Kejutan

Suara burung-burung di pagi hari terdengar begitu merdu, sinar matahari pagi serasa seperti pelukan hangat yang menenangkan.

serta udara segar seperti obat jiwa yang alami.

“Huaammm, akhirnya pagi juga,” ucap Asyila setengah sadar.

“Pagi sayang,” ucap Arumi.

“Pagi juga bu.”

“Sayang ayo mandi, jam 8 nanti kita pergi.”

“Pergi kemana Bu?” tanya Asyila penasaran.

“Kita pergi ke puncak sayang, kebetulan pagi-pagi sekali Ema menelpon ibu. Ema dan maminya mengajak kita berlibur,” sahut Arumi.

“Kalau begitu Asyila mandi Bu” ucap Asyila kemudian bergegas ke kamar mandi.

Asyila tidak ingat bahwa hari ini ulang tahunnya, Arumi dan Herwan berinisiatif untuk ikut memberikan kejutan untuk Asyila.

“Bagaimana Bu? apakah baju ini cocok?” tanya Asyila.

“Cocok sayang, Syila mau pakai baju apa saja cocok yang penting sopan,” balas Arumi.

“Ya harus sopan Bu.”

“Mari sini kita makan, ibu panggilkan ayahmu di kamar dulu nak.”

“Iya Bu.”

“Yah, udah siap?” tanya Arumi.

“Sudah Bu, ayah pakai batik ini lucu tidak Bu?” tanya Herwan.

“Ayah ini ada-ada saja, bagus yah terlihat gagah,” balas Arumi jujur.

“Ayah tidak muda lagi Bu, usia Ayah tahun ini 58 Tahun apa masih terlihat gagah?” tanya Herwan kemudian membusungkan dada.

“Ayah dimata ibu masih terlihat gagah hanya saja sekarang terlihat banyak keriput. Kalau ibu bagaimana yah? diusia 55 tahun ini apa ibu masih terlihat cantik?” tanya Arumi malu-malu.

“Ya tentu masih Bu, tapi ya itu tadi Sekarang terlihat banyak kerutan,” balas Herwan jujur.

“Ehem.. Asyila dari tadi menunggu Ayah dan Ibu dimeja makan, ternyata dikamar malah gombal-gombalan. berasa dunia milik berdua ya. yang lain hanya ngontrak,” ucap Asyila pura-pura kesal.

“Ini semua gara-gara Ayah, lihat itu Asyila wajahnya lecak amburadul,” ucap Arumi sambil menunjuk ke arah Asyila.

“Kok ayah yang disalahkan, ibu yang mulai duluan,” balas Herwan.

“Puuufffttt.” Asyila berusaha menahan suara tawa.

“Ha.ha.. Ayah, Ibu kalian itu seperti ABG saja lucu sekali,” ucap Asyila sambil tertawa terbahak-bahak.

“Apaan tu ABG?” tanya Herwan dan Arumi bersamaan.

“Anak baru gede,” sahut Asyila.

“Ha. ha .ha..” Suara tawa Herwan dan Arumi.

“Ayah dan ibu jadi malu,” ucap Arumi dan Herwan tersipu malu.

“Ayah, Ibu ayo buruan sarapan. Ema dan maminya kesini kita belum apa-apa,”ucap Asyila mengingatkan.

“Ya ampun, sampai lupa Ibu. ya udah ayo yah,” ajak Arumi.

Mereka kemudian makan bersama dimeja. sesekali Asyila melirik kedua orangtuanya ia berharap saat tua nanti ia bisa menikahi Lelaki yang sangat mencintainya dan bahkan saling mencintai hingga maut memisahkan mereka.

Tin..tin..tin.. suara klakson mobil.

“Assalamualaikum Asyila,” ucap Ema.

“Waalaikumsalam,” sahut Asyila.

“Udah siap?”

“Udah dong ma, kami baru saja selesai sarapan.”

“Wah.. kalau begitu aku kepagian. janji jam 8 baru setengah 8 sudah ready,” ucap Ema sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Tidak juga ma, mari masuk ajak mamimu juga,” ajak Asyila.

“Bentar ya aku ke mobil dulu, mamiku ini rempong dari tadi,” ucap Ema kemudian pergi menuju mobil.

“Ayo mi turun lagi.”

“Sudah rapi belum nak, mami tidak percaya diri.”

“Haduh mami, seperti bertemu besan saja.”

“Bukan begitu nak, mami ingin memberikan kesan terbaik buat sahabat kamu dan orangtuanya.”

“Ema kira apa mi, mami seperti biasanya saja. pasti mereka senang.”

“Ya sudah ayo kita masuk.”

“Nah gitu kan baru mami Ema.”

“Apa kabar Tante?” sapa Asyila.

“Alhamdulillah baik Syila,” balas Icha.

“Mari masuk Tante, kamu juga ma!” ajak Asyila.

“Iya Syila terima kasih,” ucap Icha.

“Tante dan Ema duduk dulu, Asyila buatkan minuman dulu. sekalian mau panggil Ayah dan ibu permisi,” ucap Asyila kemudian pergi.

Asyila pergi membuatkan minuman. selesai membuat minuman ia memanggil kedua orangtuanya untuk ke ruang tamu.

“Ini airnya silahkan diminum,” ucap Asyila sambil menata minuman tersebut.

