Ema mendapat kabar dari Kevin bahwa dirinya akan berkunjung.
Ini kali pertamanya Kevin berkunjung ke Bandung setelah 3 bulan Ema dan Asyila tinggal di kontrakan itu.
“Kevin sudah sampai mana?” tanya Asyila sambil menikmati cemilan.
“1 jam lagi sudah sampai sini,” sahut Ema yang sibuk merias wajah.
“Asyila!” panggil Ema.
“Ada apa?”
“Bisakah kamu cerita mengenai cincin dijari manis mu itu?” tanya Ema yang kini telah duduk tepat di samping Asyila.
Asyila menundukkan kepalanya, tak terasa air matanya jatuh. Ema sangat terkejut ia berpikir apakah pertanyaannya itu salah sehingga membuat Asyila menangis.
“Hiks... hiks.” Hanya suara tangis Asyila yang terdengar.
“Kamu kenapa Syila? Apakah aku membuat kesalahan?” tanya Ema lembut.
“Hiks.. hiks..”
“Aku sudah menikah Ema,” ucap Asyila lirih.
“Apa yang kamu katakan Asyila? kamu menikah, dengan siapa? Dengan Romi?
Kapan kalian menikah?” tanya Ema bertubi-tubi ia sangat terkejut dengan ucapan Asyila.
“Aku telah menikah tapi bukan dengan Romi hiks.. hiks..” sahut Asyila yang kini telah memeluk Ema.
“Lalu dengan siapa Asyila?” tanya Ema penasaran, karena setahu Ema pria yang menjalin hubungan dengan Asyila adalah Romi.
“Aku tidak tahu Ma hiks.. hiks aku tidak mau tahu siapa dia bahkan nama dan rupanya aku tidak tahu dan tidak mau tahu sedikitpun hiks.. hiks..” ucap Asyila.
Ema semakin heran bahkan tak mengerti apa yang dikatakan oleh Asyila.
Menikah dan tak tahu suaminya itu adalah ketidakmungkinan terbesar.
“Beri tahu aku yang jelas Asyila! sungguh aku benar-benar tidak paham apa yang kamu sampaikan.”
“Aku telah dijodohkan oleh Ayah dan Ibu saat umurku 2 tahun Ema. Dan 2 hari sebelum keberangkatan kita ke Bandung aku telah menikah hiks.... hiks... dan aku tidak ingin tahun siapa pria itu yang kini telah menjadi suamiku. Aku akan menemui saat usiaku 20 tahun Ma.. hiks.. hiks..” Butuh tenaga untuk menjelaskan tentang pernikahannya. Asyila tidak ingin menutup-nutupinya lagi.
“Ya Allah Asyila.. kenapa baru cerita sekarang hiks.. hiks..” Ema akhirnya menangis ia begitu kasihan mengetahui tentang pernikahan Asyila.
“Aku tidak ingin tahu siapa dia Ema. Aku tidak mencintainya hiks... hiks.. bahkan aku belum pernah melihat wajahnya hiks.. hiks..” Asyila mencurahkan isi hatinya.
“Aku mohon jangan ceritakan pernikahan aku ke siapapun Ema. Cukup kamu dan keluarga terdekat aku yang tahu!” pinta Asyila untuk tidak menceritakan tentang dirinya telah menikah ke siapapun.
“Lihat aku Asyila! Aku tidak akan memberitahukan ke siapapun termasuk Mami dan Kevin,” ucap Ema serius.
“Terima kasih Ema, kamu memang Sahabat yang baik dan pengertian.”
Ema tidak bisa berkata-kata lagi ia hanya memeluk Asyila agar sang sahabat bisa segera tenang. Ema sangat kasihan kepada Asyila karena menikahi pria yang sama sekali tidak Ia ketahui dan tidak ia cintai. Ema berharap suatu saat nanti Asyila bahagia dengan orang yang ia cintai bahkan mencintainya sepenuh hati.
“Tin..tin..” Suara klakson mobil.
