Chapter 375
Bottlomless Gap.
Kembali ke Lyon.
Saat ini, rombongan yang Lyon bawa terus melesat maju dan terus maju hingga pada akhirnya mereka pun telah tiba di tempat yang dia maksud. Lyon dapat melihat para pemain maupun monster yang sedang bertarung. Saat Lyon melihat mereka, dia sepertinya mengenal orang itu. Lyon pun melihat lebih jelas lagi. Dan benar saja, dia mengenalinya.
"Oh, rupanya mereka yah...."
Lyon segera memerintahkan lagi Ardes, "Tuan Ardes, terus berlari dan tabrak monster raksasa yang ada di sana!!" Sambil menunjuk ke depan sana.
"Oke, bersiaplah! Kita akan segera pergi ke sana!"
Ardes pun setuju dan mempercepat langkah kakinya menghampiri monster yang Lyon maksud.
**
Di tempat Armegon dan lainnya.
Sesudah memberikan serangan pamungkasnya, kini Si Tengkorak Raksasa terlihat tidak berdaya, terbaring di atas tanah dengan sisa api dari bekas ledakan yang masih membekas di sana.
Tidak lama setelah itu, Ruby datang menghampirinya. "Armegon...!" teriaknya sembari berlari-lari. Beberpa saat, Ruby pun sudah berada di sampingnya. Dia pun bertanya kepada Armegon, "Armegon, apakah monster itu sudah dikalahkan??"
Armegon menggeleng-gelengkan kepalanya, kemudian menjawab, "Kurasa dia masih belum kalah. Walaupun itu adalah salah satu serangan terkuat yang aku keluarkan, akan tetapi itu tidak akan menghabisi seluruh baru kesehatannya. Dia adalah monster peringkat legendaris yang tidak akan kalah dengan serangan seperti itu."
Tentu saja itu benar. Tidak mungkin dia bisa mengalahkan monster itu dalam sekali serangan. Walaupun serangan itu terlihat sangat kuat, akan tetapi di sini yang diperhitungkan adalah banyaknya bar kesehatan dari si Giant Skull. Bisa dibilang ini masih belum berakhir.
Sesudah mereka berbincang, Gordon pun datanglah dan berdiri di dekat mereka. "Yah, itu tadi adalah serangan yang bagus, Tuan Armegon. Akan tetapi sepertinya monster itu masih belum mati sepenuhnya."
"Hm, Anda benar. Kita harus bertarung lagi dengannya."
Tidak lama setelahnya, Giant Skull yang tadinya terbaring, sekarang sudah kembali berdiri. Ada banyak bekas kebakaran yang menjalar di sekujur tubuhnya yang membuat efek gosong. Sesudah berdiri, dia pun berjalan mencoba untuk mendekati mereka. Menyadari jika Giant Skull akan berjalan ke arah mereka, Gordon segera memberikan tanda kepada Armegon dan Ruby.
"Kalian berdua, bersiaplah! Dia sudah datang!"
Mendengar aba-aba yang dia berikan, Armegon dan Desi segera melangkah mundur sedikit dan mulai mengatur posisi mereka.
"Ruby, berikan lagi aku buff regenerasi Mana, dan peningkatan atribut! Kalau bisa berikan juga kepada Tuan Gordon." teriak Armegon kepada Ruby yanh menyuruhnya untuk memberikan mereka buff.
Ruby mengangguk paham dan sekali lagi mulai membaca mantera. Dan butiran cahaya terbang ke arah mereka diitkui dengan beberapa pola sihir yang muncul dibawah kaki Ruby, dan mereka berdua. Beberapa saat, Ruby telah mengaktifkan manteranya. Armegon dan Gordon pun menerima buff yang dia berikan dan menjadi bercahaya.
Di sisi lain, The Giant Skull atau yang disebut Si Tengkorak Raksasa, terus berjalan menghampiri mereka. Saat ini dia menjadi sangat kesal karena menerima serangan sebelumnya secara telak. Rasa sakit dan jengkel bercampur aduk menjadi satu di dalam emosinya.