“Terima kasih Syila,” ucap Ema manis.

“Apa kabar Bu Icha?” tanya Arumi ramah.

“Alhamdulillah baik,” balas Icha dengan senyum yang tidak kalah ramah.

“Ini maminya Ema ya, mirip sekali dengan Ema,” ucap Herwan.

“Iya pak banyak yang bilang begitu,” balas Icha jujur.

“Mari diminum,” ucap Arumi.

“Iya Bu ini juga mau kita minum,” balas Icha kemudian meneguk minuman tersebut.

20 menit mereka berbincang-bincang.

Icha yang tidak sabar ingin memberikan kejutan untuk sahabatnya pun menyudahi perbincangan hangat mereka.

“Ayo semua sudah jam 8, sebaiknya kita berangkat. perbincangan bisa kita lanjutkan di mobil,” ujar Ema.

“Kalau begitu sebelum kita berangkat kita berdoa dulu semoga perjalanan kita dipermudah oleh Allah,” ucap Herwan.

Mereka pun berdoa agar perjalanan menuju puncak selamat sampai kembalinya ke rumah.

“Barang yang mau dibawa yang mana saja?” tanya Asep.

“loh mang Asep tadi disini, kenapa tidak masuk mang?” tanya Asyila penasaran.

“Oo.. tadi saya mampir ke warung kopi itu mbak, sekalian ngopi,” ucap Asep.

“Kalau cuma ngopi kenapa tidak masuk ke dalam mang,” sahut Ema.

“Tidak apa-apa Bu,” balas Asep.

“Mang Asep tadi sudah Ema suruh masuk sebelumnya, api begitu sampai sini langsung ngluyur ke warung kopi. pasti godain cewek kan disana,” tuduh Ema usil.

“He..he. mbak Ema tahu aja,” ucap Asep malu-malu.

“Ingat umur mang,” balas Ema.

“Sudah-sudah kok malah berdebat begini, itu mang diangkat ya taruh jok,” titah Icha.

“Baik Bu,” balas Asep kemudian bergegas mengangkuti barang.

“Mi, aku sama Asyila duduk dibelakang ya, mami sama Tante duduk ditengah,” ucap Ema.

“Oke nak,” balas Icha.

“Kalau begitu, Ayah duduk didepan,” ucap Arumi.

“Barangnya sudah selesai, mari kita berangkat!” ajak Asep.

“Bismillahirrahmanirrahim,” ucap mereka serempak.

Perjalanan menuju Puncak Bogor memakan waktu sekitar tiga jam, Asyila dan Ema yang duduk dibelakang sudah tertidur 2 terlebih dahulu. sementara mereka berempat sibuk menceritakan masa muda mereka.

“Ternyata masa lalu kita tidak jauh beda ya Bu,” ucap Icha.

“Bu Icha ini bisa aja,” sahut Arumi.

“Apalagi mang Asep, lebih lucu lagi godain wanita yang ternyata janda beranak dua,” ucap Herwan santai.

“Ha..ha..ha..” Tawa mereka semakin menjadi.

Asyila dan Ema yang sedari tadi tertidur kini terbangun akibat suara gelak tawa dari para orangtua.

“Ngerumpi apa ini mi? kami jadi terbangun seharusnya Ema mimpi indah ketemu pangeran tampan,” omel Ema.

“Maafkan kami ya anak-anak kami terbawa suasana waktu muda jadi lupa ada kalian dibelakang,” ucap Icha tak enak hati.

“Iya nak, maaf ya,” sahut Arumi.

“Kalian lanjutkan lagi berbincang-bincang. kami juga sudah tidak mengantuk lagi ya kan Ema!!” ucap Asyila kemudian diangguki Ema.

“Sebentar lagi sampai guys,” ucap Mang Asep santai.

“Mang Asep ini bisa saja,” sahut Asyila.

Sesampainya di puncak mereka langsung bergegas menuju salah satu Villa putih.

“Villa ini ada 3 kamar, Pak Herwan dan Mang Asep tidur disebelah kiri, Asyila dan Ema tidur ditengah, sementara saya dan Bu Arumi tidur di sebelah kanan,” jelas Icha yang menunjuk arah kamar.

“Semuanya, Asyila dan Ema langsung ke kamar ya, yuk Asyila!” ajak Ema.

“Permisi semuanya,” ucap Asyila kemudian bergegas menuju kamar.

“Yuk Bu, kita juga masuk!” ajak Icha.

“Iya Bu, mari” balas Arumi.

Tinggal Asep dan Herwan yang masih di ruang keluarga. mereka lebih memilih duduk di sofa sambil sedikit mengobrol.

tidak terasa hari mulai malam mereka pun langsung beristirahat untuk melakukan aktivitas besok.

Keesokan paginya.

Ya ampun jam 8, udah jam segini kenapa aku tidak dibangunkan.

“Ema,” panggil Asyila.

“Kok sepi begini, kemana Ema,” ucap Asyila pada diri sendiri.

Asyila kemudian keluar kamar ia mencari yang lainnya namun tidak ada seorang pun.

Ini yang lainnya kemana pula, tidak mungkin aku ditinggal di Villa ini sendirian.

“Apa mungkin di luar ya, siapa tahu mereka melihat pemandangan di luar,” ucap Asyila menenangkan diri.