“Asyila sekarang hapus air matamu! Sepertinya Kevin sudah datang. Aku ke depan dulu,” ucap Ema dan pergi menyambut kedatangan Kevin.
Asyila menghapus air matanya. Ia lalu mengoleskan sedikit bedak tabur diwajahnya agar terlihat segar.
“Kevin!” panggil Ema semangat.
“Hai Ema apa kabar? Ini buatmu dan Asyila. Dimana Asyila?” tanya Kevin sambil memberikan beberapa bungkus oleh-oleh dari Bali.
“Alhamdulillah baik, Asyila sedang di dalam. Kamu ke Bali tidak ajak aku,” ucap Ema sambil memanyunkan bibirnya.
“Lain kali calon istriku,” sahut Kevin dan membuat Ema tersipu malu.
“Hai Kevin!” panggil Asyila yang baru keluar dari dalam rumah.
“Ema! Kevin diajak masuk dong! Diluar panas,” imbuh Asyila lagi.
“Oiya sampai lupa, ayo masuk Kevin!” ajak Ema.
“Aku buatkan minum dulu ya!” ucap Asyila.
“Tidak usah Asyila. aku sudah membawanya,” balas Kevin sambil mengeluarkan beberapa air dingin.
“Enak nih,” ucap Ema sambil menyambar minuman dingin rasa jeruk.
“Aku yang ini saja,” ucap Asyila sambil mengambil minuman dingin rasa jambu.
“Oya itu mobil siapa di luar sana?” Kevin sambil menunjuk ke arah luar.
“Tidak tahu, mobil itu sering berhenti di depan,” balas Ema.
“Kalian hati-hati! Siapa tahu pemilik mobil itu adalah penculik yang menjual orang dalam manusia,” ucap Kevin.
“Kamu apa-apaan Kevin. Mana ada hal seperti itu, lagi pula dilingkungan sini ramai,” balas Asyila.
“Hehe.. aku hanya bercanda,” ucap Kevin tersenyum lebar.
“Bagaimana hubungan kamu dan Romi Asyila? Aku dengar dari Ema bahwa kalian telah memiliki hubungan?” tanya Kevin santai.
“Awww!” Pekik Kevin kesakitan karena kakinya diinjak kuat oleh Ema.
Ema merasa tidak enak dengan ucapan Kevin. Ema menginjak kaki Kevin kuat agar diam tak melanjutkan ucapannya yang bisa lari kemana-mana.
“Kami sudah putus 2 Bulan yang lalu,” Jujur Asyila santai. Ia tidak ingin mengambil pusing tentang hubungannya bersama Romi yang telah kandas.
“Maaf,” ucap Romi yang akhirnya tahu alasan kenapa Ema menginjak kakinya.
“Tak Masalah, karena kamu sudah disini. Sebaiknya kita jalan-jalan. Kami bosan dikontrakkan,” balas Asyila mencairkan suasana.
“Oke ladies. Kita berangkat!” Ajak Kevin.
Kevin mengajak mereka pergi ke pusat perbelanjaan yang ada di Bandung.
Mereka bertiga adalah teman sekolah sejak SMA. Kevin dari dulu mencintai Ema beberapa kali putus nyambung selama pacaran, Kevin pernah selingkuh dengan teman kelasnya tapi itu tidak berlangsung lama. Dan akhirnya Kevin memutuskan untuk menjalin hubungan yang lebih serius kepada Ema.
Abraham mengikuti mobil Kevin. Ia sangat penasaran mau kemana mereka bertiga pergi.
Meski terlihat sekali jika Kevin dan Ema memiliki hubungan tak menutup kemungkinan bahwa Abraham cemburu jika Asyila pergi bersama pria, meski pria itu membawa kekasihnya.
“Apa Tuan muda ingin bertemu nona Asyila?” tanya Eko penasaran.
“Yang benar saja. Kalaupun aku ingin menemuinya kenapa tidak dari kemarin-kemarin, aku hanya ingin memastikan bahwa istriku baik-baik saja,” sahut Abraham.
