Sekembalinya mereka dari puncak.
“Syila, Ayah dan ibu merasa tidak enak dengan Mami Ema. kami ingin mengganti uang yang dikeluarkan saat liburan kita di puncak serta kejutan ulang tahun kamu. tapi, mereka tidak ingin menerima uang ganti tersebut, jadi Ayah dan ibu merasa sungkan,” ucap Arumi.
“Mereka sangat baik Bu, mereka membantu kita dengan tulus. suatu saat gantian kita yang mengajak mereka berlibur ya Bu!!”
“Iya sayang, Amin.”
Kring .. kring.. suara hp Asyila.
Asyila berjalan keluar, untuk mengangkat panggilan tersebut.
“Hallo, dengan siapa?”
“Hai Asyila, ini aku Romi.”
“Aku kira siapa? bagaimana kamu tahu nomorku?” tanya Asyila penasaran.
“Soal nomormu aku dapat dari mana itu tidak penting, aku menelpon mu untuk mengingatkan nanti siang kita bertemu di Cafe Care,” terang Romi.
“Astaga, Maaf Romi. hampir saja aku lupa.”
“Aku akan menunggumu, ku harap kamu membuat keputusan yang tepat.”
“Baiklah, aku tutup telponnya.”
“Aku harus bagaimana, Terima atau tidak. Ya Tuhan ini membuatku menjadi bingung,” gumam Asyila.
~~
“Yah, Ibu. Asyila izin keluar Sebentar.”
“Mau kemana nak panas-panas begini?” tanya Arumi.
“Iya nak, cuaca hari ini panas. kenapa tidak nanti sore saja!” pinta Herwan.
“Asyila mau ke Cafe Care ada urusan sebentar.”
“Biar Ayah antar Pakai motor ya nak!”
“Tidak usah Yah, Asyila berjalan kaki saja. lagi pula Cafe Care dekat dengan sekolah Asyila.”
“Kalau mau kamu begitu baiklah sayang, hati-hati dijalan,” pesan Herwan.
“Asyila Pamit, Assalamualaikum.”
Sesampainya di Cafe Care.
“Asyila, Sini!” panggil Romi melambaikan tangan.
“Hai Romi, sudah lama kamu menunggu?”
“Tidak, aku juga baru sampai. kamu mau pesan apa Syila?” tanya Romi.
“Aku pesan jus jeruk saja Mi.”
“Kamu pesan makanan atau cemilan juga Asyila, biar lebih santai.”
“Terserah kamu saja Mi, aku bingung menu cemilan disini.”
“Baiklah kamu tunggu disini, aku pesankan dulu oke!”
“Oke Mi, siap.”
~~
“Mas, saya pesan jus jeruk 2 dan desert rasa keju 2 ya!!.”
“Baik mas saya catat, meja nomor berapa mas?” tanya pelayan.
“Nomor 17 mas.”
“Baik, silahkan ditunggu". menunya akan segera kami antar,” ucap pelayan Dengan ramah.
~~
“Syila, aku pesankan kamu desert keju sama sepertiku apa kamu suka?” tanya Romi.
“Kebetulan aku suka desert keju mi.”
“Syila, kemarin aku mencoba menelpon kamu. tapi, kenapa nomor kamu diluar jangkauan?”
“Oh itu kemarin handphone aku dipinjam Ema, kebetulan baterainya habis.”
“Dipinjam? bukankah Ema juga memiliki handphone?” tanya Romi heran.
“Jadi begini Mi, kemarin itu hari ulang tahun aku. kebetulan Ema dan anak-anak ngerayain di puncak. terus aku dikerjain habis-habisan makanya handphone aku juga di pinjam dia buat ngerjain aku,” terang Asyila.
“Ya ampun, jadi kemarin kamu ulang tahun. maaf ya Asyila aku tidak ikut hadir di ulang tahun kamu kemarin. selamat ya Asyila. semoga bertambahnya usia kamu, kamu menjadi anak yang lebih baik dan bermanfaat bagi orang banyak. aku telat ngucapinnya,” ucap Romi tulus.
“Tdak apa-apa Romi, By the way thanks udah ngucapin. meski ngucapinnya telat.”
“Permisi mas, mbak. ini pesanannya silahkan dinikmati,” ucap pelayan.
“Terima kasih mas,” balas Asyila ramah.
“Ayo Asyila! kita makan dulu!” ajak Romi.
Mereka berdua langsung menikmati cemilan tersebut.
usai menikmati jus jeruk dan desert. Romi langsung mengajak Asyila berbicara serius mengenai permintaan nya 3 hari yang lalu.
“Asyila, jadi apa keputusan kamu? apakah kamu mau menjadi kekasihku?” tanya Romi serius.