Hasilnya tetap saja nihil, Asyila mencari kesana kesini namun tetap saja tidak ada siapapun, ia mencari telpon genggamnya namun telpon tersebut hilang entah kemana. suasana puncak yang dingin dan sunyi menambah keseraman disana. tidak ada seorang pun yang lewat karena Villa yang mereka pilih jauh dari Aktivitas Manusia.

“Sebaiknya aku ke kamar, mungkin mereka pergi membeli sesuatu. lagian tidak mungkin kan aku ditinggal sendirian disini,” ucap Asyila kemudian pergi ke kamar.

Waktu menunjukkan pukul 18.00 Wib. namun mereka belum juga menunjukkan batang hidungnya.

Asyila yang hanya dikamar menikmati cemilan pun merasa bosan. kemudian ia bergegas ke kamar mereka satu persatu untuk memeriksa barang bawaan mereka namun tidak ada satu barang pun yang tertinggal di kamar mereka.

Asyila berpikir bahwa ia benar-benar ditinggalkan. lalu ia kembali ke kamar nya lagi.

tok..tok..tok.. Suara pintu diketuk.

Asyila bergegas menuju pintu karena ia berpikir itu pasti mereka, saat ia membuka ia tidak melihat adanya orang.

Asyila mulai ketakutan segera ia menutup pintu dan berlari ke ranjang menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.

“Hi..hi..hi.hi..” suara tawa.

“Pergi jangan ganggu saya,” teriak Asyila.

Tiba-tiba pintu terbuka dengan sendirinya, Asyila menangis sejadi-jadinya ia tidak perduli lagi apa yang akan terjadi selanjutnya yang ia rasakan hanya ketakutan dibalik selimut tersebut.

beberapa saat kemudian suara tawa dan pintu tidak terdengar lagi, Asyila pun menghentikan tangisannya ia memberanikan diri untuk keluar kamar.

saat berada di ruang tamu tiba-tiba lampu padam.

“Astaghfirullah, Ya Allah lindungilah Hamba,” ucap Asyila gemetaran.

Asyila hanya berpegangan pada Sofa di ruang tamu, ia kemudian menangis sejadi-jadinya.

DOOOR.. suara balon meledak.

Asyila pun terkejut hingga hampir tak sadarkan diri.

Lampu seketika menyala.

“Selamat ulang tahun.. selamat ulang tahun. selamat ulang tahun Asyila, selamat ulang tahun,” suara nyanyian mereka ditambah teman sekelas Asyila.

“Kejutan!!!” teriak mereka.

Asyila yang mendapat kejutan tersebut semakin menjadi suara tangisannya ia tidak habis pikir, ia mendapatkan kejutan separah ini. Asyila lupa bahwa hari ini ulang tahunnya.

“kalian semua jahat,” ucap Asyila disela-sela tangisnya.

“Maafkan aku Asyila ini semua rencana aku, mereka yang ikut berpartisipasi untuk merayakan ultahmu ke 18 tahun,” ucap Ema sedikit takut.

“Selamat ulang tahun Asyila,” ucap teman sekelas Asyila.

“Kalian berhasil memberikan kejutan yang WOW dan tidak akan pernah terlupakan buat aku,” balas Asyila.

“Selamat ulang tahun putri kesayangan Ayah dan Ibu,” ucap Herwan dan Arumi bersama.

“Terima kasih Ayah, ibu, Tante, dan semuanya yang tak bisa Asyila sebutkan satu-persatu, terima kasih untuk kejutan luar biasa yang membuat Asyila takut setengah mati,” ucap Asyila panjang lebar.

“Cepat tiup lilin lalu dibagi-bagi ke kita Syila,” ucap Nita salah satu teman sekelas Asyila.

“Oke, oke aku tiup ya kalian juga bantu oke.. 1..2..3.. hushhh,” tiup mereka berbarengan.

Acara meniup lilin dan makan kue bersama-sama sudah rampung, teman-teman Asyila yang lain langsung pamit pulang. mereka sengaja pulang duluan agar liburan keluarga Asyila maupun Ema berjalan lancar.

“Bye bye, see you next time,” ucap mereka pada Asyila dan Ema.

“See you next time too,” balas keduanya.

“Ema, lain kali jangan seperti itu. kamu hampir membuat aku serangan jantung,” ucap Asyila yang ngambek dibuat-buat.

“Maaf,” balas Ema yang bergaya sesedih mungkin.

“Jelek,” ketus Asyila.

“Biarin,” balas Ema tidak kalah ketus.

“Ha..ha.. ha..” Mereka tertawa bersama, bagaimana pun mereka tak akan terpisahkan.

Keesokan Pagi, Setelah Sarapan.

“Ayo, kita jalan-jalan sekitar sini. nanti jam 1 kita sudah harus pulang. kan sayang kalau kita tidak jalan-jalan menelusuri tempat ini,” ucap Icha.

“Iya benar kata Bu Icha, sayang kalau kita melewatkan momen ini sekalian foto,” balas Arumi.

“Membahas foto-foto Ema sampai lupa mengembalikan handphone milik Asyila, ini Asyila handphone maaf ya,” terang Ema. sambil memberikan handphone milik Asyila.

“Jadi kamu yang mengambilnya,” balas Asyila sedikit kesal.

