Keputusan

Sekembalinya mereka dari puncak.

“Syila, Ayah dan ibu merasa tidak enak dengan Mami Ema. kami ingin mengganti uang yang dikeluarkan saat liburan kita di puncak serta kejutan ulang tahun kamu. tapi, mereka tidak ingin menerima uang ganti tersebut, jadi Ayah dan ibu merasa sungkan,” ucap Arumi.

“Mereka sangat baik Bu, mereka membantu kita dengan tulus. suatu saat gantian kita yang mengajak mereka berlibur ya Bu!!”

“Iya sayang, Amin.”

Kring .. kring.. suara hp Asyila.

Asyila berjalan keluar, untuk mengangkat panggilan tersebut.

“Hallo, dengan siapa?”

“Hai Asyila, ini aku Romi.”

“Aku kira siapa? bagaimana kamu tahu nomorku?” tanya Asyila penasaran.

“Soal nomormu aku dapat dari mana itu tidak penting, aku menelpon mu untuk mengingatkan nanti siang kita bertemu di Cafe Care,” terang Romi.

“Astaga, Maaf Romi. hampir saja aku lupa.”

“Aku akan menunggumu, ku harap kamu membuat keputusan yang tepat.”

“Baiklah, aku tutup telponnya.”

“Aku harus bagaimana, Terima atau tidak. Ya Tuhan ini membuatku menjadi bingung,” gumam Asyila.

~~

“Yah, Ibu. Asyila izin keluar Sebentar.”

“Mau kemana nak panas-panas begini?” tanya Arumi.

“Iya nak, cuaca hari ini panas. kenapa tidak nanti sore saja!” pinta Herwan.

“Asyila mau ke Cafe Care ada urusan sebentar.”

“Biar Ayah antar Pakai motor ya nak!”

“Tidak usah Yah, Asyila berjalan kaki saja. lagi pula Cafe Care dekat dengan sekolah Asyila.”

“Kalau mau kamu begitu baiklah sayang, hati-hati dijalan,” pesan Herwan.

“Asyila Pamit, Assalamualaikum.”

Sesampainya di Cafe Care.

“Asyila, Sini!” panggil Romi melambaikan tangan.

“Hai Romi, sudah lama kamu menunggu?”

“Tidak, aku juga baru sampai. kamu mau pesan apa Syila?” tanya Romi.

“Aku pesan jus jeruk saja Mi.”

“Kamu pesan makanan atau cemilan juga Asyila, biar lebih santai.”

“Terserah kamu saja Mi, aku bingung menu cemilan disini.”

“Baiklah kamu tunggu disini, aku pesankan dulu oke!”

“Oke Mi, siap.”

~~

“Mas, saya pesan jus jeruk 2 dan desert rasa keju 2 ya!!.”

“Baik mas saya catat, meja nomor berapa mas?” tanya pelayan.

“Nomor 17 mas.”

“Baik, silahkan ditunggu". menunya akan segera kami antar,” ucap pelayan Dengan ramah.

~~

“Syila, aku pesankan kamu desert keju sama sepertiku apa kamu suka?” tanya Romi.

“Kebetulan aku suka desert keju mi.”

“Syila, kemarin aku mencoba menelpon kamu. tapi, kenapa nomor kamu diluar jangkauan?”

“Oh itu kemarin handphone aku dipinjam Ema, kebetulan baterainya habis.”

“Dipinjam? bukankah Ema juga memiliki handphone?” tanya Romi heran.

“Jadi begini Mi, kemarin itu hari ulang tahun aku. kebetulan Ema dan anak-anak ngerayain di puncak. terus aku dikerjain habis-habisan makanya handphone aku juga di pinjam dia buat ngerjain aku,” terang Asyila.

“Ya ampun, jadi kemarin kamu ulang tahun. maaf ya Asyila aku tidak ikut hadir di ulang tahun kamu kemarin. selamat ya Asyila. semoga bertambahnya usia kamu, kamu menjadi anak yang lebih baik dan bermanfaat bagi orang banyak. aku telat ngucapinnya,” ucap Romi tulus.

“Tdak apa-apa Romi, By the way thanks udah ngucapin. meski ngucapinnya telat.”

“Permisi mas, mbak. ini pesanannya silahkan dinikmati,” ucap pelayan.

“Terima kasih mas,” balas Asyila ramah.

“Ayo Asyila! kita makan dulu!” ajak Romi.

Mereka berdua langsung menikmati cemilan tersebut.

usai menikmati jus jeruk dan desert. Romi langsung mengajak Asyila berbicara serius mengenai permintaan nya 3 hari yang lalu.

“Asyila, jadi apa keputusan kamu? apakah kamu mau menjadi kekasihku?” tanya Romi serius.

“Romi, jujur dulu aku pernah menaruh perasaan terhadap kamu. kamu disekolah termasuk siswa yang pintar, siswa aktif, pokoknya kamu siswa yang sempurna menurut aku, tapi sekarang.”

“Tapi sekarang apa Syila?” tanya Romi yang memotong ucapan Asyila.

“Dengarkan aku dulu Mi, Aku belum selesai menjelaskan.”

“Baiklah, silahkan dilanjut. aku ingin mendengar penjelasan darimu.”

“Tapi sekarang perasaan itu mulai hilang Mi. Kamu tahu kenapa?”