"Kalian manusia sialan. Jangan merasa sombong dulu karena bisa melukaiku! Sekarang, kalian harus membayar atas apa yang kalian perbuat!" ucapnya dengan penuh amarah.
Gordon pun menanggapi ucapannya dengan santai, "Hahaha, kami masih tidak bisa sombong karena hanya bisa melukaimu saja, akan tetapi kami dapat sombong ketika berhasil membunuhmu!"
Si Tengkorak Raksasa semakin kesal setelah mendengarkan ucapan Gordon. "Argh!! Matilah kalian!!" Dengan cepat dia berlari menghampiri mereka bertiga dengan keempat Gada yang sudah siap untuk dilayangkan kepada mereka.
Gordon pun lansung membuat sikap kuda-kuda ketika melihat kalau Si Tengkorak Raksasa mendekat, begitu juga dengan Armegon dan Ruby. Mereka juga sudah bersiap-siap dengan kedatangan monster itu.
Akan tetapi sebelum mereka saling berbentrokan, terdengar sebuah suara keributan yang asalnya tidak jauh dari mereka. Suara itu terdengar semakin besar. Rasanya seperti ada sesuatu yang berjalan mendekati mereka. Si Tengkorak Raksasa seketika berdering di tempat karena mendengarkan suara tersebut. Dia menoleh ke arah yang menjadi sumbernya dan melihat jika di seorang sana sudah ditutupi oleh kabut. Undead-Undead yang awalnya berbaris di sana, seketika terlempar kemana-mana.
"Apa yang sebenarnya terjadi??"
Armegon dan lainya juga ikut melihat ke arah yang sama seperti yang dilihat oleh Tengkorak Radjasa tersebut. Mereka melihat sesosok raksasa dari balik bayang kabut yang semakin mendekat ke tempat mereka.
"Armegon, kenapa dengan kabut itu. Kok dia malah semakin ke sini??" tanya Ruby dengan perasan cemas.
Namun Armegon tidak tahu apapun soal itu. "Mm, aku pun tidak tahu." Setelah itu dia bertanya kepada Gordon, "Tuan Gordon, apakah Anda tahu sesuatu soal kabut itu??"
Gordon pun mengangkat palunya dan meletakkan tiangnya di belakang pundaknya, berdiri tegak menghadap ke arah sumber keributan itu. "Saya juga tidka tahu, akan tetapi pasti akan ada hal yang menarik dari kabut itu. Lebih baik kita melihatnya saja dulu."
Sungguh jawaban yang ambigu, Armegon pun dibuat bingung olehnya. Jadi, dia hanya bisa menurutnya dan ikut melihat apa yang sebenarnya terjadi.
**
Perlahan kabut yang muncul secara tiba-tiba semakin mendekat ke tempat mereka. Beberapa saat ketika kabut itu sudah sangat dekat, sosok yang ada dibalik batangnya, menampakkan dirinya. Seekor monster raksasa yang menyerupai sebuah pohon dengan dahan pohon besar yang ada diatasnya. Ukurannya juga tidak main-main, bahkan ukurannya lebih besar dari Giant Skull.
Baik itu Armegon, Ruby dan juga si Tengkorak Raksasa, begitu terkejut dengan kemunculan monster itu. Adanya monster seperti yang dimaksud tadi, adalah sebuah keanehan. Area Bottlomless Gap adalah area tanah tandus. Mengapa ada monster yang tumbuhan yang berkeliaran di sini. Sudah pasti ada maksud tertentu dari kedatangannya.
"Ah, Monster itu kan!!"
Tiba-tiba Ruby berteriak sembari menunjuk ke arah monster terebut. Jelas Armegon yang sangat penasaran segera bertanya kepadanya, "Ruby, apa maksudmu? Apakah kamu mengenali monster itu??" Dan Gordon pun sedikit berbalik melihat mereka. Sepertinya dia juga penasaran akan hal itu.