“Bukan mengambil, tapi dipinjam sebentar hehe,” balas Ema santai.

“Sudah jangan berdebat lagi, ayo kita jalan sekarang!”ajak Herwan.

Suasana di puncak pagi hari sangatlah sejuk, udara yang masih alami seakan menghipnotis mereka untuk terus menghirup udara sejuk tersebut.

Asyila maupun yang lain sangat senang.

tidak bosan-bosannya mereka berswafoto.

tidak terasa waktu berlalu dengan cepat. mereka memutuskan untuk kembali ke Villa.

“Mang Asep, Ema boleh tanya?”

“Tanya apa mbak?”

“Mang Asep benar tidak mau menikah lagi?” tanya Ema serius.

“Sebenarnya Mang Asep mau mbak, tapi Mang Asep minder. sudah berumur masak ingin nikah,” ucap Asep jujur.

“Memang umur Mang Asep berapa kalau boleh tahu?” tanya Ema antusias.

“Coba tebak, Mang Asep bekerja disini mulai usia mbak 5 tahun. dulu usia Mang Asep 27 tahun mbak,” jelas Asep.

“Sebentar Ema menghitung dulu.. 10,11,12,” ucap Ema sambil menghitung jarinya.

“Jadi berapa mbak?”

“What!! jadi sekarang Mang Asep 50 tahun, tapi tidak kelihatan kok. kalau dilihat usia Mang Asep seperti umur 80 tahun,” ucap Ema jahil.

“Astaga mbak, saya kira terlihat lebih muda ini malah 30 tahun lebih tua,” ucap Asep kesal.

“Bercanda Mang, bercanda hehe,” ucap Ema.

Icha menghampiri Asep dan Ema yang sedari tadi berbincang.

“Ada apa ini, berisik sekali sampai ke dapur?” tanya Icha.

“Tidak ada apa-apa mi, ini mang Asep lucu katanya mau nikah,” ucap Ema jahil.

“Benar Mang yang dikatakan Ema?” tanya Icha penasaran.

“Mmmm i-iya Bu,” jawab Asep malu-malu.

“Kamu ini Mang, ingat umur,” ucap Icha serius.

“Iya Bu maaf,” sahut Asep sedikit takut.

“Ha..ha..ha..” tawa Icha.

“Ada yang lucu Bu?” tanya Asep heran.

“Tidak ada yang lucu Mang, tapi wajah kamu itu buat saya sakit perut,” ucap Icha yang terus tertawa.

“Anak ibu sama saja sukanya mengejek,” ucap Asep yang kesal dibuat-buat lalu pergi meninggalkan mereka.

“Mami ini, lihat Mang Asep ngambek kan,” ucap Ema menunjuk Asep.

“Ya habisnya mau bagaimana lagi sayang, sudah kebiasaan mami,” sahut Icha santai tanpa rasa bersalah.

klik like ya!!!

1 like dari kalian sangat berharga buat Author.

terima kasih...

Jangan lupa beri Rate/Bintang untuk novel Author ❤️🙏😭

Terpopuler

Comments

Eris Nur Riyanti

Eris Nur Riyanti

lanjut

2021-05-07

0

Happyy

Happyy

👍👍👍👍

2021-03-04

0

Ika Sartika

Ika Sartika

lanjut...

