Abraham Dan Asyila

Abraham Dan Asyila

Kelulusan Sekolah

“Asyila, cepat lihat sini nilai kamu yang paling tinggi!” teriak Ema lalu menarik lengan Asyila menuju Mading sekolah.

“Akhirnya setelah sekian lama, usahaku berhasil ma, ini benar-benar seperti mimpi ma. semoga aku bisa masuk ke universitas yang selama ini aku inginkan” ucap Asyila senang.

“Syila ayo cepat kita beritahu orang tuamu, pasti mereka terkejut dan bangga denganmu Syila!” ajak Ema.

“Iya ma, ayo kita pulang sekarang” sahut Syila.

“Syila!” teriak Romi dan berlari ke arah Asyila.

“Iya mi ada apa?” tanya Asyila.

“Boleh minta waktunya sebentar!” pinta Romi serius.

“Boleh.”

“Tapi aku ingin hanya kita berdua!”

“Terus Ema bagaimana?”

“Ema, kamu boleh pergi sebentar saja aku ingin bicara serius dengan Syila?” pinta Romi pada Ema.

“Oke kalau begitu aku tunggu Syila didepan ya,” balas Ema santai.

Ema pun langsung pergi meninggalkan mereka, yang seperti ingin mengobrol serius.

“Begini Asyila sebenarnya dari awal masuk sekolah disini, aku menaruh hati padamu dan baru saat ini waktu yang tepat untuk aku mengungkapkan perasaan aku ke kamu. Asyila maukah kamu menjadi kekasihku” ucap Romi bersungguh-sungguh.

Asyila bingung harus menjawab apa.

“Hmm..hmm. Aku bingung Romi” ucap Asyila ragu.

“Kamu bingung kenapa? apa ada pria lain yang sudah mengisi hatimu?”

“Bukan begitu, tolong beri waktu aku 3 hari untuk menjawabnya!” pinta Asyila.

“Oke 3 hari lagi kita bertemu di taman bunga dekat cafe care oke,” balas Romi.

“Kalau begitu aku pamit pulang mi, permisi!” ucap Asyila kemudian pergi meninggalkan Romi.

Sebenarnya Asyila menaruh perasaan juga terhadap Romi hanya saja ia bingung karena Romi selalu berganti-ganti pasangan entah itu teman seangkatan maupun adik kelas.

Asyila ragu dengan perasaannya sendiri apakah ia harus menerima atau menolak Romi.

“Haduh, Syila kamu lama sekali memang apa yang kalian bicara? apa penting?” tanya Ema penasaran.

“Romi mengungkapkan perasaannya padaku dan ia meminta aku untuk menjadi kekasihnya.”

“Apa!! trus kamu jawab apa? kamu terima atau tidak? Romi kan playboy,” ucap Ema bertubi-tubi.

“Aku belum menjawabnya aku meminta waktu 3 hari ma,” ucap Asyila jujur.

“Sebaiknya kamu pikirkan lagi Syila, jangan sampai kamu patah hati. karena patah hati rasanya sungguh sakit. seperti aku yang ditinggalkan Kevin karena selingkuh. sungguh sakit Syila, sakit Sekali,” curhat Ema panjang lebar.

“Iya kucing, aku akan memikirkan semuanya dengan matang.”

“Benar ya kelinci.”

“Heemm benar.”

“Ya sudah ayo kita pulang! memberitahukan nilai ujian kamu, mereka pasti bahagia luar biasa,” ucap Ema semangat.

“Yang mendapatkan nilai aku, tapi mengapa kamu yang begitu antusias ma.”

“Bagaimana tidak, dari dulu kamu selalu juara kelas dan nilai kamu melebihi rata-rata karena itu aku bangga Syila apalagi kamu tidak pernah memakai pelajaran tambahan dirumah sementara aku!! aku selalu menyewa guru privat sana sini tapi hasilnya nihil selalu saja tidak masuk otak. aku ini memang payah” terang Ema jujur.

“Ema, please jangan merendah diri sendiri seperti itu, kamu itu punya kelebihan tersendiri contohnya di bidang olahraga. kamu selalu juara 1 hampir semua cabang olahraga kamu kuasai apalagi seni bela diri kamu top markotop pokoknya,” puji Syila tulus.

“Ahh.. Jadi ingin terbang dipuji kamu kelinci,” ucap Ema pura-pura malu.

“Ini beneran kucing, aku tidak berbohong,” ucap Syila terus terang.

“Terima kasih kelinciku.”

“Sama-sama kucingku.”

“Ayo cepat kelinci, aku tidak sabar melihat ekspresi wajah kedua orang tua kamu,” ajak Ema bersemangat.

“Let's go my cat” seru Asyila.

Mereka pun pergi menuju rumah Asyila dengan berjalan kaki. perjalanan mereka hanya memakan waktu 10 menit.

“Assalamualaikum, ayah ibu, Asyila pulang!” panggil Asyila.

“Waalaikumsalam, sudah pulang nak. ada Ema juga ternyata.”

“Hehe.. iya Tante, Ema ikut Asyila pulang soalnya mang Asep, Ema suruh jemput nya agak sorean,” ucap Ema.

