua Dyah.

perjalanan hanya memakan waktu 15 menit.

“Kita sudah sampai,” ycap Abraham. Dyah dengan gesit langsung turun dan berlari kencang. sampai Asyila dibuat tercengang.

“Itu sakit atau apa?” tanya Asyila heran.

“Dia memang seperti itu,” sahut Abraham, ternyata keponakannya itu masih saja bersikap konyol. Ia berharap semoga Asyila tidak curiga karena kebohongan Dyah.

“Sudah jangan dipikirkan lagi, saya antarkan kamu pulang!” sambung Abraham dan menjalankan mobilnya.

Asyila tiba-tiba merasakan nyeri diperutnya.

Ia bahkan mengeluarkan keringat dingin Abraham yang melihat tingkah Asyila pun khawatir dengan keadaan istrinya yang terlihat seperti orang yang kesakitan.

“Kamu kenapa Asyila?” tanya Abraham khawatir lalu menyentuh kening istrinya itu.

“Badan kamu sangat dingin,” sambung Abraham lagi.

Asyila tak menjawab ucapan Abraham, yang dirasakan sekarang adalah sakit pada bagian perutnya.

Abraham tetap memperhatikan gerak-gerik Asyila, ia sangat khawatir dengan keadaan Asyila saat ini.

Astaga aku sedang datang bulan, bagaimana ini? kenapa disaat yang tidak tepat seperti ini.

“Kita ke rumah sakit sekarang! Wajahmu sangat pucat Asyila,” ucap Abraham panik.

“Tidak perlu Paman, saya hanya sedang.”

“Sedang apa Asyila? katakan!”

Asyila bingung harus memberitahukannya atau tidak, ia sangat malu mengatakan kalau ia datang bulan kepada seorang pria apalagi itu adalah Dosennya sendiri.

“Katakan Asyila jangan membuatku khawatir,” ucap Abraham lembut, dan membuat Asyila bingung dengan ucapan halus serta tatapan yang diberikan oleh Abraham seolah-olah Abraham mengenal dirinya.

“Saya sedang datang bulan Paman,” sahut Asyila menunduk malu.

Abraham bernafas lega ternyata istri kecilnya hanya mengalami datang bulan.

Abraham lalu mengendarai mobilnya menuju sebuah market.

“Kamu diam disini!” perintah Abraham dan diangguki oleh Asyila.

Abraham keluar mobil dengan tergesa-gesa, sementara Asyila masih memikirkan ucapannya tadi. Ia sangat malu memberitahukan bahwa dirinya sedang datang bulan kepada seorang pria.

“Sangat memalukan,” ucap Asyila sambil mengusap wajah kuat.

“Kamu sedang apa?” tanya Abraham yang baru saja masuk mobil.

“Aaahhhh...” Teriak Asyila terkejut.

“Kamu kenapa?” tanya Abraham panik sambil menyentuh kedua pundak Asyila.

“Saya tidak apa-apa Paman,” sahut Asyila sambil melirik ke arah tangan Abraham. Abraham pun langsung melepas tangannya.

“Maaf!” ucap Abraham. “Ini untukmu!” sambung Abraham sambil memberikan bungkusan berwarna putih.

Asyila membuka isi bungkusan itu dan membelalakkan matanya, ia sangat terkejut bagaimana seorang pria dengan beraninya bisa membelikannya pembalut padahal Asyila bukan siapa-siapanya.

“Paman membelikan saya ini?” tanya Asyila malu-malu.

“Sudah jangan dipikirkan, kita cari tempat untuk kamu,” ucap Abraham sambil mengendarai mobilnya.

Beberapa menit kemudian.

“Kamu turun lalu pergilah ke kamar mandi, pakai ini juga untuk ganti,” tutur Abraham dan memberikan sebungkus plastik berwarna hitam.

“Terima kasih Paman,” sahut Asyila.

“Ini juga untuk menutupi belakangmu,” ucap Abraham dan melepaskan kemejanya lalu mengikat ke pinggang Asyila untuk menutupi noda darah yang telah memenuhi celananya.

Asyila merasakan hal aneh, bagaimana tidak.

Saat Abraham mengikat kemejanya di pinggang Asyila, Asyila tidak menolak sama sekali bahkan terasa nyaman bila berdekatan dengan Abraham.