“Kenapa Asyila?” tanya Romi antusias.

“Kamu sering gonta-ganti pasangan Mi, kamu bukan hanya berpacaran dengan seangkatan kita kamu juga bahkan berpacaran dengan adik kelas. itu yang membuat aku ragu untuk menerima kamu Mi. aku takut kamu pergi mencari pengganti aku seperti yang kamu lakukan dulu ke pada gadis lain,” jelas Asyila panjang lebar.

“Asyila, tatap mataku. dulu aku memang seperti itu. tapi itu dulu Syila, aku khilaf Asyila. tapi setelah aku menyadari perasaan ini buat kamu. aku berhenti Gonta-ganti pasangan,” terang Romi jujur.

Asyila menatap mata pria itu dalam-dalam. namun ia tidak menemukan kebohongan sedikit pun Dimata Romi.

“Aku percaya kata-kata kamu barusan Mi, dan semoga itu benar.”

“Jadi apakah ini termasuk penerimaan cintaku?”

“Mungkin,” jawab Asyila malu-malu.

“Akhirnya diterima juga!” teriak Romi. sehingga mereka jadi pusat perhatian di Cafe tersebut.

“Romi, kecilkan suara kamu. kita sekarang jadi pusat perhatian mereka,” tunjuk Asyila.

“Maaf Asyila. aku terlalu senang, akhirnya Asyila yang aku inginkan selama ini menjadi kekasih Romi Dinata Seorang, terima kasih sayang,” ucap Romi gembira.

“Sayang?” tanya Asyila heran.

“Iya sayang, lagi pula sekarang kita sudah resmi menjadi sepasang kekasih.”

“Sudah cukup Mi, kata-kata kamu berlebihan cukup panggil aku Asyila saja oke!!”

“Tidak Asyila, panggilan sayang menurutku lebih romantis.”

“Terserah kamu mi, tapi aku tetap memanggilmu Romi. berhubung kita sudah jadian sebaiknya aku pulang sekarang. Ayah dan ibu pasti menunggu aku dirumah.”

“Aku antar kamu pulang ya Sayang!” tawar Romi.

“Tidak usah Mi, nanti ayah dan ibu malah bertanya banyak hal,” ucap Asyila.

“Tak apa sayang, jika mereka bertemu denganku dan menanyakan siapa aku? aku tinggal jawab calon menantu mereka sayang,” balas Romi.

“Aku mohon Mi, biarkan aku pulang sendiri ya. lagi pula jarak cafe dan rumah tidak begitu jauh,” ucap Asyila.

“Baiklah sayang, kamu hati-hati ya sayang. jika sudah tiba di rumah kabari aku agar aku tidak khawatir.”

“Iya Mi, aku pulang dulu bye!”

“Cium pipi mana?” tanya Romi manja.

“Romi, jangan mulai,” ketus Asyila.

“Bercanda sayang, bercanda,” balas Romi.

“Aku pulang Mi, jangan ajak aku bicara oke!!”

“Oke sayang.”

Sesampainya di rumah.

“Assalamualaikum, Asyila pulang.”

“Waalaikumsalam, sudah pulang nak?”

“Iya Bu, Ayah mana Bu. kok tidak terlihat?”

“Ayah berangkat kerja nak, tadi bos Ayah meminta ayah untuk ke pabrik beras mengangkuti beras-beras yang mau dikirim ke kota lain,” jelas Arumi.

“Ayah pasti lelah ya Bu, bayaran tidak seberapa tapi lelahnya sampai berhari-hari,” ucap Asyila sedih.

“Syila, kamu tak boleh sedih. lagi pula sudah menjadi kewajiban kami untuk memenuhi kebutuhan kita sayang.”

“Bu, Asyila kan sudah lulus sekolah dan Asyila tidak mau menganggur lama-lama jadi, Asyila memutuskan seminggu lagi ke Bandung untuk mencari pekerjaan sekalian kuliah disana,” terang Asyila.

“Seminggu lagi sayang?, apa tidak terlalu cepat nak. uang ayah dan ibu belum cukup untuk biaya kamu disana,” ucap Arumi sedih.

“Ayah dan ibu tenang saja. Asyila punya sedikit simpanan, uang simpanan Asyila cukup buat ke Bandung. lagi pula Asyila bekerja dulu Bu, setelah itu Asyila kuliah,” terang Asyila.

“Kalau boleh tahu kamu punya dari mana?” tanya Arumi penasaran.

“Uang yang Asyila kumpulkan selama ini dari Asyila menjual peyek kacang buatan ibu dan uang saku Asyila. kebetulan Asyila mendapatkan beasiswa dari sekolah Bu,” terang Asyila.

“Beasiswa? kamu dapat beasiswa nak?” tanya Arumi terkejut.

“Iya Bu, maaf Asyila baru memberitahukan ibu sekarang. niat Asyila ingin memberitahu nanti malam.”

“Ibu dan Ayah bangga sama kamu nak, semoga anak ibu dan Ayah jadi anak yang berhasil Amin,” ucap Arumi penuh semangat.

“Amiin.”

“Bu, Asyila pamit ke kamar dulu ya. Asyila sangat ngantuk,” ucap Asyila.

“Ya sudah kamu tidur nak, nanti setelah Ayah kamu pulang. ibu memberitahukan semuanya,” balas Arumi.