“Ya udah kalau begitu kalian duduk dulu, Tante buatkan teh ya nak,” ucap Arumi lalu pergi ke dapur.

“Kelinci, bilang sama Tante bawakan peyek kacang ya!! kan kamu tahu sendiri aku paling suka peyek buatan ibumu,” bisik Ema.

“Kamu ini ma, dari dulu tidak pernah berubah setiap bertamu ke rumah hafalanmu pasti peyek,” oceh Asyila.

“Ssuuuttt, jangan kencang-kencang bicaranya nanti Tante dengar aku kan jadi malu,” ucap Ema lirih.

“Ada apa Syila, kok serius amat bicaranya sampai bisik-bisik segala,” ucap Arumi yang baru saja dari dapur membawakan 2 cangkir teh.

“Begini ibu, tadi.. aww..” rintih Asyila sakit karena baru saja pinggangnya dicubit oleh Ema.

“Kenapa nak?” tanya Arumi khawatir.

“Asyila pasti lapar itu te,” ucap Ema mengalihkan pembicaraan.

“Oo lapar. ya sudah kalian cepat makan tadi ibu masak banyak buat kalian dan ada peyek kacang goreng!” ajak Arumi.

“Asyik...” teriak Ema keceplosan.

Uppsss.. dasar mulut bedebah tidak bisa kontrol.

Ema menyentil bibirnya yang keceplosan.

“Itu kenapa bibir di sentil-sentil?” tanya Arumi heran.

“Itu ibu dari tadi Ema mau makan peyek buatan ibu,” cetus Asyila.

“Syila kamu jangan malu-maluin aku ya, awas aja,” ucap Ema lirih yang sedikit mengancam.

“Tante sampai lupa, Ema kan paling suka peyek buatan Tante. itu udah Tante bungkus, niat Tante besok Tante titipkan ke Asyila buat kamu ma,” ucap Arumi jujur.

“Ya ampun Tante baik banget, terima kasih te. Ema sayang Tante,” ucap Ema manja.

“Ehem.. giliran sudah ada Ema, Asyila dilupain,” rengek Asyila pada Ema.

“Ya tidak akan lupa sayang, anak ibu yang satu ini kan kesayangan ibu dan ayah setelah kakak kamu Hengky,” ucap Arumi tulus.

“Seandainya kak Hengky masih hidup mungkin, dia yang akan menjaga kamu nak. ibu gagal menjadi orang tua,” sambung Arumi lagi dengan raut wajah sedih.

“Ini bukan salah siapa-siapa Bu, ini sudah takdir dari Allah buat kita,” ucap Asyila menenangkan Arumi.

“Iya te, Allah pasti punya cara lain untuk kita,” tandas Ema.

“Terima kasih nak, terima kasih Ema, ibu bangga punya kamu Asyila dan ibu juga bangga punya kamu Ema yang selalu ada untuk Asyila dari Kalian SMP,” terang Arumi.

“Asyila juga bangga punya orang tua seperti ibu.”

“Ema juga bangga punya Tante Arumi yang baik dan tidak sombong plus cantik,” puji Ema.

“Kamu bisa aja Ema, ya sudah ayo kita makan bersama, ayah pulang kerja nanti jam 2 jadi kita makan duluan, kebetulan ibu hari ini hanya kerja setengah hari,” terang Arumi kemudian menuntun mereka menuju meja makan.

30 menit kemudian..

“Wah.. masakan Tante enak semua, jadi ingin tiap hari makan disini. atau Tante kerja saja ditempat Ema, Ema yakin mami pasti suka masakan Tante!” tawar Ema.

“Tante kerja sekitaran sini saja ma, lagian rumah kamu jauh Tante tidak ada kendaraan untuk ke sana,” ucap Arumi jujur.

“Ibu juga sekarang gampang lelah, Asyila tidak mau ibu kerja lagi biar Asyila yang mencari uang buat kita,” tegas Asyila.

“Maaf ya te, haduh Ema jadi sungkan,” ucap Ema tak enak hati.

“Tak apa ma, Tante paham niat baik kamu.”

“Tadi kamu bilang apa nak? kamu ingin bekerja nak?” tanya Arumi pada Asyila.

“Iya Bu, Asyila sudah lulus dan ibu mau tahu tidak, nilai Asyila di atas rata-rata Bu dan Asyila peringkat pararel se-kabupaten” ucap Asyila bangga.

“SubhanAllah, ibu bangga nak. Alhamdulillah ya Allah,” ucap syukur Arumi.

“Tapi kuliah kamu bagaimana nak kalau kamu bekerja.”

“Syila bisa bekerja sambil kuliah Bu. lagian Syila yakin Syila mampu.”

“Tapi nak, ibu takut kamu tidak fokus belajar maupun bekerja.”

“Ibu harus yakin sama Allah dan Asyila ya Bu,” ucap Asyila serius.

“Tante tenang saja, Asyila akan selalu bersama Ema. Ema janji sama Tante,” ucap Ema semangat.

“Maksud kamu ma?” tanya Arumi heran.

“Begini te, sebelumnya Ema sudah membicarakan hal ini sama Asyila. Ema akan masuk ke universitas yang sama dengan Asyila,” jelas Ema.

“Apa benar yang dikatakan Ema nak?” tanya Arumi pada Asyila.