“Asyila kamu memikirkan apa?” tanya Abraham sambil melambai-lambaikan tangannya didekat wajah Asyila.

“Ti...tidak memikirkan apa-apa Paman. Kalau begitu saya ke kamar mandi dulu,” sahut Asyila dan pergi meninggalkan Abraham.

Asyila membuka bungkusan berwarna hitam pemberian Abraham. Asyila lagi-lagi dibuat tercengang dan bahkan takjub karena pria itu benar-benar mengerti tentang kebutuhan wanita. Isi didalam bungkusan itu adalah CD dan celana panjang berwarna hitam.

Asyila tak ingin membuang banyak waktu ia pun dengan cepat berganti celana serta memakai pembalut.

“Apakah ini milik istrinya? Sangat pas untukku,” ucap Asyila sambil memperhatikan tubuhnya di cermin.

Abraham menanti kedatangan istrinya yang tak kunjung datang. Ia takut jika sesuatu hal terjadi di kamar mandi. ketakutannya itu akhirnya berakhir saat melihat Asyila telah nampak dan berjalan menghampiri mobil miliknya.

“Maaf Paman karena menunggu lama, Kemeja dan Celananya akan segera saya kembalikan,” ucap Asyila malu.

“Soal kemeja besok saja kamu kembalikan. Kalau celana tidak perlu dikembalikan itu memang untuk kamu,” sahut Abraham tanpa menoleh kearah Asyila yang kini dibuat bingung dengan ucapan Dirinya.

“Saya kira ini punya istri Paman,” ceplos Asyila.

Abraham tak ingin menjawab ucapan Asyila, ia hanya menatap lurus ke arah depan.

Abraham mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.

Ia sangat senang membantu istrinya yang sedang kesulitan dan sangat membutuhkan pertolongan.

“Rumah kamu dimana?” tanya Abraham pura-pura tidak tahu.

“Jl. Kayu manis no. 50 Paman,” balas Asyila.

“Baiklah saya antar kamu sampai rumah!”

“Tidak usah Paman, Paman antar saya sampai Gang saja,” tolak Asyila, ia tidak ingin Dosennya itu dilihat oleh Ema.

“Jangan menolak, saya sangat senang jika kamu pulang sampai rumah dengan selamat,” sahut Abraham yang pasti tidak dapat ditolak oleh Asyila.

“Baiklah Paman,” ucap Asyila pasrah, ia berharap bahwa Ema tak melihatnya diantar oleh Abraham.

“Terima kasih Paman! maaf saya merepotkan Paman,” ucap Asyila.

“Tidak perlu. Sudah kewajiban bagi seorang sua maksud saya sebagai seorang sopir untuk menyenangkan pelanggannya,” balas Abraham yang hampir keceplosan.

“Paman bisa saja bercanda, sekali lagi terima kasih.”

“Saya pulang dulu, jaga kesehatan kamu. Assalamualaikum.”

“Waalaikumsalam.” Hati Asyila terasa sedih saat Abraham pergi meninggalkan dirinya.

“Ada apalagi dengan jantungku ini,” ucap Asyila sambil memegang dadanya.

“Asyila!” Teriak Ema mengagetkan Sahabatnya itu.

“Ema! Kamu buat aku jantungan,” kesal Asyila.

“Kamu ngapain disini? Tadi itu siapa yang bawa mobil antar kamu?” tanya Ema penasaran.

“Bukan Siapa-siapa,” sahut Asyila dan buru-buru masuk.

Ema menaruh kecurigaan kepada Asyila.

Ia bahkan berpikir jika Asyila telah memiliki kekasih.

“Asyila!” panggil Ema dan menyusul Asyila masuk.

“Asyila!” panggil Ema lagi.

“Apa?” tanya Asyila yang sedang menuang air kedalam gelasnya.

“Kamu tadi diantar siapa? Pacar kamu?” tanya Ema penasaran.

“Uhuk..uhuukkk.” Asyila terbatuk-batuk mendengar pertanyaan Ema.

“Jadi beneran pacar kamu?” tanya Ema memastikan.

“Bukan,” ketus Asyila.

“Terus tadi kenapa begini?” tanya Ema sambil mempraktekkan Asyila yang menyentuh dadanya.

Asyila menatap tajam ke arah Ema, bagaimana Ema bisa tahu. Oh tidak, untuk kesekian kalinya ia dibuat Malu.