“Iya Bu, Asyila pamit ke kamar. ibu juga jangan lupa istirahat pasti capek kan.”

“Iya Asyila kamu tenang saja.”

~~

Kring .. kring..

“Hallo sayang, apa kamu sudah sampai rumah sayang?” tanya Romi.

“Alhamdulillah suda Mi, ini aku sekarang di kamar.”

“Sekali terima kasih sayang sudah mau menerimaku.”

“Iya Romi sama-sama. bolehkah aku tidur sekarang? aku sangat mengantuk,” ucap Asyila.

“Baiklah, selamat Bobo cantik sayang jangan lupa mimpiin aku,” ucap Romi dengan nada selembut mungkin.

“Aku mau tidur Mi, bukan mau mimpi,” balas Asyila.

“Iya sayang, tapi sekalian mimpiin aku juga boleh.”

“Udah ya Romi, Bye!” ucap Asyila lalu mematikan telpon secara sepihak.

“Romi kini menjadi kekasihku, tapi hatiku sama sekali tidak merasa apa-apa, apakah keputusan ini tepat?” gumam Asyila.

“Entahlah, semoga dengan berjalannya waktu perasaan ini bisa berubah menjadi cinta,” ucapnya lagi.

Di sisi lain.

“Kamu tidak berbohong kan Romi, kamu dan Asyila si bintang kelas itu sekarang berpacaran?” tanya Vino sahabat Romi.

“Menurutmu,” ketus Romi.

“Selamat ya Romi, aku salut sama kamu,” ucap Vino memberi ucapan selamat.

“Thanks bro.”

“Lalu bagaimana dengan Delania?” tanya Vino.

“Aku dan Delania sudah putus, kamu tahu sendiri aku paling tidak suka di khianati,” terang Romi.

“Oke, oke aku tidak membahas ini lagi.”

“Nanti temani aku pergi ke suatu tempat!” ajak Romi.

“Ke suatu tempat? apa kita akan ke tempat itu lagi?” tanya Vino.

“Ya,” balas Romi singkat.

“Baiklah, selama tempat itu aman,” balas Vino.

“Hmmm.”

Sore hari.

“Mami, Ema mau main ke tempat Asyila boleh ya mi!!” ucap Asyila meminta izin.

“Ya boleh sayang,” balas Icha ramah.

“Kalau Ema sekalian menginap di tempat Asyila boleh tidak Mi?” tanya Ema manja.

“Terus Mami dirumah sama siapa? Mami tidur sendiri dong Ma,” balas Icha dengan wajah dibuat sedih.

“Ema menginap hanya semalam saja Mi, besok pagi Ema pulang ke rumah,” terangnya.

“Janji ya! besok pagi sudah sampai di rumah. jangan siang-siang jam 9 sudah sampai rumah,” ucap Icha.

“Iya Mami ku sayang, lagi pula ini rumah Ema, lama-lama tempat orang juga tidak baik,” jelas Ema.

“Oke Mami setuju, tapi ingat ya besok pagi langsung pulang dan ada syaratnya!!”

“Iya Mamiku sayang, syarat apa Mi?” tanya Ema penasaran.

“Syaratnya bawakan Mami peyek kacang,” terang Icha.

“Wah, Mami juga suka peyek kacang buatan Tante Arumi ya!!”

“Mami rasa begitu Ma, sekalian untuk cemilan ibu-ibu arisan Mami.”

“Oke Mi siap.”

“Ini sayang uangnya, berikan pada ibu Asyila.”

“Siap Mami, Ema langsung berangkat ya Mi Assalamualaikum.”

“Waalaikumsalam.”

Di rumah Asyila.

“Assalamualaikum" ucap Ema.

"Waalaikumsalam, Ema. ayo masuk!!” ajak Arumi.

“Iya te, Ema malam ini ingin menginap di sini, besok pagi sudah pulang te,” terang Ema.

“Silahkan nak, tiap hari juga boleh,” canda Arumi.

“Hehe.. Tante bisa aja, kalau Ema menginap disini terus, kasihan mami sendirian di rumah te,” balas Ema.

“Iya ya Ema, hehe.. Tante lupa.”

“Tante ini lucu deh.”

“Ini te, ada uang 300 ribu,” ucap Ema kemudian memberikan uang tersebut.

“Buat apa nak uang sebanyak itu?” tanya Arumi heran.

“Tadi sebelum Ema kesini Mami menitipkan uang untuk memesan peyek kacang buatan Tante, kebetulan Mami suka dan lusa ada ibu-ibu arisan di rumah te,” jelas Ema.

“Alhamdulillah. bilang ke Mami kamu, Tante mengucapkan terima kasih, kalau begitu Tante pergi ke toko dulu untuk membeli bahan-bahan membuat peyek kacang,” ucap Arumi.

“Iya Tante, sekalian mau ke kamar Asyila,” balas Ema.

“Tante pergi dulu,” ucap Arumi lalu bergegas keluar rumah.

“Iya Tante, hati-hati.”

~~

“Asyila, Bangun!!” ucap Ema sambil menggoyangkan tubuh Asyila.

“Sebentar lagi Bu,” balas Asyila yang masih memeluk guling.

