Ya Allah lindungilah Hamba Mu ini, hamba sangat takut. Paman Abraham cepat datanglah.
Asyila menangis tanpa bersuara, ia duduk sambil memeluk lututnya.
Bahkan nyamuk-nyamuk sampai kenyang menghisap darah Asyila tidak ia hiraukan.
Yang dirasakannya saat itu adalah ketakutan, ia takut mati konyol karena kecerobohannya.
Asyila sangat takut, tolong siapapun temukanlah aku disini.
Abraham berjalan setapak demi setapak menelusuri hutan lebat, sudah tidak ada lagi cahaya dari alam yang hanya cahaya senter di kepalanya.
Ya Allah hamba harap istri kecilku tidak kenapa-kenapa, hamba sangat salah karena membiarkan dirinya keluar sendiri.
Dengan terus berdoa dan mencari keberadaan sang istri Abraham akhirnya melihat Asyila dari kejauhan.
Terlihat Asyila begitu ketakutan, dengan sigap Abraham berlari menghampiri Asyila.
Asyila yang hampir kehilangan kesadarannya hanya terdiam, ia bahkan mengira cahaya dari kejauhan itu adalah sesosok malaikat yang ingin mengambil nyawanya.
Ya Allah apa saat ini tibanya Hamba pergi Ya Allah?
Maafkan Asyila ayah dan ibu, maafkan juga suamiku yang tidak pernah aku bayangkan.
“Asyila!!” panggil Abraham.
Asyila tak menjawab, ia tiba-tiba kehilangan kesadarannya.
“Asyila! Aku mohon sadarlah,” ucap Abraham khawatir. Abraham menepuk-nepuk pelan pipi istrinya itu.
“Asyila! bangunlah!” pinta Abraham dengan air mata yang telah mengucur deras di matanya.
Abraham saat itu juga ketakutan, ia membuka jaket kulitnya dan membungkus tubuh Asyila dengan jaketnya. Abraham memeluk erat tubuh sang istri.
Ia masih duduk menemani sang istri tanpa bergerak sedikitpun, ia berharap agar istri kecilnya itu segera sadar dan membuka mata cantik yang dimiliki Asyila.
1 Jam kemudian.
Asyila merasakan kehangatan ditubuhnya dengan mata yang belum terbuka lebar ia menggerakkan tubuhnya namun sangat sulit baginya.
Ia pun menoleh betapa kagetnya Asyila saat mengetahui Seorang pria duduk disampingnya dan mendekap tubuh kecilnya dengan sangat erat.
“Lepaskan paman!” teriak Asyila dan mencoba menjauh.
Abraham yang tertidur sambil memeluk sang istri langsung terbangun saat mendengar teriakkan Asyila.
“Asyila kamu sudah bangun, apakah ada yang sakit?” tanya Abraham lembut.
“Pa-paman ngapain disini?” tanya Asyila.
“Aku mencarimu is... maksudku Asyila. Nenek dan Dyah sangat khawatir,” ucap Abraham yang hampir keceplosan menyebutkan Asyila istri.
Ya ampun, betapa bodohnya aku.
“Ja-jadi paman...”
“Iya aku datang mencarimu Asyila, para Tim SAR dan polisi yang aku kerahkan tadi sore mereka tidak bisa melanjutkan pencarian mereka karena tadi hujan lebat. Jadi aku yang memutuskan mencarimu,” jujur Abraham.
Asyila terkejut bahkan ia sampai menutup mulutnya, Seorang pria datang sendirian untuk mencarinya.
Ia pun menangis namun Abraham tak dapat melihat air mata Asyila yang tumpah itu dikarenakan suasana hutan yang gelap gulita.
“Kenapa paman melakukan semua ini?” tanya Asyila lirih.
“Bukankah aku sudah pernah bilang Asyila, ini adalah kewajiban dan tanggung jawabku,” sahut Abraham.
Asyila tak mengerti maksud dari Abraham, ia hanya berpikir bahwa Abraham menolongnya karena dia adalah teman keponakannya dan anak didik Abraham.
“Asyila! kamu mendengarkan ucapanku tadi?” tanya Abraham memastikan.
“Te-terima kasih Paman, maaf....” ucap Asyila lirih.
“Untuk apa meminta maaf? sini mendekatlah aku tidak akan berniat macam-macam terhadapmu Asyila,” sahut Abraham dan mengajak Asyila mendekat karena saat bangun tadi Asyila menjaga jarak darinya.