“Cukup Ema! Aku mau mandi,” ucap Asyila mengambil handuk dan secepat mungkin masuk ke kamar mandi.

“Cie ketahuan!” teriak Ema.

Ya ampun pakai ketahuan segala sama Ema. Semoga saja dia tidak mendengar ucapanku tadi, kalau sampai tahu bisa malu setengah mati aku.

Disisi lain.

Abraham merasa sangat senang dan bahagia setelah sekian lama ia akhirnya bisa berdekatan dengan Asyila meski sekarang ia menyandang status hanya sebagai Dosen.

Abraham sangat berharap secepat mungkin Asyila jatuh cinta kepadanya, sehingga saat bertemu 2 tahun lagi Asyila bisa menerima dia sebagai suami sepenuhnya.

“Selamat datang Tuan muda!” sapa Para pegawai.

“Selamat datang Tuan muda!” sapa para pegawai lagi.

Abraham kini sedang mengunjungi Perusahaan miliknya yang ada di Bandung.

Sebelumnya seluruh pekerjaan ia serahkan kepada sahabatnya sendiri yang juga adalah sekretarisnya.

“Hai Bro! Apa kabar!” sapa Yogi.

“Baik. Bagaimana urusan kantor apakah lancar?” tanya Abraham.

“Semuanya berjalan dengan sangat baik. Bagaimana istrimu sekarang apakah kalian sudah saling bertemu?” tanya Yogi. Yogi telah mengetahui tentang perjodohan dan pernikahannya dengan Asyila.

“Sudah,” balas Abraham singkat.

“Apakah dia mengenalimu?” tanya Yogi penasaran.

“Belum. Suatu saat nanti dia akan mengenal aku sebagai suaminya,” ucap Abraham yakin.

“Aku do'akan agar Asyila mencintaimu seperti kamu mencintainya Bro!”

“Thank you Yogi,” ucap Abraham.

Abraham lalu duduk di Singgasananya untuk mengerjakan beberapa berkas yang harus diperiksa dan ditandatangani dirinya.