“Aku bukan ibu mu tapi sahabatmu,” ucap Ema kesal karena Asyila belum juga bangun.

“Ema? kapan kamu kesini?” tanya Asyila yang terkejut dengan kedatangan sahabatnya.

“Sekitar 20 menit yang lalu, aku bangunkan dari tadi tapi kamu tidak merespon,” ucap Ema berpura-pura kesal.

“Ya sorry, aku kira Ibu, soalnya aku sangat mengantuk,” balas Asyila.

“Jadi ada perlu apa kamu kesini Ema? tidak biasanya main ke rumah sore-sore begini,” ucap Asyila heran.

“Aku sengaja kesini, aku ingin menginap semalam,” terang Ema.

“Apa!! telinga aku masih berfungsi kan Ema?” tanya Asyila sambil menyelipkan rambut di telinga.

“Asyila aku serius, aku ingin curhat dengan mu. sekalian Mami nitip dibuatkan peyek kacang oleh ibumu,” terang Ema.

“Horee!! akhirnya aku ada teman malam ini. ternyata kamu dan Mamimu 11, 12 ya.. sama-sama penyuka peyek kacang buatan ibuku,” ucap Asyila dengan sedikit menggoda.

“Ya jelas, Tante kan jago buat peyek kacang. hehe,”puji Ema.

“Sebenarnya aku juga ingin bercerita banyak, tapi aku takut kamu kecewa,” ucap Asyila dengan memasang wajah sedih.

“Asyila, kenapa wajahmu seperti itu, cepat ceritakan,” pinta Ema semangat.

“Nanti malam saja, aku juga ingin mendengarkan keluh kesah kamu. sudah lama kita tidak menghabiskan waktu untuk mengobrol seperti ini.”

“Ya kamu betul kelinciku tersayang, setelah lulus sekolah kita tidak pernah menyempatkan waktu untuk kita menumpahkan segala isi hati kita,” jelas Ema.

“Ema!!” panggil Asyila.

“Iya Asyila,” jawab Asyila.

“Ini untuk kamu,” ucap Asyila lalu memberikan sebuah gantungan kunci bermotif kucing.

“Wah, lucu sekali Syila,” ucap Ema senang karena menerima hadiah dari Asyila.

“Apakah kamu senang?” tanya Asyila penasaran.

“Syukurlah, aku membelinya tadi di toko aksesoris dekat jalan menuju sekolah kita dulu,” ucap Asyila jujur.

“Terima kasih sahabatku, gantungan kunci pemberian darimu akan selalu aku simpan,” balas Ema.

“Sama-sama sahabatku,” ucap Asyila.

kira-kira Asyila dan Romi cocok tidak guys!!

komen di bawah..

Terpopuler

Comments

Rahayu Tiyas

Rahayu Tiyas

tidak lah

2023-01-12

0

Aisyah Hayati

Aisyah Hayati

ini udah episode keberapaaaaa tapi sosok abrahamnya belum nongol2

2022-01-12

1

Sahril Banong Potabuga Lasene

Sahril Banong Potabuga Lasene

nga cocok asyla sma romi lagian romi plyboy nga mungkin seceptnya brubah jgn sampai asylah hanya skit ati nantinya