Setelah Armegon bertanya, Ruby pun langsung membalasnya, "Ya, itu adalah monster yang selalu ikut bersama kakak. Aku pernah melihatnya ketika dia dibawa oleh kakak dan ikut serta dalam invasi Goblin. Dia juga tinggal di desa kakakku."
Armegon langsung kembali menghadap ke depan dengan wajah yang penuh kebingungan. Dia segera menetap ke arah monster itu dan melihatnya lebih jelas.
Monster itu... Monster miliki Lyon? Apakah jangan-jangan, monster peringkat legendaris yang ada di video...? Tapi, darimana sebenarnya dia mendapatkan monster seperti itu?? tanyanya dalam hati. Dia tahu monster ini setelah mendengarkan cerita yang dsri Ruby. Monster ini pernah dia lihat sewaktu dulu di salah sati Video di dalam forum ketika event invasi Goblin sedang berlangsung.
**
Tidak lama setelah itu, monster yang semakin mendekat, secara mendadak mengubah alur larinya. Ternyata monster tersebut mengarah kepada Tengkorak Raksasa.
"Sial, kenapa dia malah mengarah ke sini!"
Si Tengkorak Raksasa itu merasa panik sebab monster itu ternyata mengarah kepada dirinya. Dia berniat untuk lari dari sini, akan tetapi dia tahu kalau dia lari, monster itu pasti akan menyusulnya. Jadi, dia pun mengurungkan niatnya dan segera membentuk sikap bertahan menggunakan keempat Gadanya sebagai tameng.
Hanya dalam beberapa detik saja, monster terebut sudah berada dihadapannya. Tengkorak Raksasa hanya bisa terdiam karena melihay betapa besarnya monster tersebut. Dan secara tiba-tiba tangan dari monster terebut dilayangkan dan segera menghempaskannya dari sana. Tengkorak Raksasa pun terlempar akibat tidak bisa menahan hempasan yang diberikan olehnya. Dia pun terlempar beberapa meter ke belakang, kemudian berguling-guling hingga pada akhirnya dia berhenti, terkapar di atas tanah.
Ternyata memang benar, monster terebut adalah Ardes. Sesuai dengan perintah Lyon tadi, Ardes segera berlari dan langsung menabrak Si Tengkorak Raksasa tersebut. Sementara itu, orang yang ada di atas kepalanya, yaitu Lyon masih terdiam memperhatikan Si Tengkorak Raksasa yang sudah terkapar di seberang sana. Lyon memalingkan pandangannya ke arah lain, melihat ke samping, tidak jauh darinya yang merupakan tempat Armegon dan lainnya. Lyon pun memasang senyuman kecil pada saat dia menatap mereka.
**
"Ternyata itu benar mereka...."
Lyon dapat memastikan kalau mereka adalah Armegon dan Ruby. Memang benar instingnya telah membawa dirinya ke sini.
Lyon pun segera berteriak kepada yang lainnya. "Semuanya, segera turun dari sini!!" Setelah itu, dia pun melompat dari kepala Ardes dan turun ke bawah.
Snowly dan Liseas yang mendengarkan teriakan Lyon, juga ikut turun ke bawah. Beberapa saat mereka bertiga telah berkumpul di bawah.
"Ardes, tolong hadang sebentar monster itu, saya akan menemui mereka sebentar," ucapnya yang memberikan perintah.
"Baiklah, serahkan saja kepada saya!"
Ardes kembali berjalan maju mendekati si Tengkorak Raksasa yang masih terkapar, untuk melakukan tugasnya. Sementara itu, Lyon dan lainnya berjalan menuju ke tempat Armegon dan lainnya berada. Namun pada saat mereka setengah perjalanan, Lyon ingat akan suatu hal. Dia pun berhenti sejenak.
"Hm... kurasa aku melupakan sesuatu deh....?"
Melihat Lyon berhenti membuat Snowly yang ada di belakangnya bingung. Sesaat, dia bertanya kepadanya, "Lyon, kenapa kamu berhenti? Apakah terjadi sesuatu??"