Asyila perlahan berjalan mendekati Abraham.
Namun masih dengan hati-hati.
“Kamu tenang saja, jangan takut,” ucap Abraham lembut.
“Benar paman tidak macam-macam?” tanya Asyila memastikan.
“Aku berjanji,” tegas Abraham.
“La-lalu ta-tadi Paman kenapa memeluk Asyila?” tanya Asyila gugup.
“Kamu tadi tidak sadarkan diri, dan tubuhmu sangat kedinginan. Jadi aku berinisiatif memeluk kamu, tapi sedikitpun aku tidak berniat macam-macam,” jelas Abraham.
Asyila merasa lega dengan penjelasan Abraham, ia pun tersenyum tipis.
“Apakah kamu ingin melanjutkan pulang atau berdiam disini sampai besok pagi?” tanya Abraham.
Asyila memikirkan setiap kalimat yang diucapkan Abraham.
Kalau aku disini semalaman aku pasti tidak kuat dengan nyamuk-nyamuk dan kegelapan malam. Tapi kalau pulang sekarang apakah kakiku bisa kuat berjalan?
“Asyila!” panggil Abraham karena Asyila tak merespon.
“Kita pulang saja Paman,” sahut Asyila.
“Baiklah, ayo!” ajak Abraham dan menyentuh tangan Asyila.
Asyila tak berjalan, ia sangat kaget dengan perlakuan Abraham yang menyentuh jemarinya.
Lagi-lagi jantungnya berdetak kencang, ada apa ini Ya Allah?
Kenapa setiap didekat paman aku merasakan hal seperti ini?
“Ada apa?” tanya Abraham dan tak sengaja mengarahkan cahaya senter ke wajah Asyila.
Asyila dengan cepat menutup wajahnya dengan kedua tangan akibat cahaya senter yang diarahkan ke wajahnya.
“Silau paman,” ucap Asyila.
Abraham lalu mengarahkan cahaya senter ke sembarang arah. “Maaf, aku tidak sengaja,” balas Abraham.
“Iya paman,” sahut Asyila.
“Sini tangan kamu, aku takut kamu jatuh,” ucap Abraham sambil mengeluarkan tangannya berharap Asyila mau digenggam.
Asyila mengangkat tangan sebelah kanan dan meraih tangan Abraham, jika saja itu siang atau ada cahaya sudah pasti wajah merah merona Asyila begitu jelas dan nampak.
Setidaknya dengan begini kita saling berdekatan istri kecilku, aku ingin sekali melindungimu setiap hari bahkan setiap saat.
Hati Abraham saat itu sedang berbunga-bunga, bisa berdekatan dengan sang istri meski saat itu sedang ditimpa musibah.
Mereka berdua berjalan dengan saling menggenggam tangan, namun tak ada dari mereka yang mengeluarkan suara.
Suara yang terdengar adalah suara jangkrik, kodok bahkan langkah kaki mereka.
Sesekali suara burung hantu yang membuat Asyila sedikit ketakutan.
“Ada apa?” tanya Abraham yang merasakan ketidak nyamanan Asyila.
“Tidak ada apa-apa Paman, hanya Asyila sedikit takut dengan suara burung hantu,” jujur Asyila.
“Kalau begitu lebih merapat lah disampingku, kamu tidak perlu takut,” ucap Abraham.
Karena Asyila memang tak nyaman dengan suara burung hantu ia pun sedikit merapatkan tubuhnya mendekati Abraham.
Kenapa paman Abraham sama baik ya Allah?
Apakah pantas dia memperlakukan aku seperti ini?
Asyila berjalan sambil melamun, tanpa sadar ada ranting pohon yang lumayan besar didepannya tidak di hindari membuat Asyila tersandung jatuh.
“Aaaawww,” pekik Asyila yang telah jatuh tersungkur.
Abraham tak sanggup menahan tubuh kecil istrinya karena genggaman sang istri terlepas lebih dulu.
Abraham membantu membangunkan tubuh Asyila yang telah jatuh di tanah.
“Kamu sedang memikirkan apa Asyila?” tanya Abraham yang sangat khawatir dan membantu Asyila.
“Sakit paman,” Rintih Asyila yang menyentuh lututnya.
Abraham mengarahkan cahaya senter ke kaki sang istri kecilnya, terlihat bahwa celana yang dipakai Asyila telah robek dan meninggalkan luka. Darah dilutut sang istri mengalir dan membasahi celana sekitar lutut.