“Iya Bu, Yang dikatakan Ema benar.” terang Asyila.

“Syukurlah kalau begitu, kalian lekas pergi ke kamar dan istirahat,” pinta Arumi.

“kami ke kamar dulu Bu.”

“Iya te, kami ke kamar dulu.”

Asyila dan Ema langsung bergegas ke kamar sementara Arumi menonton TV menunggu Herwan pulang.

beberapa jam kemudian.

“Assalamualaikum” ucap Herwan.

“Waalaikumsalam, sudah pulang yah?”

“Alhamdulillah sudah, Asyila mana Bu?”

“Asyila lagi dikamar ada Ema juga.”

“Apa mereka tidur?”

“Sepertinya tidur yah, ayah cuci tangan dan kaki setelah itu makan. ibu masak masakan kesukaan ayah,” ucap Arumi gembira.

“Ibu, kok ayah merasa ada yang berbeda dari ibu, dari tadi senyum-senyum terus, hati-hati nanti kesambet,” ucap Herwan pada istrinya.

“Ish.. ayah ini. nanti ibu kasih tahu yang terpenting ayah cuci tangan dan kaki lalu makan. oke!” Perintah Arumi.

“Siap Bu.”

Selesai makan, Arumi memberitahukan nilai Asyila dan keinginan Asyila untuk bekerja sambil kuliah.

Herwan tidak melarang niat baik anaknya tersebut. justru ia bangga dengan pilihan anaknya, iya percaya dan yakin bahwa Asyila bisa melakukannya apalagi itu keinginannya sendiri.

“Jadi ayah setuju?”

“Ayah setuju dan mendukung pilihan anak kita Bu.”

“Ibu jadi tenang yah.”

“Tin..tin..tin..” Suara klakson mobil.

“Permisi, saya mang Asep supir mbak Ema,” ucap Asep.

“Sebentar ya mang, saya panggilkan Ema, Oya mang mari masuk!!”

“Saya diluar saja Bu,” tolak Asep.

“Ya sudah tunggu sebentar!”

“Siapa Bu diluar?" tanya Herwan.

“Itu mang Asep supir Ema, ibu ke kamar dulu mau panggil Ema,” balas Arumi.

Tok..tok..tok.. suara pintu.

“Ema, bangun nak. mang Asep sudah datang,” ucap Arumi dengan nada sedikit keras namun tidak marah.

“Iya sebentar te!” sahut Ema.

Ceklek.. suara pintu dibuka.

“Ema pulang te, Asyila sengaja tidak Ema bangunkan.”

“Kamu langsung pulang nak?”

“iya te” jawab Ema polos.

“Terus peyek kacangnya kamu tinggal,” ucap Arumi.

“Ya ampun, Ema sampai lupa. ya tentu Ema bawa te,” ucap Ema menepuk jidatnya kemudian mengambil sebungkus plastik agak besar berisi peyek kacang.

“Untung Tante ingat.”

“Terima kasih banyak te, maaf ngerepotin.”

“Tidak ngerepotin ma, justru Tante senang kamu main ke rumah,”

“Ema pulang dulu ya te, Assalamualaikum.”

“Waalaikumsalam.”

“Pak Herwan sudah pulang, Ema langsung pamit ya Assalamualaikum.”

“Waalaikumsalam hati-hati ma” ucap Herwan.

Perjalanan menuju rumah Ema memakan waktu 30 menit mengendarai mobil, suasana macet sore hari sudah menjadi hal lumrah bagi Ema, di sore hari banyak pekerja pulang dari kegiatan mencari nafkah.

“Macet lagi mbak,” ucap Asep basa-basi.

“Iya mang, sudah biasa,” balas Ema.

“Bagaimana mbak nilai ujian mbak?”

“Ya lumayan mang,”

“Syukurlah mbak.”

“Mang besok antarkan Ema pergi ke tempat Asyila ya!!” pinta Ema.

“Kalau boleh tahu ada urusan apa mbak?” tanya Asep penasaran.

“Besok itu Asyila ulang tahun mang, jadi Ema ingin memberikan hadiah buat Asyila,” ucap Ema jujur.

“Oke siap laksanakan,” jawab Asep semangat.

Sesampainya di rumah Ema.

“Assalamualaikum mi,” ucap Ema kemudian mencium punggung tangan Icha.

“Waalaikumsalam.”

“Ema tadi sudah lihat nilai di Mading mi, nilai Ema lumayan bagus,” ucap Ema.

“Bagus dong sayang tidak sia-sia mami menyewa guru privat buat kamu,” ucap Icha bangga.

“Sia-sialah mi, nilai Ema dari dulu segitu saja,” ketus Ema.

“Masak sih sayang?”

“Mungkin.”

“Udah dong sayang, jangan cuekin mami. nanti mami sedih gimana?” rengek Icha.

“Mami.. seperti anak kecil saja,” ucap Ema sebal.

“Terus mami harus begini!” balas Icha kemudian menirukan gaya power ranger.

“haha..haha..” suara gelak tawa Ema terdengar seisi ruangan.

“Mami ini lucu banget,” ucap Ema dengan memegang perutnya yang geli akibat tertawa.