Terpopuler

Comments

Santi Liana

Santi Liana

perjalanan cinta dan pernikahan yg sangat mengesan kn,klepek2 yg baca

2022-11-22

0

Fe☕

Fe☕

Sweet 💞❤️💐

2022-02-04

0

Fe☕

Fe☕

OMG Istimiwirrrrrrrrr😘

2022-02-04

1

lihat semua
Episodes
1 Kelulusan Sekolah
2 Kejutan
3 Keputusan
4 Saling Curhat
5 Kebenaran
6 Hari Pernikahan
7 Kota Bandung
8 Hari pertama bekerja
9 Kevin berkunjung
10 Kuliah Hari Pertama
11 Malu
12 Nyeri
13 Pulang bersama
14 Hujan
15 Nenek sakit
16 Mengunjungi Nenek
17 Tidur bersama nenek
18 Berkemah Bersama
19 Tersesat
20 Menemukan
21 Berdua
22 Saling Perhatian
23 Rencana Nenek
24 Asyila pulang ke rumah
25 Kebaikan Suami
26 Mungkin Aku Salah Lihat
27 Apakah aku cemburu?
28 Merasa sedih
29 Pasar Malam Part 1
30 Pasar Malam Part 2
31 Pasar Malam Part 3
32 Nasi Goreng Untuk Paman
33 Mendapat Pujian Dari Paman
34 Telepon Dari Ibu
35 Maafkan Asyila Ibu!
36 Sahur Pertama
37 Ternyata Dia Adalah Suamiku
38 Harapan Erna
39 Dyah Datang
40 Menjemput Istri Kecil Abraham
41 Membeli Cincau Bersama Suami
42 Berbuka Puasa Hari Pertama
43 Menyuapi Makanan
44 Asyila Tahu Bahwa
45 Mengutarakan Perasaan
46 Memberitahukan Kepada Keluarga
47 Suami Yang Pengertian
48 Via Telepon
49 Sahur Bersama
50 Jalan-jalan Pagi
51 Jangan Tersenyum Dengan Pria Lain!
52 Tidur Di Kamar Asyila
53 Mengubah Panggilan
54 Menikmati Buka Puasa Bersama
55 Gerai Muslimah
56 Saling Merindukan Part 1
57 Saling Merindukan Part 2
58 Bertemu Kembali
59 Kopi Unik Buatan Asyila
60 Tidur Bersama
61 Keteledoran Asyila
62 Menemui Sang Suami
63 Persiapan Resepsi Pernikahan
64 Lebaran Idul Fitri
65 Berpisah Kembali
66 Resepsi Pernikahan
67 Romantis
68 Malam Penuh Cinta
69 Menghabiskan Waktu Bersama
70 Masalah Seprai Kasur
71 Biji Jeruk
72 Di tinggal Pengajian
73 Malam Penuh Cinta Terulang Kembali
74 Kelakuan Ibu
75 Nenek Yang Kepo
76 Lagi-lagi Nenek
77 Siapa Pria itu?
78 Bu Tini
79 Tiupan Cinta
80 Kembali Ke Bandung
81 Tak Tahan Bertemu
82 Kembali ke Kampus
83 Sapaan Pagi
84 Menyempatkan Waktu Bersama
85 Masalah Leher
86 Keusilan Ema
87 Nasib Ema Sebagai Nyamuk
88 Mahasiswa Pindahan
89 Abraham Cemburu
90 Cemburu Tidak Mengenal Usia
91 1 Vs 4
92 Kembali Berduaan Di Hotel
93 Kerinduan Seorang Nenek
94 Ema Ingin Cepat Nikah
95 Ruang Kerja Abraham
96 Di Taman
97 Aksi Heroik Abraham
98 Tak Bersemangat
99 Puasa
100 Menikmati Waktu Berbuka Puasa
101 Mandi Malam
102 Bu Tini Dan Romi Pengganggu
103 Obrolan Receh Di Kantin
104 Romi
105 Pulang Ke Jakarta
106 Kediaman Abraham
107 Saling Berbisik Ditelinga
108 Tempat Ternyaman Asyila
109 Salah Menduga
