Setelah menempuh perjalanan hampir 40 menit, bus sekolah tiba di lapangan parkir. Rumah triplet yang berada di kota kecil bernama alexbad memang cukup jauh dari pusat ibukota negara Talamie membuat perjalanan yang dilalui ke sekolah memakan waktu yang lama. Mereka harus melewati perbukitan dan juga hutan pinus sebelum akhirnya tiba diperbatasan ibukota yang ramai.
Semua siswa mulai turun dari bus secara antri. Katie, Marie dan Janie yang sudah turun langsung berpencar menuju kelas masing-masing tanpa banyak bicara. Katie yang bercita-cita menjadi pengacara memilih jurusan IPS, Janie yang ingin menjadi dokter memilih jurusan IPA, sementara Marie yang masih bingung karena ditentang jadi model oleh sang Ayah hanya pasrah dan asal memilih jurusan Bahasa.
Marie yang gontai berjalan menuju kelas dikagetkan oleh tepukan dipundaknya oleh temannya "hey, kenapa kau?" tanya Grace menyelidik.
"Tidak apa-apa, aku hanya sedang bingung karena ayah terus bertanya aku mau kuliah jurusan apa" jawab Marie dengan lesu.
"Aku rasa ayahmu benar, kau mungkin bisa cari jurusan lain yang memang dekat dengan minatmu itu" ucap Grace yang sudah tau tentang perseteruan ayah dan anak ini.
"Contohnya?" Marie yang tidak punya ide karena sangat putus asa dengan sikap ayahnya yang terus menentang cita-citanya, bahkan ia sama sekali tidak berniat mencari jurusan kuliah lain.
"Mungkin fashion designer? kan sambil kuliah kau bisa tetap bisa ikut kelas modeling, malah bisa dapat dua keahlian sekaligus" jawab Grace.
"Ahhhhhh kenapa tidak terpikir olehku, kau memang sahabatku yang paling pintar" Marie terlihat sangat senang mendengar ide yang dilontarkan oleh sahabatnya itu dan langsung memeluknya dengan erat.
"Hey lepaskan, kau mau membunuhku ya?" Grace memberontak karena dipeluk sampai sesak nafas.
"Maaf, aku tidak sengaja" ujar Marie yang sumringah "ayo masuk" kemudian mereka berdua jalan ke dalam kelas.
Setelah bel masuk berbunyi, disela-sela guru bahasa perancis menerangkan materi, Marie membuka HPnya dan menulis pesan kepada dua saudara kembarnya "aku akan menjadi fashion designer" lalu mengirimnya ke grup.
"Apa kau sudah yakin?" tanya Janie.
"Tentu saja" jawab Marie sambil memberi emoticon senyum bahagia.
Sementara Katie hanya membaca tanpa membalas sepatah katapun, ia langsung membayangkan bagaimana reaksi ayahnya terhadap keputusan saudara kembarnya ini.
Malam harinya, seperti biasa setelah makan malam mereka selalu menyempatkan diri untuk duduk bersama di ruang keluarga.
"Ayah aku mau bicara" ujar Marie dengan ragu.
"Katakanlah" ayah yang memegang remote tv mengecilkan suara tv nya tanda bersiap mendengar.
"Aku mau kuliah fashion designer" Marie berkata dengan lirih karena tidak yakin akan respon dari sang ayah.
Sekilas sang ayah mengernyitkan hadinya lalu menatap putrinya dengan tajam "apa yang membuat kau ingin mengambil jurusan itu?" telisik sang ayah.
"Karena ayah tidak mengijinkanku hanya menjadi model, maka aku mencari profesi yang masih berhubungan dengan dunia modeling, aku rasa aku bisa mengejar cita-citaku sebagai model sementara aku belajar menjadi fashion designer yang handal!" kepercayaan dirinya mulai tumbuh saat membayangkan dirinya berdiri diatas catwalk memperagakan baju hasil karyanya sendiri.
"Kalau begitu carilah kampus yang bisa membantumu mewujudkan cita-citamu itu" ayah kembali membesarkan volume tv tanda menyetujui apa yang dicita-citakan sang putri.
"Benarkah ayah setuju?" Marie melonjak kegirangan dan langsung berlari memeluk sang ayah yang duduk bersebrangan dengannya di ruang keluarga.
Ayahnya yang mendapat pelukan langsung membalasnya dan menyunggingkan senyum tipis. Sementara Ibu, Katie dan Janie menatap dengan tatapan bahagia kepada mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
AfiQa
😂
2021-07-12
3
Ika Sartika
lanjut
2021-07-01
0