"baru tahu kamu ma" balas Icha.

"Sudah cukup" ucap Ema seserius mungkin.

“Iyalah ma,” jawab Icha pasrah.

“Mami tahu tidak, sahabat Ema yang Ema ceritakan itu!”

“Maksud kamu Asyila nak?”

“Asyila hebat mi, dia juara 1 pararel se-kabupaten. Ema bangga punya sahabat seperti Asyila dan yang terpenting dia tidak sombong mi. setiap Ema kesulitan mengerjakan tugas Asyila yang sering bantu Ema mi,” curhat Ema panjang lebar.

“Itu yang bagus nak, kita boleh berteman atau bersahabat kepada siapapun tapi kita harus lihat anaknya seperti apa tidak perduli pintar atau tidak, miskin atau kaya kita sebaiknya mencari teman yang apa adanya tanpa pandang bulu. mami senang kamu bergaul dengan Asyila apalagi Asyila anak baik dan sopan,” jelas Icha.

“Iya mi, terima kasih selalu mengajarkan Ema tentang semua ini, besok Asyila ulang tahun mi. kira-kira hadiah apa yang cocok buat Asyila mi?” tanya Ema serius.

“Sini mami bisikkan!” Icha memberitahukan sesuatu rencana yang bagus untuk Asyila.

“Tapi mi, apa ini berhasil? Ema takut Asyila akan marah,” ucap Ema ragu.

“Percayalah sayang, yang namanya persahabatan mau dia terjang tsunami atau dihancurkan dengan hal lainnya kalau kalian tulus dalam persahabatan Inshaa Allah persahabatan kalian akan baik-baik saja nak,” ucap Icha serius.

“Ema bangga punya mami.”

“Mami dan Almarhum papi kamu lebih bangga memiliki kamu nak.”

“Terima kasih kalian sudah menjadi orang tua buat ema,” ucap Ema dengan senyum manisnya.

“Kembali kasih sayang,” balas Icha.

“Di dalam mobil ada peyek buatan Tante Arumi mi, rasanya enak banget,” puji Ema.

“Nanti kita makan bersama, mami sekarang hanya ingin memeluk kamu nak,” balas Icha.

Mereka saling memeluk satu sama lain, Icha adalah Single parent, suaminya yang tak lain Papi Ema meninggal 5 tahun yang lalu akibat penyakit yang dideritanya sejak lama.

tinggalkan jejak guys..