2021-01-23

0

lihat semua
Episodes
1 Kelulusan Sekolah
2 Kejutan
3 Keputusan
4 Saling Curhat
5 Kebenaran
6 Hari Pernikahan
7 Kota Bandung
8 Hari pertama bekerja
9 Kevin berkunjung
10 Kuliah Hari Pertama
11 Malu
12 Nyeri
13 Pulang bersama
14 Hujan
15 Nenek sakit
16 Mengunjungi Nenek
17 Tidur bersama nenek
18 Berkemah Bersama
19 Tersesat
20 Menemukan
21 Berdua
22 Saling Perhatian
23 Rencana Nenek
24 Asyila pulang ke rumah
25 Kebaikan Suami
26 Mungkin Aku Salah Lihat
27 Apakah aku cemburu?
28 Merasa sedih
29 Pasar Malam Part 1
30 Pasar Malam Part 2
31 Pasar Malam Part 3
32 Nasi Goreng Untuk Paman
33 Mendapat Pujian Dari Paman
34 Telepon Dari Ibu
35 Maafkan Asyila Ibu!
36 Sahur Pertama
37 Ternyata Dia Adalah Suamiku
38 Harapan Erna
39 Dyah Datang
40 Menjemput Istri Kecil Abraham
41 Membeli Cincau Bersama Suami
42 Berbuka Puasa Hari Pertama
43 Menyuapi Makanan
44 Asyila Tahu Bahwa
45 Mengutarakan Perasaan
46 Memberitahukan Kepada Keluarga
47 Suami Yang Pengertian
48 Via Telepon
49 Sahur Bersama
50 Jalan-jalan Pagi
51 Jangan Tersenyum Dengan Pria Lain!
52 Tidur Di Kamar Asyila
53 Mengubah Panggilan
54 Menikmati Buka Puasa Bersama
55 Gerai Muslimah
56 Saling Merindukan Part 1
57 Saling Merindukan Part 2
58 Bertemu Kembali
59 Kopi Unik Buatan Asyila
60 Tidur Bersama
61 Keteledoran Asyila
62 Menemui Sang Suami
63 Persiapan Resepsi Pernikahan
64 Lebaran Idul Fitri
65 Berpisah Kembali
66 Resepsi Pernikahan
67 Romantis
68 Malam Penuh Cinta
69 Menghabiskan Waktu Bersama
70 Masalah Seprai Kasur
71 Biji Jeruk
72 Di tinggal Pengajian
73 Malam Penuh Cinta Terulang Kembali
74 Kelakuan Ibu
75 Nenek Yang Kepo
76 Lagi-lagi Nenek
77 Siapa Pria itu?
78 Bu Tini
79 Tiupan Cinta
80 Kembali Ke Bandung
81 Tak Tahan Bertemu
82 Kembali ke Kampus
83 Sapaan Pagi
84 Menyempatkan Waktu Bersama
85 Masalah Leher
86 Keusilan Ema
87 Nasib Ema Sebagai Nyamuk
88 Mahasiswa Pindahan
89 Abraham Cemburu
90 Cemburu Tidak Mengenal Usia
91 1 Vs 4
92 Kembali Berduaan Di Hotel
93 Kerinduan Seorang Nenek
94 Ema Ingin Cepat Nikah
95 Ruang Kerja Abraham
96 Di Taman
97 Aksi Heroik Abraham
98 Tak Bersemangat
99 Puasa
100 Menikmati Waktu Berbuka Puasa
101 Mandi Malam
102 Bu Tini Dan Romi Pengganggu
103 Obrolan Receh Di Kantin
104 Romi
105 Pulang Ke Jakarta
106 Kediaman Abraham
107 Saling Berbisik Ditelinga
108 Tempat Ternyaman Asyila
109 Salah Menduga
110 Bonus Olahraga Pagi
111 Menata Masa Depan Kita Berdua
112 Kencan Di Sore Hari
113 Ponsel Pintar Untuk Istri Tercinta
114 Asyila Diculik
115 Mengkhawatirkan Kondisi Suami
116 Siapa Mereka?
117 Kami Pergi Nek!
118 Pesan Ayah Dan Ibu Untuk Asyila
119 Di Kediaman Mertua
120 Perbincangan Di Dalam Mobil
121 Kembali Berpisah
122 Wanita Cantik Ini Adalah Istri Saya
123 Memperkenalkan Istri Kepada Para Dosen
124 Makan Siang Di Restoran
125 Tinggal Bersama Sementara Waktu
126 Menjadi Nyamuk
127 Bermain Pesawat Terbang
128 Berikan Aku Waktu 5 Menit!
129 Kemarahan Abraham
130 Menghibur Hati Istri Yang Sedang Bersedih
131 Double Date
132 Lagi!
133 Surat Dari Romi
134 Merawat Istri Yang Sedang Sakit
135 Mendadak Pergi
136 Menunggu
137 Masih Menunggu
138 Penyamaran Abraham
139 Firasat
140 Bersabar Menanti
141 Kondisi Membaik
142 Menjadi Wanita Kuat
143 Rindu Tak Berujung
144 Kembali Bersatu
145 Kembali Seperti Sediakala
146 Kesialan Ema
147 Berusaha Tetap Tenang
148 Kebohongan Tini
149 Motor Baru
150 Kolam Renang
151 Dinda
152 Kehadiran Dinda
153 Kondisi Yang Aneh
154 Perumahan ABSYIL
155 Kejadian Tak Terduga Di Rumah Baru
156 Syukuran Rumah Baru Bersama Keluarga
157 Hadiah Tak Terduga Di Hari Spesial Abraham
158 Kebahagiaan Yang Menular
159 Dyah
160 Merasa Bersalah
161 Alasan Ema Naik Motor
162 Jatuh Cinta Berkali-kali
163 Terpaksa Pergi
164 Tolong Jaga Diri Dan Calon Anak Kita!