Lyon menjawab tanpa sedikit menoleh, "Hmm, iya... kurasa aku melupakan sesuatu, tapi aku tidak ingat apa itu... hm, apa yah....?" sejenak dia kembali berbicara lagi, "Ah, lupakan saja, mari kita terus berjalan. Mungkin saja aku salah ingat."
Lyon memang merasa kalau dia kelupaann akan sesuatu, akan tetapi dia tidak ingat apa itu. Dia berusaha untuk mengingat, namun tetap tidak berguna. Dia tidak mendapatkan apa-apa. Jadi Lyon mencoba untuk melupakannya dan terus berjalan, fokus kepada tujuan utamanya.
"Oh, begitu yah, mari kita berjalan lagi."
Snowly hanya mengangguk paham atas apa yang dia katakan. Dia tidak ingin berurusan lebih lanjut karena itu adalah permasalahan Lyon. Jadi, mereka pun tidak lagi berbicara dan terus berjalan, yap! Berjalan tanpa dosa sedikitpun. Lyon Tidak sadar jika sebenarnya hal yang dia lupakan itu adalah hal yang penting.
**
Di punggung Ardes.
Setelah sekian kali mengaktifkan mantera pemurnian, akhirnya tugas Salsa telah selesai. Dia tidak mendeteksi lagi hawa kutukan yang menempel di tubuh Ardes.
"Ahh, Akhirnya selesai juga...." ucapnya dengan lega.
Sesaat setelah itu, Salsa mengambil beberapa ramuan Mana-nya dan segera meminumnya. Dia harus mengisi kembali bar Mana-ya karena hampir semuanya sudah terpakai untuk mengaktifkan mantera pemurniannya. Hal itu juga membuat dia menjadi sangat kelelahan.
"Leganya..." ucapnya setelah meminum beberapa ramuan. Dia merasa seperti segar lagi. "Huff... tadi itu sungguh melelahkan. Dasar Pemimpin... apakah dia tidak mempunyai rasa kasihan kepada Anggotanya??" gerutunya memasang wajah cemberut.
"Tapi setidaknya aku harus bersyukur. Karena semua siksaan ini, beberapa keterampilaku mengalami peningkatan yang signifikan. Kurasa aku bisa mengambil sedikit hikmahnya."
Walaupun Salsa sudah mengalami penyikasaan yang cukup berat dari Lyon, akan tetapi dia bisa sedikit bersyukur karena berkat hal itu, beberapa keterampilan yang dia punya mengalami peningkatan. Itu jelas akan menjadi keuntungan baginya. Dia pun mencoba untuk berpikir positif dan mengambil hikmah dari semua ini.
Sesaat setelah itu, Salsa merasa ada sesuatu yang aneh. "Tunggu dulu... Sepertinya ada yang aneh. Kenapa tempat ini menjadi sangat sunyi??"
Salsa merasa jika suasana yang ada di sini terasa sunyi daripada biasanya. Dia pun segera berjalan ke tempat Snowly berada yaitu di atas pohon sembari melihat bagaimana situasi yang sedang terjadi saat ini Sesampainya di sana, Salsa memanggil Snowly.
"Nona Snowly-"
Belum selesai dia mengakhiri pembicaraannya, mulutnya tiba-tiba berhenti. Dia tidak menemukan keberadaan Snowly di situ.
"Eh, kemana nona Snowly??"
Salsa pun mencoba untuk mencari Snowly lebih lanjut. Dia mengelilingi pohon itu hingga beberapa kali. Siapa tahu Snowly ada di sisi lain pohon. Tapi, sekolah sekian kali mencari, hasilnya sia-sia. Dia tidak menemukan keberadaannya.
"Kok, nona Snowly menghilang..." ucapnya dengan penuh kebingungan. Sesaat kemudian, tiba-tiba Dia merasa cemas. "apa jangan-jangan, nona Snowly terjatuh!" Dia mengira jika Snowly terjatuh pada saat mereka bergerak ke sini. Dengan cepat Salsa turun ke bawah dan berlari ke depan, mendatangi tempat Lyon. "Aku harus memberitahu Pemimpin kalau bisa Snowly jatuh."