110 Bonus Olahraga Pagi
111 Menata Masa Depan Kita Berdua
112 Kencan Di Sore Hari
113 Ponsel Pintar Untuk Istri Tercinta
114 Asyila Diculik
115 Mengkhawatirkan Kondisi Suami
116 Siapa Mereka?
117 Kami Pergi Nek!
118 Pesan Ayah Dan Ibu Untuk Asyila
119 Di Kediaman Mertua
120 Perbincangan Di Dalam Mobil
121 Kembali Berpisah
122 Wanita Cantik Ini Adalah Istri Saya
123 Memperkenalkan Istri Kepada Para Dosen
124 Makan Siang Di Restoran
125 Tinggal Bersama Sementara Waktu
126 Menjadi Nyamuk
127 Bermain Pesawat Terbang
128 Berikan Aku Waktu 5 Menit!
129 Kemarahan Abraham
130 Menghibur Hati Istri Yang Sedang Bersedih
131 Double Date
132 Lagi!
133 Surat Dari Romi
134 Merawat Istri Yang Sedang Sakit
135 Mendadak Pergi
136 Menunggu
137 Masih Menunggu
138 Penyamaran Abraham
139 Firasat
140 Bersabar Menanti
141 Kondisi Membaik
142 Menjadi Wanita Kuat
143 Rindu Tak Berujung
144 Kembali Bersatu
145 Kembali Seperti Sediakala
146 Kesialan Ema
147 Berusaha Tetap Tenang
148 Kebohongan Tini
149 Motor Baru
150 Kolam Renang
151 Dinda
152 Kehadiran Dinda
153 Kondisi Yang Aneh
154 Perumahan ABSYIL
155 Kejadian Tak Terduga Di Rumah Baru
156 Syukuran Rumah Baru Bersama Keluarga
157 Hadiah Tak Terduga Di Hari Spesial Abraham
158 Kebahagiaan Yang Menular
159 Dyah
160 Merasa Bersalah
161 Alasan Ema Naik Motor
162 Jatuh Cinta Berkali-kali
163 Terpaksa Pergi
164 Tolong Jaga Diri Dan Calon Anak Kita!
165 Aksi Penyelamatan Yang Gagal
166 Keinginan Yogi
167 Perkelahian Nenek Lampir Dan Nyi Pelet
168 Ketukan Pintu
169 Semuanya Baik-baik Saja
170 Tolong Lepaskan!
171 Berusaha Menyelamatkan Asyila
172 Jangan Lakukan Hal Seperti Ini Lagi!
173 Membentuk Tim Kesebelasan
174 Yogi Datang Ingin Menemui Ema
175 Menggoda Asyila
176 Masih Gugup
177 Nasi Goreng Spesial Buatan Abraham
178 Liburan
179 Tidur Terpisah
180 Menangkap Sindikat Pencurian Motor
181 Insiden Tak Terduga Di Dalam Kamar
182 Membeli Ranjang Baru
183 Kedatangan Nenek
184 Ketika Dua Pengganggu Bergabung
185 Sepertiga Malam
186 Kisah Yogi Yang Menjadi Duda
187 Usaha Yogi Mendekati Ema
188 Anda Siapa?
189 Ingin Meminang Ema
190 Siapa Yang Meminang Ku?
191 Bersama Menuju Kediaman Orang Tua Asyila
192 Mencurahkan Isi Hati Ema Pada Asyila
193 Berusaha Memenuhi Keinginan Asyila
194 Kedatangan Icha
195 Ema Akhirnya Menyetujui
196 Alhamdulillah
197 Apes
198 Menjenguk Sahabat Yang Sakit
199 Hidupmu Akan Bahagia!
200 Mendapat Teror 1
201 Mendapat Teror 2
202 Menangkap Peneror
203 Aku Akan Menikah
204 Akulah Orangnya
205 Abang Dan Adik
206 Ingin Selalu Bersama
207 Menuju Halal