165 Aksi Penyelamatan Yang Gagal
166 Keinginan Yogi
167 Perkelahian Nenek Lampir Dan Nyi Pelet
168 Ketukan Pintu
169 Semuanya Baik-baik Saja
170 Tolong Lepaskan!
171 Berusaha Menyelamatkan Asyila
172 Jangan Lakukan Hal Seperti Ini Lagi!
173 Membentuk Tim Kesebelasan
174 Yogi Datang Ingin Menemui Ema
175 Menggoda Asyila
176 Masih Gugup
177 Nasi Goreng Spesial Buatan Abraham
178 Liburan
179 Tidur Terpisah
180 Menangkap Sindikat Pencurian Motor
181 Insiden Tak Terduga Di Dalam Kamar
182 Membeli Ranjang Baru
183 Kedatangan Nenek
184 Ketika Dua Pengganggu Bergabung
185 Sepertiga Malam
186 Kisah Yogi Yang Menjadi Duda
187 Usaha Yogi Mendekati Ema
188 Anda Siapa?
189 Ingin Meminang Ema
190 Siapa Yang Meminang Ku?
191 Bersama Menuju Kediaman Orang Tua Asyila
192 Mencurahkan Isi Hati Ema Pada Asyila
193 Berusaha Memenuhi Keinginan Asyila
194 Kedatangan Icha
195 Ema Akhirnya Menyetujui
196 Alhamdulillah
197 Apes
198 Menjenguk Sahabat Yang Sakit
199 Hidupmu Akan Bahagia!
200 Mendapat Teror 1
201 Mendapat Teror 2
202 Menangkap Peneror
203 Aku Akan Menikah
204 Akulah Orangnya
205 Abang Dan Adik
206 Ingin Selalu Bersama
207 Menuju Halal
208 Dijemput Oleh Sang Nenek
209 Terluka
210 Belajar Dengan Sembunyi-sembunyi
211 Double Date
212 Begal
213 Pernikahan Yogi Dan Ema
214 Ingin Naik Kuda
215 Malam Indah Untuk Yogi Dan Ema
216 Kembali Ke Kota Bandung
217 Dyah penasaran
218 Tak Sengaja
219 Datang Merusak
220 Dyah Bertemu Dengan Kevin
221 Dayat Kembali Meminta Bantuan
222 Berharap Semuanya Baik-baik Saja
223 Kembali Menyamar
224 Keberanian Asyila Membantu Suami Tercinta
225 Memukul Majikannya Sendiri
226 Kembali Menjadi Mahasiswi Dan Dosen
227 Tetangga Baru
228 Makan Malam Pasangan Halal
229 Kecelakaan Beruntun Merenggut Nyawa
230 Abraham Tak Sadarkan Diri
231 Tetap Setia Menemani Suami
232 Keusilan Abraham Pada Asyila
233 Berkumpul Bersama Keluarga
234 Memutuskan Untuk Tetap Tinggal
235 Menemani Sang Istri Memeriksa Kandungan
236 Hampir Kehilangan Nyawa
237 Bertobat Dan Berusaha Memperbaiki Diri
238 Kontraksi
239 Baby Boy
240 Aqiqah Bayi Arsyad Mahesa
241 Terpaksa Meninggalkan Baby Arsyad
242 Ingin Selalu Bersama Buah Hati
243 Pura-pura Ngambek
244 Para Orang Tua Kembali Ke Jakarta
245 Ema Terlihat Berbeda
246 Pertanyaan Itu Lagi
247 Menghabiskan Waktu Bersama
248 Bayi Arsyad Sakit
249 Cepat Sembuh Nak!
250 Berdua Bersama Bayi Arsyad
251 Saya Butuh Pekerjaan
252 Siapa Wanita Itu?
253 Kebohongan Sari
254 Ema Kembali Tersenyum
255 Sahabat Rasa Keluarga
256 Bayi Arsyad Diculik!
257 Tak Ada Jejak
258 Dimana Bayi Arsyad?
259 Apakah Dia?
260 Sebagai Permintaan Maaf
261 Bayi Arsyad Kembali!
262 Suasana Hangat Kembali Tercipta
263 Akan Pergi Ke Luar Negeri
264 Penyakit Tua
265 Garis Satu
266 Semoga Berhasil Dan Bermanfaat
267 Jaga Mata, Hati Dan Pikiran!
268 Menolong Menangkap Pencopet
269 Hari Istimewa Arsyad Mahesa
270 Arsyad Kecil Yang Menggemaskan
271 Memutuskan Mengikuti Sang Suami
272 Maaf Karena Telah Mengikuti Mas
273 Kejutan Yang Tak Terduga
274 Kejutan Yang Tak Terduga II
275 Wati Meminta Maaf Pada Ema
276 Sama-sama Mengandung
277 Datang Membawa Undangan
278 Korban Tabrak Lari
279 Akhirnya Tertangkap
280 Menjenguk Ayah Dan Ibu
281 Menjadi Korban Keusilan Sang Suami
282 Menghadiri Pernikahan
283 Terkejut Sekaligus Kagum
284 Arsyad Kecil Yang Semakin Pintar
285 Emosi Dyah Naik-turun
286 Terima Kasih!
287 Muachh!
288 Ema Ngidam
289 Arsyad Yang Jahil
290 Sang Suami Tak Ada Kabar
291 Masih Belum Ada Kabar
292 Mas Kemana Saja?
293 Penjelasan Abraham
294 Khitanan Massal
295 Puasa Pertama Di Bandung
296 Hei Kamu!
297 Semoga Selalu Langgeng
298 Pulang
299 Baby Boy Again
300 Akhirnya Menjadi Orang Tua
301 Aqiqah Bayi Ashraf Mahesa
302 Pengumuman
Episodes