“Romi, jujur dulu aku pernah menaruh perasaan terhadap kamu. kamu disekolah termasuk siswa yang pintar, siswa aktif, pokoknya kamu siswa yang sempurna menurut aku, tapi sekarang.”
“Tapi sekarang apa Syila?” tanya Romi yang memotong ucapan Asyila.
“Dengarkan aku dulu Mi, Aku belum selesai menjelaskan.”
“Baiklah, silahkan dilanjut. aku ingin mendengar penjelasan darimu.”
“Tapi sekarang perasaan itu mulai hilang Mi. Kamu tahu kenapa?”
“Kenapa Asyila?” tanya Romi antusias.
“Kamu sering gonta-ganti pasangan Mi, kamu bukan hanya berpacaran dengan seangkatan kita kamu juga bahkan berpacaran dengan adik kelas. itu yang membuat aku ragu untuk menerima kamu Mi. aku takut kamu pergi mencari pengganti aku seperti yang kamu lakukan dulu ke pada gadis lain,” jelas Asyila panjang lebar.
“Asyila, tatap mataku. dulu aku memang seperti itu. tapi itu dulu Syila, aku khilaf Asyila. tapi setelah aku menyadari perasaan ini buat kamu. aku berhenti Gonta-ganti pasangan,” terang Romi jujur.
Asyila menatap mata pria itu dalam-dalam. namun ia tidak menemukan kebohongan sedikit pun Dimata Romi.
“Aku percaya kata-kata kamu barusan Mi, dan semoga itu benar.”
“Jadi apakah ini termasuk penerimaan cintaku?”
“Mungkin,” jawab Asyila malu-malu.
“Akhirnya diterima juga!” teriak Romi. sehingga mereka jadi pusat perhatian di Cafe tersebut.
“Romi, kecilkan suara kamu. kita sekarang jadi pusat perhatian mereka,” tunjuk Asyila.
“Maaf Asyila. aku terlalu senang, akhirnya Asyila yang aku inginkan selama ini menjadi kekasih Romi Dinata Seorang, terima kasih sayang,” ucap Romi gembira.
“Sayang?” tanya Asyila heran.
“Iya sayang, lagi pula sekarang kita sudah resmi menjadi sepasang kekasih.”
“Sudah cukup Mi, kata-kata kamu berlebihan cukup panggil aku Asyila saja oke!!”
“Tidak Asyila, panggilan sayang menurutku lebih romantis.”
“Terserah kamu mi, tapi aku tetap memanggilmu Romi. berhubung kita sudah jadian sebaiknya aku pulang sekarang. Ayah dan ibu pasti menunggu aku dirumah.”
“Aku antar kamu pulang ya Sayang!” tawar Romi.
“Tidak usah Mi, nanti ayah dan ibu malah bertanya banyak hal,” ucap Asyila.
“Tak apa sayang, jika mereka bertemu denganku dan menanyakan siapa aku? aku tinggal jawab calon menantu mereka sayang,” balas Romi.
“Aku mohon Mi, biarkan aku pulang sendiri ya. lagi pula jarak cafe dan rumah tidak begitu jauh,” ucap Asyila.
“Baiklah sayang, kamu hati-hati ya sayang. jika sudah tiba di rumah kabari aku agar aku tidak khawatir.”
“Iya Mi, aku pulang dulu bye!”
“Cium pipi mana?” tanya Romi manja.
“Romi, jangan mulai,” ketus Asyila.
“Bercanda sayang, bercanda,” balas Romi.
“Aku pulang Mi, jangan ajak aku bicara oke!!”
“Oke sayang.”
Sesampainya di rumah.
“Assalamualaikum, Asyila pulang.”
“Waalaikumsalam, sudah pulang nak?”
“Iya Bu, Ayah mana Bu. kok tidak terlihat?”
“Ayah berangkat kerja nak, tadi bos Ayah meminta ayah untuk ke pabrik beras mengangkuti beras-beras yang mau dikirim ke kota lain,” jelas Arumi.
“Ayah pasti lelah ya Bu, bayaran tidak seberapa tapi lelahnya sampai berhari-hari,” ucap Asyila sedih.
“Syila, kamu tak boleh sedih. lagi pula sudah menjadi kewajiban kami untuk memenuhi kebutuhan kita sayang.”
“Bu, Asyila kan sudah lulus sekolah dan Asyila tidak mau menganggur lama-lama jadi, Asyila memutuskan seminggu lagi ke Bandung untuk mencari pekerjaan sekalian kuliah disana,” terang Asyila.
“Seminggu lagi sayang?, apa tidak terlalu cepat nak. uang ayah dan ibu belum cukup untuk biaya kamu disana,” ucap Arumi sedih.