Like ❤️ komen 👇 Vote 🙏😭

Terpopuler

Comments

Markonah

Markonah

pangilan sayang antara 2 sahabat
kucing dan kelinci 🤣🤣🤣

2022-08-01

0

sahabat syurga

sahabat syurga

nyimak dlu

2021-07-11

1

shofia

shofia

q gk bs baca ceritax ni

2021-04-11

1

lihat semua
Episodes
1 Kelulusan Sekolah
2 Kejutan
3 Keputusan
4 Saling Curhat
5 Kebenaran
6 Hari Pernikahan
7 Kota Bandung
8 Hari pertama bekerja
9 Kevin berkunjung
10 Kuliah Hari Pertama
11 Malu
12 Nyeri
13 Pulang bersama
14 Hujan
15 Nenek sakit
16 Mengunjungi Nenek
17 Tidur bersama nenek
18 Berkemah Bersama
19 Tersesat
20 Menemukan
21 Berdua
22 Saling Perhatian
23 Rencana Nenek
24 Asyila pulang ke rumah
25 Kebaikan Suami
26 Mungkin Aku Salah Lihat
27 Apakah aku cemburu?
28 Merasa sedih
29 Pasar Malam Part 1
30 Pasar Malam Part 2
31 Pasar Malam Part 3
32 Nasi Goreng Untuk Paman
33 Mendapat Pujian Dari Paman
34 Telepon Dari Ibu
35 Maafkan Asyila Ibu!
36 Sahur Pertama
37 Ternyata Dia Adalah Suamiku
38 Harapan Erna
39 Dyah Datang
40 Menjemput Istri Kecil Abraham
41 Membeli Cincau Bersama Suami
42 Berbuka Puasa Hari Pertama
43 Menyuapi Makanan
44 Asyila Tahu Bahwa
45 Mengutarakan Perasaan
46 Memberitahukan Kepada Keluarga
47 Suami Yang Pengertian
48 Via Telepon
49 Sahur Bersama
50 Jalan-jalan Pagi
51 Jangan Tersenyum Dengan Pria Lain!
52 Tidur Di Kamar Asyila
53 Mengubah Panggilan
54 Menikmati Buka Puasa Bersama
55 Gerai Muslimah
56 Saling Merindukan Part 1
57 Saling Merindukan Part 2
58 Bertemu Kembali
59 Kopi Unik Buatan Asyila
60 Tidur Bersama
61 Keteledoran Asyila
62 Menemui Sang Suami
63 Persiapan Resepsi Pernikahan
64 Lebaran Idul Fitri
65 Berpisah Kembali
66 Resepsi Pernikahan
67 Romantis
68 Malam Penuh Cinta
69 Menghabiskan Waktu Bersama
70 Masalah Seprai Kasur
71 Biji Jeruk
72 Di tinggal Pengajian
73 Malam Penuh Cinta Terulang Kembali
74 Kelakuan Ibu
75 Nenek Yang Kepo
76 Lagi-lagi Nenek
77 Siapa Pria itu?
78 Bu Tini
79 Tiupan Cinta
80 Kembali Ke Bandung
81 Tak Tahan Bertemu
82 Kembali ke Kampus
83 Sapaan Pagi
84 Menyempatkan Waktu Bersama
85 Masalah Leher
86 Keusilan Ema
87 Nasib Ema Sebagai Nyamuk
88 Mahasiswa Pindahan
89 Abraham Cemburu
90 Cemburu Tidak Mengenal Usia
91 1 Vs 4
92 Kembali Berduaan Di Hotel
93 Kerinduan Seorang Nenek
94 Ema Ingin Cepat Nikah
95 Ruang Kerja Abraham
96 Di Taman
97 Aksi Heroik Abraham
98 Tak Bersemangat
99 Puasa
100 Menikmati Waktu Berbuka Puasa
101 Mandi Malam
102 Bu Tini Dan Romi Pengganggu
103 Obrolan Receh Di Kantin
104 Romi
105 Pulang Ke Jakarta
106 Kediaman Abraham
107 Saling Berbisik Ditelinga
108 Tempat Ternyaman Asyila
109 Salah Menduga
110 Bonus Olahraga Pagi
111 Menata Masa Depan Kita Berdua
112 Kencan Di Sore Hari
113 Ponsel Pintar Untuk Istri Tercinta
114 Asyila Diculik
115 Mengkhawatirkan Kondisi Suami
116 Siapa Mereka?
117 Kami Pergi Nek!
118 Pesan Ayah Dan Ibu Untuk Asyila
119 Di Kediaman Mertua
120 Perbincangan Di Dalam Mobil
121 Kembali Berpisah
122 Wanita Cantik Ini Adalah Istri Saya
123 Memperkenalkan Istri Kepada Para Dosen
124 Makan Siang Di Restoran
125 Tinggal Bersama Sementara Waktu
126 Menjadi Nyamuk
127 Bermain Pesawat Terbang
128 Berikan Aku Waktu 5 Menit!
129 Kemarahan Abraham
130 Menghibur Hati Istri Yang Sedang Bersedih
131 Double Date
132 Lagi!
133 Surat Dari Romi
134 Merawat Istri Yang Sedang Sakit
135 Mendadak Pergi
136 Menunggu
137 Masih Menunggu
138 Penyamaran Abraham
139 Firasat
140 Bersabar Menanti
141 Kondisi Membaik
142 Menjadi Wanita Kuat
143 Rindu Tak Berujung
144 Kembali Bersatu
145 Kembali Seperti Sediakala
146 Kesialan Ema
147 Berusaha Tetap Tenang
148 Kebohongan Tini
149 Motor Baru
150 Kolam Renang
151 Dinda
152 Kehadiran Dinda
153 Kondisi Yang Aneh
154 Perumahan ABSYIL
155 Kejadian Tak Terduga Di Rumah Baru
156 Syukuran Rumah Baru Bersama Keluarga
157 Hadiah Tak Terduga Di Hari Spesial Abraham
158 Kebahagiaan Yang Menular
159 Dyah
