Bab 14

Karena cedera di pergelangan kaki Katie semakin membengkak dan terlihat lebam, maka tadi pagi sebelum berangkat ke kampus James sempat berkonsultasi dengan Charlie sahabatnya yang juga seorang dokter melalui sambungan telpon. Setelah memperoleh obat pereda nyeri yang diresepkan oleh Charlie dari apotik yang berada dilantai bawah apartemen, James kemudian menyuruh Katie untuk meminum obat pereda nyerinya tersebut dan beristirahat di rumah saja. Akibatnya Katie hanya bisa terbaring di kasur karena efek dari obat yang diminum membuatnya terus lemas dan mengantuk sepanjang hari.

Dering ponsel membangunkan Katie dari tidur siangnya. Terlihat nama Janie saudara kembarnya menghubunginya. "halo" jawab Katie dengan suara serak karena baru bangun dari tidur. "apa kau baik-baik saja?" Janie langsung bertanya kabar Katie tanpa basa-basi. "aku baik-baik saja, memangnya kenapa?" Katie berbohong. "aku semalam bermimpi kalau kau terjatuh dan kakimu cedera" Janie menjawab dengan cemas. "ahhhhh mungkin kau hanya merindukanku saja" seloroh Katie menutupi keadaanya dengan menggoda saudara kembarnya itu.

Diantara mereka bertiga, Janie memang yang paling sensitif, bila salah satu dari kembarannya mengalami sebuah masalah, biasanya Janie lah yang akan ikut merasakan apa yang sedang dialami kembarannya melalui mimpi. "syukurlah kalau kau baik-baik saja, lagian kenapa kau tidak pernah menghubungi kami sih? sudah hampir satu minggu kau pergi meninggalkan rumah, tapi sama sekali tidak pernah menelpon dan kau hanya beberapa kali membalas pesan dengan singkat di grup" Janie merasa kesal dengan saudara kembarnya ini.

"iya maaf, aku sangat sibuk, apa kau tau setiap hari sepulang dari kuliah aku harus bekerja di kantor hukum, kemudian malam harinya aku harus mengerjakan tugas kampus, aku tidak punya waktu istirahat sama sekali" Katie mengarang cerita untuk menutupi kejadian yang dialaminya beberapa hari belakangan ini akibat ulah James. "aku janji akan sering memberi kabar pada kalian" Katie berusaha membuat Janie tenang. "oke, baiklah, kalau begitu hati-hati ya, jaga dirimu" Janie memberi pesan kepada Katie. "oke, siap" Jawab Katie. "bye!" Janie mengucapkan salam perpisahan dan menutup telponnya.

Sore harinya James tiba di apartemen dengan membawa setumpuk berkas yang kemudian ditaruhnya di atas meja ruang TV. Katie yang heran lalu mendekati meja dengan terpincang-pincang. "tumben kau sudah pulang?" tanya Katie kepada James menyelidik. "aku lelah, ingin bekerja dari rumah saja" ujar James sambil berjalan menuju kamarnya. "dasar pria aneh!" seloroh Katie sambil berbisik namun cukup terdengar jelas oleh James "jaga ucapanmu!" James memperingatkan dengan ketus.

James yang melihat Katie sudah bisa berjalan dengan lebih baik merasa senang dan tenang. Ia hari ini sengaja pulang cepat karena benar-benar merasa khawatir dengan kondisi kaki Katie, meskipun James tidak suka dengan Katie, tapi entah mengapa perasaannya selalu khawatir jika jauh dari Katie yang sedang sakit. "mungkin ini perasaan berdosa saja" ucap James dalam hati meyakinkan dirinya.

Setelah membersihkan dirinya, James keluar kamar dan bersiap memasak untuk makan malam. "kau sedang apa?" tanya Katie mengagetkan James yang sedang mengiris bawang bombai dan membuat jarinya berdarah karena tergores pisau. "kau ini kenapa sih selalu membuatku sial?" hardik James yang terkejut karena tiba-tiba ada suara dibelakangnya. "kenapa kau marah? aku kan hanya bertanya saja" Katie cemberut dan menundukkan kepalanya, sesaat kemudian matanya tertuju pada jari James yang mengeluarkan banyak darah akibat goresan pisau dapur yang digunakannya. "astaga kau berdarah!" Katie yang kaget langsung reflek menggenggam jari James dan memasukkannya kedalam mulut untuk menghisap darahnya. "apa yang kau lakukan?" James yang bingung langsung menarik jarinya keluar dari mulut Katie, namun ditahan oleh Katie sampai beberapa detik. "puehhhh" setelah dirasa bahwa darahnya tidak mengucur lagi, kemudian Katie mengeluarkan semua darah yang tadi dihisapnya dari jari James ke dalam wastafel. "aku sedang menahan agar darahmu tidak terus keluar" Katie kemudian berkumur dengan air kran. "ayo aku obati!" Katie kemudian menuntun James ke ruang TV.

James hanya diam saja saat Katie membalut jarinya dengan plester. "lain kali hati-hati kalau sedang pegang pisau" Katie menasehati James. "what???? kaulah yang sudah membuatku terkejut sampai berdarah! kenapa malah menyuruhku berhati-hati" James melotot ke arah Katie. "ishhhh dasar pria judes!" Katie yang sebal lalu berjalan ke arah kamar dengan kaki pincangnya. Sementara James yang masih duduk di sofa menyunggingkan senyum misterius yang sulit diartikan sambil menatap jari yang terbalut plester.

Terpopuler

Comments

Laurensia Yulia

Laurensia Yulia

cerita nya jgn nyeritain kathie doank donk.. ceritaiin jg cerita nya jennie sm marie

2021-08-17

4

Ika Sartika

Ika Sartika

👍👍👍👍👍

2021-07-02

0

Kimi no nawa

Kimi no nawa

Four like mendarat , semangat owner ngerjainnya, ditunggu feedback nya🤗 , mampir yaaa

2021-03-03

16

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!