“Ayah dan ibu tenang saja. Asyila punya sedikit simpanan, uang simpanan Asyila cukup buat ke Bandung. lagi pula Asyila bekerja dulu Bu, setelah itu Asyila kuliah,” terang Asyila.
“Kalau boleh tahu kamu punya dari mana?” tanya Arumi penasaran.
“Uang yang Asyila kumpulkan selama ini dari Asyila menjual peyek kacang buatan ibu dan uang saku Asyila. kebetulan Asyila mendapatkan beasiswa dari sekolah Bu,” terang Asyila.
“Beasiswa? kamu dapat beasiswa nak?” tanya Arumi terkejut.
“Iya Bu, maaf Asyila baru memberitahukan ibu sekarang. niat Asyila ingin memberitahu nanti malam.”
“Ibu dan Ayah bangga sama kamu nak, semoga anak ibu dan Ayah jadi anak yang berhasil Amin,” ucap Arumi penuh semangat.
“Amiin.”
“Bu, Asyila pamit ke kamar dulu ya. Asyila sangat ngantuk,” ucap Asyila.
“Ya sudah kamu tidur nak, nanti setelah Ayah kamu pulang. ibu memberitahukan semuanya,” balas Arumi.
“Iya Bu, Asyila pamit ke kamar. ibu juga jangan lupa istirahat pasti capek kan.”
“Iya Asyila kamu tenang saja.”
~~
Kring .. kring..
“Hallo sayang, apa kamu sudah sampai rumah sayang?” tanya Romi.
“Alhamdulillah suda Mi, ini aku sekarang di kamar.”
“Sekali terima kasih sayang sudah mau menerimaku.”
“Iya Romi sama-sama. bolehkah aku tidur sekarang? aku sangat mengantuk,” ucap Asyila.
“Baiklah, selamat Bobo cantik sayang jangan lupa mimpiin aku,” ucap Romi dengan nada selembut mungkin.
“Aku mau tidur Mi, bukan mau mimpi,” balas Asyila.
“Iya sayang, tapi sekalian mimpiin aku juga boleh.”
“Udah ya Romi, Bye!” ucap Asyila lalu mematikan telpon secara sepihak.
“Romi kini menjadi kekasihku, tapi hatiku sama sekali tidak merasa apa-apa, apakah keputusan ini tepat?” gumam Asyila.
“Entahlah, semoga dengan berjalannya waktu perasaan ini bisa berubah menjadi cinta,” ucapnya lagi.
Di sisi lain.
“Kamu tidak berbohong kan Romi, kamu dan Asyila si bintang kelas itu sekarang berpacaran?” tanya Vino sahabat Romi.
“Menurutmu,” ketus Romi.
“Selamat ya Romi, aku salut sama kamu,” ucap Vino memberi ucapan selamat.
“Thanks bro.”
“Lalu bagaimana dengan Delania?” tanya Vino.
“Aku dan Delania sudah putus, kamu tahu sendiri aku paling tidak suka di khianati,” terang Romi.
“Oke, oke aku tidak membahas ini lagi.”
“Nanti temani aku pergi ke suatu tempat!” ajak Romi.
“Ke suatu tempat? apa kita akan ke tempat itu lagi?” tanya Vino.
“Ya,” balas Romi singkat.
“Baiklah, selama tempat itu aman,” balas Vino.
“Hmmm.”
Sore hari.
“Mami, Ema mau main ke tempat Asyila boleh ya mi!!” ucap Asyila meminta izin.
“Ya boleh sayang,” balas Icha ramah.
“Kalau Ema sekalian menginap di tempat Asyila boleh tidak Mi?” tanya Ema manja.
“Terus Mami dirumah sama siapa? Mami tidur sendiri dong Ma,” balas Icha dengan wajah dibuat sedih.
“Ema menginap hanya semalam saja Mi, besok pagi Ema pulang ke rumah,” terangnya.
“Janji ya! besok pagi sudah sampai di rumah. jangan siang-siang jam 9 sudah sampai rumah,” ucap Icha.
“Iya Mami ku sayang, lagi pula ini rumah Ema, lama-lama tempat orang juga tidak baik,” jelas Ema.
“Oke Mami setuju, tapi ingat ya besok pagi langsung pulang dan ada syaratnya!!”
“Iya Mamiku sayang, syarat apa Mi?” tanya Ema penasaran.
“Syaratnya bawakan Mami peyek kacang,” terang Icha.
“Wah, Mami juga suka peyek kacang buatan Tante Arumi ya!!”
“Mami rasa begitu Ma, sekalian untuk cemilan ibu-ibu arisan Mami.”
“Oke Mi siap.”
“Ini sayang uangnya, berikan pada ibu Asyila.”