Sesampainya di tempat Lyon berada, Salsa berteriak, "Pemimpin, Nona Snowly, No-" Belum selesai Salsa berbicara, dia tidak melihat keberadaan Lyon. Dia melihat ke sana dan kemari, tapi tetap tidak menemukannya.
"Hehh! Kemana Pemimpin?!"
Pertama Snowly menghilang, sekarang malah Lyon yang menghilang. Salsa semakin bingung dibuatnya.
"Ahh, kemana mereka nih...??"
Di saat Salsa lagi bingung-bingungnya, dia mendapatkan sebuah ide. "Oh yah, bagaimana jika kutanyakan saja kepada monster ini, kalau tidak salah namanya.... Ah! Ardes. Baiklah, akan kutanyakan saja." Salsa mendapatkan ide untuk bertanya kepada Ardes. Siapa tahu Ardes bisa menjawab kemana mereka semua pergi.
Salsa mulai berjalan dan hingga akhirnya dia berada tepat di belakang kepalanya. Sejenak dia diam. Salsa agak gugup untuk berbicara kepada Ardes karena dia tidak bisa berbicara kepada monster atau mungkin tidak pernah berbicara. Salsa mulai mengumpulkan keberanian dirinya dan mencoba untuk bertanya,
"T-Tuan A-Ardes..."
Sesaat, setelah Salsa berkata, Ardes dapat mendengarnya. Dia pun sedikit menoleh ke arah Salsa.
"Oh, Nona Salsa, kenapa Anda tidak turun ke bawah, ikut bersama dengan Tuan Lyon dan lainnya?" tanyanya dengan heran.
Salsa semakin dibuat bingung oleh pertanyaan Ardes. "Maksud Anda apa, Tuan Ardes? Ikut turun bersama Pemimpin?"
Ardes pun kembali membalasnya, "Iya, mereka sudah sedari tadi turun dan sekarang mereka berada di sana." Kemudian menunjuk ke arah belakang yang merupakan tempat Lyon dan lainnya berkumpul. Salsa dapat melihat kalau memang benar mereka sedang berkumpul di sana. Di saat itu juga perasaan Salsa menjadi sangat sedih.
"Jadi... bagaimana dengan ak-!"
Tiba-tiba sebuah benda tumpul datang dan menghantam Ardes. Itu adalah sebuah Gada raksasa. Untungnya Ardes dapat menahannya, namun Salsa terlempar masuk ke dalam semak-semak karena dampak dari serangan itu, dan akibatnya dia juga tidak selesai melanjutkan perkataannya.
"Nona Salsa, Anda masuk saja ke dalam sana untuk berlindung. Di luar sini lagi berbahaya."
Mendengar ucapan Ardes, Salsa pun hanya bisa terdiam dan kembali masuk ke dalam. Beberapa saat, akhirnya dia telah kembali ke tempat semula. Salsa seketika terduduk lemas sambil memasang ekspresi sedihnya.
"Hiks! Kenapa... kenapa... kenapa aku bisa sampai dilupakan begini sih...."
Awalnya dia bersedih, namun beberapa detik kemudian perasaan sedih itu berubah menjadi perasaan penuh kekesalan. Dia pun menahan tangisannya dan berteriak sekuat tenaga,
"Ah! Dasar Pemimpin yang tidak punya hati!! Kamu yang membawaku kesini, tetapi kenapa kamu malah melupakanku!!!!"
Salsa pun melepaskan semua kekesalannya. Bersamaan dengan itu, judul dari bagian ini sudah ditentukan. Judulnya tidak lain dan tidak bukan adalah "Chapter 375 : Salsa, si Pemain Random Yang Dilupakan". Sungguh kasian pemain random yang satu ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Rahmat Abdul gani
✨
2023-06-10
0
Hirage Mieru
Komen woyy
2021-05-14
0
Irwan ID
komen(2)
2021-05-05
1