Abraham merobek bajunya dan mengikatkan kain baju yang telah ia robek ke lutut sang istri kecilnya. “Sekarang sudah tidak apa-apa,” ucap Abraham.
Asyila meringis kesakitan, ia bahkan mengutuki kebodohannya sendiri.
Benar-benar ceroboh aku ini. Seandainya tadi tidak melamun memikirkan paman Abraham, aku pasti tidak akan seperti ini.
Ya Allah hamba benar-benar malu dan merasa tidak enek.
“Masih sakit ya Asyila?” tanya Abraham lembut.
“Sakit paman,” jujur Asyila.
“Kalau boleh izinkan aku menggendong kamu Asyila, aku benar-benar tidak tega melihat kamu seperti ini. Perjalanan kita masih jauh,” ucap Abraham, ia berharap Asyila menyetujui permintaannya bagaimana ia harus melindungi Asyila.
Asyila berdiam sejenak ditariknya nafas kuat-kuat. “Baik Paman,” sahut Asyila.
Abraham membungkuk tepat didepan Asyila, dengan malu-malu Asyila naik ke punggung Abraham.
“Pegang yang kuat Asyila,” perintah Abraham.
“Ba,baik Paman,” sahut Asyila gugup.
Ya Allah semoga ini bukan dosa, seandainya paman tahu bahwa aku sudah menikah apakah dia akan tetap baik seperti ini?
Kenapa aku merasa paman memperlakukan aku begitu spesial?
Sudahlah Asyila, kamu jangan berpikir yang aneh-aneh.
Abraham menggendong Asyila dengan hati-hati, ia sangat takut jika Asyila tak nyaman dengan gendongannya.
“Paman!” teriak Asyila.
Abraham yang sedang berjalan dan menggendong Asyila tiba-tiba berhenti.
“Ada apa Asyila?” tanya Abraham.
“Apakah perjalanan masih jauh?” tanya Asyila lirih.
“Sekitar 2 jam lagi,” balas Abraham.
“Apa 2 jam lagi?” tanya Asyila kaget.
Ia tidak ingin membuat Abraham kesusahan berjalan dengan menggendongnya, apalagi selama 2 jam ia selalu digendong dari belakang membuat Asyila merasa takut dibelakang tubuhnya.
“Asyila turun saja Paman, biar Asyila berjalan di depan dan paman dibelakang,” sambung Asyila.
“Memang kenapa? kaki kamu terluka Asyila,” balas Abraham.
“Begini paman, Asyila takut jika digendong seperti ini,” jujur Asyila.
Abraham yang masih menggendong Asyila tersenyum lebar, ia pun menurunkan Asyila dan mengubah gendongannya menjadi ala bridal style.
“A,apa yang paman lakukan?” tanya Asyila kaget.
“Aku takut kamu terjatuh lagi jika berjalan Asyila, kalau seperti ini aku yakin kamu tidak akan takut lagi. Aku janji tidak berniat macam-macam,” ucap Abraham.
Seketika membuat Asyila terdiam seribu bahasa, sungguh pria yang sedang menggendongnya saat itu benar-benar keren membuat Asyila mengagumi sosok Abraham.
Andai suamiku seperti paman Abraham.
Sadar Asyila, suamimu mungkin tidak sebaik dan setampan paman Abraham.
“Asyila!” panggil Abraham.
Asyila yang sedang melamun langsung terkejut dengan panggilan Abraham.
“Iya,” sahut Asyila.
“Tolong terangi jalan di depan!” pinta Abraham.
“Ba,baik Paman,” sahut Asyila.
Tangan Asyila sebelah kiri dilipatnya hingga mengenai perut Abraham, sementara yang kanan fokus menerangi jalan mereka.
Abraham ❤️ Asyila
Like ❤️ Komen 👇 Vote 🙏
Jangan lupa untuk memberi bintang atau rate ya Sayang...
Maaf sebelumnya, author baru bisa up.
Terima kasih untuk kalian yang selalu memporak-porandakan novel Author ini untuk menanti up.... 😭😘😘
Author sudah baca komentar kalian sebelumnya... ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Santi Liana
karya mu SGT Kren Thor,semoga bnyk pembaca dan tambah sukses aamiin
2022-11-22
1
Erma Wahyuni
kesempatan asyila dan abrahan
2021-06-24
0
Happyy
👍👍👍
2021-03-04
0