208 Dijemput Oleh Sang Nenek
209 Terluka
210 Belajar Dengan Sembunyi-sembunyi
211 Double Date
212 Begal
213 Pernikahan Yogi Dan Ema
214 Ingin Naik Kuda
215 Malam Indah Untuk Yogi Dan Ema
216 Kembali Ke Kota Bandung
217 Dyah penasaran
218 Tak Sengaja
219 Datang Merusak
220 Dyah Bertemu Dengan Kevin
221 Dayat Kembali Meminta Bantuan
222 Berharap Semuanya Baik-baik Saja
223 Kembali Menyamar
224 Keberanian Asyila Membantu Suami Tercinta
225 Memukul Majikannya Sendiri
226 Kembali Menjadi Mahasiswi Dan Dosen
227 Tetangga Baru
228 Makan Malam Pasangan Halal
229 Kecelakaan Beruntun Merenggut Nyawa
230 Abraham Tak Sadarkan Diri
231 Tetap Setia Menemani Suami
232 Keusilan Abraham Pada Asyila
233 Berkumpul Bersama Keluarga
234 Memutuskan Untuk Tetap Tinggal
235 Menemani Sang Istri Memeriksa Kandungan
236 Hampir Kehilangan Nyawa
237 Bertobat Dan Berusaha Memperbaiki Diri
238 Kontraksi
239 Baby Boy
240 Aqiqah Bayi Arsyad Mahesa
241 Terpaksa Meninggalkan Baby Arsyad
242 Ingin Selalu Bersama Buah Hati
243 Pura-pura Ngambek
244 Para Orang Tua Kembali Ke Jakarta
245 Ema Terlihat Berbeda
246 Pertanyaan Itu Lagi
247 Menghabiskan Waktu Bersama
248 Bayi Arsyad Sakit
249 Cepat Sembuh Nak!
250 Berdua Bersama Bayi Arsyad
251 Saya Butuh Pekerjaan
252 Siapa Wanita Itu?
253 Kebohongan Sari
254 Ema Kembali Tersenyum
255 Sahabat Rasa Keluarga
256 Bayi Arsyad Diculik!
257 Tak Ada Jejak
258 Dimana Bayi Arsyad?
259 Apakah Dia?
260 Sebagai Permintaan Maaf
261 Bayi Arsyad Kembali!
262 Suasana Hangat Kembali Tercipta
263 Akan Pergi Ke Luar Negeri
264 Penyakit Tua
265 Garis Satu
266 Semoga Berhasil Dan Bermanfaat
267 Jaga Mata, Hati Dan Pikiran!
268 Menolong Menangkap Pencopet
269 Hari Istimewa Arsyad Mahesa
270 Arsyad Kecil Yang Menggemaskan
271 Memutuskan Mengikuti Sang Suami
272 Maaf Karena Telah Mengikuti Mas
273 Kejutan Yang Tak Terduga
274 Kejutan Yang Tak Terduga II
275 Wati Meminta Maaf Pada Ema
276 Sama-sama Mengandung
277 Datang Membawa Undangan
278 Korban Tabrak Lari
279 Akhirnya Tertangkap
280 Menjenguk Ayah Dan Ibu
281 Menjadi Korban Keusilan Sang Suami
282 Menghadiri Pernikahan
283 Terkejut Sekaligus Kagum
284 Arsyad Kecil Yang Semakin Pintar
285 Emosi Dyah Naik-turun
286 Terima Kasih!
287 Muachh!
288 Ema Ngidam
289 Arsyad Yang Jahil
290 Sang Suami Tak Ada Kabar
291 Masih Belum Ada Kabar
292 Mas Kemana Saja?
293 Penjelasan Abraham
294 Khitanan Massal
295 Puasa Pertama Di Bandung
296 Hei Kamu!
297 Semoga Selalu Langgeng
298 Pulang
299 Baby Boy Again
300 Akhirnya Menjadi Orang Tua
301 Aqiqah Bayi Ashraf Mahesa
302 Pengumuman
Episodes