2021-09-06

0

lihat semua
Episodes
1 Kelulusan Sekolah
2 Kejutan
3 Keputusan
4 Saling Curhat
5 Kebenaran
6 Hari Pernikahan
7 Kota Bandung
8 Hari pertama bekerja
9 Kevin berkunjung
10 Kuliah Hari Pertama
11 Malu
12 Nyeri
13 Pulang bersama
14 Hujan
15 Nenek sakit
16 Mengunjungi Nenek
17 Tidur bersama nenek
18 Berkemah Bersama
19 Tersesat
20 Menemukan
21 Berdua
22 Saling Perhatian
23 Rencana Nenek
24 Asyila pulang ke rumah
25 Kebaikan Suami
26 Mungkin Aku Salah Lihat
27 Apakah aku cemburu?
28 Merasa sedih
29 Pasar Malam Part 1
30 Pasar Malam Part 2
31 Pasar Malam Part 3
32 Nasi Goreng Untuk Paman
33 Mendapat Pujian Dari Paman
34 Telepon Dari Ibu
35 Maafkan Asyila Ibu!
36 Sahur Pertama
37 Ternyata Dia Adalah Suamiku
38 Harapan Erna
39 Dyah Datang
40 Menjemput Istri Kecil Abraham
41 Membeli Cincau Bersama Suami
42 Berbuka Puasa Hari Pertama
43 Menyuapi Makanan
44 Asyila Tahu Bahwa
45 Mengutarakan Perasaan
46 Memberitahukan Kepada Keluarga
47 Suami Yang Pengertian
48 Via Telepon
49 Sahur Bersama
50 Jalan-jalan Pagi
51 Jangan Tersenyum Dengan Pria Lain!
52 Tidur Di Kamar Asyila
53 Mengubah Panggilan
54 Menikmati Buka Puasa Bersama
55 Gerai Muslimah
56 Saling Merindukan Part 1
57 Saling Merindukan Part 2
58 Bertemu Kembali
59 Kopi Unik Buatan Asyila
60 Tidur Bersama
61 Keteledoran Asyila
62 Menemui Sang Suami
63 Persiapan Resepsi Pernikahan
64 Lebaran Idul Fitri
65 Berpisah Kembali
66 Resepsi Pernikahan
67 Romantis
68 Malam Penuh Cinta
69 Menghabiskan Waktu Bersama
70 Masalah Seprai Kasur
71 Biji Jeruk
72 Di tinggal Pengajian
73 Malam Penuh Cinta Terulang Kembali
74 Kelakuan Ibu
75 Nenek Yang Kepo
76 Lagi-lagi Nenek
77 Siapa Pria itu?
78 Bu Tini
79 Tiupan Cinta
80 Kembali Ke Bandung
81 Tak Tahan Bertemu
82 Kembali ke Kampus
83 Sapaan Pagi
84 Menyempatkan Waktu Bersama
85 Masalah Leher
86 Keusilan Ema
87 Nasib Ema Sebagai Nyamuk
88 Mahasiswa Pindahan
89 Abraham Cemburu
90 Cemburu Tidak Mengenal Usia
91 1 Vs 4
92 Kembali Berduaan Di Hotel
93 Kerinduan Seorang Nenek
94 Ema Ingin Cepat Nikah
95 Ruang Kerja Abraham
96 Di Taman
97 Aksi Heroik Abraham
98 Tak Bersemangat
99 Puasa
100 Menikmati Waktu Berbuka Puasa
101 Mandi Malam
102 Bu Tini Dan Romi Pengganggu
103 Obrolan Receh Di Kantin
104 Romi
105 Pulang Ke Jakarta
106 Kediaman Abraham
107 Saling Berbisik Ditelinga
108 Tempat Ternyaman Asyila
109 Salah Menduga
110 Bonus Olahraga Pagi
111 Menata Masa Depan Kita Berdua
112 Kencan Di Sore Hari
113 Ponsel Pintar Untuk Istri Tercinta
114 Asyila Diculik
115 Mengkhawatirkan Kondisi Suami
116 Siapa Mereka?
117 Kami Pergi Nek!
118 Pesan Ayah Dan Ibu Untuk Asyila
119 Di Kediaman Mertua
120 Perbincangan Di Dalam Mobil
121 Kembali Berpisah
122 Wanita Cantik Ini Adalah Istri Saya
123 Memperkenalkan Istri Kepada Para Dosen
124 Makan Siang Di Restoran
125 Tinggal Bersama Sementara Waktu
126 Menjadi Nyamuk
127 Bermain Pesawat Terbang
128 Berikan Aku Waktu 5 Menit!
129 Kemarahan Abraham
130 Menghibur Hati Istri Yang Sedang Bersedih
131 Double Date
132 Lagi!
133 Surat Dari Romi
134 Merawat Istri Yang Sedang Sakit
135 Mendadak Pergi
136 Menunggu
137 Masih Menunggu
138 Penyamaran Abraham
139 Firasat
140 Bersabar Menanti
141 Kondisi Membaik
142 Menjadi Wanita Kuat
143 Rindu Tak Berujung
144 Kembali Bersatu
145 Kembali Seperti Sediakala
146 Kesialan Ema
147 Berusaha Tetap Tenang
148 Kebohongan Tini
149 Motor Baru
150 Kolam Renang
151 Dinda
152 Kehadiran Dinda
153 Kondisi Yang Aneh
154 Perumahan ABSYIL
155 Kejadian Tak Terduga Di Rumah Baru
156 Syukuran Rumah Baru Bersama Keluarga
157 Hadiah Tak Terduga Di Hari Spesial Abraham
158 Kebahagiaan Yang Menular
159 Dyah
160 Merasa Bersalah
161 Alasan Ema Naik Motor
162 Jatuh Cinta Berkali-kali
163 Terpaksa Pergi
164 Tolong Jaga Diri Dan Calon Anak Kita!