160 Merasa Bersalah
161 Alasan Ema Naik Motor
162 Jatuh Cinta Berkali-kali
163 Terpaksa Pergi
164 Tolong Jaga Diri Dan Calon Anak Kita!
165 Aksi Penyelamatan Yang Gagal
166 Keinginan Yogi
167 Perkelahian Nenek Lampir Dan Nyi Pelet
168 Ketukan Pintu
169 Semuanya Baik-baik Saja
170 Tolong Lepaskan!
171 Berusaha Menyelamatkan Asyila
172 Jangan Lakukan Hal Seperti Ini Lagi!
173 Membentuk Tim Kesebelasan
174 Yogi Datang Ingin Menemui Ema
175 Menggoda Asyila
176 Masih Gugup
177 Nasi Goreng Spesial Buatan Abraham
178 Liburan
179 Tidur Terpisah
180 Menangkap Sindikat Pencurian Motor
181 Insiden Tak Terduga Di Dalam Kamar
182 Membeli Ranjang Baru
183 Kedatangan Nenek
184 Ketika Dua Pengganggu Bergabung
185 Sepertiga Malam
186 Kisah Yogi Yang Menjadi Duda
187 Usaha Yogi Mendekati Ema
188 Anda Siapa?
189 Ingin Meminang Ema
190 Siapa Yang Meminang Ku?
191 Bersama Menuju Kediaman Orang Tua Asyila
192 Mencurahkan Isi Hati Ema Pada Asyila
193 Berusaha Memenuhi Keinginan Asyila
194 Kedatangan Icha
195 Ema Akhirnya Menyetujui
196 Alhamdulillah
197 Apes
198 Menjenguk Sahabat Yang Sakit
199 Hidupmu Akan Bahagia!
200 Mendapat Teror 1
201 Mendapat Teror 2
202 Menangkap Peneror
203 Aku Akan Menikah
204 Akulah Orangnya
205 Abang Dan Adik
206 Ingin Selalu Bersama
207 Menuju Halal
208 Dijemput Oleh Sang Nenek
209 Terluka
210 Belajar Dengan Sembunyi-sembunyi
211 Double Date
212 Begal
213 Pernikahan Yogi Dan Ema
214 Ingin Naik Kuda
215 Malam Indah Untuk Yogi Dan Ema
216 Kembali Ke Kota Bandung
217 Dyah penasaran
218 Tak Sengaja
219 Datang Merusak
220 Dyah Bertemu Dengan Kevin
221 Dayat Kembali Meminta Bantuan
222 Berharap Semuanya Baik-baik Saja
223 Kembali Menyamar
224 Keberanian Asyila Membantu Suami Tercinta
225 Memukul Majikannya Sendiri
226 Kembali Menjadi Mahasiswi Dan Dosen
227 Tetangga Baru
228 Makan Malam Pasangan Halal
229 Kecelakaan Beruntun Merenggut Nyawa
230 Abraham Tak Sadarkan Diri
231 Tetap Setia Menemani Suami
232 Keusilan Abraham Pada Asyila
233 Berkumpul Bersama Keluarga
234 Memutuskan Untuk Tetap Tinggal
235 Menemani Sang Istri Memeriksa Kandungan
236 Hampir Kehilangan Nyawa
237 Bertobat Dan Berusaha Memperbaiki Diri
238 Kontraksi
239 Baby Boy
240 Aqiqah Bayi Arsyad Mahesa
241 Terpaksa Meninggalkan Baby Arsyad
242 Ingin Selalu Bersama Buah Hati
243 Pura-pura Ngambek
244 Para Orang Tua Kembali Ke Jakarta
245 Ema Terlihat Berbeda
246 Pertanyaan Itu Lagi
247 Menghabiskan Waktu Bersama
248 Bayi Arsyad Sakit
249 Cepat Sembuh Nak!
250 Berdua Bersama Bayi Arsyad
251 Saya Butuh Pekerjaan
252 Siapa Wanita Itu?
253 Kebohongan Sari
254 Ema Kembali Tersenyum
255 Sahabat Rasa Keluarga
256 Bayi Arsyad Diculik!
257 Tak Ada Jejak
258 Dimana Bayi Arsyad?
259 Apakah Dia?
260 Sebagai Permintaan Maaf
261 Bayi Arsyad Kembali!
262 Suasana Hangat Kembali Tercipta
263 Akan Pergi Ke Luar Negeri
264 Penyakit Tua
265 Garis Satu
266 Semoga Berhasil Dan Bermanfaat
267 Jaga Mata, Hati Dan Pikiran!
268 Menolong Menangkap Pencopet
269 Hari Istimewa Arsyad Mahesa
270 Arsyad Kecil Yang Menggemaskan
271 Memutuskan Mengikuti Sang Suami
272 Maaf Karena Telah Mengikuti Mas
273 Kejutan Yang Tak Terduga
274 Kejutan Yang Tak Terduga II
275 Wati Meminta Maaf Pada Ema
276 Sama-sama Mengandung
277 Datang Membawa Undangan
278 Korban Tabrak Lari
279 Akhirnya Tertangkap
280 Menjenguk Ayah Dan Ibu
281 Menjadi Korban Keusilan Sang Suami
282 Menghadiri Pernikahan
283 Terkejut Sekaligus Kagum
284 Arsyad Kecil Yang Semakin Pintar
285 Emosi Dyah Naik-turun
286 Terima Kasih!
287 Muachh!
288 Ema Ngidam
289 Arsyad Yang Jahil
290 Sang Suami Tak Ada Kabar
291 Masih Belum Ada Kabar
292 Mas Kemana Saja?
293 Penjelasan Abraham
294 Khitanan Massal
295 Puasa Pertama Di Bandung
296 Hei Kamu!
297 Semoga Selalu Langgeng
298 Pulang
299 Baby Boy Again
300 Akhirnya Menjadi Orang Tua
301 Aqiqah Bayi Ashraf Mahesa
302 Pengumuman
Episodes