Updated 302 Episodes

1
Kelulusan Sekolah
2
Kejutan
3
Keputusan
4
Saling Curhat
5
Kebenaran
6
Hari Pernikahan
7
Kota Bandung
8
Hari pertama bekerja
9
Kevin berkunjung
10
Kuliah Hari Pertama
11
Malu
12
Nyeri
13
Pulang bersama
14
Hujan
15
Nenek sakit
16
Mengunjungi Nenek
17
Tidur bersama nenek
18
Berkemah Bersama
19
Tersesat
20
Menemukan
21
Berdua
22
Saling Perhatian
23
Rencana Nenek
24
Asyila pulang ke rumah
25
Kebaikan Suami
26
Mungkin Aku Salah Lihat
27
Apakah aku cemburu?
28
Merasa sedih
29
Pasar Malam Part 1
30
Pasar Malam Part 2
31
Pasar Malam Part 3
32
Nasi Goreng Untuk Paman
33
Mendapat Pujian Dari Paman
34
Telepon Dari Ibu
35
Maafkan Asyila Ibu!
36
Sahur Pertama
37
Ternyata Dia Adalah Suamiku
38
Harapan Erna
39
Dyah Datang
40
Menjemput Istri Kecil Abraham
41
Membeli Cincau Bersama Suami
42
Berbuka Puasa Hari Pertama
43
Menyuapi Makanan
44
Asyila Tahu Bahwa
45
Mengutarakan Perasaan
46
Memberitahukan Kepada Keluarga
47
Suami Yang Pengertian
48
Via Telepon
49
Sahur Bersama
50
Jalan-jalan Pagi
51
Jangan Tersenyum Dengan Pria Lain!
52
Tidur Di Kamar Asyila
53
Mengubah Panggilan
54
Menikmati Buka Puasa Bersama
55
Gerai Muslimah
56
Saling Merindukan Part 1
57
Saling Merindukan Part 2
58
Bertemu Kembali
59
Kopi Unik Buatan Asyila
60
Tidur Bersama
61
Keteledoran Asyila
62
Menemui Sang Suami
63
Persiapan Resepsi Pernikahan
64
Lebaran Idul Fitri
65
Berpisah Kembali
66
Resepsi Pernikahan
67
Romantis
68
Malam Penuh Cinta
69
Menghabiskan Waktu Bersama
70
Masalah Seprai Kasur
71
Biji Jeruk
72
Di tinggal Pengajian
73
Malam Penuh Cinta Terulang Kembali
74
Kelakuan Ibu
75
Nenek Yang Kepo
76
Lagi-lagi Nenek
77
Siapa Pria itu?
78
Bu Tini
79
Tiupan Cinta
80
Kembali Ke Bandung
81
Tak Tahan Bertemu
82
Kembali ke Kampus
83
Sapaan Pagi
84
Menyempatkan Waktu Bersama
85
Masalah Leher
86
Keusilan Ema
87
Nasib Ema Sebagai Nyamuk
88
Mahasiswa Pindahan
89
Abraham Cemburu
90
Cemburu Tidak Mengenal Usia
91
1 Vs 4
92
Kembali Berduaan Di Hotel
93
Kerinduan Seorang Nenek
94
Ema Ingin Cepat Nikah
95
Ruang Kerja Abraham
96
Di Taman
97
Aksi Heroik Abraham
98
Tak Bersemangat
99
Puasa
100
Menikmati Waktu Berbuka Puasa
101
Mandi Malam
102
Bu Tini Dan Romi Pengganggu
103
Obrolan Receh Di Kantin
104
Romi
105
Pulang Ke Jakarta
106
Kediaman Abraham
107
Saling Berbisik Ditelinga
108
Tempat Ternyaman Asyila
109
Salah Menduga
110
Bonus Olahraga Pagi
111
Menata Masa Depan Kita Berdua
112
Kencan Di Sore Hari
113
Ponsel Pintar Untuk Istri Tercinta
114
Asyila Diculik
115
Mengkhawatirkan Kondisi Suami
116
Siapa Mereka?
117
Kami Pergi Nek!
118
Pesan Ayah Dan Ibu Untuk Asyila
119
Di Kediaman Mertua
120
Perbincangan Di Dalam Mobil
121
Kembali Berpisah
122
Wanita Cantik Ini Adalah Istri Saya
123
Memperkenalkan Istri Kepada Para Dosen
124
Makan Siang Di Restoran
125
Tinggal Bersama Sementara Waktu
126
Menjadi Nyamuk
127
Bermain Pesawat Terbang
128
Berikan Aku Waktu 5 Menit!
129
Kemarahan Abraham
130
Menghibur Hati Istri Yang Sedang Bersedih
131
Double Date
132
Lagi!
133
Surat Dari Romi
134
Merawat Istri Yang Sedang Sakit
135
Mendadak Pergi
136
Menunggu
137
Masih Menunggu
138
Penyamaran Abraham
139
Firasat
140
Bersabar Menanti
141
Kondisi Membaik
142
Menjadi Wanita Kuat
143
Rindu Tak Berujung
144
Kembali Bersatu
145
Kembali Seperti Sediakala
146
Kesialan Ema
147
Berusaha Tetap Tenang
148
Kebohongan Tini
149
Motor Baru
150
Kolam Renang
151
Dinda
152
Kehadiran Dinda
153
Kondisi Yang Aneh
154
Perumahan ABSYIL
155
Kejadian Tak Terduga Di Rumah Baru
156
Syukuran Rumah Baru Bersama Keluarga
157
Hadiah Tak Terduga Di Hari Spesial Abraham
158
Kebahagiaan Yang Menular
159
Dyah
160
Merasa Bersalah
161
Alasan Ema Naik Motor
162
Jatuh Cinta Berkali-kali
163
Terpaksa Pergi
164
Tolong Jaga Diri Dan Calon Anak Kita!
165