165 Aksi Penyelamatan Yang Gagal
166 Keinginan Yogi
167 Perkelahian Nenek Lampir Dan Nyi Pelet
168 Ketukan Pintu
169 Semuanya Baik-baik Saja
170 Tolong Lepaskan!
171 Berusaha Menyelamatkan Asyila
172 Jangan Lakukan Hal Seperti Ini Lagi!
173 Membentuk Tim Kesebelasan
174 Yogi Datang Ingin Menemui Ema
175 Menggoda Asyila
176 Masih Gugup
177 Nasi Goreng Spesial Buatan Abraham
178 Liburan
179 Tidur Terpisah
180 Menangkap Sindikat Pencurian Motor
181 Insiden Tak Terduga Di Dalam Kamar
182 Membeli Ranjang Baru
183 Kedatangan Nenek
184 Ketika Dua Pengganggu Bergabung
185 Sepertiga Malam
186 Kisah Yogi Yang Menjadi Duda
187 Usaha Yogi Mendekati Ema
188 Anda Siapa?
189 Ingin Meminang Ema
190 Siapa Yang Meminang Ku?
191 Bersama Menuju Kediaman Orang Tua Asyila
192 Mencurahkan Isi Hati Ema Pada Asyila
193 Berusaha Memenuhi Keinginan Asyila
194 Kedatangan Icha
195 Ema Akhirnya Menyetujui
196 Alhamdulillah
197 Apes
198 Menjenguk Sahabat Yang Sakit
199 Hidupmu Akan Bahagia!
200 Mendapat Teror 1
201 Mendapat Teror 2
202 Menangkap Peneror
203 Aku Akan Menikah
204 Akulah Orangnya
205 Abang Dan Adik
206 Ingin Selalu Bersama
207 Menuju Halal
208 Dijemput Oleh Sang Nenek
209 Terluka
210 Belajar Dengan Sembunyi-sembunyi
211 Double Date
212 Begal
213 Pernikahan Yogi Dan Ema
214 Ingin Naik Kuda
215 Malam Indah Untuk Yogi Dan Ema
216 Kembali Ke Kota Bandung
217 Dyah penasaran
218 Tak Sengaja
219 Datang Merusak
220 Dyah Bertemu Dengan Kevin
221 Dayat Kembali Meminta Bantuan
222 Berharap Semuanya Baik-baik Saja
223 Kembali Menyamar
224 Keberanian Asyila Membantu Suami Tercinta
225 Memukul Majikannya Sendiri
226 Kembali Menjadi Mahasiswi Dan Dosen
227 Tetangga Baru
228 Makan Malam Pasangan Halal
229 Kecelakaan Beruntun Merenggut Nyawa
230 Abraham Tak Sadarkan Diri
231 Tetap Setia Menemani Suami
232 Keusilan Abraham Pada Asyila
233 Berkumpul Bersama Keluarga
234 Memutuskan Untuk Tetap Tinggal
235 Menemani Sang Istri Memeriksa Kandungan
236 Hampir Kehilangan Nyawa
237 Bertobat Dan Berusaha Memperbaiki Diri
238 Kontraksi
239 Baby Boy
240 Aqiqah Bayi Arsyad Mahesa
241 Terpaksa Meninggalkan Baby Arsyad
242 Ingin Selalu Bersama Buah Hati
243 Pura-pura Ngambek
244 Para Orang Tua Kembali Ke Jakarta
245 Ema Terlihat Berbeda
246 Pertanyaan Itu Lagi
247 Menghabiskan Waktu Bersama
248 Bayi Arsyad Sakit
249 Cepat Sembuh Nak!
250 Berdua Bersama Bayi Arsyad
251 Saya Butuh Pekerjaan
252 Siapa Wanita Itu?
253 Kebohongan Sari
254 Ema Kembali Tersenyum
255 Sahabat Rasa Keluarga
256 Bayi Arsyad Diculik!
257 Tak Ada Jejak
258 Dimana Bayi Arsyad?
259 Apakah Dia?
260 Sebagai Permintaan Maaf
261 Bayi Arsyad Kembali!
262 Suasana Hangat Kembali Tercipta
263 Akan Pergi Ke Luar Negeri
264 Penyakit Tua
265 Garis Satu
266 Semoga Berhasil Dan Bermanfaat
267 Jaga Mata, Hati Dan Pikiran!
268 Menolong Menangkap Pencopet
269 Hari Istimewa Arsyad Mahesa
270 Arsyad Kecil Yang Menggemaskan
271 Memutuskan Mengikuti Sang Suami
272 Maaf Karena Telah Mengikuti Mas
273 Kejutan Yang Tak Terduga
274 Kejutan Yang Tak Terduga II
275 Wati Meminta Maaf Pada Ema
276 Sama-sama Mengandung
277 Datang Membawa Undangan
278 Korban Tabrak Lari
279 Akhirnya Tertangkap
280 Menjenguk Ayah Dan Ibu
281 Menjadi Korban Keusilan Sang Suami
282 Menghadiri Pernikahan
283 Terkejut Sekaligus Kagum
284 Arsyad Kecil Yang Semakin Pintar
285 Emosi Dyah Naik-turun
286 Terima Kasih!
287 Muachh!
288 Ema Ngidam
289 Arsyad Yang Jahil
290 Sang Suami Tak Ada Kabar
291 Masih Belum Ada Kabar
292 Mas Kemana Saja?
293 Penjelasan Abraham
294 Khitanan Massal
295 Puasa Pertama Di Bandung
296 Hei Kamu!
297 Semoga Selalu Langgeng
298 Pulang
299 Baby Boy Again
300 Akhirnya Menjadi Orang Tua
301 Aqiqah Bayi Ashraf Mahesa
302 Pengumuman
Episodes