Updated 302 Episodes

1
Kelulusan Sekolah
2
Kejutan
3
Keputusan
4
Saling Curhat
5
Kebenaran
6
Hari Pernikahan
7
Kota Bandung
8
Hari pertama bekerja
9
Kevin berkunjung
10
Kuliah Hari Pertama
11
Malu
12
Nyeri
13
Pulang bersama
14
Hujan
15
Nenek sakit
16
Mengunjungi Nenek
17
Tidur bersama nenek
18
Berkemah Bersama
19
Tersesat
20
Menemukan
21
Berdua
22
Saling Perhatian
23
Rencana Nenek
24
Asyila pulang ke rumah
25
Kebaikan Suami
26
Mungkin Aku Salah Lihat
27
Apakah aku cemburu?
28
Merasa sedih
29
Pasar Malam Part 1
30
Pasar Malam Part 2
31
Pasar Malam Part 3
32
Nasi Goreng Untuk Paman
33
Mendapat Pujian Dari Paman
34
Telepon Dari Ibu
35
Maafkan Asyila Ibu!
36
Sahur Pertama
37
Ternyata Dia Adalah Suamiku
38
Harapan Erna
39
Dyah Datang
40
Menjemput Istri Kecil Abraham
41
Membeli Cincau Bersama Suami
42
Berbuka Puasa Hari Pertama
43
Menyuapi Makanan
44
Asyila Tahu Bahwa
45
Mengutarakan Perasaan
46
Memberitahukan Kepada Keluarga
47
Suami Yang Pengertian
48
Via Telepon
49
Sahur Bersama
50
Jalan-jalan Pagi
51
Jangan Tersenyum Dengan Pria Lain!
52
Tidur Di Kamar Asyila
53
Mengubah Panggilan
54
Menikmati Buka Puasa Bersama
55
Gerai Muslimah
56
Saling Merindukan Part 1
57
Saling Merindukan Part 2
58
Bertemu Kembali
59
Kopi Unik Buatan Asyila
60
Tidur Bersama
61
Keteledoran Asyila
62
Menemui Sang Suami
63
Persiapan Resepsi Pernikahan
64
Lebaran Idul Fitri
65
Berpisah Kembali
66
Resepsi Pernikahan
67
Romantis
68
Malam Penuh Cinta
69
Menghabiskan Waktu Bersama
70
Masalah Seprai Kasur
71
Biji Jeruk
72
Di tinggal Pengajian
73
Malam Penuh Cinta Terulang Kembali
74
Kelakuan Ibu
75
Nenek Yang Kepo
76
Lagi-lagi Nenek
77
Siapa Pria itu?
78
Bu Tini
79
Tiupan Cinta
80
Kembali Ke Bandung
81
Tak Tahan Bertemu
82
Kembali ke Kampus
83
Sapaan Pagi
84
Menyempatkan Waktu Bersama
85
Masalah Leher
86
Keusilan Ema
87
Nasib Ema Sebagai Nyamuk
88
Mahasiswa Pindahan
89
Abraham Cemburu
90
Cemburu Tidak Mengenal Usia
91
1 Vs 4
92
Kembali Berduaan Di Hotel
93
Kerinduan Seorang Nenek
94
Ema Ingin Cepat Nikah
95
Ruang Kerja Abraham
96
Di Taman
97
Aksi Heroik Abraham
98
Tak Bersemangat
99
Puasa
100
Menikmati Waktu Berbuka Puasa
101
Mandi Malam
102
Bu Tini Dan Romi Pengganggu
103
Obrolan Receh Di Kantin
104
Romi
105
Pulang Ke Jakarta
106
Kediaman Abraham
107
Saling Berbisik Ditelinga
108
Tempat Ternyaman Asyila
109
Salah Menduga
110
Bonus Olahraga Pagi
111
Menata Masa Depan Kita Berdua
112
Kencan Di Sore Hari
113
Ponsel Pintar Untuk Istri Tercinta
114
Asyila Diculik
115
Mengkhawatirkan Kondisi Suami
116
Siapa Mereka?
117
Kami Pergi Nek!
118
Pesan Ayah Dan Ibu Untuk Asyila
119
Di Kediaman Mertua
120
Perbincangan Di Dalam Mobil
121
Kembali Berpisah
122
Wanita Cantik Ini Adalah Istri Saya
123
Memperkenalkan Istri Kepada Para Dosen
124
Makan Siang Di Restoran
125
Tinggal Bersama Sementara Waktu
126
Menjadi Nyamuk
127
Bermain Pesawat Terbang
128
Berikan Aku Waktu 5 Menit!
129
Kemarahan Abraham
130
Menghibur Hati Istri Yang Sedang Bersedih
131
Double Date
132
Lagi!
133
Surat Dari Romi
134
Merawat Istri Yang Sedang Sakit
135
Mendadak Pergi
136
Menunggu
137
Masih Menunggu
138
Penyamaran Abraham
139
Firasat
140
Bersabar Menanti
141
Kondisi Membaik
142
Menjadi Wanita Kuat
143
Rindu Tak Berujung
144
Kembali Bersatu
145
Kembali Seperti Sediakala
146
Kesialan Ema
147
Berusaha Tetap Tenang
148
Kebohongan Tini
149
Motor Baru
150
Kolam Renang
151
Dinda
152
Kehadiran Dinda
153
Kondisi Yang Aneh
154
Perumahan ABSYIL
155
Kejadian Tak Terduga Di Rumah Baru
156
Syukuran Rumah Baru Bersama Keluarga
157
Hadiah Tak Terduga Di Hari Spesial Abraham
158
Kebahagiaan Yang Menular
159
Dyah
160
Merasa Bersalah
161
Alasan Ema Naik Motor
162
Jatuh Cinta Berkali-kali
163
Terpaksa Pergi
164
Tolong Jaga Diri Dan Calon Anak Kita!
165