Updated 302 Episodes

1
Kelulusan Sekolah
2
Kejutan
3
Keputusan
4
Saling Curhat
5
Kebenaran
6
Hari Pernikahan
7
Kota Bandung
8
Hari pertama bekerja
9
Kevin berkunjung
10
Kuliah Hari Pertama
11
Malu
12
Nyeri
13
Pulang bersama
14
Hujan
15
Nenek sakit
16
Mengunjungi Nenek
17
Tidur bersama nenek
18
Berkemah Bersama
19
Tersesat
20
Menemukan
21
Berdua
22
Saling Perhatian
23
Rencana Nenek
24
Asyila pulang ke rumah
25
Kebaikan Suami
26
Mungkin Aku Salah Lihat
27
Apakah aku cemburu?
28
Merasa sedih
29
Pasar Malam Part 1
30
Pasar Malam Part 2
31
Pasar Malam Part 3
32
Nasi Goreng Untuk Paman
33
Mendapat Pujian Dari Paman
34
Telepon Dari Ibu
35
Maafkan Asyila Ibu!
36
Sahur Pertama
37
Ternyata Dia Adalah Suamiku
38
Harapan Erna
39
Dyah Datang
40
Menjemput Istri Kecil Abraham
41
Membeli Cincau Bersama Suami
42
Berbuka Puasa Hari Pertama
43
Menyuapi Makanan
44
Asyila Tahu Bahwa
45
Mengutarakan Perasaan
46
Memberitahukan Kepada Keluarga
47
Suami Yang Pengertian
48
Via Telepon
49
Sahur Bersama
50
Jalan-jalan Pagi
51
Jangan Tersenyum Dengan Pria Lain!
52
Tidur Di Kamar Asyila
53
Mengubah Panggilan
54
Menikmati Buka Puasa Bersama
55
Gerai Muslimah
56
Saling Merindukan Part 1
57
Saling Merindukan Part 2
58
Bertemu Kembali
59
Kopi Unik Buatan Asyila
60
Tidur Bersama
61
Keteledoran Asyila
62
Menemui Sang Suami
63
Persiapan Resepsi Pernikahan
64
Lebaran Idul Fitri
65
Berpisah Kembali
66
Resepsi Pernikahan
67
Romantis
68
Malam Penuh Cinta
69
Menghabiskan Waktu Bersama
70
Masalah Seprai Kasur
71
Biji Jeruk
72
Di tinggal Pengajian
73
Malam Penuh Cinta Terulang Kembali
74
Kelakuan Ibu
75
Nenek Yang Kepo
76
Lagi-lagi Nenek
77
Siapa Pria itu?
78
Bu Tini
79
Tiupan Cinta
80
Kembali Ke Bandung
81
Tak Tahan Bertemu
82
Kembali ke Kampus
83
Sapaan Pagi
84
Menyempatkan Waktu Bersama
85
Masalah Leher
86
Keusilan Ema
87
Nasib Ema Sebagai Nyamuk
88
Mahasiswa Pindahan
89
Abraham Cemburu
90
Cemburu Tidak Mengenal Usia
91
1 Vs 4
92
Kembali Berduaan Di Hotel
93
Kerinduan Seorang Nenek
94
Ema Ingin Cepat Nikah
95
Ruang Kerja Abraham
96
Di Taman
97
Aksi Heroik Abraham
98
Tak Bersemangat
99
Puasa
100
Menikmati Waktu Berbuka Puasa
101
Mandi Malam
102
Bu Tini Dan Romi Pengganggu
103
Obrolan Receh Di Kantin
104
Romi
105
Pulang Ke Jakarta
106
Kediaman Abraham
107
Saling Berbisik Ditelinga
108
Tempat Ternyaman Asyila
109
Salah Menduga
110
Bonus Olahraga Pagi
111
Menata Masa Depan Kita Berdua
112
Kencan Di Sore Hari
113
Ponsel Pintar Untuk Istri Tercinta
114
Asyila Diculik
115
Mengkhawatirkan Kondisi Suami
116
Siapa Mereka?
117
Kami Pergi Nek!
118
Pesan Ayah Dan Ibu Untuk Asyila
119
Di Kediaman Mertua
120
Perbincangan Di Dalam Mobil
121
Kembali Berpisah
122
Wanita Cantik Ini Adalah Istri Saya
123
Memperkenalkan Istri Kepada Para Dosen
124
Makan Siang Di Restoran
125
Tinggal Bersama Sementara Waktu
126
Menjadi Nyamuk
127
Bermain Pesawat Terbang
128
Berikan Aku Waktu 5 Menit!
129
Kemarahan Abraham
130
Menghibur Hati Istri Yang Sedang Bersedih
131
Double Date
132
Lagi!
133
Surat Dari Romi
134
Merawat Istri Yang Sedang Sakit
135
Mendadak Pergi
136
Menunggu
137
Masih Menunggu
138
Penyamaran Abraham
139
Firasat
140
Bersabar Menanti
141
Kondisi Membaik
142
Menjadi Wanita Kuat
143
Rindu Tak Berujung
144
Kembali Bersatu
145
Kembali Seperti Sediakala
146
Kesialan Ema
147
Berusaha Tetap Tenang
148
Kebohongan Tini
149
Motor Baru
150
Kolam Renang
151
Dinda
152
Kehadiran Dinda
153
Kondisi Yang Aneh
154
Perumahan ABSYIL
155
Kejadian Tak Terduga Di Rumah Baru
156
Syukuran Rumah Baru Bersama Keluarga
157
Hadiah Tak Terduga Di Hari Spesial Abraham
158
Kebahagiaan Yang Menular
159
Dyah
160
Merasa Bersalah
161
Alasan Ema Naik Motor
162
Jatuh Cinta Berkali-kali
163
Terpaksa Pergi
164
Tolong Jaga Diri Dan Calon Anak Kita!
165