Aksi Penyelamatan Yang Gagal
166
Keinginan Yogi
167
Perkelahian Nenek Lampir Dan Nyi Pelet
168
Ketukan Pintu
169
Semuanya Baik-baik Saja
170
Tolong Lepaskan!
171
Berusaha Menyelamatkan Asyila
172
Jangan Lakukan Hal Seperti Ini Lagi!
173
Membentuk Tim Kesebelasan
174
Yogi Datang Ingin Menemui Ema
175
Menggoda Asyila
176
Masih Gugup
177
Nasi Goreng Spesial Buatan Abraham
178
Liburan
179
Tidur Terpisah
180
Menangkap Sindikat Pencurian Motor
181
Insiden Tak Terduga Di Dalam Kamar
182
Membeli Ranjang Baru
183
Kedatangan Nenek
184
Ketika Dua Pengganggu Bergabung
185
Sepertiga Malam
186
Kisah Yogi Yang Menjadi Duda
187
Usaha Yogi Mendekati Ema
188
Anda Siapa?
189
Ingin Meminang Ema
190
Siapa Yang Meminang Ku?
191
Bersama Menuju Kediaman Orang Tua Asyila
192
Mencurahkan Isi Hati Ema Pada Asyila
193
Berusaha Memenuhi Keinginan Asyila
194
Kedatangan Icha
195
Ema Akhirnya Menyetujui
196
Alhamdulillah
197
Apes
198
Menjenguk Sahabat Yang Sakit
199
Hidupmu Akan Bahagia!
200
Mendapat Teror 1
201
Mendapat Teror 2
202
Menangkap Peneror
203
Aku Akan Menikah
204
Akulah Orangnya
205
Abang Dan Adik
206
Ingin Selalu Bersama
207
Menuju Halal
208
Dijemput Oleh Sang Nenek
209
Terluka
210
Belajar Dengan Sembunyi-sembunyi
211
Double Date
212
Begal
213
Pernikahan Yogi Dan Ema
214
Ingin Naik Kuda
215
Malam Indah Untuk Yogi Dan Ema
216
Kembali Ke Kota Bandung
217
Dyah penasaran
218
Tak Sengaja
219
Datang Merusak
220
Dyah Bertemu Dengan Kevin
221
Dayat Kembali Meminta Bantuan
222
Berharap Semuanya Baik-baik Saja
223
Kembali Menyamar
224
Keberanian Asyila Membantu Suami Tercinta
225
Memukul Majikannya Sendiri
226
Kembali Menjadi Mahasiswi Dan Dosen
227
Tetangga Baru
228
Makan Malam Pasangan Halal
229
Kecelakaan Beruntun Merenggut Nyawa
230
Abraham Tak Sadarkan Diri
231
Tetap Setia Menemani Suami
232
Keusilan Abraham Pada Asyila
233
Berkumpul Bersama Keluarga
234
Memutuskan Untuk Tetap Tinggal
235
Menemani Sang Istri Memeriksa Kandungan
236
Hampir Kehilangan Nyawa
237
Bertobat Dan Berusaha Memperbaiki Diri
238
Kontraksi
239
Baby Boy
240
Aqiqah Bayi Arsyad Mahesa
241
Terpaksa Meninggalkan Baby Arsyad
242
Ingin Selalu Bersama Buah Hati
243
Pura-pura Ngambek
244
Para Orang Tua Kembali Ke Jakarta
245
Ema Terlihat Berbeda
246
Pertanyaan Itu Lagi
247
Menghabiskan Waktu Bersama
248
Bayi Arsyad Sakit
249
Cepat Sembuh Nak!
250
Berdua Bersama Bayi Arsyad
251
Saya Butuh Pekerjaan
252
Siapa Wanita Itu?
253
Kebohongan Sari
254
Ema Kembali Tersenyum
255
Sahabat Rasa Keluarga
256
Bayi Arsyad Diculik!
257
Tak Ada Jejak
258
Dimana Bayi Arsyad?
259
Apakah Dia?
260
Sebagai Permintaan Maaf
261
Bayi Arsyad Kembali!
262
Suasana Hangat Kembali Tercipta
263
Akan Pergi Ke Luar Negeri
264
Penyakit Tua
265
Garis Satu
266
Semoga Berhasil Dan Bermanfaat
267
Jaga Mata, Hati Dan Pikiran!
268
Menolong Menangkap Pencopet
269
Hari Istimewa Arsyad Mahesa
270
Arsyad Kecil Yang Menggemaskan
271
Memutuskan Mengikuti Sang Suami
272
Maaf Karena Telah Mengikuti Mas
273
Kejutan Yang Tak Terduga
274
Kejutan Yang Tak Terduga II
275
Wati Meminta Maaf Pada Ema
276
Sama-sama Mengandung
277
Datang Membawa Undangan
278
Korban Tabrak Lari
279
Akhirnya Tertangkap
280
Menjenguk Ayah Dan Ibu
281
Menjadi Korban Keusilan Sang Suami
282
Menghadiri Pernikahan
283
Terkejut Sekaligus Kagum
284
Arsyad Kecil Yang Semakin Pintar
285
Emosi Dyah Naik-turun
286
Terima Kasih!
287
Muachh!
288
Ema Ngidam
289
Arsyad Yang Jahil
290
Sang Suami Tak Ada Kabar
291
Masih Belum Ada Kabar
292
Mas Kemana Saja?
293
Penjelasan Abraham
294
Khitanan Massal
295
Puasa Pertama Di Bandung
296
Hei Kamu!
297
Semoga Selalu Langgeng
298
Pulang
299
Baby Boy Again
300
Akhirnya Menjadi Orang Tua
301
Aqiqah Bayi Ashraf Mahesa
302
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!