Updated 302 Episodes

1
Kelulusan Sekolah
2
Kejutan
3
Keputusan
4
Saling Curhat
5
Kebenaran
6
Hari Pernikahan
7
Kota Bandung
8
Hari pertama bekerja
9
Kevin berkunjung
10
Kuliah Hari Pertama
11
Malu
12
Nyeri
13
Pulang bersama
14
Hujan
15
Nenek sakit
16
Mengunjungi Nenek
17
Tidur bersama nenek
18
Berkemah Bersama
19
Tersesat
20
Menemukan
21
Berdua
22
Saling Perhatian
23
Rencana Nenek
24
Asyila pulang ke rumah
25
Kebaikan Suami
26
Mungkin Aku Salah Lihat
27
Apakah aku cemburu?
28
Merasa sedih
29
Pasar Malam Part 1
30
Pasar Malam Part 2
31
Pasar Malam Part 3
32
Nasi Goreng Untuk Paman
33
Mendapat Pujian Dari Paman
34
Telepon Dari Ibu
35
Maafkan Asyila Ibu!
36
Sahur Pertama
37
Ternyata Dia Adalah Suamiku
38
Harapan Erna
39
Dyah Datang
40
Menjemput Istri Kecil Abraham
41
Membeli Cincau Bersama Suami
42
Berbuka Puasa Hari Pertama
43
Menyuapi Makanan
44
Asyila Tahu Bahwa
45
Mengutarakan Perasaan
46
Memberitahukan Kepada Keluarga
47
Suami Yang Pengertian
48
Via Telepon
49
Sahur Bersama
50
Jalan-jalan Pagi
51
Jangan Tersenyum Dengan Pria Lain!
52
Tidur Di Kamar Asyila
53
Mengubah Panggilan
54
Menikmati Buka Puasa Bersama
55
Gerai Muslimah
56
Saling Merindukan Part 1
57
Saling Merindukan Part 2
58
Bertemu Kembali
59
Kopi Unik Buatan Asyila
60
Tidur Bersama
61
Keteledoran Asyila
62
Menemui Sang Suami
63
Persiapan Resepsi Pernikahan
64
Lebaran Idul Fitri
65
Berpisah Kembali
66
Resepsi Pernikahan
67
Romantis
68
Malam Penuh Cinta
69
Menghabiskan Waktu Bersama
70
Masalah Seprai Kasur
71
Biji Jeruk
72
Di tinggal Pengajian
73
Malam Penuh Cinta Terulang Kembali
74
Kelakuan Ibu
75
Nenek Yang Kepo
76
Lagi-lagi Nenek
77
Siapa Pria itu?
78
Bu Tini
79
Tiupan Cinta
80
Kembali Ke Bandung
81
Tak Tahan Bertemu
82
Kembali ke Kampus
83
Sapaan Pagi
84
Menyempatkan Waktu Bersama
85
Masalah Leher
86
Keusilan Ema
87
Nasib Ema Sebagai Nyamuk
88
Mahasiswa Pindahan
89
Abraham Cemburu
90
Cemburu Tidak Mengenal Usia
91
1 Vs 4
92
Kembali Berduaan Di Hotel
93
Kerinduan Seorang Nenek
94
Ema Ingin Cepat Nikah
95
Ruang Kerja Abraham
96
Di Taman
97
Aksi Heroik Abraham
98
Tak Bersemangat
99
Puasa
100
Menikmati Waktu Berbuka Puasa
101
Mandi Malam
102
Bu Tini Dan Romi Pengganggu
103
Obrolan Receh Di Kantin
104
Romi
105
Pulang Ke Jakarta
106
Kediaman Abraham
107
Saling Berbisik Ditelinga
108
Tempat Ternyaman Asyila
109
Salah Menduga
110
Bonus Olahraga Pagi
111
Menata Masa Depan Kita Berdua
112
Kencan Di Sore Hari
113
Ponsel Pintar Untuk Istri Tercinta
114
Asyila Diculik
115
Mengkhawatirkan Kondisi Suami
116
Siapa Mereka?
117
Kami Pergi Nek!
118
Pesan Ayah Dan Ibu Untuk Asyila
119
Di Kediaman Mertua
120
Perbincangan Di Dalam Mobil
121
Kembali Berpisah
122
Wanita Cantik Ini Adalah Istri Saya
123
Memperkenalkan Istri Kepada Para Dosen
124
Makan Siang Di Restoran
125
Tinggal Bersama Sementara Waktu
126
Menjadi Nyamuk
127
Bermain Pesawat Terbang
128
Berikan Aku Waktu 5 Menit!
129
Kemarahan Abraham
130
Menghibur Hati Istri Yang Sedang Bersedih
131
Double Date
132
Lagi!
133
Surat Dari Romi
134
Merawat Istri Yang Sedang Sakit
135
Mendadak Pergi
136
Menunggu
137
Masih Menunggu
138
Penyamaran Abraham
139
Firasat
140
Bersabar Menanti
141
Kondisi Membaik
142
Menjadi Wanita Kuat
143
Rindu Tak Berujung
144
Kembali Bersatu
145
Kembali Seperti Sediakala
146
Kesialan Ema
147
Berusaha Tetap Tenang
148
Kebohongan Tini
149
Motor Baru
150
Kolam Renang
151
Dinda
152
Kehadiran Dinda
153
Kondisi Yang Aneh
154
Perumahan ABSYIL
155
Kejadian Tak Terduga Di Rumah Baru
156
Syukuran Rumah Baru Bersama Keluarga
157
Hadiah Tak Terduga Di Hari Spesial Abraham
158
Kebahagiaan Yang Menular
159
Dyah
160
Merasa Bersalah
161
Alasan Ema Naik Motor
162
Jatuh Cinta Berkali-kali
163
Terpaksa Pergi
164
Tolong Jaga Diri Dan Calon Anak Kita!
165