Aksi Penyelamatan Yang Gagal
166
Keinginan Yogi
167
Perkelahian Nenek Lampir Dan Nyi Pelet
168
Ketukan Pintu
169
Semuanya Baik-baik Saja
170
Tolong Lepaskan!
171
Berusaha Menyelamatkan Asyila
172
Jangan Lakukan Hal Seperti Ini Lagi!
173
Membentuk Tim Kesebelasan
174
Yogi Datang Ingin Menemui Ema
175
Menggoda Asyila
176
Masih Gugup
177
Nasi Goreng Spesial Buatan Abraham
178
Liburan
179
Tidur Terpisah
180
Menangkap Sindikat Pencurian Motor
181
Insiden Tak Terduga Di Dalam Kamar
182
Membeli Ranjang Baru
183
Kedatangan Nenek
184
Ketika Dua Pengganggu Bergabung
185
Sepertiga Malam
186
Kisah Yogi Yang Menjadi Duda
187
Usaha Yogi Mendekati Ema
188
Anda Siapa?
189
Ingin Meminang Ema
190
Siapa Yang Meminang Ku?
191
Bersama Menuju Kediaman Orang Tua Asyila
192
Mencurahkan Isi Hati Ema Pada Asyila
193
Berusaha Memenuhi Keinginan Asyila
194
Kedatangan Icha
195
Ema Akhirnya Menyetujui
196
Alhamdulillah
197
Apes
198
Menjenguk Sahabat Yang Sakit
199
Hidupmu Akan Bahagia!
200
Mendapat Teror 1
201
Mendapat Teror 2
202
Menangkap Peneror
203
Aku Akan Menikah
204
Akulah Orangnya
205
Abang Dan Adik
206
Ingin Selalu Bersama
207
Menuju Halal
208
Dijemput Oleh Sang Nenek
209
Terluka
210
Belajar Dengan Sembunyi-sembunyi
211
Double Date
212
Begal
213
Pernikahan Yogi Dan Ema
214
Ingin Naik Kuda
215
Malam Indah Untuk Yogi Dan Ema
216
Kembali Ke Kota Bandung
217
Dyah penasaran
218
Tak Sengaja
219
Datang Merusak
220
Dyah Bertemu Dengan Kevin
221
Dayat Kembali Meminta Bantuan
222
Berharap Semuanya Baik-baik Saja
223
Kembali Menyamar
224
Keberanian Asyila Membantu Suami Tercinta
225
Memukul Majikannya Sendiri
226
Kembali Menjadi Mahasiswi Dan Dosen
227
Tetangga Baru
228
Makan Malam Pasangan Halal
229
Kecelakaan Beruntun Merenggut Nyawa
230
Abraham Tak Sadarkan Diri
231
Tetap Setia Menemani Suami
232
Keusilan Abraham Pada Asyila
233
Berkumpul Bersama Keluarga
234
Memutuskan Untuk Tetap Tinggal
235
Menemani Sang Istri Memeriksa Kandungan
236
Hampir Kehilangan Nyawa
237
Bertobat Dan Berusaha Memperbaiki Diri
238
Kontraksi
239
Baby Boy
240
Aqiqah Bayi Arsyad Mahesa
241
Terpaksa Meninggalkan Baby Arsyad
242
Ingin Selalu Bersama Buah Hati
243
Pura-pura Ngambek
244
Para Orang Tua Kembali Ke Jakarta
245
Ema Terlihat Berbeda
246
Pertanyaan Itu Lagi
247
Menghabiskan Waktu Bersama
248
Bayi Arsyad Sakit
249
Cepat Sembuh Nak!
250
Berdua Bersama Bayi Arsyad
251
Saya Butuh Pekerjaan
252
Siapa Wanita Itu?
253
Kebohongan Sari
254
Ema Kembali Tersenyum
255
Sahabat Rasa Keluarga
256
Bayi Arsyad Diculik!
257
Tak Ada Jejak
258
Dimana Bayi Arsyad?
259
Apakah Dia?
260
Sebagai Permintaan Maaf
261
Bayi Arsyad Kembali!
262
Suasana Hangat Kembali Tercipta
263
Akan Pergi Ke Luar Negeri
264
Penyakit Tua
265
Garis Satu
266
Semoga Berhasil Dan Bermanfaat
267
Jaga Mata, Hati Dan Pikiran!
268
Menolong Menangkap Pencopet
269
Hari Istimewa Arsyad Mahesa
270
Arsyad Kecil Yang Menggemaskan
271
Memutuskan Mengikuti Sang Suami
272
Maaf Karena Telah Mengikuti Mas
273
Kejutan Yang Tak Terduga
274
Kejutan Yang Tak Terduga II
275
Wati Meminta Maaf Pada Ema
276
Sama-sama Mengandung
277
Datang Membawa Undangan
278
Korban Tabrak Lari
279
Akhirnya Tertangkap
280
Menjenguk Ayah Dan Ibu
281
Menjadi Korban Keusilan Sang Suami
282
Menghadiri Pernikahan
283
Terkejut Sekaligus Kagum
284
Arsyad Kecil Yang Semakin Pintar
285
Emosi Dyah Naik-turun
286
Terima Kasih!
287
Muachh!
288
Ema Ngidam
289
Arsyad Yang Jahil
290
Sang Suami Tak Ada Kabar
291
Masih Belum Ada Kabar
292
Mas Kemana Saja?
293
Penjelasan Abraham
294
Khitanan Massal
295
Puasa Pertama Di Bandung
296
Hei Kamu!
297
Semoga Selalu Langgeng
298
Pulang
299
Baby Boy Again
300
Akhirnya Menjadi Orang Tua
301
Aqiqah Bayi Ashraf Mahesa
302
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!