“Maaf Tuan muda, saya kira Tuan muda ingin menemui nona,” ucap Eko.
Akhirnya mobil yang dikendarai Kevin berhenti di sebuah pusat perbelanjaan yang sangat terkenal di Bandung.
Kevin pun mengikuti mereka tak tanggung-tanggung ia bahkan mengikuti mereka kemanapun langkah kaki mereka pergi.
Kevin merasa sedari tadi ada yang mengikuti mereka dari belakang, ia pun berinisiatif berhenti sementara para gadis pergi ke toko penjual pakaian.
Abraham tetap mengikuti Asyila, ia tak sadar jika Kevin telah berada di sampingnya.
“Hai Pak! Ada masalah apa Bapak mengikuti kedua gadis itu?” tanya Kevin yang menepuk bahu Abraham yang terlihat usianya cukup jauh jika dibandingkan dengan umur kevin. Meski begitu Kevin terlihat pendek jika disandingkan dengan Abraham.
Padahal tinggi Kevin sendiri 176 Cm.
“Aku tidak mengikuti mereka anak muda,” sahut Abraham dan pergi meninggalkan Kevin. Abraham tidak ingin dirinya ketahuan sebelum Asyila mencintainya.
“Kevin sini!” panggil Ema.
“Aku datang!” sahut Kevin.
Kevin tak menceritakan tentang seorang pria yang mengikuti mereka, ia tidak ingin membuat kedua gadis itu merasa was-was.
“Ini bagus tidak Kevin?” tanya Ema memperlihatkan dress berwarna biru.
“Jelek,” ketus Kevin.
“Aku rasa ini bagus Kevin,” ucap Ema.
“Dress seperti ini kamu bilang bagus? Apakah kamu ingin menunjukkan seluruh punggungmu?” tanya Kevin kesal.
“Kamu cemburu ya!” tuduh Ema sambil mengedipkan matanya.
“Siapa yang cemburu?” tanya Kevin tanpa menoleh ke arah Ema.
“Ya sudah aku pilih yang ini saja,” ucap Ema kesal.
“Jangan! aku tidak ingin punggungmu atau yang lainnya dilihat oleh orang lain,” ucap Kevin lembut dan membuat Ema tersipu malu.
Asyila iri dengan kedekatan mereka, andai ia menikah dengan pria yang ia cintai sudah pasti Asyila dan suaminya itu akan lebih romantis dibandingkan mereka.
“Kamu pilih yang mana Asyila?” tanya Ema.
“Aku yang ini saja,” ucap Asyila.
“Pilihan Asyila lebih baik daripada pilihanmu tadi,” celetuk Kevin pada Ema.
“Lalu aku harus pilih yang mana?” tanya Ema menantang.
“Yang ini saja cocok untuk kulitmu,” ucap Kevin sambil menunjuk dress berwarna kuning bunga-bunga.
“Baiklah tidak buruk,” balas Ema.
Usai beli beberapa pakaian mereka berhenti ke salah satu restoran Jepang.
Asyila dan Ema semangat makan dengan porsi yang cukup banyak, sementara Kevin cukup menelan air liurnya, ia sedari dulu tidak menyukai makanan ala Jepang.
“Aku yang mentraktir kalian, tapi aku malah yang menelan ludah. Seharusnya kalian makan di restoran Indonesia saja kenapa harus Jepang,” omel Kevin.
“Salah kamu sendiri kenapa tidak suka masakan Jepang wekkk,” sahut Ema lalu menjulurkan lidahnya.
Abraham masuk ke dalam mobil dengan wajah yang terlihat sangat kusut.
Gara-gara Kevin ia tidak bisa mengikuti istrinya.
“Dasar bocah ingusan seharusnya aku bisa melihat Asyila,” ucap Abraham kesal. sementara Eko hanya terdiam melihat tingkah Abraham seperti anak kecil.
“Sekarang kita kemana Tuan muda?” tanya Eko.
“Kembali ke hotel,” jawab Abraham.
“Baik Tuan muda!”