“Siap Mami, Ema langsung berangkat ya Mi Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam.”
Di rumah Asyila.
“Assalamualaikum" ucap Ema.
"Waalaikumsalam, Ema. ayo masuk!!” ajak Arumi.
“Iya te, Ema malam ini ingin menginap di sini, besok pagi sudah pulang te,” terang Ema.
“Silahkan nak, tiap hari juga boleh,” canda Arumi.
“Hehe.. Tante bisa aja, kalau Ema menginap disini terus, kasihan mami sendirian di rumah te,” balas Ema.
“Iya ya Ema, hehe.. Tante lupa.”
“Tante ini lucu deh.”
“Ini te, ada uang 300 ribu,” ucap Ema kemudian memberikan uang tersebut.
“Buat apa nak uang sebanyak itu?” tanya Arumi heran.
“Tadi sebelum Ema kesini Mami menitipkan uang untuk memesan peyek kacang buatan Tante, kebetulan Mami suka dan lusa ada ibu-ibu arisan di rumah te,” jelas Ema.
“Alhamdulillah. bilang ke Mami kamu, Tante mengucapkan terima kasih, kalau begitu Tante pergi ke toko dulu untuk membeli bahan-bahan membuat peyek kacang,” ucap Arumi.
“Iya Tante, sekalian mau ke kamar Asyila,” balas Ema.
“Tante pergi dulu,” ucap Arumi lalu bergegas keluar rumah.
“Iya Tante, hati-hati.”
~~
“Asyila, Bangun!!” ucap Ema sambil menggoyangkan tubuh Asyila.
“Sebentar lagi Bu,” balas Asyila yang masih memeluk guling.
“Aku bukan ibu mu tapi sahabatmu,” ucap Ema kesal karena Asyila belum juga bangun.
“Ema? kapan kamu kesini?” tanya Asyila yang terkejut dengan kedatangan sahabatnya.
“Sekitar 20 menit yang lalu, aku bangunkan dari tadi tapi kamu tidak merespon,” ucap Ema berpura-pura kesal.
“Ya sorry, aku kira Ibu, soalnya aku sangat mengantuk,” balas Asyila.
“Jadi ada perlu apa kamu kesini Ema? tidak biasanya main ke rumah sore-sore begini,” ucap Asyila heran.
“Aku sengaja kesini, aku ingin menginap semalam,” terang Ema.
“Apa!! telinga aku masih berfungsi kan Ema?” tanya Asyila sambil menyelipkan rambut di telinga.
“Asyila aku serius, aku ingin curhat dengan mu. sekalian Mami nitip dibuatkan peyek kacang oleh ibumu,” terang Ema.
“Horee!! akhirnya aku ada teman malam ini. ternyata kamu dan Mamimu 11, 12 ya.. sama-sama penyuka peyek kacang buatan ibuku,” ucap Asyila dengan sedikit menggoda.
“Ya jelas, Tante kan jago buat peyek kacang. hehe,”puji Ema.
“Sebenarnya aku juga ingin bercerita banyak, tapi aku takut kamu kecewa,” ucap Asyila dengan memasang wajah sedih.
“Asyila, kenapa wajahmu seperti itu, cepat ceritakan,” pinta Ema semangat.
“Nanti malam saja, aku juga ingin mendengarkan keluh kesah kamu. sudah lama kita tidak menghabiskan waktu untuk mengobrol seperti ini.”
“Ya kamu betul kelinciku tersayang, setelah lulus sekolah kita tidak pernah menyempatkan waktu untuk kita menumpahkan segala isi hati kita,” jelas Ema.
“Ema!!” panggil Asyila.
“Iya Asyila,” jawab Asyila.
“Ini untuk kamu,” ucap Asyila lalu memberikan sebuah gantungan kunci bermotif kucing.
“Wah, lucu sekali Syila,” ucap Ema senang karena menerima hadiah dari Asyila.
“Apakah kamu senang?” tanya Asyila penasaran.
“Syukurlah, aku membelinya tadi di toko aksesoris dekat jalan menuju sekolah kita dulu,” ucap Asyila jujur.
“Terima kasih sahabatku, gantungan kunci pemberian darimu akan selalu aku simpan,” balas Ema.
“Sama-sama sahabatku,” ucap Asyila.
kira-kira Asyila dan Romi cocok tidak guys!!
komen di bawah..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Rahayu Tiyas
tidak lah
2023-01-12
0
Aisyah Hayati
ini udah episode keberapaaaaa tapi sosok abrahamnya belum nongol2
2022-01-12
1
Sahril Banong Potabuga Lasene
nga cocok asyla sma romi lagian romi plyboy nga mungkin seceptnya brubah jgn sampai asylah hanya skit ati nantinya
2021-09-06
0