Bab 4

"kau tau kalau kau melanggar hukum? kau melakukan perbuatan tidak menyenangkan dan kekerasan fisik" James mengepalkan tangan untuk menahan emosinya yang kini memuncak.

"Kau yang memulainya, aku sudah bilang maaf dan tidak sengaja, tapi kenapa kau terus menghinaku?" Katie yang tersulut emosi tidak bisa mengendalikan suaranya.

Seumur hidupnya belum pernah dia dihina seperti ini. Kini semua mata dilorong menatap kearah mereka berdua.

"Aku akan buat perhitungan denganmu!" kata James.

"Silahkan, lakukan saja kalau kau mau, aku tidak takut!" Katie membalas ucapan James dengan ketus.

"Gadis ini sangat menyebalkan, beraninya dia menantang seorang James" batinnya. Selama ini tidak ada satu orangpun yang berani melawan James, apalagi sampai melakukan kekerasan fisik padanya. James yang ditatap oleh banyak mata merasa sangat malu dan meradang.

Ia hendak menarik tangan gadis yang ada di depannya itu ketempat yang lebih sepi untuk membuat perhitungan, namun rencananya gagal karena ada telpon masuk "hey kau dimana? kenapa lama sekali? kami sudah menunggumu!" ucap suara disebrang telpon. "baiklah tunggu aku, aku akan segera kesana" jawab James dan kemudian menutup telponnya.

"kita belum selesai!" Tatap James dengan tajam sambil menunjuk kearah Katie dan berlalu dengan cepat menuju arah lapangan parkir.

Sementara Katie yang masih kesal langsung teringat dengan tujuan awalnya, kembali berjalan menuju loket pendaftaran ulang mahasiswa baru.

Di ruang kerja Rektorat, Prof Jeremy masih termenung setelah kepergian anaknya beberapa saat lalu. Ia menyadari bahwa sikapnya sangat keras memaksa sang anak untuk mengikuti semua kemauannya. Namun hal itu terpaksa ia lakukan karena James yang sudah dianggapnya dewasa masih belum menunjukkan sikapnya sebagai seorang pria sejati. ketika banyak pria seusianya sudah menikah dan memiliki anak, James terlihat begitu santai dan sibuk dengan karirnya sebagai pengacara. Ayahnya khawatir kalau James menyia-nyiakan masa mudanya dan menua tanpa menikah. Trauma James terhadap penghianatan sang kekasih beberapa tahun silam membekas begitu dalam sehingga ia enggan untuk memikirkan nasib percintaannya, ia lebih fokus kepada kariernya. Setiap kali ada wanita yang mendekatinya selalu ditanggapi dengan sikap dingin.

Katie yang tergopoh-gopoh masuk ke ruang pendaftaran ulang, mengelus dadanya sambil bersykur dalam hati karena ternyata pendaftarannya mengantri cukup panjang yang artinya dia tidak terlambat.

"Permisi, apakah kau ingin mendaftar ulang juga?" tanya Katie pada seorang pria muda seusianya yang membawa ampop berkas seperti dirinya.

"Iya benar" pria itu tersenyum.

"Aku Katie" sambil mengulurkan tangan.

"Oddie" balas pria itu sambil menjabat tangan Katie.

Sambil menunggu antrian, Katie dan Oddie bertukar cerita tentang asal sekolah mereka masing-masing dan tujuannya mengambil jurasan hukum di kampus ini. Mereka pun sempat saling bertukar nomer ponsel agar bisa saling bertukar informasi penting seputar perkuliahan, mengingat merek sama-sama mahasiswa baru yang belum memiliki banyak teman.

..........

Disuatu Cafe dua orang pria sudah duduk hampir dua jam menunggu kedatangan James.

"Kau ini dari mana? lama sekali, membuang waktuku dengan percuma saja" gerutu Mark yang tadi sempat menelpon James.

"Maaf, maaf, aku pagi ini mendapatkan kesialan yang bertubi-tubi, makanya jadi terlambat" James memberikan penjelasan singkat.

"Memangnya kau kenapa?" tanya pria satunya lagi yang bernama Charlie.

"Ceritanya panjang, hufttt" kemudian James menceritakan semua kejadian pagi ini kepada dua sahabatnya itu.

"Dia pasti mahasiswa baru, karena kalau dia mahasiswa lama pasti tidak akan berani melakukan hal seperti itu padamu" kata Charlie menganalisis situasinya.

"Hebat sekali gadis itu, beraninya dia menampar seorang James, pasti dia wanita yang bernyali besar" seloroh Mark.

"Hahahahaha" kemudian disambut tawa yang pecah oleh Charlie.

"Diam kalian!!" hardik James.

"Bukannya membuatku tenang, kalian malah bikin aku tambah kesal saja!" gerutu James.

"Jadi kau mau buat perhitungan dengan gadis itu?" tanya Charlie menyelidik.

"Tentu saja!" jawab James cepat.

"Kalau aku jadi kau, aku akan buat gadis itu bertekuk lutut padaku, setelah aku bermain-main lalu akan aku campakkan!" seloroh Mark dengan santai.

"Dasar kau playboy!" umpat Charlie yang merasa ide sahabatnya itu keterlaluan.

"Ahaaaa, Mark idemu bagus sekali, sepertinya aku bisa mencobanya, akan kupastikan dia bertekuk lutut jatuh cinta padaku dan setelah itu aku campakkan dia ahahahahah" James kemudian mulai memikirkan caranya.

"Hati-hati kawan, jangan sampai terbalik nanti kau yang cinta mati dan bertekuk lutut padanya!" Charlie memperingatkan James.

"Ishhhh kau ini, mana mungkin aku jatuh cinta pada gadis ingusan yang tidak tau sopan santun itu!" James mengabaikan peringatan sahabatnya.

Mark dan Charlie adalah sahabat James dari kecil, mereka selalu bersekolah di sekolah yang sama sampai akhirnya berpisah di bangku kuliah. Mark mengambil jurusan management karena harus mempersiapkan dirinya mengelola bisnis fashion dan hiburan ternama milik ayahnya. Sementara Charlie mengambil jurusan kedokteran karena ia juga harus melanjutkan memimpin rumah sakit yang memiliki banyak cabang dinegara mereka. Namun demikian ketiganya masih terus berhubungan baik satu sama lain sampai usia mereka menginjak 30 tahun.

Terpopuler

Comments

evvylamora

evvylamora

nah 3 Sabahat yg bakal jd jodohnya kembar 3 nih

2021-07-15

5

Ika Sartika

Ika Sartika

next thoor

2021-07-01

0

Ena Sunarno

Ena Sunarno

mark ma mary,charlie ma jeny

2021-06-24

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!