Aksi Penyelamatan Yang Gagal
166
Keinginan Yogi
167
Perkelahian Nenek Lampir Dan Nyi Pelet
168
Ketukan Pintu
169
Semuanya Baik-baik Saja
170
Tolong Lepaskan!
171
Berusaha Menyelamatkan Asyila
172
Jangan Lakukan Hal Seperti Ini Lagi!
173
Membentuk Tim Kesebelasan
174
Yogi Datang Ingin Menemui Ema
175
Menggoda Asyila
176
Masih Gugup
177
Nasi Goreng Spesial Buatan Abraham
178
Liburan
179
Tidur Terpisah
180
Menangkap Sindikat Pencurian Motor
181
Insiden Tak Terduga Di Dalam Kamar
182
Membeli Ranjang Baru
183
Kedatangan Nenek
184
Ketika Dua Pengganggu Bergabung
185
Sepertiga Malam
186
Kisah Yogi Yang Menjadi Duda
187
Usaha Yogi Mendekati Ema
188
Anda Siapa?
189
Ingin Meminang Ema
190
Siapa Yang Meminang Ku?
191
Bersama Menuju Kediaman Orang Tua Asyila
192
Mencurahkan Isi Hati Ema Pada Asyila
193
Berusaha Memenuhi Keinginan Asyila
194
Kedatangan Icha
195
Ema Akhirnya Menyetujui
196
Alhamdulillah
197
Apes
198
Menjenguk Sahabat Yang Sakit
199
Hidupmu Akan Bahagia!
200
Mendapat Teror 1
201
Mendapat Teror 2
202
Menangkap Peneror
203
Aku Akan Menikah
204
Akulah Orangnya
205
Abang Dan Adik
206
Ingin Selalu Bersama
207
Menuju Halal
208
Dijemput Oleh Sang Nenek
209
Terluka
210
Belajar Dengan Sembunyi-sembunyi
211
Double Date
212
Begal
213
Pernikahan Yogi Dan Ema
214
Ingin Naik Kuda
215
Malam Indah Untuk Yogi Dan Ema
216
Kembali Ke Kota Bandung
217
Dyah penasaran
218
Tak Sengaja
219
Datang Merusak
220
Dyah Bertemu Dengan Kevin
221
Dayat Kembali Meminta Bantuan
222
Berharap Semuanya Baik-baik Saja
223
Kembali Menyamar
224
Keberanian Asyila Membantu Suami Tercinta
225
Memukul Majikannya Sendiri
226
Kembali Menjadi Mahasiswi Dan Dosen
227
Tetangga Baru
228
Makan Malam Pasangan Halal
229
Kecelakaan Beruntun Merenggut Nyawa
230
Abraham Tak Sadarkan Diri
231
Tetap Setia Menemani Suami
232
Keusilan Abraham Pada Asyila
233
Berkumpul Bersama Keluarga
234
Memutuskan Untuk Tetap Tinggal
235
Menemani Sang Istri Memeriksa Kandungan
236
Hampir Kehilangan Nyawa
237
Bertobat Dan Berusaha Memperbaiki Diri
238
Kontraksi
239
Baby Boy
240
Aqiqah Bayi Arsyad Mahesa
241
Terpaksa Meninggalkan Baby Arsyad
242
Ingin Selalu Bersama Buah Hati
243
Pura-pura Ngambek
244
Para Orang Tua Kembali Ke Jakarta
245
Ema Terlihat Berbeda
246
Pertanyaan Itu Lagi
247
Menghabiskan Waktu Bersama
248
Bayi Arsyad Sakit
249
Cepat Sembuh Nak!
250
Berdua Bersama Bayi Arsyad
251
Saya Butuh Pekerjaan
252
Siapa Wanita Itu?
253
Kebohongan Sari
254
Ema Kembali Tersenyum
255
Sahabat Rasa Keluarga
256
Bayi Arsyad Diculik!
257
Tak Ada Jejak
258
Dimana Bayi Arsyad?
259
Apakah Dia?
260
Sebagai Permintaan Maaf
261
Bayi Arsyad Kembali!
262
Suasana Hangat Kembali Tercipta
263
Akan Pergi Ke Luar Negeri
264
Penyakit Tua
265
Garis Satu
266
Semoga Berhasil Dan Bermanfaat
267
Jaga Mata, Hati Dan Pikiran!
268
Menolong Menangkap Pencopet
269
Hari Istimewa Arsyad Mahesa
270
Arsyad Kecil Yang Menggemaskan
271
Memutuskan Mengikuti Sang Suami
272
Maaf Karena Telah Mengikuti Mas
273
Kejutan Yang Tak Terduga
274
Kejutan Yang Tak Terduga II
275
Wati Meminta Maaf Pada Ema
276
Sama-sama Mengandung
277
Datang Membawa Undangan
278
Korban Tabrak Lari
279
Akhirnya Tertangkap
280
Menjenguk Ayah Dan Ibu
281
Menjadi Korban Keusilan Sang Suami
282
Menghadiri Pernikahan
283
Terkejut Sekaligus Kagum
284
Arsyad Kecil Yang Semakin Pintar
285
Emosi Dyah Naik-turun
286
Terima Kasih!
287
Muachh!
288
Ema Ngidam
289
Arsyad Yang Jahil
290
Sang Suami Tak Ada Kabar
291
Masih Belum Ada Kabar
292
Mas Kemana Saja?
293
Penjelasan Abraham
294
Khitanan Massal
295
Puasa Pertama Di Bandung
296
Hei Kamu!
297
Semoga Selalu Langgeng
298
Pulang
299
Baby Boy Again
300
Akhirnya Menjadi Orang Tua
301
Aqiqah Bayi Ashraf Mahesa
302
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!