Kevin dan kedua gadis itu telah selesai dengan kegiatan mereka.
Mereka pun memutuskan untuk kembali ke kontrakan.
“Akhirnya sampai juga, badanku lelah sekali,” ucap Ema.
“Sama aku juga,” balas Asyila.
Dari tadi Kevin memanyunkan bibirnya. Bagaimana tidak, selama di pusat perbelanjaan dia diminta membawa barang-barang belanjaan para gadis, tidak hanya itu ia bahkan berkeliling kemanapun gadis itu pergi.
“Lihat kekasihmu itu! Dari tadi memanyunkan bibirnya,” tunjuk Asyila ke arah Kevin.
“Hehe.. Maaf ya Kevin. Kamu tidak boleh marah sama aku,” ucap Ema santai.
“Iya Ema sayang. apapun akan aku lakukan untukmu,” balas Kevin dengan senyum manis.
Asyila yang kini bergantian memanyunkan bibirnya. Sungguh iri melihat kedekatan dan keromantisan mereka berdua.
“Kalian berbincang-bincang lah! Aku ingin mandi,” ucap Asyila memberi waktu untuk mereka bersama.
Kevin senang karena Asyila mengerti apa yang mereka inginkan, begitupun dengan Ema yang merasakan bahwa Sahabatnya Sangat peka.
“Ema!” panggil Kevin lembut.
“Apa!” balas Ema malu-malu.
“Aku rindu kamu,” ucap Kevin.
“Sama aku juga,” balas Ema manja.
Asyila sangat geli dengan tingkah mereka, bahkan telinganya seperti dimasukkan oleh bulu sehingga terasa sangat geli.
Akhirnya dengan cepat ia bergegas ke kamar Mandi.
“Ema!” panggil Kevin lagi.
“Apa Kevin!” balas Ema dengan nada yang dibuat-buat.
Kevin bergeser duduk mendekati Ema, bergeser dan bergeser. Akhirnya mereka duduk berdempetan, Kevin menoleh ke kiri dan ke kanan takut ada orang yang melihat.
Kevin dengan pelan namun pasti mendekatkan bibirnya menuju bibir Ema saat tinggal sedikit lagi.
“Tin..tin..”
“Tin.. tin..”
Suara Klakson mobil membuyarkan konsentrasi Kevin. Kevin pun tak jadi melancarkan aksinya untuk mencium bibir Ema.
“Sial! Mobil siapa itu mengganggu saja,” umpat Kevin.
Kevin masih ingin melancarkan aksinya untuk mencium bibir Ema. Namun, saat tinggal sedikit lagi klakson mobil itu berbunyi kembali seolah mencegah mereka untuk berciuman.
“Tin..tin..”
“Tin..tin..”
Akhirnya Kevin benar-benar tak jadi mencium bibir Ema. Kesal yang teramat dalam dihatinya gara-gara klakson mobil yang mengganggunya.
Disisi lain.
Abraham sangat senang mengganggu sepasang kekasih itu yang sedang ingin berciuman.
Awalnya ia ingin kembali ke Hotel tapi mengingat masih ada Kevin ia pun mengurungkan niatnya dan berinisiatif mengikuti dan menunggu Kevin pulang.
“Ha..ha.. Rasakan pembalasanku. Lagipula kamu yang terlebih dahulu menggagalkan rencana aku untuk mengikuti istriku.”
Tawa Abraham pecah. Ia sangat puas mengganggu Kevin dan Ema.
Wkwk.. Abraham usil 🤣🤣
Jangan Lupa like dan Vote 😘
Biar Author tambah semangat untuk update tiap hari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Dyah Oktina
😂😂😂😂😂abraham kayak anak kecil aja... nyimpen amarah 🤭
2023-12-03
0
Santi Liana
🤣🤣🤣🤣🤣🤣tgg aja Abraham nanti masa km jg tiba sm.sila
2022-11-22
0
Sri Ariesto
pasti kepingin tu abraham wkwkwkkk
2022-09-12
0