Aksi Penyelamatan Yang Gagal
166
Keinginan Yogi
167
Perkelahian Nenek Lampir Dan Nyi Pelet
168
Ketukan Pintu
169
Semuanya Baik-baik Saja
170
Tolong Lepaskan!
171
Berusaha Menyelamatkan Asyila
172
Jangan Lakukan Hal Seperti Ini Lagi!
173
Membentuk Tim Kesebelasan
174
Yogi Datang Ingin Menemui Ema
175
Menggoda Asyila
176
Masih Gugup
177
Nasi Goreng Spesial Buatan Abraham
178
Liburan
179
Tidur Terpisah
180
Menangkap Sindikat Pencurian Motor
181
Insiden Tak Terduga Di Dalam Kamar
182
Membeli Ranjang Baru
183
Kedatangan Nenek
184
Ketika Dua Pengganggu Bergabung
185
Sepertiga Malam
186
Kisah Yogi Yang Menjadi Duda
187
Usaha Yogi Mendekati Ema
188
Anda Siapa?
189
Ingin Meminang Ema
190
Siapa Yang Meminang Ku?
191
Bersama Menuju Kediaman Orang Tua Asyila
192
Mencurahkan Isi Hati Ema Pada Asyila
193
Berusaha Memenuhi Keinginan Asyila
194
Kedatangan Icha
195
Ema Akhirnya Menyetujui
196
Alhamdulillah
197
Apes
198
Menjenguk Sahabat Yang Sakit
199
Hidupmu Akan Bahagia!
200
Mendapat Teror 1
201
Mendapat Teror 2
202
Menangkap Peneror
203
Aku Akan Menikah
204
Akulah Orangnya
205
Abang Dan Adik
206
Ingin Selalu Bersama
207
Menuju Halal
208
Dijemput Oleh Sang Nenek
209
Terluka
210
Belajar Dengan Sembunyi-sembunyi
211
Double Date
212
Begal
213
Pernikahan Yogi Dan Ema
214
Ingin Naik Kuda
215
Malam Indah Untuk Yogi Dan Ema
216
Kembali Ke Kota Bandung
217
Dyah penasaran
218
Tak Sengaja
219
Datang Merusak
220
Dyah Bertemu Dengan Kevin
221
Dayat Kembali Meminta Bantuan
222
Berharap Semuanya Baik-baik Saja
223
Kembali Menyamar
224
Keberanian Asyila Membantu Suami Tercinta
225
Memukul Majikannya Sendiri
226
Kembali Menjadi Mahasiswi Dan Dosen
227
Tetangga Baru
228
Makan Malam Pasangan Halal
229
Kecelakaan Beruntun Merenggut Nyawa
230
Abraham Tak Sadarkan Diri
231
Tetap Setia Menemani Suami
232
Keusilan Abraham Pada Asyila
233
Berkumpul Bersama Keluarga
234
Memutuskan Untuk Tetap Tinggal
235
Menemani Sang Istri Memeriksa Kandungan
236
Hampir Kehilangan Nyawa
237
Bertobat Dan Berusaha Memperbaiki Diri
238
Kontraksi
239
Baby Boy
240
Aqiqah Bayi Arsyad Mahesa
241
Terpaksa Meninggalkan Baby Arsyad
242
Ingin Selalu Bersama Buah Hati
243
Pura-pura Ngambek
244
Para Orang Tua Kembali Ke Jakarta
245
Ema Terlihat Berbeda
246
Pertanyaan Itu Lagi
247
Menghabiskan Waktu Bersama
248
Bayi Arsyad Sakit
249
Cepat Sembuh Nak!
250
Berdua Bersama Bayi Arsyad
251
Saya Butuh Pekerjaan
252
Siapa Wanita Itu?
253
Kebohongan Sari
254
Ema Kembali Tersenyum
255
Sahabat Rasa Keluarga
256
Bayi Arsyad Diculik!
257
Tak Ada Jejak
258
Dimana Bayi Arsyad?
259
Apakah Dia?
260
Sebagai Permintaan Maaf
261
Bayi Arsyad Kembali!
262
Suasana Hangat Kembali Tercipta
263
Akan Pergi Ke Luar Negeri
264
Penyakit Tua
265
Garis Satu
266
Semoga Berhasil Dan Bermanfaat
267
Jaga Mata, Hati Dan Pikiran!
268
Menolong Menangkap Pencopet
269
Hari Istimewa Arsyad Mahesa
270
Arsyad Kecil Yang Menggemaskan
271
Memutuskan Mengikuti Sang Suami
272
Maaf Karena Telah Mengikuti Mas
273
Kejutan Yang Tak Terduga
274
Kejutan Yang Tak Terduga II
275
Wati Meminta Maaf Pada Ema
276
Sama-sama Mengandung
277
Datang Membawa Undangan
278
Korban Tabrak Lari
279
Akhirnya Tertangkap
280
Menjenguk Ayah Dan Ibu
281
Menjadi Korban Keusilan Sang Suami
282
Menghadiri Pernikahan
283
Terkejut Sekaligus Kagum
284
Arsyad Kecil Yang Semakin Pintar
285
Emosi Dyah Naik-turun
286
Terima Kasih!
287
Muachh!
288
Ema Ngidam
289
Arsyad Yang Jahil
290
Sang Suami Tak Ada Kabar
291
Masih Belum Ada Kabar
292
Mas Kemana Saja?
293
Penjelasan Abraham
294
Khitanan Massal
295
Puasa Pertama Di Bandung
296
Hei Kamu!
297
Semoga Selalu Langgeng
298
Pulang
299
Baby Boy Again
300
Akhirnya Menjadi Orang Tua
301
Aqiqah Bayi Ashraf Mahesa
302
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!